cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota mataram,
Nusa tenggara barat
INDONESIA
Jurnal Biologi Tropis
Published by Universitas Mataram
ISSN : 14119587     EISSN : 25497863     DOI : -
Jurnal Biologi Tropis (ISSN Cetak 1411-9587 dan ISSN Online 2549-7863) diterbitkan mulai tahun 2000 dengan frekuensi 2 kali setahun oleh Program Studi Pendidikan Biologi PMIPA FKIP Universitas Mataram, berisi hasil penelitian dan ulasan Ilmiah dalam bidang Biologi Sains.
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Jurnal Biologi Tropis. Vol.15 no.2 Desember 2015" : 14 Documents clear
Potensi Vegetasi dan Arthropoda di Kawasan Mangrove Gili Sulat Lombok Timur Agil Al Idrus, Gito Hadiprayitno I Gede Mertha dan Mohammad Liwa Ilhamdi
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.15 no.2 Desember 2015
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.334 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v15i2.206

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini  dilakukan di Gili Sulat pada pada posisi  geogafis 8016' 46" - 8020' 44" LS dan 116041'06" - 116044'35" BT  dengan  tujuan  untuk menganalisis potensi dan  kekhasan  vegetasi  dan Artropoda  pada komunitas mangrove  di Gili Sulat Lombok Timur. Metode  penelitian potensi kekhasan vegetasi dan fauna yang ada di Kawasan Mangrove Gili Sulat dilakukan dengan menggunakan metode pengamatan langsung. Pengambilan data vegetasi dilakukan pada transek dengan metode kwadrat dalam 15 plot, sedangkan pengambilan data fauna dilakukan sebanyak enam kali denga menggunaka Pitfalltrap pada daerah 300 m2. Analisis   kekhasan vegetasi dengan menghitung INP  dan Indeks keanekaragaman. Sedangkan Artropoda dengan menghitung potensi dan indeks keanekaragaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada 7  dari 11 spesies mangrove yang khas ditemukan  di  stasiun II Gili Sulat, sedangkan Arthropoda yang ditemukan berjumlah 18 spesies. Delapan spesies dengan frekuensi kehadiran  100% yaitu Ptenothrix fisecllat, Entomobrya cingula, Folsomia octoculata, Hypogastrura armata, Acheta sp.,  Anineus sp., Palaemonetes sp., Uca sp.  Kesimpulan dari penelitian ini adalah vegetesai mangrove dan Artropoda mempunyai potensi ekologis, ekonomis, dan estetika yang bernilai tinggi.Kata kunci: Pemetaan, kekhasan, vegetasi, fauna,  dan mangrove. ABSTRACTThis research was conducted in Gili Sulat on a geographical position 8016 '46' - 8020 '44 "latitude and 116041'06" - 116044'35 "BT for the purpose of analyzing the potential and peculiarities of vegetation and mangrove arthropod communities in East Lombok Gili Sulat. Methods of the research potential of the peculiarities of the vegetation and fauna that exist in the region Gili Sulat Mangrove conducted using direct observation. Data retrieval vegetation transect method performed on the square of the 15 plots, while the fauna data retrieval held six times menggunaka Pitfalltrap premises on the area of 300 m2. Analysis of vegetation by counting INP distinctiveness and diversity index. While arthropod to calculate the potential and diversity index. The results showed that there were 7 of 11 mangrove species are typically found in the station II Gili Sulat, while Arthropods found amounted to 18 species. Eight species with the frequency of attendance of 100%, ie Ptenothrix fisecllat, Entomobrya cingula, Folsomia octoculata, Hypogastrura armata, Acheta sp., Anineus sp., Palaemonetes sp., Uca sp. The conclusion of this study is vegetesai mangrove and arthropod has the potential ecological, economic, and aesthetic value.Keywords : Mapping, distinctiveness, vegetation, fauna, and mangrove
ANALISIS PERTUMBUHAN Sargassum sp. DENGAN SISTEM BUDIDAYA YANG BERBEDA DI TELUK EKAS LOMBOK TIMUR SEBAGAI BAHAN PENGAYAAN MATA KULIAH EKOLOGI TUMBUHAN Muhammad Lutfiawan, Karnan dan Lalu Japa
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.15 no.2 Desember 2015
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (88.947 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v15i2.202

Abstract

ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan Sargassum sp. yang dibudidaya dengan sistem budidaya yang berbeda di Teluk Ekas Lombok Timur. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen.. Sampel dalam penelitian ini adalah tanaman Sargassum sp yang dibudidayakan dengan sistem budidaya yang berbeda yaitu : rakit terapung dan rakit patok dasar. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan paket program komputer pengolahan data yaitu SPSS 16. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t polled varians, dengan taraf signifikan 0,05 dan taraf kepercayaan 95 %, diperoleh t-hitung 11,974 > t-tabel 1,987, atau berdasarkan besarnya nilai probabilitas yang ditunjukan, diperoleh probabilitas-hitung 0,00 < probabilitas-tabel 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, ini artinya terdapat perbedaan pertumbuhan Sargassum sp. yang dibudidaya dengan sistem budidaya yang berbeda. Kata-kata kunci:Sargassum sp., Teluk Ekas, Sistem budidaya yang berbeda.  ABSTRACTThe purpose of this research is to determine growth differences of Sargassum sp., were cultured with different cultivation systems in the Ekas Bay of East Lombok. This research is an experimental research. The sample in this research is Sargassum sp. of cultivated crops with different cultivation systems, such as : floating raft and raft basic stakes. Processing date was performed by using a processing date computer program package SPSS 16. Hypothesis testing is done by using t-test polled variance, with a significance level of 0.05 and a level of valid 95 %, in order to obtain t count 11.974 > t - table 1,987, or based on the value of the indicated probability,  probability-count obtained 0.00 < 0.05 probability- table , so that Ho is rejected and Ha accepted , this means that there are differences in the growth of Sargassum sp. were cultured with different cultivation systems.  Key words:Sargassum sp., Ekas bay, Different Cultivation System.
ANALISIS PERTUMBUHAN Sargassum sp. DENGAN SISTEM BUDIDAYA YANG BERBEDA DI TELUK EKAS LOMBOK TIMUR SEBAGAI BAHAN PENGAYAAN MATA KULIAH EKOLOGI TUMBUHAN Muhammad Lutfiawan, Karnan dan Lalu Japa
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.15 no.2 Desember 2015
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.617 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v15i2.157

Abstract

ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pertumbuhan Sargassum sp.yang dibudidaya dengan sistem budidaya yang berbeda di Teluk Ekas Lombok Timur. Jenispenelitian ini adalah penelitian eksperimen.. Sampel dalam penelitian ini adalah tanamanSargassum sp yang dibudidayakan dengan sistem budidaya yang berbeda yaitu : rakitterapung dan rakit patok dasar. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan paketprogram komputer pengolahan data yaitu SPSS 16. Pengujian hipotesis dilakukan denganmenggunakan uji-t polled varians, dengan taraf signifikan 0,05 dan taraf kepercayaan 95 %,diperoleh t-hitung 11,974 > t-tabel 1,987, atau berdasarkan besarnya nilai probabilitas yangditunjukan, diperoleh probabilitas-hitung 0,00 < probabilitas-tabel 0,05, sehingga Ho ditolakdan Ha diterima, ini artinya terdapat perbedaan pertumbuhan Sargassum sp. yang dibudidayadengan sistem budidaya yang berbeda.Kata-kata kunci: Sargassum sp., Teluk Ekas, Sistem budidaya yang berbeda.ABSTRACTThe purpose of this research is to determine growth differences of Sargassum sp., werecultured with different cultivation systems in the Ekas Bay of East Lombok. This research isan experimental research. The sample in this research is Sargassum sp. of cultivated cropswith different cultivation systems, such as : floating raft and raft basic stakes. Processing datewas performed by using a processing date computer program package SPSS 16. Hypothesistesting is done by using t-test polled variance, with a significance level of 0.05 and a level ofvalid 95 %, in order to obtain t count 11.974 > t - table 1,987, or based on the value of theindicated probability, probability-count obtained 0.00 < 0.05 probability- table , so that Ho isrejected and Ha accepted , this means that there are differences in the growth of Sargassumsp. were cultured with different cultivation systems.Key words: Sargassum sp., Ekas bay, Different Cultivation System.
Kajian Struktur Ukuran Dan Parametr Populasi Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Ekosistem Mangrove Teluk Bintan, Kepulauan Riau M. Tahmid, Achmad Fahrudin dan Yusli Wardiatno
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.15 no.2 Desember 2015
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (738.937 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v15i2.158

Abstract

ABSTRAKKepiting bakau (Scylla serrata) merupakan salah satu potensi komoditas perikanan skala kecilyang memiliki nilai ekonomi tinggi. Kelimpahan populasi dipengaruhi oleh upaya penangkapan dankondisi ekosistem mangrove sebagai habitat utamanya. Produksi kepiting bakau di Teluk Bintanmenurun dan penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajiantentang biologi kepiting bakau di Teluk Bintan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji statuspopulasi kepiting bakau yang meliputi struktur ukuran, parameter pertumbuhan dan laju mortalitasdan eksploitasi. Pengambilan data kepiting bakau dilakukan dengan pendekatan yaitu fisher-basedsurvey. Hasil penelitian menunjukkan ukuran kepiting bakau yang tertangkap mulai dari lebar karapas(CW) 64-172 mm, ukuran fase muda kepiting jantan yang tertangkap mencapai 46,62% dan betinamencapai 48,06%, keduanya hampir setengah dari tangkapan total, ini menunjukkan bahwa alattangkap yang digunakan belum selektif. CW∞ jantan mencapai 176,93 mm lebih tinggi dari kepitingbetina sebesar 169,58 mm, namun sebaliknya nilai koefesien K jantan (0,360) lebih kecil dari betina(0,390), sehingga pertumbuhan kepiting bakau betina lebih cepat dari jantan. Perkiraan angkakematian alami (M) jantan = 0,5566 dan kematian akibat penangkapan (F) jantan = 0,6434 sedangkanM betina = 0,59 dan F betina = 0,41. Laju eksploitasi (E) kepiting jantan mencapai 53,62%, ini dapatdikatakan telah terjadi lebih tangkap atau over eksploitasi.Kata kunci: Scylla serrata, parameter pertumbuhan, struktur ukuran, mangrove and Teluk BintanABSTRACTMud crab (Scylla serrata) is one of the potential of small-scale fishery commodities that havehigh economic value. The abundance of the population is affected by the fishing effort and conditionsmangrove ecosystem as its main habitat. Mud crab production in the Gulf of Bintan declined and thecause is not known with certainty. Therefore, it is necessary to study on the biology of mud crab in theGulf of Bintan. This study aims to assess the status of mangrove crab population that includes the sizestructure, parameters of growth and the rate of mortality and exploitation. Data retrieval is done witha mangrove crab fisher-based survey. The results showed that the size of mud crab caught fromcarapace width (CW) 64-172 mm, the size of the young phase male crabs caught females reached46.62% and reached 48.06%, both are almost half of the total catch, it indicates that fishing gearused is not selective. CW∞ males reach 176.93 mm higher than the female crabs of 169.58 mm, butinstead value koefesien K males (0.360) is smaller than females (0.390), so that the growth of femalemud crabs faster than males. Estimated natural mortality rates (M) male = 0.5566 and deaths fromarrest (F) male = 0.6434 while M females female F = 0.59 and = 0.41. The rate of exploitation (E)male crabs reached 53.62%, can be said to have occurred over fishing or over-exploitation.Keywords: Scylla serrata, growth parameters, structure size, mangrove and bay Bintan
Kajian Struktur Ukuran Dan Parametr Populasi Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Ekosistem Mangrove Teluk Bintan, Kepulauan Riau M. Tahmid, Achmad Fahrudin dan Yusli Wardiatno
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.15 no.2 Desember 2015
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (675.21 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v15i2.192

Abstract

ABSTRAKKepiting bakau (Scylla serrata) merupakan salah satu potensi komoditas perikanan skala kecil yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Kelimpahan populasi dipengaruhi oleh upaya penangkapan dan kondisi ekosistem mangrove sebagai habitat utamanya. Produksi kepiting bakau di Teluk Bintan menurun dan penyebabnya belum diketahui dengan pasti. Oleh karena itu, perlu dilakukan kajian tentang biologi kepiting bakau di Teluk Bintan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji status populasi kepiting bakau yang meliputi struktur ukuran, parameter pertumbuhan dan laju mortalitas dan eksploitasi. Pengambilan data kepiting bakau dilakukan dengan pendekatan yaitu fisher-based survey. Hasil penelitian menunjukkan ukuran kepiting bakau yang tertangkap mulai dari lebar karapas (CW) 64-172 mm, ukuran fase muda kepiting jantan yang tertangkap mencapai 46,62% dan betina mencapai 48,06%, keduanya hampir setengah dari tangkapan total, ini menunjukkan bahwa alat tangkap yang digunakan belum selektif. CW∞ jantan mencapai 176,93 mm lebih tinggi dari kepiting betina sebesar 169,58 mm, namun sebaliknya nilai koefesien K jantan (0,360) lebih kecil dari betina (0,390), sehingga pertumbuhan kepiting bakau betina lebih cepat dari jantan. Perkiraan angka kematian alami (M) jantan = 0,5566 dan kematian akibat penangkapan (F) jantan = 0,6434 sedangkan M betina = 0,59 dan F betina = 0,41. Laju eksploitasi (E) kepiting jantan mencapai 53,62%, ini dapat dikatakan telah terjadi lebih tangkap atau over eksploitasi. Kata kunci: Scylla serrata, parameter pertumbuhan, struktur ukuran, mangrove and Teluk Bintan ABSTRACTMud crab (Scylla serrata) is one of the potential of small-scale fishery commodities that have high economic value. The abundance of the population is affected by the fishing effort and conditions mangrove ecosystem as its main habitat. Mud crab production in the Gulf of Bintan declined and the cause is not known with certainty. Therefore, it is necessary to study on the biology of mud crab in the Gulf of Bintan. This study aims to assess the status of mangrove crab population that includes the size structure, parameters of growth and the rate of mortality and exploitation. Data retrieval is done with a mangrove crab fisher-based survey. The results showed that the size of mud crab caught from carapace width (CW) 64-172 mm, the size of the young phase male crabs caught females reached 46.62% and reached 48.06%, both are almost half of the total catch, it indicates that fishing gear used is not selective. CW∞ males reach 176.93 mm higher than the female crabs of 169.58 mm, but instead value koefesien K males (0.360) is smaller than females (0.390), so that the growth of female mud crabs faster than males. Estimated natural mortality rates (M) male = 0.5566 and deaths from arrest (F) male = 0.6434 while M females female F = 0.59 and = 0.41. The rate of exploitation (E) male crabs reached 53.62%, can be said to have occurred over fishing or over-exploitation. Keywords: Scylla serrata, growth parameters, structure size, mangrove and bay Bintan
Studi Struktur dan Pertumbuhan Populasi Kerang Pokea (Batissa violacea var. celebensis, von Martens 1897) di Sungai Pohara Sulawesi Tenggara Bahtiar, Hamzah, M dan Hari, H
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.15 no.2 Desember 2015
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (252.08 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v15i2.154

Abstract

ABSTRAKPokea merupakan bivalvia air tawar yang hidup di segmen muara. Bivalvia ini terusmengalami tekanan sejalan dengan peningkatan aktivitas kegiatan penangkapan danmenurunnya kualitas perairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur danpertumbuhan populasi kerang pokea di Sungai Pohara Sulawesi Tenggara. Penelitian inidilaksanakan di segmen muara Sungai Pohara selama setahun dari bulan Maret 2007-Februari2008. Parameter populasi (L∞ dan K) dan to masing-masing dianalisis dengan menggunakanpergerakan modus frekuensi panjang dan nilai L0=0.025. Pola pertumbuhan dianalisismenggunakan inverse von Bertalanffy sedangkan struktur populasi dianalisis menggunakandistribusi normal dari plot Bhattacharya yang secara keseluruhan terakomodasi pada programFiSAT II versi 3.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebar asimtotik dan koefisienpertumbuhan jantan dan betina masing-masing yaitu 7.16 cm, 0.59 dan 6.92 cm, 0.96. Olehkarenai tu, pertumbuhan pokea betina lebih cepat dibandingkan pokea jantan. Populasikerang pokea tersebar pada berbagai kelompok ukuran yang mewakili ukuran muda, dewasadan tua dengan nilai tengah berada pada 1.49 dan 6.01 yang menyebar pada tiga kelompokukuran. Kelompok ukuran dominan pada jantan betina relatif berbeda yang tersebar padanilai tengah masing-masing 1cm dan 2cm. Secara umum, struktur populasi pokea di SungaiPohara relatif stabil.Kata kunci : pokea, pertumbuhan, struktur, populasi, sungai, PoharaABSTRACTPokea clam was fresh water bivalve that lived on well into estuary segments. Thisbivalve have experienced in under pressure as activity increase in fishing events and decreasein water quality. This research aimed to understand the structure and growth population ofpokea clam in Pohara river on Southeast Sulawesi. This research was conducted in estuarysegment of Pohara river from March 2007 to February 2008. Parameters of population (L∞dan K) and to were analyzed by using movements in modus of length frequency andLo=0.025. Growth pattern was analyzed by using von Bertalanffy inverse, and populationstructure was analyzed by using normal distribution from Bhattacharya plot with fullaccommodation on FiSAT II version 3.0. The results of this research indicated thatasymptotic width and growth coefficient for male and female were 7.16 cm, 0.59 cm, and0.96 cm. Therefore, the growth of female pokea was faster than male. Pokea clam populationspread to several size groups that represented as young, adult, and old with median 1.49 and6.01. The dominant length measurement on male and female was relatively different whichpropagated in median 1 cm and 2 cm. Generally, population structure of pokea clam inPohara river was relatively stable.Keyword: pokea, growth, structure, population, river, Pohara
Peran Trehalose Metabolisme Sepanjang Masa Kehidupan Tanaman Prapti Sedijani
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.15 no.2 Desember 2015
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.633 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v15i2.204

Abstract

ABSTRAKTrehalose/T6P berperan penting bagi tahapan kehidupan tanaman dari tahap embryo, pertumbuahn vegetative, pertumbuhan generatif, hingga sanesensi melalui keterlibatannya dalam menentukan pembelahan sel, bentuk sel, arsitektur tanaman dan respon terhadap stress biotik dan abiotik. Mekanisme trehalose/T6P dalam peran tersebut melibatkan SnRK1 dan bZIP11 dengan mengintegrasikan antara ketersediaan dan penggunaan sumber karbon yang mempengaruhi pemrograman ekspresi gen-gen yang trerkait dalam anabolisme dan katabolisme serta gen-gen yang terlibat dalam respon tanaman terhadap stres biotik dan abiotik. Selain itu, protein-protein dalam lintasan metabolisme trehalose diduga terlibat juga dalam pemrograman dan aktivitas enzim-enzim target. Dengan mengetahui peran krusial metabolisme trehalose, manusia dapat memanfaatkan lintasan ini untuk kepentingan pertanian.   The Roles of Trehalose Metabolism at Entire Plant Life Abstract Trehalose/T6P has important role at entire plant stage of life starting from embryonic stage, vegetative growth, generative growth and senescence. The roles include cell devision, cell shape, plant architectecture, and plant responses to biotic and abiotic stress. Syncrunizing between energy demand and energy availability is the main mode of the roles through reprogramming of gene expression responsible for anabolism and/or catabolism processes depending on given situation including biotic and abiotic stress. Moreover, proteins of trehalose metabolism are suggested to affect enzyme activity of target proteins. SnRK1 and bZIP11 involve in all those modes. Understanding crusial roles of trehalose metabolism in plant therefore is necessary in order to get benefit from this pathway for agricultural issue. 
Studi Struktur dan Pertumbuhan Populasi Kerang Pokea (Batissa violacea var. celebensis, von Martens 1897) di Sungai Pohara Sulawesi Tenggara Bahtiar, Hamzah, M dan Hari, H
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.15 no.2 Desember 2015
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (543.789 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v15i2.200

Abstract

AbstrakPokea merupakan bivalvia air tawar yang  hidup di segmen muara.  Bivalvia ini terus mengalami tekanan sejalan dengan peningkatan aktivitas kegiatan penangkapan dan  menurunnya kualitas perairan.  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui struktur dan pertumbuhan populasi kerang pokea di Sungai Pohara Sulawesi Tenggara.  Penelitian ini dilaksanakan di segmen muara Sungai Pohara selama setahun dari bulan Maret 2007-Februari 2008. Parameter populasi (L∞ dan K) dan to masing-masing dianalisis dengan menggunakan pergerakan modus frekuensi panjang dan nilai L0=0.025.  Pola pertumbuhan dianalisis menggunakan inverse von Bertalanffy sedangkan struktur populasi dianalisis menggunakan distribusi normal dari plot Bhattacharya yang secara keseluruhan terakomodasi pada program FiSAT II versi 3.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lebar asimtotik dan koefisien pertumbuhan jantan dan betina masing-masing yaitu 7.16 cm, 0.59 dan 6.92 cm, 0.96. Oleh karenai tu, pertumbuhan pokea betina lebih cepat dibandingkan pokea jantan.  Populasi kerang pokea tersebar pada berbagai kelompok ukuran yang mewakili ukuran muda, dewasa dan tua dengan nilai tengah berada pada 1.49 dan 6.01 yang menyebar pada tiga kelompok ukuran.  Kelompok ukuran dominan pada jantan betina relatif berbeda yang tersebar pada nilai tengah masing-masing 1cm dan 2cm.  Secara umum, struktur populasi pokea di Sungai Pohara relatif stabil.Key word : pokea, pertumbuhan, struktur, populasi, sungai, PoharaAbstractPokea clam was fresh water bivalve that lived on well into estuary segments.  This bivalve have experienced in under pressure as activity increase in fishing events and decrease in water quality. This research aimed to understand the structure and growth population of pokea clam in Pohara river on Southeast Sulawesi. This research was conducted in estuary segment of Pohara river from March 2007 to February 2008. Parameters of population (L∞ dan K) and to were analyzed by using movements in modus of length frequency and Lo=0.025. Growth pattern was analyzed by using von Bertalanffy inverse, and population structure was analyzed by using normal distribution from Bhattacharya plot with full accommodation on FiSAT II version 3.0. The results of this research indicated that asymptotic width and growth coefficient for male and female were 7.16 cm, 0.59 cm, and 0.96 cm. Therefore, the growth of female pokea was faster than male. Pokea clam population spread to several size groups that represented as young, adult, and old with median 1.49 and 6.01. The dominant length measurement on male and female was relatively different which propagated in median 1 cm and 2 cm. Generally, population structure of pokea clam in Pohara river was relatively stable.Keyword: pokea, growth, structure, population, river, Pohara
Distribusi, Keragaman Jenis Lamun (Seagrass) dan Status Konservasinya di Pulau Lombok Abdul Syukur
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.15 no.2 Desember 2015
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (198.435 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v15i2.205

Abstract

ABSTRAKLamun adalah salah satu jenis tumbuhan berbunga yang hidup di perairan laut. Keberadaan padang lamun sangat penting untuk keberlanjutan biota laut dan  bermanfaat secara ekonomi dan sosial bagi masyarakat lokal. Penulisan peper ini bertujuan untuk mendiskripsikan potensi spesies lamun dan distribusinya di pesisir Pulau Lombok dan status konservasinya. Metode pengumpulan data menggunakan penelusuran dokumen yang relevan dan internet dengan kata kunci spesies lamun, distribusi lamun dan status konservasi lamun.  Analisis data secara diskriptif dengan proses identifikasi, sintesis dan merumuskan kesimpulan. Hasil analisis data adalah studi yang berkaitan dengan keberadaan lamun di perairan pesisir Pulau Lombok yang telah dipublikasi masih sangat sedikit.  Selanjutnya jumlah spesies lamun di perairan pesisir Pulau Lombok sebanyak 9 spesies dari 12 spesies lamun di perairan Indonesia. Status konservasi  lamun di perairan pesisir Pulau Lombok sampai saat ini hanya pada kawasan konservasi yaitu di Taman Wisata Laut Gili Air, Trwangan dan Meno serta Kawasan Konservasi Laut Daerah di Gili Sulat. Kesimpulan dari peper  ini adalah dibutuhkan penelitian yang lebih komprehensip tentang lamun di perairan pesisir Pulau Lombok agar status konservasinya dapat diperluas untuk menjamin kelestarian sumberdaya ikan dan biota laut lainnya agar dapat mendukung pengembangan parawisata di Pulau Lombok. Kata kunci: spesies lamun, Distribusi lamun, Status konservasi Lamun dan Pesisir Pulau Lombok ABSTRACTSeagrass is a flowering plant species that live in marine waters. The existence of seagrass is vital to the sustainability of marine and beneficial both economically and socially for the local community. Writing peper aims to describe potential seagrass species and their distribution in the coastal island of Lombok and its conservation status. Methods of data collection using the relevant documents and search the Internet by keyword species of seagrass, seagrass distribution and conservation status of seagrass. Descriptive analysis of the data with the identification, synthesis and drawing conclusions. The results of data analysis is the study related to the presence of seagrass in the coastal waters of the island of Lombok that have been published are still very few. Furthermore, the number of species of seagrass in the coastal waters of the island of Lombok as many as 9 out of 12 species of seagrass species in Indonesian waters. Conservation status of seagrass in the coastal waters of the island of Lombok to date only in the conservation area that is in the Marine Park of Gili Air, Meno and Trwangan and Regional Marine Conservation Area in Gili Sulat. The conclusion of this peper is more comprehensive research is needed on seagrass in the coastal waters of the island of Lombok so that its conservation status can be expanded to ensure the sustainability of fish resources and other marine organisms in order to support the development of tourism in Lombok Island              Keywords: Species of seagrass, Seagrass distribution Seagrass conservation status and Coastal Lombok Island
PENGARUH PEMBERIAN RAGI ROTI DENGAN DOSIS YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN POPULASI Brachionus plicatilis Iksan, Muhammad Junaidi dan Alis Mukhlis
Jurnal Biologi Tropis Jurnal Biologi Tropis. Vol.15 no.2 Desember 2015
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (102.775 KB) | DOI: 10.29303/jbt.v15i2.201

Abstract

ABSTRACT This study aims to determine the best dose of bakers yeast in culture Brachionus plicatilis. The research was conducted in July-September 2015 in the Mandiri Laboratory of BTN Puri Meninting West Lombok District. This experiment  uses a completely randomized design ( CRD ), which consists of 6 treatments and repeated 3 times , in order to obtain 18 units of trial that treatment A : without feed , treatment B : feed Nannochloropsis spp., treatment C : 7.5 mg/L, treatment D : 15.0 mg/L , treatment E : 22.5 mg/L , and treatment F : 30.0 mg/L. The results showed that the difference in the level of baker's yeast significantly affect the population growth of Brachionus plicatilis, which obtained the highest population density in the yeast dose of 30.0 mg/L of 90 individuals/mL Key word : bakers yeast, population growth, Brachionus plicatilis ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis ragi roti yang terbaik  dalam kultur Brachionus plicatilis. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli - September 2015  di Laboratorium Mandiri BTN Puri Meninting Kabupaten Lombok Barat. Penelitian ini menggunakan  Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan dan diulang sebanyak 3 kali, sehingga diperoleh 18 unit percobaan yaitu  perlakuan  A : tanpa pakan, perlakuan  B : pakan Nannochloropsis spp.,  perlakuan C : 7,5 mg/L, perlakuan D : 15,0 mg/L, perlakuan  E :  22,5 mg/L,  dan perlakuan  F : 30,0 mg/L. Hasil penelitian menunjukan bahwa perbedaan dosis ragi roti berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan populasi Brachionus plicatilis, dimana kepadatan populasi tertinggi diperoleh pada dosis ragi 30,0 mg/L yaitu 90 individu/mL Kata kunci : ragi roti, pertumbuhan populasi,  Brachionus plicatilis, 

Page 1 of 2 | Total Record : 14