cover
Contact Name
Argyo Demartoto
Contact Email
jas@mail.uns.ac.id
Phone
+62271637277
Journal Mail Official
jas@mail.uns.ac.id
Editorial Address
https://jurnal.uns.ac.id/jas/about/editorialTeam
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Analisa Sosiologi
ISSN : 23387572     EISSN : 26150778     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Analisa Sosiologi (JAS) diterbitkan per semester pada bulan April dan Oktober oleh Program Studi Magister Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan ISSN : 2338 - 7572 (Print) dan ISSN: 2615-0778 (Online). JAS berdasarkan kutipan dan keputusan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor: 21/E/KPT/2018, tanggal 9 Juli 2018 tentang hasil akreditasi jurnal ilmiah periode 1 tahun 2018, telah terakreditasi Peringkat 4 yang berlaku 5 Tahun, yaitu Volume 5 Nomor 1 tahun 2016 sampai Volume 9 Nomor 2 Tahun 2020. JAS memfokuskan diri pada hasil penelitian terkait isu-isu sosial-kontemporer di Indonesia, khususnya yang berkenaan dengan perkembangan masyarakat dari berbagai aspek. Selain itu, JAS juga menerima artikel yang bersumber pada telaah pustaka terkait dengan upaya pengembangan teori-teori sosiologi. Informasi mengenai JAS juga bisa diperoleh melalui media sosial.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 12, No 1 (2023)" : 10 Documents clear
POLA ADAPTASI FUNGSIONAL TRANSMIGRAN BALI DENGAN PENDUDUK LOKAL La Parasit
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v12i1.67555

Abstract

Maabulugo Village, Buton District, Kapontori District, Southeast Sulawesi Province, experienced a division of the village so a new village was formed, namely Wakalambe. The expansion attracted transmigrants from Bali to enter and settle in the Maabulugo Village area. The arrival of transmigrants certainly brings about several changes in society in an area, including sosial adaptation. Balinese transmigrants need to adapt to the character of the lokal population of Maabulugo, reconciling the idiosyncratic differences found in the lokal inhibitants and the transmigrants. The Balinese life pattern differs from that of the lokal population due to ethnic distinctions. For example, the Balinese usually take a shower without their clothes on (naked) and men and women are allowed to bathe together, while lokal residents do the opposite, bathing in clothes and not allowing women and men to bathe together. This study describes the pattern of sosial adaptation of Balinese transmigrants to the lokal residents of Maabulugo and explores the factors that influence this pattern of sosial adaptation. This study used a descriptive qualitative method with primary and secondary data as sources of data. The selection of informants was determined by the snowball sampling technique and data collection was carried out through observation, interviews, and documentation. The results of this study show that the two ethnic groups very much need the sosial adaptation pattern of Balinese transmigrants and the lokal Maabulugo population by prioritizing togetherness in supporting development in the village. Meanwhile, the factor that influences the pattern of sosial adaptation between Balinese transmigrants and lokal residents is a shared desire to live in peace with each other which is realized by mutual respect and mutual understanding of the idiosyncratic differences between the two parties. Keywords: Balinese Transmigrant, Sosial Adaptation Patterns, Lokal Residents. AbstrakWilayah Propinsi Sulawesi Tenggara Kabupaten Buton Kecamatan Kapontori Desa Maabulugo pemekaran desa Wakalambe sehingga dengan adanya pemekaran tersebut transmigran dari Bali masuk dan bermukim diwilayah Desa Maabulugo. Kedatangan transmigran tentunya mendatangkan beberapa perubahan dalam bermasyarakat di suatu wilayah, diantaranya adanya adaptasi fungsional yang tentunya membutuhkan sikap dan karakter transmigran Bali untuk menyesuaikan diri dengan karakter penduduk lokal Maabulugo baik kebiasaan kehidupan mereka dan kebiasaan hidup penduduk lokal. Pola kehidupan orang Bali pasti berbeda dengan pola kehidupan penduduk lokal karena perbedaan budaya kedua etnik, misalnya orang Bali jika mandi biasa melepas pakaian dibadan dan bisa mandi bergabung dengan laki-laki, sementara penduduk  lokal tidak demikian tetap mandi dengan pakaian dan tidak boleh gabung dengan lelaki. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan pola adaptasi fungsional transmigran Bali dengan penduduk lokal Maabulugo serta mendeskripsikan faktor yang memengaruhi pola adaptasi fungsional transmigran Bali dan penduduk lokal Maabulugo. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan sumber data berupa data primer dan data sekunder dengan penentuan informan ditentukan dengan teknik snowball sampling dan pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan pola adaptasi fungsional transmigran Bali dengan penduduk lokal Maabulugo sangat dibutuhkan kedua etnis tersebut dengan mengedepankan kebersamaan dalam menopang pembangunan desa tersebut. Sedangkan faktor yang memengaruhi pola adaptasi fungsional antara transmigran Bali dan penduduk lokal merupakan keinginan bersama untuk hidup damai satu sama lain, dengan cara saling menghargai, saling menghormati, dan saling memakulmi perbedaan kebiasaan dengan demikian tercipta kehidupan bersama yang saling damai dan menguntungkan antara transmigran Bali dan penduduk lokal Kata Kunci: Pola Adaptasi Sosial, Transmigran Bali, Penduduk Lokal.
PENGEMBANGAN MODEL BARU STRATEGI PEMULIHAN PARIWISATA BALI BERBASIS WISATA BERKELANJUTAN I Wayan Gede Lamopia; P A. Andiena Nindya
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v12i1.65649

Abstract

The shock caused by the presence of Covid-19 caused the majority of tourist actors on the island of Bali to go out of business which had an impact on their socioeconomic life. For two years this tourism-based economic rotation has not moved, it is difficult to revive Bali back to what it used to be if there is no right strategy for tourism recovery. The purpose of this study is to explore new models as a form of tourism recovery strategy. This research uses qualitative research methods with a Rapid Rural Appraisal approach and data collection techniques in the form of Focus Group Discussions, interviews and documentation. Based on the hasl found in the field, the results of this study are that there are 5 new models that can be used as a strategy for restoring tourism in Bali, especially kintamani tourism areas including nature, eco tourism, wellness, adventure and integrated digitalization. Keywords: New Model, Tourism Recovery, Bali, Sustainable Tourism. AbstrakGoncangan akibat hadirnya Covid-19 menyebabkan mayoritas pelaku wisata di Pulau Bali berujung pada gulung tikar yang berdampak pada kehidupan sosial ekonomi mereka. Selama dua tahun rotasi ekonomi berbasis wisata ini tidak bergerak, sulit untuk membangkitkan lagi Bali kembali seperti dulu apabila tidak ada strategi yang tepat terhadap pemulihan pariwisata. Tujuan penelitian ini adalah menggali model baru sebagai bentuk strategi pemulihan pariwisata. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan Rapid Rural Appraisal dan teknik pengumpulan data berupa Focus Group Discussion, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan hasil yang ditemukan dilapangan, terdapat 5 model baru yang bisa dijadikan strategi pemulihan pariwisata di Bali khususnya kawasan wisata kintamani diantaranya yaitu nature, eco tourism, wellness, adventure dan digitalisasi terintegrasi. Selain itu, pada proses pengembangan strategi telah didukung oleh modal kultural, simbolik dan juga sosial yang bisa menjadi penguatan dalam praktik menuju pariwisata berkelanjutan di Kawasan Wisata Kintamani. Kata Kunci: Model Baru, Pemulihan Pariwisata, Bali, Pariwisata Berkelanjutan.
LEGAL DUALISM CONCERNING AGRARIAN CONFLICT OF LAND IN BONGKORAN, WONGSOREJO, REGENCY OF BANYUWANGI Umar Sholahudin
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v12i1.65682

Abstract

This study aims to analyze the practice of legal dualism in agrarian conflicts of the Bongkoran land, Wongsorejo, Banyuwangi Regency. Agrarian conflicts are structural conflicts, one of which originates from legal conflicts; state law and people's law. There are different legal bases used by state/government, corporation, and society. Government and companies rely more on the legal-formal (de jure) aspect, that land ownership and control rights are based on formal laws and procedures, that is proof of concession permit (HGU or HGB). Meanwhile, the community relies more on the socio-historical aspect, that the community has lived in, controlled, and used the land communally and for generations (de facto). This research focuses on how the practice of legal dualism in agrarian conflicts in the land of Bongkoran Wongsorejo. This study uses a legal sociology approach with a participatory method. The results showed; Legal dualism in agrarian conflicts has contrasting characteristics and characters that are difficult to be compromised and resolved fairly. The strong domination and hegemony of state law over the people's law, making the conflict more sharpened, people's rights over land increasingly seized, and often lead to acts of violence. There needs to be equal dialogue and communication between the (law) of the state and the (law) of the people in an intense and deliberative manner to produce a more just consensus (legal product). Settlement of agrarian conflicts is not enough to use legalistic-positivistic state legal instruments, but it is need to pay attention to community law that has local wisdom and is more oriented towards justice aspect Key Words : Legal Dualism, Agrarian Conflict, Bongkoran Land, Banyuwangi Regency AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis praktik dualisme hukum dalam konflik agraria di tanah Bongkoran, Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi. Konflik agraria merupakan konflik struktural yang salah satunya bersumber dari konflik hukum; hukum negara dan hukum rakyat. Dasar hukum yang digunakan oleh negara/pemerintah, korporasi, dan masyarakat berbeda-beda. Pemerintah dan perusahaan lebih mengandalkan aspek legal-formal (de jure), bahwa hak penguasaan dan penguasaan tanah didasarkan pada hukum dan prosedur formal, yaitu bukti izin pengusahaan (HGU atau HGB). Sedangkan masyarakat lebih mengandalkan aspek sosio-historis, bahwa masyarakat telah mendiami, menguasai, dan menggunakan tanah secara komunal dan turun-temurun (de facto). Penelitian ini berfokus pada bagaimana praktik dualisme hukum dalam konflik agraria di tanah Bongkoran Wongsorejo. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosiologi hukum dengan metode partisipatif. Hasilnya menunjukkan; Dualisme hukum dalam konflik agraria memiliki sifat dan karakter yang bertolak belakang sehingga sulit untuk dikompromikan dan diselesaikan secara adil. Kuatnya dominasi dan hegemoni hukum negara atas hukum rakyat, membuat konflik semakin menajam, hak rakyat atas tanah semakin direbut, dan tak jarang berujung pada tindakan kekerasan. Perlu adanya dialog dan komunikasi yang setara antara (hukum) negara dan (hukum) rakyat secara intens dan musyawarah untuk menghasilkan konsensus (produk hukum) yang lebih berkeadilan. Penyelesaian konflik agraria tidak cukup menggunakan instrumen hukum negara legalistik-positivistik, tetapi perlu memperhatikan hukum masyarakat yang memiliki kearifan lokal dan lebih berorientasi pada aspek keadilan. Kata Kunci : Dualisme Hukum, Konflik Agraria, Tanah Bongkoran, Kabupaten Banyuwangi.
PERAN KELOMPOK NELAYAN DALAM PENINGKATAN TARAF HIDUP MASYARAKAT PESISIR DI LOMBOK Ratih Rahmawati; Taufiq Ramdani; Nuning Juniarsih
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v12i1.62815

Abstract

Coastal areas have potential, one of which is marine tourism, so efforts are needed to develop coastal areas into tourist attractions and productive economic businesses. However, there is a decrease in the number of human resources who are interested in becoming fishermen. Similarly, what happened on the Lombok Island, the quantity of human resources in stabilizing production in coastal area governance decreased, thus affecting the quality of coastal area development which affected the community's economy. Therefore, fishing groups play an important role in improving people's living standards. This research is a qualitative research using a case study approach analyzed by James Scott's theory of subsistence ethics. The component analyzed is the social situation in coastal communities located on the Lombok. The result of the study is that coastal communities improve living standards through the role of fishermen groups as follows the following fishermen's group activities that are beneficial for the development of the quality of marine products catches, carries out activities held by local governments and utilizes assistance distributed in groups, fishermen group members can carry out self-development by exchanging experiences and information between fellow fishermen, provide mutual assistance and support when in difficulties, on the other hand, have an awareness of the importance of education for their children so that they continue to strive to improve their lives. Keywords: Fisherman Group, Potential Coastal Area, Standard Of Living, Coastal Community. AbstrakWilayah pesisir memiliki potensi salah satunya adalah wisata bahari sehingga perlu upaya pengembangan daerah pesisir menjadi obyek wisata dan usaha ekonomi produktif. Namun, terdapat penurunan jumlah sumber daya manusia yang berminat untuk menjadi nelayan. Begitu pula yang terjadi di Pulau Lombok, kuantitas sumber daya manusia dalam stabilisasi produksi tata kelola wilayah pesisir menurun sehingga berpengaruh pula pada kualitas pengembangan wilayah pesisir yang berpengaruh pada perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, kelompok nelayan berperan penting dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan pendekatan studi kasus yang dianalisis dengan teori etika subsistensi James Scott. Komponen yang dianalisis adalah situasi sosial pada masyarakat pesisir yang berlokasi di Pulau Lombok. Hasil penelitian adalah masyarakat pesisir meningkatkan taraf hidup melalui peranan kelompok nelayan sebagai berikut: masyarakat pesisir aktif mengikuti kegiatan kelompok nelayan yang bermanfaat bagi pengembangan kualitas tangkapan hasil laut, melaksanakan kegiatan yang diadakan oleh pemerintah daerah dan memanfaatkan bantuan yang disalurkan secara berkelompok, anggota kelompok nelayan dapat melakukan pengembangan diri dengan bertukar pengalaman dan informasi antar sesama nelayan, saling memberikan bantuan dan dukungan apabila berada dalam kesulitan, disisi lain memiliki kesadaran akan pentingnya pendidikan putra-putrinya sehingga terus berupaya untuk meningkatkan taraf hidup. Kata Kunci: Kelompok Nelayan, Potensi Wilayah Pesisir, Taraf Hidup, Masyarakat Pesisir.
PERUBAHAN RELASI GENDER DAN SEKSUALITAS DALAM PROSTITUSI: KAJIAN FEMINISME BARAT DAN FEMINISME PASCAKOLONIAL Rahesli Humsona; Sri Yuliani
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v12i1.65736

Abstract

The relationship between gender and sexuality in the prostitution industry has changed along with the development of information and communication technology. The purpose of this study was to determine the relation changes in particular between prostitutes, users, pimps and brokers. The perspectives used are western feminism and postcolonial feminism. The study used a qualitative method with a phenomenological approach. Sampling using purposive technique, data collection by observation, in-depth interviews and FGD. For the validity of the data, triangulation of sources and methods is used, while the data analysis uses an interactive model with components of data reduction, data display and conclusion drawing. The results of the study indicate that changes in gender relations and sexuality in the prostitution can be seen from the ability of women to control relations with men in production (earning income) which can be understood by Western feminism theory. Meanwhile, the inability of women can be seen in the consumption relationship (allocating income) which can be understood by Postcolonial feminism theory. Therefore, the theory of Western  feminism and Postcolonial feminism does not need to be contradicted but is used according to the changing aspects of gender relations and sexuality in prostitution.                                    Keywords: The Changed Of Relationship, Gender And Sexuality,  Prostitution. AbstrakRelasi gender dan seksualitas dalam industri prostitusi mengalami perubahan seiring perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perubahan relasi khususnya antara  pelacur, pengguna,  germo dan calo. Perspektif yang digunakan adalah feminisme barat dan feminisme pascakolonial. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposif, pengambilan data dengan observasi, wawancara mendalam dan FGD. Untuk validitas data menggunakan triangulasi sumber dan metode, sedang analisis data menggunakan model interaktif dengan komponen reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan relasi gender dan seksualitas dalam prostitusi nampak dari kemampuan perempuan untuk mengendalikan relasi dengan laki-laki dalam produksi (memperoleh pendapatan) yang dapat dipahami dengan teori feminisme barat. Sedang ketidakmampuan perempuan nampak dalam relasi berkonsumsi (mengalokasikan pendapatan) yang dapat dipahami dengan teori feminisme pascakolonial. Oleh karena itu teori feminisme Barat dan feminisme pascakolonial tidak perlu dipertentangkan melainkan dimanfaatkan sesuai dengan aspek perubahan relasi gender dan seksualitas dalam prostitusi. Kata Kunci: Perubahan Relasi, Gender Dan Seksulitas, Prostitusi.
SEDUCTION DAN SIMULAKRA PADA LAYANAN SPAYLATER Alfian Ihsan; Arizal Mutahir
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v12i1.63253

Abstract

“Buy Now Pay Later” service based on digital financial applications is increasingly being famous in Indonesia. One of them is SPaylater which was originally a financial loan for shopping on the Shopee application and is increasingly being used to pay for consumption-based on the merchant. SPaylater adopted the credit card method with several innovations such as faster and easier submissions, also the payment can be paid in installment. Employing qualitative method and hermeneutic approach, this paper collects data through observation and library research. It was written to debunk the operative of seduction and simulacra in SPaylater's service features.  SPaylater contained several seduction patterns so that the middle and lower classes are willing to use credit facilities in carrying out consumption activities. SPaylater service offered easy registration, discounts, free shipping coupons and cash back as seduction to attract users to use the payment method. SPaylater was a simulacra in a digital ecosystem. It was potentially entrap the user into consuming activity without realizing their financial reality. It was potentially also to trap the user in a prolonged cycle of debt and cause greater financial problems in the long term. Keywords: SPaylater, Shopee, Seduction, Simulacra. AbstrakLayanan “Beli Sekarang Bayar Nanti” berbasis aplikasi keuangan digital semakin marak di Indonesia. Salah satunya adalah SPaylater yang pada awalnya menjadi pinjaman keuangan untuk belanja pada aplikasi Shopee dan semakin meluas untuk bisa digunakan membayar pada toko fisik berbasis konsumsi dan jasa. SPaylater mengadopsi cara kerja kartu kredit dengan inovasi yang memungkinkan calon pengguna melakukan pengajuan secara lebih cepat, mudah, dan pembayaran yang bisa dicicil. Dengan menggunakan metode kualitatif dan pendekatan hermeneutik, tulisan ini mengambil data melalui pengamatan dan studi pustaka. Tulisan ini bertujuan untuk membongkar selubung seduction dan simulakra pada fitur layanan SPaylater.  SPaylater memuat beberapa pola seduction agar masyarakat kelas menengah dan bawah bersedia menggunakan fasilitas kredit dalam melakukan aktivitas konsumsi. Layanan SPaylater menawarkan kemudahan pendaftaran, potongan harga, kupon gratis ongkos kirim dan kembalian tunai sebagai seduction untuk menarik minat pengguna menggunakan metode pembayaran ini. SPaylater merupakan simulakra dalam ekosistem digital yang berpotensi membuat pengguna terlena untuk berbelanja tanpa menyadari realitas keuangan mereka. Ini berpotensi untuk menjebak pengguna dalam siklus utang yang berkepanjangan serta menyebabkan masalah keuangan yang lebih besar dalam jangka panjang. Kata Kunci: Spaylater, Shopee, Seduction, Simulakra.
PENGARUH NILAI BUDAYA DALAM PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN KOMUNIKASI CSR DI INDONESIA Miftah Faridl Widhagdha; Widodo Muktiyo; Drajat Tri Kartono; Dwiningtyas Padmaningrum
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v12i1.65738

Abstract

Indonesia's cultural diversity forms a specific social system in each region. Culture in a social system influences the way people make decisions. This research article attempts to describe descriptively and analytically the influence of culture in community decision-making in cases of CSR communication in Java, Bali, Sumatra, Kalimantan and Papua. This study uses a qualitative method with data collection techniques through interviews, observations and literature review in CSR communication cases carried out in the 2014-2022 period. This research uses a qualitative descriptive approach to get an overview and analysis of the CSR communication process that occurs in the community in the five areas mentioned above. As a result, in general, the five regions have a high spirit of collectivism so that decision-making is based on shared interests, but at the micro level, each region has its own characteristics in deciding something, in this case its relation to the company's CSR activities. Keywords: Cultural Influence, Decision Making Process, Communication, CSR. AbstrakKeragaman budaya Indonesia membentuk sistem sosial yang spesifik di masing-masing daerah. Kebudayaan dalam suatu sistem sosial mempengaruhi cara masyarakat dalam melakukan pembuatan keputusan. Artikel penelitian ini mencoba menggambarkan secara deskriptif dan analitis mengenai pengaruh budaya dalam pengambilan keputusan masyarakat dalam kasus komunikasi CSR di Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan dan Papua. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan Teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi dan studi pustaka pada kasus komunikasi CSR yang dilaksanakan pada periode tahun 2014-2022. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif untuk mendapatkan gambaran dan analisis tentang proses komunikasi CSR yang terjadi pada masyarakat pada lima wilayah yang telah disebukan di atas. Hasilnya, secara umum, kelima wilayah tersebut mempunyai semangat kolektivisme yang tinggi sehingga pembuatan keputusan didasarkan pada kepentingan bersama, namun dalam level mikro, masing-masing daerah mempunyai karakteristik tersendiri dalam memutuskan sesuatu, dalam hal ini kaitannya dengan kegiatan CSR perusahaan. Kata Kunci: Pengaruh Budaya, Proses Pembuatan Keputusan, Komunikasi, CSR.
PERILAKU SOSIAL PASIEN RAWAT JALAN DALAM KETERGANTUNGAN NARKOTIKA Fahri Hidayah; Zulkifli Lubis; Junjungan Saut Bonar Pangihutan Simanjuntak
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The Social Rehabilitation Center for Narcotics Abuse Victims acts to accommodate the recovery of narcotics addicts through outpatient rehabilitation efforts by nurses, doctors, psychologists, and social and psychosocial workers. The purpose of this study was to analyze the social behavior of outpatients with narcotics addiction after undergoing a program at a rehabilitation center. The method used in this research is a descriptive method with a qualitative approach. A qualitative approach is used to analyze the social behavior of patients with narcotic dependence by using the Stimulus Organism Response theory proposed by Skinner with the client's reactions to external stimuli to know the importance of the environment in forming behavior. This study also uses another analytical theory, namely Parsons' theory, by analyzing the alignment of the application of the concepts of Adaptation, Goal, Latency, and Integration which starts from the outpatient program that the institutionalization of values and norms takes place through the stages of structural and agent interaction. The findings show that the outpatient program at the Adaptasi rehabilitation center determines individuals' roles in a group. The goal is to have a function in action as a system to achieve the object together. Integration is the arrangement of elements that combine various components into a unified whole. Regardless of cultural patterns, latency is critical to sustaining, complementing, and improving individuals. In addition, the six factors that influence the social behavior of outpatients in the Stimulus Organism Response perspective include reinforcement, stimulus, program efficiency, user responses, adaptation responses, and user rewards. Keywords: Social behavior, Rehabilitation, Narcotic Addiction. AbstrakBalai Rehabilitasi Sosial Korban Penyalahgunaan Narkotika bertindak mengakomodasi pemulihan para pecandu narkotika melalui upaya rehabilitasi rawat jalan oleh perawat, dokter, ahli pisikologi, pekerja sosial dan psikososial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku sosial pasien rawat jalan dalam ketergantungan narkotika setelah menjalani program di balai rehabilitasi. Adapun metode yang di gunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif digunakan untuk menganalisis perilaku sosial pasien dalam ketergantungan narkotika dengan menggunakan teori analisis Stimulus Organisme Respon yang dikemukakan oleh Skinner dengan reaksi para klien terhadap stimulus rangsangan dari luar guna mengetahui    pentingnya lingkungan dalam proses pembentukan perilaku. Penelitian ini juga menggunakan teori analisis lainnya yakni teori Parsons dengan menganalisis keselarasan penerapan konsep Adaptation, Goal, Latency, Integration yang dimulai dari program rawat jalan bahwa pelembagaan nilai dan norma berlangsung melalui tahap interaksi struktural dan agen. Hasil temuan menunjukkan bahwa program rawat jalan di pusat rehabilitasi Adaptasi berfungsi untuk menentukan peran individu dalam suatu kelompok. Tujuannya adalah untuk memiliki fungsi dalam tindakan sebagai suatu sistem untuk mencapai objek secara bersama-sama. Integrasi diartikan sebagai susunan unsur-unsur yang menggabungkan berbagai komponen menjadi satu kesatuan yang utuh. Terlepas dari pola budaya, latensi sangat penting untuk mempertahankan, melengkapi, dan meningkatkan individu. Selain itu, enam faktor yang mempengaruhi perilaku sosial pasien rawat jalan dalam perspektif Stimulus Organism Response antara lain, penguatan, stimulus dan efesiensi program, respon pengguna, respon adaptasi, serta reward pengguna. Kata Kunci: Perilaku Sosial, Rehabilitasi, Ketergantungan Narkotika.
STRATEGI DAN BENTUK PERUBAHAN SOSIAL PARA PELAKU UMKM PADA MASA PANDEMI COVID-19 Muhammad Zaki Putra
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v12i1.65938

Abstract

The Covid-19 pandemic that hit has had an extraordinary impact on society, one of the impacts felt by the people of Indonesia is the restriction of community activities which has an impact on almost all sectors of life, as well as Micro, Small and Medium Enterprises (UMKM), in the framework of This can be seen from the problem in this research, namely how to survive the UMKM strategy and the social changes that occur, can show that the UMKM survival strategy in the midst of the Covid-19 pandemic outbreak is by updating and utilizing and applying e-commerce marketing, digital marketing, improving the quantity and quality of products and services. Related to that, this study aims to find out the strategies used by UMKM actors so that they can survive amidst pandemic conditions and adjust to existing social changes and analyze and describe the relationships that occur between strategy and social change during the Covid-19 pandemic. The study was conducted on UMKM actors in Pasar Senen. This research used a descriptive qualitative approach with observation, interview and document study methods, research procedures that produced descriptive data in the form of written or spoken words from the people and the observed behavior. Data collection techniques through observation, interviews and documentation. Data analysis used qualitative analysis techniques. The research was analyzed based on the perspective of knowledge and human interest and The Theory of Communications action by Jurgen Habermas. The results of the study show that to survive during the pandemic, UMKM have a strategy, UMKM in Pasar Senen have prepared a strategy to keep their business afloat, namely by marketing through social media such as Facebook, Instagram, WhatsApp and online shops. The interaction that occurs with UMKM actors is very much needed to support the social changes that have occurred as a result of the epidemic that has hit.Keywords : Survival Strategy, Social Change, UMKM, Covid-19. Abstrak Pandemi Wabah Covid-19 yang melanda memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi masyarakat,salah satu dampak yang dirasakan oleh masyarakat indonesia adalah pembatasan aktivitas masyarakat yang berdampak kepada hampir semua sektor kehidupan, begitu juga dengan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Pada kerangka ini dapat dilihat permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana strategi bertahan Para UMKM  dan perubahan sosial yang terjadi ini bisa menunjukkan bahwa strategi bertahan para pelaku UMKM di tengah kondisi Wabah pandemi Covid-19 ini adalah dengan cara mengupdate serta memanfaatkan dan mengaplikasi pemasaran e-commerce, digital marketing, memperbaiki kuantitas dan kualitas produk serta pelayanan. Terkait denga itu, pada studi ini bertujuan  untuk mengetahui bagaimana strategi yang digunakan oleh pelaku UMKM sehinga dapat bertahan di tengah kondisi pandemi dan menyesuaikan perubahan sosial yang ada serta menganalisa dan  mendeskripsikan relasi yang terjadi antara strategi dan perubahan sosial pada masa pandemi covid-19. Studi dilakukan terhadap para pelaku umkm di pasar senen,penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode observasi, wawancara, dan studi dokumen,prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik analisis kualitatif. Penelitian dianalisis berdasarkan perspektif knowledge and human interest  dan  The Theory of Communications action Jurgen Habermas. Hasil penelitian menunjukan bahwa untuk bertahan di masa pandemi Pelaku UMKM memiliki strategi, para pelaku UMKM yang berada di pasar senen menyiapkan strategi agar usahnya tetap bertahan, yaitu dengan melakukan pemasaran melalui media sosial seperti facebook, instragram, dan whatsapp serta online shop. Interaksi yang terjadi pada para pelaku UMKM adalah hal yang sangat di perlukan untuk mendukung  perubahan sosial yang terjadi akibat wabah yang melanda.Kata Kunci: Strategi Bertahan, Perubahan Sosial, UMKM, Covid-19.
PERAN LINTAS SEKTORAL DALAM UPAYA MITIGASI PEKERJA MIGRAN INDONESIA DI PERBATASAN ENTIKONG KALIMANTAN BARAT Hardi Alunaza; Mentari Mentari; Akhmad Rifky Setya Anugrah; Adibrata Iriansyah
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 12, No 1 (2023)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v12i1.64382

Abstract

Many countries have deported and repatriated migrants to reduce the spread of the Covid-19 virus. Global pandemic has effect health, economy and human rights of migrant workers. Indonesia  implement to closing all gates of the country,  including Entikong as on of the  Border State Post area, in West Kalimantan to overcoming the impact of the pandemic. However, the policy has not been effective enough to protect security in Entikong, same as the right for social welfare and health insurance in Indonesian immigrant workers. The purpose of this study is to explore how the government and stakeholders implement the handling and protection of Indonesian migrant workers, especially in the Entikong, West Kalimantan during the Covid-19 pandemic. This paper will be explained with descriptive qualitative through the theoretical framework of border governance and AGIL Talcot Parsons with data collection techniques through interviews and literature studies obtained from journals and research report. The results of this study will emphasize the importance of the synergy carried out by the central government with local governments in the Entikong border area to mitigate Indonesian migrant workers in the Covid-19 pandemic situation for the sake of creating the security and welfare of migrants by paying attention to adaptability and adapting to the needs of the community, mutual understanding between the central and regional governments, integration of interests between stakeholders, and maintaining a pattern of good relations in achieving the interests of overcoming and mitigating Indonesian migrant workers. Keywords: Cross Sectoral, Mitigation, Indonesian Migrant Workers, Entikong. AbstrakBanyak negara yang melakukan deportasi maupun pemulangan bagi para migran demi menekan angka persebaran virus Covid-19. Pandemi global ini telah memberikan ancaman bagi kesehatan, ekonomi maupun hak asasimanusia para pekerja migran. Indonesia telah melakukan serangkaian kebijakan penutupan di seluruh gerbang masuk negara termasuk di wilayah Pos Lintas Batas Negara Entikong, Kalimantan Barat dalam mengatasi dampak dari pandemi tersebut. Namun, implementasi tersebut belum cukup efektif untuk melindungi keamanan, serta hak atas kesejahteraan sosial maupun jaminan kesehatan bagi para pekerja imigran Indonesia. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengeksplorasi bagaimana implementasi penanganan dan perlindungan pekerja migran Indonesia khususnya di Perbatasan Entikong Kalimantan Barat oleh pemerintah dan para pemangku kepentingan selama masa pandemi  Covid-19. Tulisan ini akan dijelaskan dengan deskriptif kualitatif melalui kerangka teori border governance, AGIL Talcot Parsons dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara serta studi pustaka yang didapatkan dari jurnal dan laporan penelitian. Hasil penelitian ini akan menekankan bahwa pentingnya sinergi yang dilakukan pemerintah pusat dengan pemerintah daerah di kawasan perbatasan Entikong untuk memitigasi pekerja migran Indonesia pada situasi pandemi Covid-19 demi terciptanya keamanan dan kesejahteraan migran dengan memperhatikan kemampuan adaptasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, saling memahami antara pemerintah pusat dan daerah, integrasi kepentingan antara stakeholder, dan menjaga pola hubungan baik dalam pencapaian kepentingan penanggulangan dan mitigasi pekerja migran Indonesia. Kata Kunci: Lintas Sektoral, Mitigasi, Pekerja Migran Indonesia, Entikong.

Page 1 of 1 | Total Record : 10