cover
Contact Name
Argyo Demartoto
Contact Email
jas@mail.uns.ac.id
Phone
+62271637277
Journal Mail Official
jas@mail.uns.ac.id
Editorial Address
https://jurnal.uns.ac.id/jas/about/editorialTeam
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Analisa Sosiologi
ISSN : 23387572     EISSN : 26150778     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Analisa Sosiologi (JAS) diterbitkan per semester pada bulan April dan Oktober oleh Program Studi Magister Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan ISSN : 2338 - 7572 (Print) dan ISSN: 2615-0778 (Online). JAS berdasarkan kutipan dan keputusan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor: 21/E/KPT/2018, tanggal 9 Juli 2018 tentang hasil akreditasi jurnal ilmiah periode 1 tahun 2018, telah terakreditasi Peringkat 4 yang berlaku 5 Tahun, yaitu Volume 5 Nomor 1 tahun 2016 sampai Volume 9 Nomor 2 Tahun 2020. JAS memfokuskan diri pada hasil penelitian terkait isu-isu sosial-kontemporer di Indonesia, khususnya yang berkenaan dengan perkembangan masyarakat dari berbagai aspek. Selain itu, JAS juga menerima artikel yang bersumber pada telaah pustaka terkait dengan upaya pengembangan teori-teori sosiologi. Informasi mengenai JAS juga bisa diperoleh melalui media sosial.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 2 (2016)" : 8 Documents clear
UNIT USAHA EKONOMI PRODUKTIF DI PANTI SOSIAL HAFARA (PENDIDIKAN KARAKTER KEWIRAUSAHAAN PADA ANAK ASUH) Wahyucahyani, Nurrohmawati
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (540.161 KB) | DOI: 10.20961/jas.v5i2.18194

Abstract

The aim of this research is to know about unit productive economic enterpise at hafara’s workhouse, Yogyakarta. This descriptive qualitatif research, to explain various conditions, and to describe various social reality in the society, and the to unit productive economic enterpise at hafara’s workhouse, Yogyakarta be known. This research using source triangulation as data validity that done by observation and interview to manager foster care house in Hafara, Yogyakarta. The result of this research is to show the support from various parties that has postivie meaning, which is, to increase the spirit of the childern to building entreprenur character. When the obvervation done, researcher show that not only the outside appearance from the foster care house in Hafara that is simple but in the theme that they use is natural and simple in their life. Coexist with nature and always friendly to the stranger is the main character.Keywords: Workhouse, Foster Care’child, Entrepreneur. AbstrakTujuan penelitian ini untuk mengetahui unit usaha ekonomi produktif di panti sosial hafara Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi, berbagai situasi, serta mendeskripsikan berbagai realita sosial yang ada dalam masyarakat, lalu kemudian mengangkat ke permukaan tentang Unit Usaha Ekonomi Produktif di Panti Sosial Hafara Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber sebagai validitas data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara terhadap pengelola, anak asuh di panti sosial hafara Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dukungan dari berbagai pihak memiliki arti positif yaitu menambah semangat anak untuk belajar karakter wirausaha. Pada saat observasi peneliti menemukan bahwa bukan saja penampilan luar dari Panti Sosial Hafara yang sederhana saja tetapi juga mereka mengusung tema alami dan kesederhanaan dalam kehidupan mereka. Berdampingan dengan alam dan selalu bersikap ramah terhadap orang asing merupakan ciri khas mereka.Kata Kunci: Panti Sosial, Anak Asuh, Kewirausahaan.
PERAN SENTRAL FIGUR TOKOH ADAT DALAM UPACARA SEDEKAH GUNUNG DI DESA LENCOH KECAMATAN SELO KABUPATEN BOYOLALI Gumilang, Jatmiko Suryo; Haryono, Haryono -; Budiati, Atik Catur
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (794.132 KB) | DOI: 10.20961/jas.v5i2.18104

Abstract

The aim of this research is to know the role that carried out by traditional custom’s figure on Sedekah Gunung ceremony. The location of this research at Lencoh village, Selo subdistrict, Boyolali regency, for in this location the society preserve the Sedekah Gunung Ceremony. This is qualitative research with phenomenology suty as its approach. Data mining comes from interview with main source data which is traditional custom’s figure, village chief, and the resident of the location. Meanwhile, the other data gatheres by observation and documentation. The snowball samping and purposive sampling are being used in this research. Valitidy data test using source and methods triangulation. The analysis technique using interactive analysis model which is, data collection, data reduction, data presenting dan drawing conclusion. Based on the research the result show that role traditional custom’s figure can be summarized as official duty and the reader of ujub kidungan that is not replace yet and a central role on Sedekah Gunung ceremony. The conclusion of this research is that traditional custom’s figure having a central role on Sedekah Gunung ceremony. Traditional custom’s figure as an agent that has power with series of Sedekah Gunung rituals that been embedded within society.Keywords: Sedekah Gunung, Traditional Custom’s Figure, Structuration, Existence.AbstrakTujuan penelitian ini untuk mengetahui peran yang dilakukan tokoh adat dalam upacara sedekah gunung. Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Lencoh Kecamatan Selo Kabupaten Boyolali, dengan alasan sampai saat ini masih mempertahankan dan melestarikan upacara sedekah gunung. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi. Teknik pengumpulan data berasal dari wawancara dengan sumber data utama yaitu tokoh adat, kepala desa, ketua Rt.06 dan warga desa. Sedangkan data lainnya bersumber dari observasi dan dokumentasi. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Uji validitas data menggunakan trianggulasi sumber dan metode. Teknik analisis menggunakan model analisis data interaktif yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa peran tokoh adat sebagai seksi keresmian dan pembaca ujub kidungan yang belum pernah tergantikan dan merupakan peran sentral dalam upacara sedekah gunung. Simpulan penelitian ini adalah tokoh adat berperan sentral dalam upacara sedekah gunung. Tokoh adat sebagai agen yang memilki kekuasaan dengan rutinitas ritual upacara sedekah gunung yang sudah melekat erat dalam masyarakat. Kata Kunci: Sedekah Gunung, Tokoh Adat, Strukturasi, Eksistensi.
GERAKAN SOSIAL BARU PADA MUSIK: STUDI ETNOGRAFI PADA BAND NAVICULA Gunawan Wibisono; Drajat Tri Kartono
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (808.413 KB) | DOI: 10.20961/jas.v5i2.18108

Abstract

Popular music not only being understood as entertainment media. Through audiences, popular music can be used as social movement instrument. This qualitative research using ethnography study as its approach. The subject on this resrach is Navicula band. The result of this stusy show that, the Navicula’s habitus about Tri Hita Karana’s life as a Balinese: the harmony between God, human and nature.Navicula’s cutural capital about knowledge of music as media and strong awareness of environment problems, social capital show their collaboration with several social organization, economic capital comes form album sales, band’s accessories and their concerts. Symbolic capital depicted by the term that Navicula as green grunge gentlemen. Navicula’s New social movement through Navicula’s discography as their messages, Borneo Tour  as new paradigm on collective action, cultural rebellion reflection through Navicula’s merchandise and hearing responses as movement’s impact. The finding on this research is relevant Bourdieu’s theory to depictedabout social praxis systematicly.New media movement theory can be alliance with other theory because its flexible nature to adjust with social dynamic society today.Keywords: New Social Movement, Music, Ethnography. AbstrakMusik popular tidak hanya dipahami sebagai media hiburan semata. Melalui khalayak ramai, music popular bias menjadi alat untuk gerakan sosial. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan menggunakan studi etnografi. Subjek penelitian ini adalah band Navicula. Hasil penelitian menunjukkan bahwa habitus Navicula tentang kehidupan Tri Hita Karana sebagai orang Bali; hubungan harmoni antara Tuhan, manusia dan alam semesta. Modal budaya Navicula tentang pengetahuan tentang music sebagai media dan pengetahuan yang kuat tentang masalah lingkungan, modal sosial menunjukkan kerjasama dengan beberapa organisasi sosial, modal ekonomi berasal dari penjualan album, aksesoris band dan konser mereka. Modal simbolik digambarkan dengan istilah Navicula sebagai green grunge gentlemen. Ranah Navicula menjelaskan di ranah jejaring sosial. Gerakan sosial baru Navicula melalui diskografi Navicula sebagai pesan yang disampaikan, Borneo Tour sebagai paradigma baru aksi kolektif, refleksi pemberontakan kultural melalui merchandise Navicula dan responpen dengar sebagai efek gerakan. Temuan penelitian ini menyiratkan teori Bourdieu yang relevan untuk menggambarkan tentang praktik sosial secara sistematis. Teori Gerakan Sosial Baru bisa dielaborasi dengan teori lain karena fleksibel untuk menyesuaikan diri dengan dinamika sosial masyarakat hari ini.Kata Kunci: Gerakan Sosial Baru, Musik, Etnografi.
IKATAN KEKERABATAN ETNIS MINANGKABAU DALAM MELESTARIKAN NILAI BUDAYA MINANGKABAU DI PERANTAUAN SEBAGAI WUJUD WARGA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Rahman Malik
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (595.725 KB) | DOI: 10.20961/jas.v5i2.18102

Abstract

This purpose of study is to discuss the bonds of ethnic Minangkabau kinship in preserving and realizing their cultural values in the overseas as a from of NKRI. This study used a qualitative approach with variants study case. This results of this study imdicate that the ethnic of Minangkabau cultural values that are planted from their ancestors (Ethnic Minangkabau Surakarta) since the first or since they have not wandered into the city of Surakarta is still embedded well and firmly held up the values of its sanctity. It can be seen from the findings of research conducted that showed a sense of ethnic Minangkabau kinship in the overseas as in the city of Surakarta not a little faded. It can be demonstrated through the agendas that undertake by them, such as monthly gatherings, monthly meetings on the prospect of a restaurant business for the future, as well as other regional agendas that are still regional and upholding the ethnic Minangkabau cultural values they hold. In addition, Minang language is still used as communication among their ethnic. Minangkabau in overseas shows how closely the relationship of ethnic Minangkabau kinship in Surakarta. Surely this could indicate that the cultural capital they practice in the overseas like in Surakarta is strongly influenced by the Minangkabau cultural values they hold.Keywords: Kinship Association, Minangkabau, Cultural Value, Overseas.AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk membahas ikatan kekerabatan etnis Minngkabau di dalam melestarikan dan mewujudkan nilai-nilai budaya mereka di perantauan sebagai wujud warga NKRI. Penelitian menggunakan jenis pendekatan kualitatif dengan varian studi kasus. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa nilai-nilai budaya etnis Minangkabau yang ditanamkan dari leluhur mereka (etnis Minangkabau Surakarta) sejak dahulu atau sejak mereka belum merantau ke kota Surakarta masih tertanam baik dan dipegang dengan teguh nilai-nilai kesakralannya. Hal ini dapat dilihat dari hasil temuan penelitian yang dilakukan yang menujukkan rasa ikatan kekerabatan etnis Minangkabau di perantauan seperti di Kota Surakarta tak sedikitpun luntur. Hal ini dapat ditunjukkan melalui agenda-agenda yang mereka lakukan seperti arisan bulan, rapat bulanan membahas prospek usaha rumah makan untuk kedepannya, serta agenda-agenda perkumpulan lainnya yang masih bersifat kedaerahan dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya etnis Minangkabau yang mereka pegang. Selain itu, penggunaan bahasa Minang yang masih mereka lakukan sebagai alat komunikasi mereka antar sesama etnis Minangkabau di perantauan ini menunjukkan betapa eratnya hubungan ikatan kekerabatan etnis Minangkabau di Surakarta. Tentunya hal ini dapat menunjukkan bahwa modal budaya yang mereka praktikkan di perantauan seperti di Kota Surakarta ini sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai budaya Minangkabau yang mereka junjung. Kata Kunci: Ikatan Kekerabat, Minangkabau, Nilai Budaya, Perantauan.
PENGARUH PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP GAYA HIDUP KONSUMTIF EKS TENAGA KERJA WANITA (TKW) DI KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR Indah Wulandari; Basuki Haryono; Atik Catur Budiati
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (693.495 KB) | DOI: 10.20961/jas.v5i2.18154

Abstract

The high number of indonesian citizen and the lack of employement become one of the factor of the number of unemployed migran wokers till now. Form all the Indonesian’s labor that work in the foregin, most of the were female. One of the intersting aspect is that the change of lifestyle of Foregin Indonesian’s Female Laborer (FIFL) phenomenon when they get back to Indoensia. This research carried out to know the inflence of society perspective to the consumtive lifestyle of former Foregin Indonesian’s Female Laborer (FIFL) in the Ponggok Subdistrict, Blitar Regency that been clasified as barns area of Foregin Indonesian’s Female Laborer in the East Java. This research suing descriptive qualitative and carried out for four moths, form Febuary-June in the 2013. The data collection including interview, observation and documentation, meanwhile the data being analyzed by interactive analysis which include data collection, reduction data, display data and conclusion. The result of this research is show that society perspective about the success rate of former Foregin Indonesian’s Female Laborer support their comsumptive behaviour. In additon, the other factor that support former Foregin Indonesian’s Female Laborer is comsumptive behaviour is that they are still single dan there’s urge to the existence needs in the society.Keywords: Lifestyle, Consumptive, Preception, FIFL.AbstrakTingginya jumlah penduduk Indonesia dan adanya keterbatasan lapangan kerja menjadi salah satu faktor penyebab masih tingginya angka buruh migran sampai saat ini. Dari sekian banyak jumlah buruh migran yang bekerja di luar negeri, sebagian besar adalah wanita. Salah satu yang menarik adalah adanya fenomena perubahan gaya hidup eks-TKW ketika kembali ke tanah air. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh persepsi masyarakat terhadap gaya hidup konsumtif eks-TKW di Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar yang merupakan salah satu daerah lumbung TKW di Jawa Timur. Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dan dilakukan selama empat bulan yakni dari bulan Februari-Juni 2013. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi dan dokumentasi sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis interaktif yang meliputi pengumpulan data, reduksi, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi masyarakat tentang standar kesuksesan seseorang mendorong eks-TKW untuk berperilaku koonsumtif. Selain itu, faktor lain yang mendorong eks-TKW memiliki gaya hidup konsumtif adalah status yang masih single dan keinginan terlihat berbeda dari masyarakat desa pada umumnya.Kata Kunci: Gaya Hidup, Konsumtif, Persepsi, TKW.
PERUBAHAN SOSIAL PERSFEKTIF MATERIALISME DAN ALIH FUNGSI LAHAN HUTAN PADA MASYARAKAT DESA KUALA TOLAK KABUPATEN KETAPANG KALIMANTAN BARAT Susi Ningsih; Rini Iswari
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1078.534 KB) | DOI: 10.20961/jas.v5i2.18156

Abstract

Palm oil plantation land is  plantation land that produce oil. The increase of the progress the palm oil plantation land in the west Kalimantan. These palm oil plantation land make such social and economic change and the environment to the Kuala Tolak Village. This aim of this resrach is to analyze teh social- economical change and the environtment that experienced by Tolak community since the presence of the palm oil plantation land. This is qualitaive research using case study as its approach. The unit analysis on this research is the society that experiences the change livelihoods to be the woker in the palm oil company, they are selected by purposive sampling. The data collection in this reseach is carried out by observation, indepth interview and documentation. The data validy using source triangulation and then the data being analyzed using interactive model. The result of this research shows that the social change of materialisme prespective that been experienced by Kuala Tolak Villagers is the cause of the  change is that new technolog that is, chainsaw.  Chainsaw brought the change to the community, that is the old way of the community cutting down the trees is using the axe, it’s takes quite a long time to finish a single trees, but nowdays they are using chainshow to cut the trees, so that the time is getting shorter. The use of the technology bring the social change to the community that is emergence of the opening land to palm oil trees. This emergence bring a change to the economic life of the community. Their income is increasing. In the social aspect, their behaviour change in the form of follow the social act in the village, and in the environment wise we can see the change in the environment damage.Keywords: Change of Land’s Use, Social Change, Materialism Perspective.AbstrakPerkebunan kelapa sawit merupakan perkebunan yang menghasilkan minyak seperti minyak sayur. Pertumbuhan perkebunan kelapa sawit semakin tersebar, salah satunya di Ketapang Kalimantan Barat. Adanya perkebunan sawit ini telah membawa perubahan sosial ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat Desa Kuala Tolak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perubahan sosial ekonomi dan keadaan alam yang dirasakan oleh masyarakat Tolak sejak adanya perkebunan sawit. Unit analisis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus ini adalah masyarakat yang mengalami perubahan jenis pekerjaan menjadi pekerja di perusahaan sawit dipilih dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Validitas data dengan triangulasi sumber lalu dianalisis dengan model interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan sosial persfektif materialisme yang dialami oleh masyarakat Desa Kuala Tolak adalah perubahan yang dilatarbelakangi oleh munculnya teknologi baru yaitu sebuah mesin yang bernama chainsaw. Chainsaw inilah telah membawa perubahan bagi masyarakat yaitu dulu masyarakat menebang pohon menggunakan kapak dengan waktu yang cukup lama, sekarang masyarakat menebang pohon menggunakan Chainsaw dengan waktu yang cepat. Penggunaan teknologi ini telah membawa perubahan sosial bagi masyarakat yaitu banyak bermunculannya lahan untuk membuka perkebunan sawit. Munculnya perkebunan sawit ini telah membawa perubahan pada masyarakat dibidang ekonomi yaitu masyarakat mengalami peningkatan dalam penghasilan, dibidang sosial yaitu perilaku masyarakat mengalami perubahan dalam mengikuti kegiaan-kegiatan sosial di desa, dan dibidang lingkungan yaitu rusaknya lingkungan karena banyak hutan yang ditebang. Kata Kunci: Alih Fungsi Lahan Hutan, Perubahan Sosial, Presfektif Materialisme.
PERAN UMKM DALAM PEMBANGUNAN DAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT KABUPATEN BLORA Adnan Husada Putra
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (619.524 KB) | DOI: 10.20961/jas.v5i2.18162

Abstract

According data from the Ministry of Cooperatives and Small and Medium Enterprises in 2014, there are about 57.8 million actors of MSMEs in Indonesia. In 2017 and the next few years it is estimated that the number of MSME perpetrators will continue to grow. MSMEs have an important and strategic role in national economic development. In addition to its role in economic growth and employment, MSMEs also play a role in distributing development outcomes. So far, MSME has contributed 57,60% Gross Domestic Product (PBD) and employment rate about 97% of all national work force (MSME Business Profile by LPPI and BI 2015). SMEs have also been proven not affected by the crisis. When the crisis hit the period of 1997-1998, only MSMEs were able to remain strong. Data from the Central Bureau of Statistics shows that after the economic crisis of 1997-1998 the number of MSMEs has not decreased, it has been increasing, even absorbing 85 million to 107 million workers until 2012. In that year, the number of entrepreneurs in Indonesia is 56,539,560 units. Of this amount, Micro Small and Medium Enterprises (MSMEs) of 56,534,592 units or 99.99%. The rest, about 0.01% or 4,968 units is a major undertaking. Examples of MSME policies of Blora district government regarding the role of MSMEs in development, especially in Blora district itself. Government at the central, provincial, to district / municipal levels are required to improve the welfare of their citizens through various efforts and innovation. To be able to achieve these goals, there are stages and processes that must be passed. So it takes seriousness with all related parties and inter-regional cooperation ties. Application of populist economy in order to realize the development and welfare of the community. The real form of the populist economy is in the form of support to micro, small and medium enterprises (MSME), so that the production of MSMEs is not only marketed in the local market but also outside the region and growing. Moreover, if supported by the use of information technology, product marketing is no longer limited by time and place.Keywords: MSME (Micro, Small, Medium Enterprise), Development, Community Welfare.AbstrakBerdasarkan data dari Kemenrian Koperasi dan UMKM pada tahun 2014, terdapat sekitar 57,8 juta pelaku UMKM di Indonesia pada tahun 2017 dan beberapa tahun kedepan diperkirakan bahwa jumlah pelaku UMKM akan terus bertambah. UMKM memiliki peran penting dan strategis dalam perkembangan ekonomi nasional. Sebagai tambahan dalam perannya dalam perkembangan ekonomi dan ketengakerjaan, UMKM juga berperan dalam perkembangan distribusi hasil. Sejauh ini, UMKM telah berkontribusi sebanyak 57,60% Produk Domestik Bruto (PBD) dan mempunyai tingkat penyerapan tenaga kerja sekitar 97% dari seluruh tenaga kerja nasional (Profil Bisnis UMKM oleh LPPI dan BI, 2015). UKM juga telah terbukti tidak terpengaruh oleh krisis. Ketika krisis yang melanda pada periode 1997-1998, hanya UMKM yang dapat kuat bertahan. Data dari Badan Pusat Statistik menunjukan bahwa setelah krisis ekonomi 1997-1998 jumlah UMKM tidak berkurang, UMKM bertambah, bahkan menyerap 85 juta hingga 107 juta pekerja hingga tahun 2012. Pada tahun itu, jumlah pengusaha di Indonesia sebanyak 56,539,560 unit. Dari jumlah ini, UMKM menduduki jumlah 56,534,592 unit atau sebanyak 99,99%, selebihnya sekitar 0,01% atau 4.968 unit adalah pengusaha besar. Contoh dari kebijakan UMKM di pemerintahan kabupaten Blora terkair dengan peran dari UMKM terhadap pembangunan, secara khususnya di Kabupaten Blora sendiri. Pemerintah pusat, provinsi hingga tingkat kabupaten/kotamadya diperlukan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui berbagai usaha dan inovasi. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, terdapat beberapa langkah dan proses yang harus dilewati. Sehingga dibutuhkan keseriusan seluruh pihak yang terkait dan ikatan kerjasama antar daerah. Aplikasi populisme ekonomi dalam upaya untuk merealisasikan pembangunan dan kesejahteraan dari masyarakat. Bentuk nyata dari populisme ekonomi adalah dalam bentuk dukungan kepada UMKM, sehingga produksi UMKM tidak hanya dipasarkan di pasar lokal namun juga merambah ke pasar yang lebih luas. Selain itu, jika didukung oleh penggunakan informasi teknologi, pemasaran produk tidak lagi terhambat oleh waktu dan tempat.Kata Kunci: Usaha Mikro Kecil Menengah Pembangunan, Kesejahteraan Masyarakat.
HUBUNGAN ANTARA FANATISME PENGGEMAR BOYBAND KOREA (SUPER JUNIOR) DENGAN SOLIDARITAS SOSIAL DI KOMUNITAS E.L.F SURAKARTA Esty Setyarsih
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/jas.v5i2.18196

Abstract

This research was conducted to find out the relationship between fanaticism and social solidarity in E.L.F Surakarta community. The methods of this research is quantitative with 44 correspondents. The results of the study show that the correlation significance value is 0.000, which is smaller than 0.05 or 0.00         <0.05. This means that Ha is accepted and Ho is rejected. The relationship between fanaticism and social solidarity is 0.504. And the value of r or the correlation is positive, or in other words, there is a significant relationship between fanaticism and social solidarity in the E.L.F Surakarta community. Which mean the higher fanaticism, the higher the social solidarity also in the E.L.F Surakarta community. With the indicators that have been applied to measure this relationship, and the results of Emile Durkheim's analysis of the theory, it can be concluded that the solidarity in the E.L.F Surakarta community is more towards mechanical solidarity. Mechanical solidarity is reflected in the behavior of community members towards fellow members. Where caring and helping each other both for needs inside and outside the community is very high.Keywords: Fanaticism, Super Junior, K-Pop.AbstrakPenelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara fanatisme dengan solidaritas sosial di komunitas E.L.F Surakarta. Dengan menggunakan metode kuantitatif, dengan koresponden sebanyak 44 orang. Hasil penelitian menunjuukan nilai signifikansi korelasi sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 atau 0,000 < 0,05. Hal ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Adanya hubungan antara fanatisme dan solidaritas sosial yaitu sebesar 0,504. Serta nilai r atau korelasi tersebut bersifat positif atau dengan kata lain adanya hubungan yang signifikan antara fanatisme dengan solidaritas sosial di komunitas E.L.F Surakarta. Dimana jika pengaruh fanatisme tinggi maka semakin tinggi pula solidaritas sosial di komunitas E.L.F Surakarta. Dengan adanya indikator-indikator yang telah ditetapkan untuk mengukur hubungan tersebut, dan hasil analisi teori Emile Durkheim dapat disimpulkan bahwa solidaritas yang terdapat pada komunitas E.L.F Surakarta lebih mengarah pada solidaritas mekanis. Pada solidaritas mekanis tercermin pada perilaku anggota komunitas terhadap sesama anggota. Dimana kepedulian dan saling membantu baik untuk kebutuhan didalam maupun luar komunitas sangatlah tinggi.Kata Kunci: Fanatisme, Super Junior, K-Pop.

Page 1 of 1 | Total Record : 8