cover
Contact Name
Argyo Demartoto
Contact Email
jas@mail.uns.ac.id
Phone
+62271637277
Journal Mail Official
jas@mail.uns.ac.id
Editorial Address
https://jurnal.uns.ac.id/jas/about/editorialTeam
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Analisa Sosiologi
ISSN : 23387572     EISSN : 26150778     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Analisa Sosiologi (JAS) diterbitkan per semester pada bulan April dan Oktober oleh Program Studi Magister Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan ISSN : 2338 - 7572 (Print) dan ISSN: 2615-0778 (Online). JAS berdasarkan kutipan dan keputusan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor: 21/E/KPT/2018, tanggal 9 Juli 2018 tentang hasil akreditasi jurnal ilmiah periode 1 tahun 2018, telah terakreditasi Peringkat 4 yang berlaku 5 Tahun, yaitu Volume 5 Nomor 1 tahun 2016 sampai Volume 9 Nomor 2 Tahun 2020. JAS memfokuskan diri pada hasil penelitian terkait isu-isu sosial-kontemporer di Indonesia, khususnya yang berkenaan dengan perkembangan masyarakat dari berbagai aspek. Selain itu, JAS juga menerima artikel yang bersumber pada telaah pustaka terkait dengan upaya pengembangan teori-teori sosiologi. Informasi mengenai JAS juga bisa diperoleh melalui media sosial.
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2017)" : 8 Documents clear
KONFLIK KEBIJAKAN PENGGUNAAN SISTEM BAHASA ISYARAT INDONESIA DI LINGKUNGAN PENDIDIKAN FORMAL Zulpicha, Empratikta
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (592.379 KB) | DOI: 10.20961/jas.v6i1.18190

Abstract

This study aims to analyze and describe the issues, the particular parties involved and the sources of conflict in determining the policy of using SIBI in formal education. This research employs qualitative research method with descriptive research approach focusing on the conflict due to the policy of using SIBI in formal education. Informant in this research are 6 deaf peoplewho have meet specified informant criteria. The data iscollected through observation, interview and documentation. The researcher gained the information through in-depth interviews with the informants, and reinforced by documentation and literature study. The result of the study indicates that conflicts occur due to government policies regarding the establishment of SIBI languages in formal education which lateris recognized as general sign language for deaf people in Indonesia. Consequently there is a conflict between deaf community and government because SIBI, which has been officially recognized by the government, has not got the agreement and did not involve the Movement for the Welfare of the Indonesian Deaf (GERKATIN) in the deliberation process. It is necessarythat the government, in determining the policies related to the community, should involverelated parties, in this case is GERKATIN. Therefore,after the enactment of a policy, it becomes easier and beneficial for GERKATIN.Keywords: Sign Language, Conflict, Formal Education. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan masalah-masalah yang menjadi konflik, para aktor yang terlibat dan sumber-sumber konflik dalam penetapan kebijakan penggunaan SIBI di lingkungan pendidikan formal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan penelitian deskriptif yang berfokus pada konfik akibat adanya kebijakan penggunaan SIBI di lingkungan pendidikan formal. Informan dalam penelitian ini adalah penyandang tuna rungu yang berjumlah 6 orang dan telah memenuhi kriteria informan yang ditentukan. Cara pengumpulan data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Sumber data dalam penelitian ini, penulis dapatkan dari wawancara mendalam dengan para informan, serta diperkuat dengan studi dokumentasi dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan konflik terjadi karena kebijakan pemerintah terkait penetapan bahasa SIBI di lingkungan formal yang diakui sebagai bahasa isyarat bagi penyandang tuna rungu di Indonesia. Akibatnya terjadi konflik antara penyandang tuna rungu dan pemerintah karena SIBI yang secara resmi telah diakui oleh pemerintah tidak melewati persetujuan dan tidak melibatkan Gerakan Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (GERKATIN) dalam proses musyawarah. Direkomendasikan kepada pemerintah, dalam penetapan kebijakan yang berkaitan dengan masyarakat sebaiknya dimusyawahkan kepada pihak terkait (GERKATIN), sehingga setelah ditetapkannya suatu kebijakan menjadi memudahkan dan menguntungkan bagi GERKATIN.Kata Kunci: Bahasa Isyarat, Konflik, Pendidikan Formal.
SOSIALISASI ADAT RASULAN DI KALANGAN ANAK-ANAK PADA ERA MODERNISASI DI DAERAH PLAYEN, GUNUNGKIDUL Mixdam, Candra Bagus
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (590.602 KB) | DOI: 10.20961/jas.v6i1.18100

Abstract

Rasulan is a form of traditional celebration held after the harvest season ends. Rasulan is a form of gratitude to God for having bestowed joy to farmers through agricultural community Dengok village. This study aims to determine the extent of socialization apostleship done to the children so that the celebration of apostleship always carried out each year after the harvest is completed.This research is a qualitative descriptive study, the research is directed to provide symptoms, facts or events systematically and accurately on the nature of the research and analyzes based on data obtained the truth. Data collection techniques using interview and observation techniques as well as some supporting documentation. Discussion analyzed through interviews and using interpretation. Sampling techniques in the study conducted by purposive sampling, using multiple informants were selected by researchers representing each needs the support of research results. The data analysis techniques using interactive analysis model of Miles and Huberman which includes four stages of data collection, data reduction, data presentation, and conclusion.The results showed that the rasulan will always be done every year with a series of activities such as carnival village, rasul, and amusements but things do not change in the apostleship is Asum Dahar (rasul) held in petilasan eyangdamarjati with a series of events in the form of prayer and sharing of ingkung and rice to the people who attend the apostleship. Rasulan in the village Dengok in especially will always be socialized to children by the family of the most important and is supported by the community with the help of the government to socialize can run well. Children are always involved in various series of events apostleship of starting to become organizers, participants or filler series of events apostleship it is done so that the socialization of the child can be directly received by the various values of which are contained in the apostleship.Keywords: Socialization, Customs, Rasulan, Childrens. AbstrakRasulan merupakan bentuk dari perayaan tradisional yang dilakukan setelah masa panen selesai. Rasulan adala sebuah bentuk syukur kepada Tuhan karena telah memberikan berkah kepada petani melalui komunitas desa Dengok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sosialisasi rasulan yang dilakukan kepada anak – anak sehingga perayaan rasulan selalu dilakukan setiap tahunya setelah masa panen selesai. Penelitian ini adalah penelitian diskriptif kualitatif, penelitian diarahkan untuk menunjukan gejala, fakta atau even secara sistematis dan akurat sesuai dengan sifat penelitian dan mengalisa bersarkan data yang didapatkan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi juga menggunakan dokumentasi yang mendukung. Analisis diskusi berdasarkan wawancara dan menggunakan interpertasi. Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, dengan menggukan beberapa informan yang dipilih oleh peneliti untuk mewakili setiap kebutuhan data dan untuk mendukung hasil penelitian. Teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif dari Miles dan Huberman yang meliputi empat tahap yakni, pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.Hasil penelitian menunjukan bahwa rasulan akan tetap dilakukan setiap tahun dengan serangkaian kegiatan seperti karnaval desa, rasul dan hibutan namun hal yang tidak berubah dalam rasulan adalah Asum Dahar (rasul)dilakukan petilasan eyang Damarjati dengan serangkaian kegiatan berdoa dan berbagi ingkung serta nasi kepada orang yang mendatangi acara rasullan. Rasulan di desa Dengok secara khusus akan selalu disosialisasikan kepada anak – anak oleh keluarga peting untuk didukung oleh komunitas dengan bantuan pemerintah untuk sosialisasi tersebut berjalan dengan baik. Anak – anak selalu terlibat dalam berbagai rangkaian kegiatan rasulan yang dilakukan sehingga sosialisasi kepada anak dapat diterima secara langsung dengan berbagai nilai yang terkandung dalam rasulan. Kata Kunci: Sosialisasi, Adat, Rasulan, Anak-anak.
REPRODUKSI BUDAYA DALAM PENTAS KESENIAN TRADISIONAL DI BALAI SOEDJATMOKO Rosyid Nukha
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (709.977 KB) | DOI: 10.20961/jas.v6i1.18178

Abstract

The aim of this research is to know about the culture reproduction process that happen ang to know the actor on the traditional art perfromances in Soedjatmoko Hall. This is a qualitative research with case study as its approach. The data collection done by interview, participatory observation ang documentation. The primary data collected by indepth interview and participatory observation. That data being analyzed using interactive model. The data validity done by source triangulation. the art performance reproduction is being analyzed by Pierre Bourdieu’s theory. The research found that the actors in the culture reproduction on traditional art performances include keroncong art groups, kararwitan art groups, macapat art groups and Soedjatmoko Hall. Those actor have cultural capital, social capital, symbolic capital and economic capital that supported the reproduction process. Culture reproduction in the traditional art through Keroncong Bale, Macapat Soedjatmakan, dan Klenengan Selasa Legen art performance by perform again the traditonal art. Reproduction process happen through the use of pakem and the use of symbol, the delivery of meaning  in the art performance, performance’s procedures, the songs and the materials is adjusted to the pakem.Keywords: Soedjatmoko Hall, Culture Reproduction, Art Performance. AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses reproduksi budaya yang terjadi dan mengetahui aktor yang terlibat dalam pementasan kesenian tradisional di Balai Soedjatmoko. Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan strategi studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Data primer dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi partisipatif. Analisis data menggunakan model interaktif. Validitas data menggunakan reviu informan dan trianggulasi sumber. Reproduksi kesenian tradisional di Balai Soedjatmoko dikaji dengan pemikiran Pierre Bourdieu. Hasil penelitian menunjukkan Aktor-aktor yang terlibat dalam reproduksi budaya pada pementasan kesenian tradisional meliputi kelompok kesenian keroncong, kelompok kesenian karawitan, kelompok kesenian macapat, dan Balai Soedjatmoko. Aktor kesenian tradisional tersebut memiliki modal budaya, modal sosial, modal simbolik, dan modal ekonomi yang mendukung proses reproduksi. Reproduksi budaya dalam kesenian tradisional melalui penyelenggaraan pentas kesenian Keroncong Bale, Macapat Soedjatmakan, dan Klenengan Selasa Legen dengan mementaskan kembali kesenian tradisional yang sudah berkembang. Proses reproduksi yang terjadi melalui penggunaan pakem yang baku serta penggunaan simbol, penyampaian makna dalam pementasan kesenian, tata cara pementasan, lagu yang dibawakan dan materi yang dipilih dilestarikan sesuai dengan pakemnya.Kata Kunci: Balai Soedjatmoko, Reproduksi Budaya, Kesenian Tradisional.
PEMANFAATAN MEDIA SOSIAL ONLINE SEBAGAI DISTRIBUSI BARANG ERA DIGITAL DI PASAR KLEWER SURAKARTA Evi Nurngaeni
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (682.112 KB) | DOI: 10.20961/jas.v6i1.18118

Abstract

Globalization is an era where life between countries is like no limit, because all become connected to each other. Many things can be done with the globalization, one of which is the widespread trade because of the effects of the digital era that accompanies globalisai. The question is about the traditional market in the era of globalization. For the future life will continue to grow. Especially after the emergence of the digital age that makes it easy for everyone to be able to do everything through his cell phone, including the ease of buying and selling. So will the traditional market business will survive, along with the development of modern markets. The author uses the Klewer traisional market as a place of study. So this paper hope can help the traditional market participants in Surakarta, especially Klewer to follow the current digital era so as not to lag behind the flow of globalization. Data collection methods used were field observation method, interview and supported by questionnaire spreading on 40 informants consisting of traditional market participants of Surakarta City to get information about responses from solution offered in research. The author concludes that so far the traditional market players are still a few who use online for buying and selling activities. Almost some traders claim to still be comfortable selling offline in this digital era, but based on the questionnaire there are 93% of respondents realize that now has entered the digital era and based on the results of in-depth interviews, also almost most of the informants realized the importance of online business as a form of goods distribution in the digital era. It is very remarkable to see the condition where traditional market participants have realized that the goods distribution process has now shifted from conventional to modern through the use of online business, but they have not much want to change or improve their business online. Because according to the results of research conducted by researchers is the lack of information and how the use of online distribution of goods that inhibit the desire of these traditional traders. So researchers provide advice by providing education through online business school education griya for traditional market traders in Klewer, as a solution for traditional market players in this digital era.Keywords: Distribution, Online Business, Traditional Market, Eradigital.AbstrakGlobalisasi merupakan sebuah zaman dimana kehidupan antar negata seperti tidak ada batasnya, karena semua menjadi tergabung dengan satu sama lain. Banyak hal yang bisa kita lakukan dengan globalisasi, salah satunya dalah menyebarluasnya perdagangan karena efek dati zaman digital yang menyertai globalisasi. Pertanyaannya adalah mengenai pasar tradisional dalam masa globalisasi. Untuk kehidupan masa dengan agar terus berkembang. Secara khusunya setelah kemunculan zaman digital yang membuat semua menjadi mudah untuk semua orang untuj dapat melakukan apapun melalui handphone mereka, termasuk untuk kemudahan dalam membeli dan menjual. Sehingga akankah pasar tradisional dapat bertahan, seiring dengan perkembangan pasar modern?Peneliti menggunakan pasar tradisional Klewer sebagai lokasi penelitian. Sehingga dalam penelitian ini diharapkan dapat membantu peningkatan partisipasi terhadap pasar tradisional Klewer di Surakarta, secara khususnya pasar Klewer untuk  mengikuti jaman digital masa kini sehingga tidak terlalu tertinggal dalam arus globalisasi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi lapangan, wawancara dan didukung dengan penyebaran kuesioner kepada 40 informan yang terdiri dari pedagang pasar tradisional di kota Surakarta untuk mendapat informasi mengenai respon dari solusi yang ditawarkan dalam penelitian ini. Penulis menyimpulkan bahwa sejauh ini untuk pemain pasar tradisional masih sedikit yang menggunakan media online untuk kegiatan membeli dan menjual. Hampir sebagian besar pedagang mengklaim masih nyaman dengan menjual barang dengan cara offlinedi jaman digital ini, namun berdasarkan kuesioner, terdapat 93% responden menyadari bahwa sekarang telah memasuki zaman digital dan berdasarkan hasil wawancara mendalam, juga hampir seluruh informan menyadari pentingnya bisnis online, sebagai bentuk distribusi barang dalam jaman digital. Hal yang luarbiasa untuk melihat kondisi dimana pedagang pasar tradisional menyadari bahwa proses distribusi barang sekarang telah bergeser dari konvensional menjadi modern melalui penggunaan bisnis online, namun mereka tidak ingin berubah atau meningkatkan bisnis online mereka.Karena berdasarkan kepada hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti terdapat kurangnya informasi dan bagaimana cara penggunaan ditribusi barang melalui online, hal inilah yang menghambar keinginan dari pedagana tradisional ini. Maka, peneliti menyediakan saran dengan menyediakan pendidikan melalui pusat pembelajaran bisnis online untuk pedagang pasar tradisional di Klewer, sebagai solusi untuk pedangang tradisional di jaman digital ini.Kata Kunci: Distribusi, Bisnis Online, Pasar Tradisional, Jaman Digital.
PERUBAHAN PERILAKU MASYARAKAT JAWA DALAM PENYELENGGARAAN RESEPSI PERNIKAHAN DI KOTA SURAKARTA Afika Fitria Permatasari; Mahendra Wijaya
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (737.576 KB) | DOI: 10.20961/jas.v6i1.18134

Abstract

The wedding party for the Javanese community is the main event from a series of the wedding events. The wedding reception was held twice in the Javanese community. The reception was held by female (bride) family and male (groom) family. Every event of the wedding has a different ceremonial procession. The purpose of this study was to determine the form of behavioral changes in the Javanese community in organizing wedding receptions or party and the factors which influence the organization of the wedding reception. The subject of this study is  Javanese society in Surakarta. This study was descriptive qualitative study and analyzed using behavioral sociological theory by BF Skinner and adapted theory by Robert K. Merton. The data collection in this study was used observation techniques involving 26 informants. The sampling technique used was purposive sampling. Data analysis technique used was an interactive analysis technique that consists of three components. Those are  data reduction, data display and conclusion. The results of the study showed that there has been a change in the implementation of a traditional wedding reception in Javanese society. The changes are the result of the adjustment between the old traditions of Javanese culture and modern changes. The changes cannot be separated from the role of couple’s parents as organizers. The parent’s decisions in this event is a part of the parent's response from the surrounding influences. The adjustments in organizing the reception is due to several factors including the change of parents’s mindset, the influence of the environment and others. The changes of series of processions in the wedding ceremony is a proof that Javanese society always changes following the times.Keywords: Behavior Changes, Culture Wedding, Java Community, Wedding Reception.AbstrakPesta pernikahan untuk masyrakat Jawa adalah kegiatan utama dari rangkaian kegiatan pernikahan. Resepsi pernikahan diadakan sebanyak dua kali di masyarakat Jawa. Resepsi pernikahan dilakukan oleh keluarga pengantin wanita dan keluarga pengantin laki-laki. Setiap kegiatan dari pernikahan memiliki prosesi upacara yang berbeda. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan bentuk dari perubahan perilaku dalam masyarakat Jawa dalam mengorganisasi resepsi pernikahan atau pesta dan faktor yang mempengaruhi organisir resepsi pernikahan. Subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Jawa di Surakarta. Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan dianalisis dengan menggunakan teori perilaku sosial dari B.F. Skinner dan teori adaptasi dari Robert K. Merton. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi meliputi 26 informan. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Teknik analisis data dengan menggunakan teknik analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen, yakni reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa terdapat perubahan dalam implementasi dari sebuah resepsi pernikahan yang tradisional di masyrakat Jawa. Perubahan tersebut merupakan hasil dari penyesuaian antara tradisi lama kebudayaan Jawa dan perubahan modern. Perubahan ini tidak dapat dilepaskan dari peran dari orangtua pengantin sebagai organisator. Keputusan orang tua dalam acara pernikahan adalah sebuah bentuk dari respon orang tua terhadap pengaruh sekitar. Penyesuaian dalam mengorganisasi resepsi terkait dengan beberapa faktor termasuk perubahan dari mindset orang tua, perubahan lingkungan dan yang lainya. Perubahan dari rangkaian prosesi dalam upacara pernikahan adalah bukti bahwa masyrakat Jawa selalu berubah dari waktu ke waktu.Kata Kunci: Perubahan Perilaku, Budaya Pernikahan, Masyarakat Jawa, Resepsi Pernikahan.
RELASI KUASA DALAM PERUBAHAN KURIKULUM 2013 Fisca Cahyani; Moh Mudzakkir
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (620.498 KB) | DOI: 10.20961/jas.v6i1.18186

Abstract

The most visible and most easily explained power is in the state aspect. This is illustrated clearly from the contents of the Constitution which became the benchmark or the basis of every decision made. The polemic started from the SBY administration which created a policy on the new curriculum, which was later named the Curriculum 2013. This curriculum is intended for young generation able to meet the competition MEA. But after the government changed hands and made a new policy (policy on curriculum evaluation and finally implemented two curriculum) some writings were twisted. The implementation of government policies and criticisms that are carried out as a form of resistance are never separated from the ideologies that lie behind them. This research uses content analysis as data analysis technique. The salin to sharpen analysts also used the theory of Liberal Paradigm of Girox and the Power of Curriculum Michel W. Apple. From the research conducted found that the background of M Noah and Boediono which including the technocrats led to decisions that are very hegemonic. Meanwhile, criticism made by some parties is very nationalist or berparadigma of critical education. This is because they are back to the romanticism of making the Constitution which should be used as the basis for further policy making. In addition, the illusions of educational perfection raised by the predecessor from Indonesia (Ki Hadjar Dewantara) also did not escape as the basis.Keywords: Curriculum Changes, Curriculum 2013, Ideology.AbstrakHal yang paling terlihat dan paling mudah untuk dijelaskan mengenai kekuasaan adalah dalam aspek negara. Ini digambarkan secara jelas dari konteks konstitusi yang menjadi cabang atau dasar dari setiap pembuatan keputusan Masalah dimulai dari pemerintahan SBY yang membuat kebijakan pembuatan kurikulum baru, yang setelahnya dinamai dengan Kurikulim 2013. Kurikulum ini dimaksudkan untuk generasi muda agar dapat bersaing di era MEA. Namun setelah pemerintah bepindah tangan dan membuat kebijakan baru (kebijakan dalam evaluasi kurikulum dan akhirnya mengimplementasi dua jenis kurikulum) beberapa aturan didalamnya tumpang tindih. Implementasi dari kebijakan pemerintah dan kritikan yang dilakukan sebagai bentuk resistensi tidak pernah terpisah dari ideologi yang berada dibalik mereka. Penelitian ini menggunakan konten analisis sebagai teknik analisis data. Untuk mempertajam analisis, penelitian ini juga menggunakan teori paradigma liberal dari Girox dan kekuatan kurikulum dari Michel W. Apple. Dari penelitian yang dilakukan menemukan bahwa latar belakang dari M. Noh dan Boediono yang melibatkan teknokrat menyebabkan keputusan yang dihasilkan sangat bersifat hegemonik. Sementara, kirikan yang dibuat oleh beberapa pihak sangat bersifat nasionalis atau berparadigma dari pendidikan kritis. Hal ini disebabkan karena mereka kembali kepada romantisme dalam membuat konstitusi yang seharusnya digunakan sebagai dasar pembuatan kebijakan dikemudian hari. Sebagai tambahan, ilusi dari kesempurnaan pendidikan yang diciptakan oleh pendahulu dari Indonesia (Ki Hadjar Dewantara) juga tidak lepas dari dasar ini.Kata Kunci: Perubahan Kurrikulum, Kurikulum 2013, Ideologi.
KEHIDUPAN SOSIAL EKONOMI SINGLE MOTHER DALAM RANAH DOMESTIK DAN PUBLIK Afina Septi Rahayu
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (730.378 KB) | DOI: 10.20961/jas.v6i1.18142

Abstract

Self-sufficiency in the soul of a single mother is needed to run a dual role in the domestic sector, that is to serve in household affairs such as cooking, washing dishes and clothes, cleaning the house, preparing food for the family, taking care of, raising and educating her children and in the public sector economic duty so that the needs remain fulfilled is to earn a living for the family and socially that is socializing with the community. The balance of domestic and public roles needs to be accomplished with extra effort through a process of patience, knowledge, and consistency to run it. As a single mother to work for a living, there must be a lot to consider from a relative income source, an efficient time to be able to carry on the main task of being a single mother without putting aside the household chores, therefore as a single mother, women are required to be able to adapt and move on without a husband, earn a living and balance between domestic and public roles. This research aims to determine the implementation of social economic live doing single mother as a single parent in maintaining the survival of his family in Cepokosawit village. This research used descriptive qualitative method to produce and process the research data descriptive nature, such as transcripts of interviews and observations. The population in this study are all citizens of the women in Cepokosawit village, Sawit district, Boyolali regency.The selected Informants were several single mothers in Cepokosawit village. The technique of taking informants using purposive sampling based on certain criteria. The collection of data carried out by interview and observation. The validity of the data using triangulation techniques and triangulation resources. Data analysis technique is done by means of data collection, data reduction, data display and drawing conclusions or data verification. The results of this research are, First, social strategy that is indicated by a single mother is to live with their parents to avoid social pressure on communities, involve their parents in take care of their child when single mother go to work, participate in various activities in the community to eliminate a bad impression of the single mother and be independent in raising and caring for children without the involvement of ex-husband. Second, the economic adaptation strategies in a single mother family visible in how they align with the amount of income a family needs every day of his life and their strategy for living place by staying at their parent’s home. Forms of economic planning is also evident from the way a single mother to save, set aside in part piecemeal revenue that could be used to meet the needs of their child's education and are used for urgent needs.Keywords: Single Mother, Social, Economic, Talcott Parsons, AGIL Concept.AbstrakKemandirian dalam jiwa single mother diperlukan untuk menjalankan dua peran dalam sektor domestik, yaitu untuk menjalankan rumah tangga seperti memask, mencuci piring dan pakaian, membersihkan rumah, menyiapkan makanan untuk keluarga, merawat, membesarkan dan mendidik anak dan di sektor publik tugas ekonomi perlu untuk dipenuhi sehingga dapat mencari nafkah untuk keluarga dan secara sosial yakni bersosialisasi dengan komunitas.Keseimbangan anfara peran domestik dan publik perlu dicapai dengan usaha tambahan melalui proses kesabaran, pengetahuan dan konsistensi untuk menjalankannya. Sebagai single mother untuk berkerja mencari nafkah, terdapat banyak pertimbangan dari sumber penghasilan, efisiensi waktu untuk dapat menjalankan tugas utama sebagai seorang ibu tanpa mengesampingkan pekerjaan rumah tangga, oleh karena itu sebagai single mother, perempuan dituntut untuk dapat beradaptasi dan melanjutkan tanpa suami, mencari nafkah dan menyeimbangkan antara peran domestik dan publik. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menentukan implementasi kehidupan sosial ekonomi sebagai single mother  sebagai orang tua tunggal dalam mempertahanan keberlangsungan hidup keluarga di Desa Cepokosawit. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif untuk memproduksi dan memproses data penelitian dengan cara deskriptif naratif, yakni transkrip dari wawancara dan observasi. Populasi dalam penelitian ini adalah semua penduduk perempuan di Desa Cepokoksawit, Kecamatan Sawit, Kabupatan Boyolali. Terdapat beberapa informan single mother yang dipilih di Desa CepokosawitTeknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purpsive samplingberdasarkan beberapa kriteria. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan observasi. Teknik validitas data menggunakan triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Teknik analisis data menggunakan teknik pengumpulan data, reduksi data, tampilan data dan menarik kesimpulan atau verifikasi data. Hasil dari penelitian ini adalah, pertama, strategi sosial yang ditunjukan oleh seorang single mother hidup dengan orang tua mereka untuk menghindari tekanan sosial dalam komunitas, melibatkan orang tua mereka dalam merawat anak ketika single mother pergi bekerja, berpartisipasi dalam berbagai macam kegiatan dalam komunitas untuk mengeliminasi pandangan negatif terhadap single mother dan menjadi mandiri dalam membesarkan anak tanpa keterlibatan mantan suami.Kedua, strategi adaptasi ekonomi dalam keluarga single mother  terlihat dalam bagaimana mereka menyelaraskan dengan jumlah pendapatan dan kebutuhan keluarga setiap hari dan strategi mereka untuk tinggal di rumah orang tua mereka. Dari rencana ekonomi juga jelas terlihat dari cara single mother untuk menabung, mensisihkan pendapatan yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pendidikan anak dan digunakan untuk kebutuhan mendadak.Kata Kunci: Single Mother, Sosial, Ekonomi, Talcott Parsons, Konsep AGIL.
FUNGSIONALITAS KONFLIK GOJEK: STUDI FENOMENOLOGI TERHADAP KONFLIK PENGEMUDI GOJEK DI KOTA KEDIRI Junior, Mega Swastika
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.81 KB) | DOI: 10.20961/jas.v6i1.18176

Abstract

One of the products or applications of today's smartphone is a prima donna application GOJEK. GOJEK itself is a technology company from Indonesia that serves freight through ojek service GOJEK has been beropreasi in Kediri since May 2017 until today. the number of online motorcycle taxi drivers reaches thousands. Today's event of concern at the end of 2017 is a demonstration conducted by traditional transportation drivers. After the demonstration there was a mediation effort attended by several parties. This research uses qualitative research method and using phenomenological approach. The data used in this research are primary and secondary data. Primary data is the main data in research while secondary data is additional data in research.,The results of this study indicate the conflicts experienced by drivers GOJEK occurs in conventional transport drivers, fellow drivers GOJEK drivers and GOJEK companies. Conflict with conventional transport drivers occurs directly in the form of verbal or physical violence. On the other hand a group of good GOJEK driver formations formed before or after the conflicts have strong solidarity ties. The communication is very likely to run intensely as a form of resistance from the conflict that occurred. Conflict with conventional transport drivers allows them to be more aware of the importance of alliances with other small groups that benefit their existence.Keywords: GOJEK Drivers, Conventional Transport Drivers, Conflicts. AbstrakSalah satu dari produk aplikasi handphone yang sekarang tengah menjadi primadona adalah aplikasi GOJEK. GOJEK sendiri adalah sebuah perusahaan teknologi dari Indonesia yang meyalani transportasi melalui servis ojek, GOJEK telah beroperasi di Kediri sejak Mei 2017 hingga sekarang. Jumlah dari ojek sepeda motor online telah mencapai ribuah. Peristiwa masa kini yang menjadi perhatian pada akhir tahun 2017 adalah demonstrasi yang dilakukan oleh pegemudi ojek konvensional. Setelah demonstrasi terdapat upaya mediasi yang mendatangkan berbagai pihak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatifa dan menggunakan pendekatan fenomenologi. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua macam yakni data primer dan sekunder. Data primer adalah data utama dalam penelitian sementara data sekunder merupakan data tambahan dalam penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa konflik yang dialami oleh pengemudi GOJEK berbenturan dengan pengemudi ojek konvensional, sesama pengemudi GOJEK dan perusahaan GOJEK. Konflik dengan pengemudi ojek konvensional terjadi secara langsung dalam bentuk verbal maupun kekerasan fisik. Di sisi lain sebuah grup pengemudi GOJEK terbentuk sebelum atau setelah konflik memiliki solidaritas sosial yang kuat. Komunikasi berjalan intens sebagai bentuk dati resistensi dati konflik yang terjadi. Konflik dengan pengemudi ojek konvensional membuat mereka lebih menyadari mengenai pentingnya aliansi dengan grup kecil lain yang menguntungkan eksistensi mereka. Kata Kunci: Pengemudi GOJEK, Pengemudi Ojek Konvensional, Konflik.

Page 1 of 1 | Total Record : 8