cover
Contact Name
Argyo Demartoto
Contact Email
jas@mail.uns.ac.id
Phone
+62271637277
Journal Mail Official
jas@mail.uns.ac.id
Editorial Address
https://jurnal.uns.ac.id/jas/about/editorialTeam
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Analisa Sosiologi
ISSN : 23387572     EISSN : 26150778     DOI : -
Core Subject : Social,
Jurnal Analisa Sosiologi (JAS) diterbitkan per semester pada bulan April dan Oktober oleh Program Studi Magister Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta dengan ISSN : 2338 - 7572 (Print) dan ISSN: 2615-0778 (Online). JAS berdasarkan kutipan dan keputusan Direktur Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan, Kementrian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor: 21/E/KPT/2018, tanggal 9 Juli 2018 tentang hasil akreditasi jurnal ilmiah periode 1 tahun 2018, telah terakreditasi Peringkat 4 yang berlaku 5 Tahun, yaitu Volume 5 Nomor 1 tahun 2016 sampai Volume 9 Nomor 2 Tahun 2020. JAS memfokuskan diri pada hasil penelitian terkait isu-isu sosial-kontemporer di Indonesia, khususnya yang berkenaan dengan perkembangan masyarakat dari berbagai aspek. Selain itu, JAS juga menerima artikel yang bersumber pada telaah pustaka terkait dengan upaya pengembangan teori-teori sosiologi. Informasi mengenai JAS juga bisa diperoleh melalui media sosial.
Articles 12 Documents
Search results for , issue "Vol 7, No 1 (2018)" : 12 Documents clear
RESIPROSITAS DALAM SUNAT POCI DAN MANTU POCI MASYARAKAT TEGAL Bakhri, Syamsul
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (481.414 KB)

Abstract

The flow of modernization and globalization does not affect the behavior and actions of Tegal people to cooperate to help friends, neighbors, or relatives who are holding a celebration, so that the culture of open donations is still sustainable. This study aims to find out about the reciprocity in Sunat Poci and Mantu Poci Tegal community. This study uses literature study with descriptive analysis method and content analysis.Data obtained by identifying discourse on books, papers, articles, magazines, journals, clippings, and online magazines related to the study of reciprocity in the Circumcision Circle and Mantu Poci in Tegal community. The results showed that the reciprocity occurring within the tradition of Sunat Poci and Mantu Poci was of comparable reciprocity. In Tradition Circumcision Teaser and Mother Poci Each party needs goods or services from family and friends in a circumcision or wedding party but each does not want to give with more value than will be accepted. The existence of norms or rules or social sanctions to control individuals in conducting transactions of donations of Sunat Poci or Mantu Poci. Established excellent social solidarity and ensuring economic necessity while reducing the risk of loss exchanged in Tradition Circumcision Teas and Mantu Poci. Keywords: Mantu Poci, Reciprocity, Sunat Poci, Tradition. AbstrakArus modernisasi dan globalisasi tidak mempengaruhi perilaku dan tindakan masyarakat Tegal untuk bergotong-royong membantu teman, tetangga, atau saudara yang sedang menggelar hajatan, Sehingga budaya buka sumbangan masih tetap lestari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengenai resiprositas dalam Sunat Poci dan Mantu Poci masyarakat Tegal. Penelitian ini menggunakan kajian studi pustaka dengan metode analisis deskriptif dan analisis isi. Data diperoleh dengan mengidentifikasi wacana pada buku-buku, makalah, artikel, majalah, jurnal, dan kliping  yang berkaitan dengan kajian tentang resiprositas dalam Sunat Poci dan Mantu Poci yang ada di masyarakat Tegal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa resiprositas yang terjadi dalam tradisi Sunat Poci dan Mantu Poci adalah resiprositas sebanding. Dalam Tradisi Sunat Poci dan Mantu Poci Masing-masing pihak membutuhkan barang atau jasa dari keluarga dan teman dalam menyelenggarakan pesta sunatan atau pernikahan tetapi masing-masing tidak menghendaki untuk memberi dengan nilai lebih dibandingkan dengan yang akan diterima. Adanya norma-norma atau aturan-aturan atau sanksi-sanksi sosial untuk mengontrol seseorang dalam melakukan transaksi sumbangan perayaan Sunat Poci maupun Mantu Poci. Terjalin solidaritas sosial yang sangat baik, menjamin kebutuhan ekonomi, dan mengurangi resiko kehilangan barang atau jasa yang dipertukarkan dalam Tradisi Sunat Poci dan Mantu Poci. Kata Kunci:Mantu Poci, Resiprositas, Sunat Poci. Tradisi.
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP PERNIKAHAN USIA DINI DI KELURAHAN JEBRES KECAMATAN JEBRES KOTA SURAKARTA erwinsyah, erwinsyah
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (201.32 KB)

Abstract

Problem concerning on how the public perception towards young marriage in Jebres Village, District of Jebres, Surakarta City. This study used qualitative approach type of descriptive research on villagers of Jebres, District of Jebres, Surakarta City. The informants consisted of Lurah, PKK Chairman, Religion Leader, Youth Leader, Marriage Recording Officer, Educators and Head of Office of Religious Affairs in District of Jebres. The measurement of the quality of the data was carried out by using observation, in-depth interview, and documentation. Then, the data analyzing process was conducted in several stages including data reduction, data display, and taking conclusion. The result of the research showed that public perception of young marriage was caused by lower education level, resulting in the marriage of young age, low level of knowledge and understanding towards the health of reproduction, and economic limitation causing young marriage. Keywords: Public Perception, Young Marriage AbstrakPermasalahan bagaimana persepsi masyarakat terhadap pernikahan usia dini di Kelurahan Jebres Kecamatan Jebres Kota Surakarta. Penelitian ini menggunakan kualitatif jenis deskriftif pada masyarakat di Kelurahan Jebres Kota Surakarta. Adapun informan terdiri dari Lurah, Ketua PKK, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, Petugas Pencatat Nikah, tokoh pendidik dan Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Jebres. Untuk mengukur kualitas data dengan cara observasi wawancara mendalam dan dokumentasi. Kemudian menganalisis data dengan cara reduksi data, penyajian dan menarik kesimpulan. Hasil penilitian ini menujukkan bahwa persepsi masyarakat terhadap pernikahan usia dini disebabkan oleh pendidikan rendah sehingga terjadi pernikahan usia dini, rendahnya pengetahuan dan pemahaman tentang kesehatan reproduksi dan keterbatasan ekonomi keluarga penyebab pernikahan usia dini. Kata kunci: Persepsi Masyarakat, Pernikahan Usia Dini.
DINAMIKA GERAKAN SOSIAL MASYARAKAT SAMARINDA DALAM MEMPERJUANGKAN KEADILAN LINGKUNGAN (Studi Kasus Pada “Gerakan Samarinda Menggugat” Di Kalimantan Timur) Rahman, Adi
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (560.059 KB)

Abstract

Samarinda City is one of areas established by Energy and Mineral Resource Ministry to belong to mining business area, in which Samarinda City Government released coal mining management policy according to the authority it has. This research aimed to explain the dynamic of Samarinda People Social Movement. This study was a qualitative research with case study, using Charles Tilly’s theoretical reference concerning social movement collective action. The informants consisted of 10 persons taken using purposive sampling technique. Techniques of collecting data used were observation, in-depth interview and documentation. Data validation was carried out using triangulation, and data analysis using interactive model. The result of research showed that the effect of haphazardly coal mining license publication overlapping between settlement-dense areas, among others, resulted in ex-mining holes leaving poisonous water and heavy metal that have taken child life toll in Samarinda City. From the situation the people encountered due to injustice and arbitrariness to the people, a movement called “Gerakan Samarinda Menggugat (GSM) (English: Movement of Samarinda Sue” was established. The law suit was filed by 19 Samarinda City citizens affiliated with “Gerakan Samarinda Menggugat (GSM) fighting for environment justice using Citizen Law Suit against Samarinda City’s government in default of publishing Mining Business License despite unfulfilled requirements.     Keywords:The effect of coal mining industry, Citizen Law Suit, Social Movement, Environmental Justice AbstrakKota Samarinda merupakan salah satu wilayah yang ditetapkan Kementerian ESDM masuk dalam wilayah usaha pertambangan, dengan itu pemerintah Kota Samarinda mengeluarkan kebijakan pengelolaan pertambangan batubara sesuai dengan kewenangan yang dimiliki.Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dinamika gerakan sosial masyarakat Samarinda.Kajian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode studi kasus, menggunakan acuan teoritis dari pemikiran Charles Tilly tentang tindakan kolektif gerakan sosial.Informan terdiri dari 10 orang yang diambil dengan menggunakan teknik purposive sampling.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi.Validasi data dilakukan menggunakan Triangulasi, dan analisis data menggunakan model interaktif.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dampak dari obral izin pertambang batubara yang tumpang tindih antar kawasan, padat pemukiman, salah satunya mengakibatkan lubang-lubang eks tambang meninggalkan air beracun dan logam berat yang sudah menelan korban anak di Kota Samarinda.Dari situasi yang dihadapi masyarakat karena adanya ketidakadilan dan sikap sewenang-wenang terhadap rakyat hingga lahirlah sebuah “Gerakan Samarinda Menggugat” (GSM). Gugatan yang diajukan 19 warga Kota Samarinda yang tergabung dalam “Gerakan Samarinda Menggugat” (GSM) yang memperjuangkan keadilan lingkungan dengan menggunakan gugatan warga negara (Citizen Law Suit) kepada pemerintah Kota Samarinda yang telah lalai dalam menerbitkan Ijin Usaha Pertambangan (IUP) sebelum seluruh persyaratan terpenuhi. Kata Kunci: Dampak Industri Pertambanga batubara, Gugatan Warga Negara, Geraka Sosial, Keadilan Lingkungan
EKSISTENSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH DI ERA TEKNOLOGI INFORMASI (STUDI KASUSPEMANFAATANPERPUSTAKAAN SEKOLAHDI SMA NEGERI 1 SURAKARTA) Isdhiega Arya Subiyantara
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (533.616 KB)

Abstract

The objectives of research were to find out the students’ perception on school library, to find out the effect of information technology development on the existence of school library in SMA Negeri 1 Surakarta, and to find out the school’s attempt in maintaining the existence of school library in SMA Negeri 1 Surakarta. This research employed a descriptive qualitative method with case study. The primary data source was obtained from informants consisting of deputy of head master for curriculum area, deputy of headmaster for infrastructure area, librarian, students, and teachers. Meanwhile, the secondary data source included profile, document, or school archive. The sampling techniques used were purposive sampling and snowball sampling technique. Techniques of collecting data used were in-depth interview, direct observation and document collection. To validate the data, data triangulation technique was used. The result of research showed that the students’ perception on library was affected by their perception on the completeness of library infrastructure. The students with independent learning pattern perceived positively the existence of school library by utilizing it actively as learning source and information source useful for their self development. Meanwhile the students rarely visiting the library tended to treat library pragmatically, i.e. as the place where they printed their assignment. The more rapidly development of technology made library reformed service by holding automation system to facilitated the service to users. The school’s attempt of maintaining the existence of school library was to cooperate actively with many parties such as government, students and teacher as users, and librarian. Keywords: School Library, Existence, Technology Development AbstrakTujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui persepsi mahasiswa di perpustakaan sekolah, untuk mengetahui efek dari pengembangan teknologi informasi tentang keberadaan perpustakaan sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta, dan untuk mengetahui sekolah mencoba dalam mempertahankan keberadaan perpustakaan sekolah di SMA Negeri 1 Surakarta.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif studi kasus.Sumber utama data Diperoleh dari informan terdiri dari wakil kepala sekolah untuk area kurikulum, wakil kepala sekolah untuk infrastruktur daerah, pustakawan, siswa dan guru.Sementara itu, sumber data sekunder termasuk profil, dokumen, atau sekolah Arsip.Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling dan teknik sampel bola salju.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, pengamatan langsung dan koleksi dokumen.Untuk memvalidasi data, data Triangulasi teknik digunakan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi mahasiswa Perpustakaan dipengaruhi oleh persepsi mereka pada kelengkapan Perpustakaan infrastruktur.Siswa dengan pola belajar mandiri dianggap positif keberadaan perpustakaan sekolah dengan memanfaatkan aktif sebagai belajar sumber dan sumber informasi yang berguna untuk pengembangan diri mereka.Sementara itu para siswa yang jarang mengunjungi perpustakaan cenderung memperlakukan Perpustakaan pragmatis, yaitu sebagai tempat di mana mereka dicetak tugas mereka.Lebih cepat pengembangan teknologi dibuat Layanan Perpustakaan direformasi oleh memegang otomatisasi sistem untuk memfasilitasi layanan kepada pengguna. Sekolah upaya mempertahankan keberadaan perpustakaan sekolah adalah untuk bekerja sama secara aktif dengan banyak pihak seperti pemerintah, siswa dan guru sebagai pengguna, dan pustakawan. Kata Kunci: Pengembangan teknologi Perpustakaan, keberadaan, sekolah
PERANAN MODAL SOSIAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA PETERNAK (Studi Kasus Pada Peternak Ayam Broiler Pola Kemitraan di Desa Maliran Kecamatan Ponggok Kabupaten Blitar) indah wulandari
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (95.744 KB)

Abstract

This study aims to know the role of social capital to improving the productivity of broiler farmers in partnership system. This research used qualitative method with case study strategy. The research location is Maliran Village, Ponggok District, Blitar Regency because most of the broiler cages in the middle of settlement. Data collection uses observation, in-depth interviews and documentation. The informants in this study were 15 people consisting of 1 key informant that is Maliran Village Head, 7 main informants are broiler farmers in partnership system and 7 supporting informants such as partner companies, workers, collectors, owners of lease partnership and the community around the cage. The validity of data using triangulation of sources and methods. While the data analysis with the forming explanation. The result of this research shows that farmers who have high social capital especially bonding and bridging social capital allow farmers get more information access about the bussiness of broiler farming. In addition to information access, the farmers also get access of commodity or services needed in the broiler farm business from their social networks so increase their work productivity. Keywords:Social Capital, Broiler Farmers, Partnership System, Work Productivity AbstrakPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan modal sosial dalam meningkatkan produktivitas kerja peternak ayam broiler pola kemitraan.Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan strategi studi kasus.Lokasi penelitian adalah Desa Maliran, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar karena banyak kandang broiler yang didirikan di tengah pemukiman.Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Informan dalam penelitian ini sebanyak 15 orang terdiri dari 1 informan kunci yaitu Kepala Desa Maliran, 7 informan utama yaitu peternak broiler pola kemitraan dan 7 informan pendukung seperti perusahaan mitra, pekerja, pengepul, pemilik kandang sewa kemitraan dan masyarakat sekitar kandang ayam. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber dan metode.Sedangkan analisis data dengan penyusunan eksplanasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan modal sosial terutama bonding dan bridging memungkinkan peternak mendapatkan akses informasi yang lebih banyak tentang usaha peternakan.Selain akses informasi peternak juga mendapatkan akses barang maupun jasa yang dibutuhkan dalam usaha peternakan broiler dari jaringan sosial yang dimiliki sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerja mereka. Kata Kunci: Modal Sosial, Peternak Broiler, Pola Kemitraan, Produktivitas Kerja
STUDI FENOMENOLOGI KETERLEKATAN KOMUNITAS PERSATUAN SAUDAGAR BAWEAN (PSB) DALAM BIDANG EKONOMI DAN SOSIAL DI KOTA MALANG Nisaul Azmi Hajar
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.199 KB)

Abstract

The purpose of this research is to know: (1) How is the formation of PSB (Persatuan Orang Bawean) in Malang, (2) What Benefit received from the membership of PSB (Persatuan Orang Bawean) (3) How the happening happened between PSB member in Malang.This research is qualitative research. Informant of this research is member of PSB which exist in Malang City amounting 6 person. Data analysis techniques using 4 components  of data analysis  in  the  form  of  Collection,  Reduction,  Serving,  and Withdrawal Conclusion.The results of the research can be concluded that: 1) PSB formed because of the similarity of origin of Bawean and PSB Malang formed begins with the Bawean Foundation. 2) There is an attachment that occurs between members of the PSB, due to several things namely the similarity of origin from Bawean, the teachings of Islam, and a profession of the same entrepreneur. Keywords:PSB (Bawean Merchant Union), PSB member's Attitude, Bawean. AbstrakTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) bagaimana pembentukan PSB (Persatuan Orang Bawean) di Malang, (2) apa manfaat diterima dari keanggotaan PSB (Persatuan Orang Bawean) (3) bagaimana terjadinya terjadi antara PSB anggota di Malang.Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Informan dari penelitian ini adalah anggota dari PSB yang ada di kota Malang sebesar 6 orang. Teknik analisis data menggunakan 4 komponen analisis data dalam bentuk koleksi, pengurangan, melayani dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) PSB terbentuk karena kesamaan asal-usul Bawean dan Malang PSB dibentuk dimulai dengan Yayasan Bawean. 2) terdapat lampiran yang terjadi antara anggota PSB, karena beberapa hal yaitu kesamaan asal dari Bawean, ajaran Islam dan profesi yang sama pengusaha. Kata Kunci: PSB (Bawean Merchant Union), sikap PSB anggota, Bawean.
PERSPEKTIF SOSIOLOGIS SISTEM DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PARIWISATA Prof. Dr. RB. Soemanto, MA.
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (441.382 KB)

Abstract

Tourism development requires potential tourism  of the societies which is the basis of tourism service development strategy. Problems arise in the internal and external conditions of tourism. The development of tourism requires the readiness and quality of tourism services. The prime tourist service becomes a prerequisite for tourism success. The answer to the question of  what, why, who and how in the tourism development become the cornerstone of sustainable tourism development. The development strategy is mobilizing and empowering all potential tourism to support the implementation of tourism programs. The Government institutions, tourism actors, and elements of the community who cooperate to implement policies and programs of tourism development to strengthening the prime tourist services. Because the quality of tourist services is key of  the tourists satisfaction. Keywords: sociology, system, strategy, tourism development AbstrakPengembangan pariwisata membutuhkan  potensi kepariwisataan yang menjadi dasar strategi pengembangan  layanan wisata. Permasalahan timbul pada kondisi internal dan eksternal kepariwisataan. Pengembangan kepariwisataan memerlukan kesiapan dan mutu layanan wisata. Layanan wisata prima menjadi syarat keberhasilan pariwisata. Jawaban pertanyaan: apa, mengapa, siapa dan bagaimana dalam pengembangan pariwisata menjadi landasan pengembangan pariwisata keberlanjutan.. Strategi pengembangan itu bersifat menggerakkan dan memberdayakan seluruh potensi dan menghidupi pelaksanaan program-program kepariwisataan.  Pemerintah, pelaku wisata, dan unsur masyarakat yang bekerjasama melaksanakan kebijakan dan program pengembangan pariwisata menguatkan layanan wisata prima. Dan kualitas layanan wisata menjadi kunci bagi kepuasan wisatawan. Kata Kunci: sosiologi, sistem, strategi, pengembangan parisiwata
POSISI TAWAR PETANI DALAM TRANSAKSI EKONOMI PERTANIAN Nurina Adi Paramitha
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (541.907 KB)

Abstract

As an agricultural producer, peasant should have bargaining position as a price maker, but in reality peasant can't be the price maker. This research aims to determine the process of agricultural economic transactions and bargaining position of peasants in Dukuh Dempok Village. The research used descriptive qualitative method. The data collection was conducted using observation, interview, and documentation methods. The results showed that peasant usually sell agricultural commodities to traders. The bargaining position of peasant is low, because peasant have no role in determining commodity prices. The bargaining position of peasant determined based on education level, participation in farmer group, type of commodity, and strategy to sell the commodity. Generally, the bargaining position of landowner is the highest, bargaining position of penyakap is higher than land tenants, and bargaining position of pengedok is the lowest. Despite the low bargaining position, the action taken by peasant is considered rational as it fits his goal of profiting from his farm. Keywords: bargaining position; peasant; rationalPetani sebagai produsen pertanian semestinya membuat petani memiliki posisi tawar sebagai penentu harga, tetapi pada kenyataannya petani tidak dapat menentukan harga produk pertanian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses transaksi ekonomi pertanian dan posisi tawar petani di Desa Dukuh Dempok. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif.Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi.Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani umumnya menjual komoditas pertanian kepada pedagang.Posisi tawar petani Desa Dukuh Dempok tergolong rendah, karena petani tidak berperan dalam menentukan harga komoditas.Posisi tawar petani di Desa Dukuh Dempok dapat diketahui berdasarkan tingkat pendidikan, keikutsertaan dalam kelompok tani, jenis komoditas yang ditanam, dan strategi penjualan komoditas.Secara umum, posisi tawar petani pemilik lahan adalah yang paling tinggi, posisi tawar petani penyakap lebih tinggi daripada petani penyewa lahan, dan posisi tawar pengedok adalah yang paling rendah. Meski posisi tawarnya rendah, tindakan apa pun yang dilakukan oleh seorang petani dianggap rasional karena sesuai dengan tujuannya yakni mendapat keuntungan dari usahataninya. Kata kunci: petani; posisi tawar; rasional
RELATIONSHIP BETWEEN INTERNET MEDIA EXPOSURE AND SEXUAL BEHAVIOUR AMONG YOUNG PEOPLE IN SURAKARTA: 2017/2018 YEAR TWO ENGLISH STUDENTS OF FACULTY OF EDUCATION, SEBELAS MARET UNIVERSITY, SURAKARTA Chinedu Cletus Agbo
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (535.67 KB)

Abstract

Internet technology nowadays shows a quick progress, and internet media increase their number of users on each day. Social networking, which is one of the main indicators of the internet technology era, attracts people of all ages while the virtual world goes beyond the real life via the applications it offers. Especially young people show an intense interest in internet which is an extension of the media technology. Internet media exposure is increasing both in Indonesia nay Surakarta and all around the world. This study aims to determine the Relationship between Internet Exposure and Sexual Behaviour among young people in Surakarta, and to make suggestions on the prevention of the harmful sexual behavioural effects to the exposure while stating the current work carried out on the subject in Indonesia. Explanatory quantitative cum survey type research model is used in the study, and Internet. In this study, the exposure factor of the Internet Status Scale is used as a data collection tool to measure level of sexual behaviour among young people. The study is conducted on 20 students between the ages of 19-21 with a finding that there is no significant gender difference in internet media exposure even though frequency of exposure and visits had impact on sexual behavior as results showed. Internet Exposure level shows a dramatic increase also in the case of daily time spent on the Internet. The study also provides suggestions on possible actions to prevent harmful sexual behaviour from the exposure. Keywords: Internet Media Exposure, Sexual Behaviour, Relationship, Young people..       AbstrakInternet jaman sekarang menunjukan perkembangan yang cepat, dan media internet meningkatkan jumlah pengguna mereka setiap hari. Jaringan sosial, yang merupakan salah satu indikator utama dari era teknologi internet, menarik orang dari segala usia sementara dunia maya melampaui kehidupan melalui aplikasi itu menawarkan. Khususnya generasi muda menunjukkan minat yang intens di internet yang merupakan perpanjangan dari media teknologi. Eksposur media internet meningkat di Indonesia nay Surakarta maupun di seluruh dunia. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan hubungan antara eksposur Internet dan perilaku seksual antara orang-orang muda di Surakarta, dan untuk membuat saran pencegahan efek perilaku seksual berbahaya untuk paparan sambil menyatakan saat ini pekerjaan yang dilakukan keluar pada subjek di Indonesia. Penjelasan kuantitatif cum survei jenis penelitian model digunakan dalam penelitian, dan Internet. Dalam studi ini, faktor paparan Internet Status skala digunakan sebagai data koleksi alat untuk mengukur tingkat perilaku seksual antara orang-orang muda. Kajian dilakukan terhadap 20 siswa berusia antara 19-21 dengan menemukan bahwa tidak ada perbedaan signifikan gender dalam eksposur media internet meskipun frekuensi eksposur dan kunjungan memiliki dampak pada perilaku seksual sebagai hasil menunjukkan. Tingkat pemaparan Internet menunjukkan peningkatan dramatis juga dalam kasus sehari-hari waktu yang dihabiskan di Internet. Studi juga menyediakan saran mungkin tindakan untuk mencegah perilaku seksual yang berbahaya dari eksposur. Kata kunci: Paparan Media Internet, Perilaku Seksual, Hubungan, Orang-Orang Muda
WARGA PEDULI AIDS WUJUD PERAN SERTA MASYARAKATDALAM PENANGGULANGAN HIV/AIDS Argyo Demartoto
Jurnal Analisa Sosiologi Vol 7, No 1 (2018)
Publisher : UNIVERSITAS SEBELAS MARET (UNS)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (553.931 KB)

Abstract

The increased HIV/AIDS epidemic makes the social-economic development burden heavier. The objective of research is to analyze public participation in overcoming HIV/AIDS as the manifestation of warga peduli AIDS (local residents concerned about AIDS). The target group in this case study was community and stakeholders such as Kelurahan, Warga Peduli AIDS Administrator, AIDS Commission of Surakarta City, Surakarta Health Service, Solo Plus Peer Support Group, and LSM Peduli AIDS (NGO concerned about AIDS) in Surakarta selected purposively. Data collection was carried out using observation, in-depth interview, and documentation. Data was validated using data source triangulation, and then analyzed using Parsons’ social system theory. The result of research showed that some citizens concerned about AIDS and were active but had not participated much in coping with AIDS, due to their limited knowledge, limited awareness, and fear of undertaking HIV test, less optimal, non-sustainable socialization from AIDS Commission and AIDS-Concerned institution focusing on risk group only, so that people got inadequate information about HIV/AIDS, stigma and discrimination against people with HIV/AIDS. AIDS overcoming needs active role from many parties including government, community, those infected and affected in preventing, treating, mitigating the effect, and developing conducive environment systemically and in integrated manner, in order to achieve the objective.     Keywords: AIDS, Participation, Citizen, Integrated   AbstrakPeningkatan epidemi  HIV/AIDS menyebabkan beban sosial ekonomi pembangunan semakin berat. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis peran serta masyarakat dalam penanggulangan HIV/AIDS sebagai wujud warga peduli AIDS. Kelompok sasaran  penelitian studi kasus ini adalah masyarakat dan stakeholders terkait, seperti Kelurahan, pengurus Warga Peduli AIDS,Komisi Penanggulangan AIDS Kota Surakarta, Dinas Kesehatan Surakarta, Kelompok Dukungan Sebaya Solo Plus, LSM Peduli AIDS di Surakarta  yang dipilih secara purposif. Pengumpulan data dengan observasi, wawancara mendalam dan dokumentasi. Triangulasi sumber data untuk menguji validitas data, lalu dianalisis dengan teorisistem sosial Parsons. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada warga yangpeduli AIDS dan aktif, namun banyak yang belum terlibat dalam penanggulangan AIDS, karena minimnya pengetahuan, kesadaran, dan takut melakukan tes HIV, sosialisasi dari Komisi Penanggulangan AIDS dan lembaga peduli AIDSbelum optimal, tidak berkelanjutan dan hanya fokus kelompok berisiko saja, sehingga masyarakat kurang mendapat informasi HIV/AIDS secara menyeluruh,masih ada stigma dan perlakuan diskriminasi terhadap orang dengan HIV/AIDS.Penanggulangan AIDS memerlukan peran aktif multi pihak baik pemerintah, masyarakat, mereka yang terinfeksi dan terdampak dalampencegahan, pengobatan, mitigasi dampak dan pengembangan Iingkungan yang kondusif secara sistemik dan terpadu agar tujuan tercapai. Kata Kunci: AIDS, Partisipasi, Warga, Terpadu

Page 1 of 2 | Total Record : 12