cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota ambon,
Maluku
INDONESIA
TOTOBUANG
Published by Kantor Bahasa Maluku
ISSN : 23391154     EISSN : 25976184     DOI : -
Totobuang is a journal that publish results of research or conceptual idea in linguistics and literary studies, also aspects of teaching. Totobuang is published twice a year, on June and December. Totobuang editors accept article submission from researchers, experts, academician, and teachers of language and literature.
Arjuna Subject : -
Articles 178 Documents
STRATEGI TINDAK TUTUR MELARANG DALAM BAHASA BANJAR: TINJAUAN PRAGMATIK [Prohibition Speech Act in Banjar Language: Pragmatic Observation] - Jahdiah
TOTOBUANG Vol. 4 No. 1 (2016): TOTOBUANG, EDISI JUNI 2016
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (98.995 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v4i1.1

Abstract

Prohibition speech act is a speech act that asking someone not to do something, forbid someone to do something. This study aimed to describe prohibition strategy in Banjar language through language politeness analysis by Leech. The method used in this study was qualitative descriptive. The data were locational, it means that place where the data created and used by the speakers were in the form of prohibition speech in Banjarese family. Data collection is taken through observation, interview, and questionnaire. The theory used to analyze the data of politeness language was theory state by Leech. The result showed that there were six prohibition strategies in Banjar language, they were frank prohibition, politeness prohibition, indirect prohibition, prohibition with compliments, prohibition with apologize, prohibition with reason. Those six strategies were applying politeness principle and forbid the politeness principle. Tindak tutur melarang adalah tindak tutur yang memerintahkan seseorang supaya tidak melakukan sesuatu, tidak memperbolehkan seseorang berbuat sesuatu. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan strategi melarang dalam bahasa Banjar dengan analisis kesantunan berbahasa yang dikemukakan oleh Leech. Metode yang digunakan dalam penelitian ini deskriptif kualitatif. Sumber data bersifat lokasional, yaitu tempat data dibuat dan digunakan oleh penutur berupa bentuk tuturan melarang di lingkungan keluarga Banjar. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan angket. Teori yang digunakan untuk analisis data kesantunan berbahasa yang dikemukakan oleh Leech. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada enam strategi melarang dalam bahasa Banjar, yaitu melarang dengan terus terang, melarang dengan basa-basi, melarang dengan tuturan tidak langsung, melarang dengan pujian, melarang dengan permintaan maaf, melarang dengan alasan. Keenam strategi yang digunakan tersebut merupakan menerapkan prinsip kesantunan dan melanggar prinsip kesantunan.
TES KEMAHIRAN BERBAHASA INDONESIA BAGI GURU BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA TINGKAT SLTA SEKABUPATEN PRINGSEWU [Indonesian Proficiency Test for The Teachers of Bahasa Indonesia at Senior High School in Kabupaten Pringsewu] Achril Zalmansyah
TOTOBUANG Vol. 4 No. 2 (2016): TOTOBUANG, EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (513.484 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v4i2.21

Abstract

Indonesian Proficiency Test is designed in such a way, without referring to someone’s job or position, as an ideal instrument for recruiting workers or qualified employees, students, teachers and government employees. Indonesian Proficiency Test for teachers of Indonesian Language of senior high school is a needed and should be sosialized and tested. The test is conducted to indicate the skills of teachers of senior high schools in Kabupaten Pringsewu in mastering bahasa Indonesia. The obtained data  showed that the majority of participants scores were between 500--600 which is good. Thus, it is confirmed that UKBI as a test tool  can be used to measure the ability of teachers in mastering bahasa Indonesia as well as their skills in the using of good and right bahasa Indonesia.Tes kemahiran berbahasa Indonesia dirancang sedemikian rupa, tanpa mengenal jenis pekerjaan atau jabatan seseorang, sebagai alat uji yang sangat ideal, baik bagi penjaringan pekerja atau pegawai teladan, siswa/mahasiswa, guru maupun calon pegawai negeri sipil. Tes kemahiran berbahasa Indonesia bagi guru bidang studi bahasa Indonesia tingkat SLTA sangat diperlukan. Tes ini dilakukan untuk mengetahui penguasaan bahasa Indonesia para guru bidang studi bahasa Indonesia tingkat SLTA di Kabupaten Pringsewu. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa sebagian besar peserta memperoleh nilai antara 500--600 yang berarti baik. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa UKBI merupakan alat uji yang dapat digunakan untuk mengukur penguasaan bahasa Indonesia seorang guru serta penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar
CERITA RAKYAT JERMAN PERSPEKTIF PSIKOLOGI JUNGIAN [Folklore German Perspective Jungian Psychology] Anas Ahmadi
TOTOBUANG Vol. 4 No. 2 (2016): TOTOBUANG, EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.585 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v4i2.16

Abstract

This article presented about German folktale that studied through the perspective of Jungian psychoanalyst. This study used the theory of archetypes,  archetype to dissect patterns of women in the German folktale (written by Grimmm brothers). The Qualitative study used  book Tales of Germany (2011) as the data source which had published/translated by Elex Media Komputindo. The  result showed that the pattern archetype of women in fairy tale brothers Grimm macro/major was divided into two, they were(1) archetype female sacral (sacred) and (2) archetype of women profane (profane. The micro/specific archetype female sacral include (1) good mother/wife/ grandma, and (2) good women /girls . the archetype of women profane include (1) the  witch, (2) stepmother, (3) the  greedy wife, (4)  dumb women, ( 5) maids, and (6) /girl. If it is related with the archetype arch, archetype in the Grimm brothers' fairy tale reffered to Athens, Hestia, Artemis, Hecate, Hera, Aphrodite and Psyche. Artikel ini memaparkan tentang cerita rakyat jerman yang dikaji melalui perspektif psikoanalis Jungian. Penelitian ini menggunakan teori archetype untuk membedah pola archetype perempuan dalam cerita rakyat Jerman (yang ditulis oleh Grimmm bersaudara). Penelitian berpendekatan kualitatif ini menggunakan sumber data buku Dongeng Jerman (2011) yang diterbitkan/diterjemahkan oleh Elex Media Komputindo. Hasil temuan menunjukkan bahwa pola archetype perempuan dalam dongeng Grimm bersaudara secara makro/utama terbagi menjadi dua, yakni (1) archetype perempuan sakral (sacred) dan (2) archetype perempuan profan (profane. Secara mikro/spesifik archetype perempuan sakral meliputi (1) ibu/istri/nenek yang baik, dan (2) putri/gadis yang baik. Adapun archetype perempuan profan meliputi (1) ibu/nenek  penyihir, (2) ibu tiri, (3) istri serakah, (4) perempuan dungu, (5) dayang, dan (6) putri/gadis. Jika dikaitkan dengan archetype arch, archetype dalam dongeng Grimm bersaudara mengarah pada Athena, Hestia, Artemis, Hecate, Hera, Aphrodite, dan Psyche.
STRUKTUR SLOT DALAM IKLAN MEDIA LUAR RUANG [Structure of Slot in Outdoor Media Advertisement] Wening Handri Purnami
TOTOBUANG Vol. 5 No. 2 (2017): TOTOBUANG, EDISI DESEMBER 2017
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (756.861 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v5i2.36

Abstract

Advertisement is an effective tool in messaging. The content of advertisement can be social, political, economic, and so forth for the readers of the lower classes to the upper class. The intended information can be a promotion of a product or an appeal. This study examined the slot structure of outdoor media advertisement. The theory used was structural. This research used qualitative descriptive method and observation technique. Discussion of discourse structures was found in outdoor media advertisement. There are thirteen discourse structures containing name slots, specification slots, attribution slots, and address slots. The thirteen patterns of discourse structure were (1) the address-specification-attribution-address component, (2) the address-specification component, (3) the address-name-attribution component, (4) the address-attribution specification, 5) Component name-specification, (6) component name-specification, (7) address-address component, (8) component-attribution specifications, (9) address-specific components, (10) 11) component names, (12) component specifications, and (13) component attributes.Iklan merupakan sebuah sarana yang dipandang efektif dalam penyampaian pesan. Isi iklan dapat berupa informasi social, politik, ekonomi, dan lain sebagainya bagi pembaca kalangan bawah hingga kalangan atas. Informasi yang dimaksudkan dapat berupa promosi mengenai suatu produk atau imbauan. Penelitian ini mengkaji struktur slot pada iklan media luar ruang. Teori yang digunakan adalah struktural. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teknik observasi. Hasil pembahasan terkait struktur wacana ditemukan dalam iklan media luar ruang. Terdapat tiga belas struktur wacana yang berisi slot nama, slot spesifikasi, slot atribusi, dan slot alamat. Ketiga belas pola struktur wacana tersebut adalah (1) berkomponen nama-spesifikasi-atribusi-alamat, (2) berkomponen nama-spesifikasi-alamat, (3) berkomponen nama-atribusi-alamat, (4) berkomponen spesifikasi-atribusi-alamat, (5) berkomponen spesifikasi-nama-atribusi, (6) berkomponen nama-spesifikasi, (7) berkomponen nama-alamat, (8) berkomponen spesifikasi-atribusi, (9) berkomponen spesifikasi-alamat, (10) berkomponen atribusi-nama, (11) berkomponen nama, (12) berkomponen spesifikasi, dan (13) berkomponen atribusi.
MOTIF DAN TIPE DALAM CERITA RAKYAT KEPULAUAN ARU [Type and Motive in Aru Island Folklore] Nita Handayani Hasan
TOTOBUANG Vol. 5 No. 1 (2017): TOTOBUANG, EDISI JUNI 2017
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (205.228 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v5i1.56

Abstract

The collection of folklore  in Indonesia is an interesting thing to do. It can shows the cultural wealth, and grows up the pride of nation’s folklore varieties. The folklor inventorization has bene rarely done in Kepulauan Aru district, Mollucas province. It’sbecause the villages in Aru’s island has been separated by the sea and difficult to be reached. This research discussed about type and motif of a few folklore in Kepulauan Aru district.. The purpose of this research were finding out the folklore which had invented before, and clasifyed them in type and motive. The metode wasqualitative analyzing. The result found that there were nine folklores which has  invented, four types, and four motives.  Pengumpulan ragam sastra lisan yang ada di nusantara merupakan hal yang menarik untuk dilakukan. Hal tersebut dapat menunjukkan kekayaan budaya bangsa, dan menumbuhkan rasa bangga terhadap keanekaragaman kekayaan sastra lisan nasional. Inventarisasi sastra lisan di Kabupaten Kepulauan Aru, Provinsi Maluku hingga saat ini masih jarang dilakukan. Hal tersebut dikarenakan desa-desa di Kabupaten Kepulauan Aru masih sulit dijangkau karena dipisahkan oleh lautan.  Walaupun demikian, penelitian ini mencoba mengangkat beberapa cerita rakyat dari Kabupaten Kepulauan Aru yang telah terinventarisasi untuk kemudian dikelompokkan dalam tipe dan motif. Tujuan dari adanya penelitian ini, yaitu untuk mengetahui cerita-cerita rakyat apa saja yang telah terinventarisasi, dan termasuk dalam tipe dan motif apa sajakah cerita-cerita rakyat tersebut. Metode yang digunakan yaitu analisis kualitatif. Setelah melakukan pengamatan, hasil yang diperoleh, yaitu terdapat sembilan cerita rakyat yang terinventarisasi, empat tipe dan empat motif cerita.
‘PERTUNJUKAN INDAH’ DALAM NOVEL CARRIE [‘Beautiful Performace’ in Novel Carrie] Khoirul Muttaqin
TOTOBUANG Vol. 4 No. 1 (2016): TOTOBUANG, EDISI JUNI 2016
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (106.649 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v4i1.7

Abstract

The objective of this research is to describe the gathering of all kinds of writing styles in novel Carrie. In addition, this research also describes the setting of place that can be found in almost important events in the novel and the oddity experienced by the characters in the novel. The research method used descriptivequalitative with the approach that focuses on the intrinsic element of the novel that is analyzed by using carnivalistic concept. The result of the research showed that the novel could be categorized into carnivalistic novel because in the novel, there are varous kinds of writing styles that might not be fictional writing. In addition, the fact that the novel belongs to a carnivalistic novel was supported by the setting of place (general place) and the oddity experienced by its characters. In conclusion, the carnivalistic characteristics of the novel makes the novel expose such a “beautiful performance”.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai berjejalnya segala jenis tulisan dalam novel Carrie. Selain itu,dideskripsikan pula adanya latar tempat di sebagian besar peristiwa penting di dalamnya, serta keanehan-keanehan yang dialami tokoh dalam cerpen tersebut. Metode penelitian yang dipakai adalah metode deskriptif-kualitatif dengan pendekatan yang berfokus pada unsur intrinsik novel yang dianalisis dengan konsep karnivalistik.Hasil penelitian ini adalah novel tersebut merupakan jenis novel karnivalistik karena di dalamnya terdapat berbagai macam jenis tulisan yang bisa saja tulisan tersebut bukan tergolong tulisan fiksional.Selain itu kekarnivalistikan novel tersebut didukung dengan adanya latar tempat (tempat umum) dan keanehan yang dialami tokohnya.Simpulanya, ciri kekarnivalistikan novel tersebut membuat novel tersebut seolah menampakkan “pertunjukan indah”.
POLA SUKU KATA BAHASA LISABATA [Lisabata Syllabe Pattern Language] Erniati Erniati
TOTOBUANG Vol. 5 No. 2 (2017): TOTOBUANG, EDISI DESEMBER 2017
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (536.998 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v5i2.44

Abstract

The language of Lisabata is used as the first language by native speakers of the Lisabata community on Seram Island, Maluku, precisely in the border area of West Seram and East Seram, West Lisabata Village, Nualiali Village, Desa Sukaraja, and Kawa Village. SIL (2006: 16—17) identified this language as the dialect of dialect, the dialect of the Eastern Lisabata, Nuniani, Sukaraja, and Kawa, Austronesian classes. Until now, the language of Lisabata has  still been used as an oral communication tool by certain circles in life community speakers. Nevertheless, the language of Lisabata can be categorized as an almost extinct local language, since there has no inheritance process to the younger generation. To prevent this, it is necessary to make a variety of rescue efforts that one of them through research. This research provided an overview of the pattern of the Lisabata language syllables. This study aimed to describe the pattern of the Lisabata syllable, the Eastern Lisabata dialect. The method used  descriptive qualitative method. Data was obtained from the direct speech of the native speakers of the language and speakers who were considered capable. The results showed that the Lisabata syllabic pattern consists of V, VK, KV,  KVK, VKV, KKVK, , 1 / 2KV.Bahasa Lisabata dipakai sebagai bahasa pertama oleh penutur asli masyarakat Lisabata di Pulau Seram, Maluku, tepatnya di daerah perbatasan Seram Barat dan Seram Timur, Desa Lisabata Barat,  Desa Nualiali, Desa Sukaraja,  dan Desa Kawa. SIL (2006:16—17) mengidentifikasi bahasa ini sebagai bahasa dengan tempat dialeknya, yaitu dialek Lisabata Timur, Nuniani, Sukaraja, dan Kawa, kelas Austronesia. Hingga saaat ini, bahasa Lisabata masih digunakan sebagai alat komunikasi secara lisan oleh kalangan tertentu dalam kehidupan masyarakat penuturnya. Meskipun demikian, bahasa Lisabata dapat dikategorikan sebagai bahasa daerah yang hampir punah, karena tidak ada proses pewarisan kepada generasi mudanya.  Untuk mencegah hal tersebut, perlu dilakukan berbagai upaya penyelamatan yang salah satu diantaranya melalui penelitian. Penelitian ini memberikan gambaran tentang pola suku kata bahasa Lisabata. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan pola suku kata bahasa Lisabata, dialek Lisabata Timur. Metode yang digunakan adalah meode kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari ucapan langsung penutur asli bahasa tersebut dan penutur yang dianggap mampu. Hasil analisis menunjukkan bahwa pola suku kata bahasa Lisabata terdiri atas V,VK, KV, KVK, VKV, KKVK, 1/2KV,.
WACANA SULUK PEDALANGAN DALAM BAHASA JAWA BERDASARKAN BENTUK DAN FUNGSINYA [Suluk Pedalangan Discourse in Javanese Language Based on Forms and Functions] Edi Suwatno
TOTOBUANG Vol. 5 No. 1 (2017): TOTOBUANG, EDISI JUNI 2017
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (181.89 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v5i1.50

Abstract

This research aims to discuss suluk pedalangan discourse in Javanese language based on forms and functions that is  dealing with tembang (songs) sung by dalang while began a scene in all night long wayang performance. Based on situation and song type, suluk pedalangan is classified into three, pathetan, sendon, and ada-ada.Wayang kulit performance is assisted by particular suluks that is classified into three periods, pathet nem, pathet sanga, and pathet manyura. There is improvement on suluk by dalang in particular scene. The suluk are Suluk Abimanyu, Suluk Irim-Irim, Suluk Jingking, Suluk Plencung, and Suluk Tlutur.They are built to improve the performance atmosphere such as grief, joy, regret, annoyed, weak, etc. The suluk contain messages about virtue. That character becomes idol of men like gentle, loyal to country, to relationship between man and God.         Penelitian ini membahas tentang wacana suluk pedalangan dalam bahasa Jawa berdasarkan bentuk dan fungsinya berkaitan dengan nyanyian (tembang) yang dinyanyikan oleh dalang ketika akan memulai suatu adegan (babak) dalam pertunjukkan wayang yang dilakukan semalam suntuk. Berdasarkan suasana dan sifat lagu, suluk pedalangan dikelompokkan menjadi tiga bagian, yakni pathetan, sendon, dan ada-ada. Pementasan wayang kulit yang berlangsung semalam suntuk diiringi suluk-suluk tertentu yang dibagi menjadi tiga periode, yakni pathet nem, pathet sanga, dan pathet manyura. Dalam pementasan wayang yang berlangsung semalam suntuk terdapat beberapa suluk yang ditembangkan oleh dalang, khusus pada waktu-waktu tertentu. Beberapa jenis suluk pedalangan itu antara lain; Suluk Abimanyu, Suluk Irim-Irim, Suluk Jingking, Suluk Plencung, dan Suluk Tlutur. Suluk pedalangan yang berlangsung semalam suntuk berfungsi untuk membangun suasana bermacam-macam antara lain dalam suasana; susah, gembira, kecewa, geram, kendur atau melemah, dan sebagainya. Suluk pedalangan yang berbentuk nyanyian (tembang) atau syair mengandung pesan tentang keluhuran budi pekerti. Sifat-sifat luhur itu menjadi dambaan manusia seperti sifat kesatria, setia kepada negara, kebajikan, sampai hal-hal yang mengatur hubungan antara manusia dengan pencipta-Nya.
VARIASI KALIMAT TUNGGAL DAN MAJEMUK DALAM WACANA IKLAN MOBIL DI KEDAULATAN RAKYAT [Simple and Compound Sentence Variation in Car Advertising Discourse in Kedaulatan Rakyat] Aji Prasetyo
TOTOBUANG Vol. 4 No. 1 (2016): TOTOBUANG, EDISI JUNI 2016
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.476 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v4i1.2

Abstract

Sentence variation analysis in this study was an analysis based on variation patterns of single sentence in car advertising discourse based on  word category on verb, including simple sentence with its predicated verb, simple sentence with its predicated adjective, simple sentence with its predicated noun, simple sentence with its predicated prepositional phrase, and simple sentence with its predicated numeral phrase. Variation patterns analysis of compound sentence in car advertising discourse is based on function structure, i.e. subject (S), predicate (P), object (O), complement (Pel.), and adverb (K).This study aimed to describe simple sentence pattern variations in car advertising discourse based on word category in predicate and to describe compound sentence pattern variations in car advertising discourse based on its function structure. This research was a qualitative descriptive, namely research that describes, depicts or illustrates systematically. The object of this study was a single sentence and a compound in car advertisings in the Kedaulatan Rakyat, 2015. This research data was the variation of a single sentence and a compound in car advertising in the newspaper. Data collected used the method of direct observation, technical notes, and documentation. Data analysis techniques usedmethods agih. This research used techniques to change intentions, these techniques are always changing the form of one or several elements lingual related. Analysis of variation of the sentence in this research was the analysis of clause based on a function of its elements. Analisis variasi kalimat dalam penelitian ini merupakan analisis berdasarkan variasi pola kalimat tunggal dalam wacana iklan mobil berdasarkan kategori kata pada predikat, antara lain kalimat tunggal berpredikat verba, kalimat tunggal berpredikat adjektiva, kalimat tunggal berpredikat nomina, kalimat tunggal berpredikat frasa preposisi, dan kalimat tunggal berpredikat frasa numeralia. Analisis variasi pola kalimat majemuk dalam wacana iklan mobil berdasarkan struktur fungsinya, yaitu subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel.), dan keterangan (K). Tujuan penelitian ini mendeskripsikan variasi pola kalimat tunggal dalam wacana iklan mobil berdasarkan kategori kata pada predikat dan mendeskripsikan variasi pola kalimat majemuk dalam wacana iklan mobil berdasarkan struktur fungsinya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Objek penelitian ini adalah kalimat tunggal dan majemuk dalam iklan mobil pada surat kabar Kedaulatan Rakyat edisi 2015. Data penelitian ini adalah variasi kalimat tunggal dan majemuk dalam iklan mobil di surat kabar. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi langsung, catatan teknis, dan dokumentasi. Teknik analisis datanya menggunakan metode agih. Teknik lanjutan penelitian ini menggunakan teknik ubah ujud, teknik ini selalu mengalami perubahan wujud salah satu atau beberapa unsur lingual yang berkaitan. Analisis variasi kalimat dalam penelitian ini adalah analisis klausa berdasarkan fungsi unsur-unsurnya.
ANALISIS KRITIKAN PENGGUNA MEDIA SOSIAL TERHADAP KINERJA PEMERINTAH KOTA SAMARINDA [Analysis of Criticism the Use of Social Media Toward Performance of Goverment in Samarinda City] Ali Kusno
TOTOBUANG Vol. 4 No. 2 (2016): TOTOBUANG, EDISI DESEMBER 2016
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Maluku

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (332 KB) | DOI: 10.26499/ttbng.v4i2.22

Abstract

Samarinda citizens were critical toward the performance of government. Citizens critical were seen through  the language that they used in social media, one of facebook’s group Samarinda Community (Facebook Bubuhan Samarinda). The use of language as criticism was important to be examined. The purpose of this research revealed textual analysis (micro), the dimensions of discourse practice, and the dimensions of discourse practice (macro). The approach of this research was critical discourse analysis. The research data in the form of copy of the group’s members uploaded at Facebook’s group Samarinda Community. The result showed: First, textual analysis (Micro Analysis). Generally, the text structure was divided into three parts, the opening, the content, and the closing. The opening related to the target critical and the meaning of critical regarding. The rest, the critics expressed their criticism directly on the substance. In the closing, the criticism was using argumentative with a variety expression, such as hopelessness, irritability, and anger. Generally, they use of transitive grammar. The critical was containing negative things of Mayor and staffs. The use of criticism vocabularies had characteristics that were criticizing directly, advising, using abusive language, teasing allusion, and accusing. Second, discourse practice dimension. Various complaints had been an accumulation over various issues. The criticism had positive impact on the improvement of Samarinda. Third, social and cultural practice dimension (macro).  Overall identifiable ideologies were built, such as the Mayor of Samarinda was not able to manage the government. The government was anti critical, not an independent, didn’t has the concept to build Samarinda.       Warga Samarinda kritis terhadap kinerja Pemerintah Kota. Kekritisan warga tampak dalam penggunaan bahasa di media sosial, salah satunya grup facebook Bubuhan Samarinda (FBM). Penggunaan bahasa kritikan tersebut penting untuk dikaji. Tujuan penelitian ini mengungkapkan analisis tekstual (mikro), dimensi praktik wacana, dan dimensi praktik wacana (makro). Pendekatan penelitian ini berupa analisis wacana kritis. Data penelitian berupa salinan unggahan anggota grup FBM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: pertama, Analisis Tekstual (Analisis Mikro). Struktur teks secara umum dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pembuka, bagian isi, dan bagian penutup. Pembuka teks terkait dengan target kritikan dan perihal kritikan yang dimaksud. Selebihnya pengkritik menyampaikan kritikan langsung pada substansi. Penutup kritikan menggunakan argumentatif dengan beragam ekspresi, seperti keputusasaan, kejengkelan, dan kemarahan. Penggunan gramatika transitif secara umum kritikan yang dilontarkan berisi hal-hal negatif  Walikota Samarinda beserta jajaran. Penggunaan kosakata kritikan, memiliki kekhasan, yakni mengkritik secara langsung, dengan menasihati, bahasa kasar, sindiran, dan juga menyerang/menuduh; Kedua, Dimensi Praktik Wacana. Berbagai kritikan yang dilontarkan merupakan akumulasi atas berbagai persoalan.  Kritikan memberikan dampak positif untuk pembenahan Kota Samarinda; Ketiga, Dimensi Praktik Sosial Budaya (Makro). Secara keseluruhan dapat diidentifikasi ideologi yang dibangun, seperti Walikota Samarinda tidak mampu mengelola pemerintahan; Pemerintah Kota Samarinda antikritik, tidak independen, tidak memiliki konsep membangun Kota Samarinda.

Page 1 of 18 | Total Record : 178