cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta timur,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Asia Pacific Studies
ISSN : 25806378     EISSN : 25807048     DOI : -
Jurnal Asia Pasific Studies (JAPS) is published by International Relations Department of Universitas Kristen Indonesia (UKI). It is a bi-annual journal publishing articles on International Relations and Asia Pacific issues. The journal focused on multidisciplinary and pluralistic perspectives and approaches regarding International Relations theories, research methodologies, and International Political Economy as well as Security Sudies within the scope of Asia Pacific.
Arjuna Subject : -
Articles 83 Documents
HUMAN SECURITY FOR BORDER SOCIETY: A CASE STUDY AT WARIS COMMUNITY AT THE BORDERS OF RI-PNG Melyana Ratana Pugu; Yanyan Mochamad Yani
Kajian Asia Pasifik Vol 3 No 1 (2019): January - June 2019
Publisher : International Relations Study Program of Universitas Kristen Indonesia (UKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1215.791 KB) | DOI: 10.33541/japs.v3i1.972

Abstract

This research is aimed to explain the border society situation at Waris District, which is located remote from government services. This condition reflects a threat on human security at the borders in Keerom regency, Papua, which is directly bordering Papua New Guinea (PNG). This research uses qualitative research method, in which it explains the human security threat in education and health at Waris District, which borders PNG. The education and health improvement and development for Waris community are organized through the provision infrastructure such as: the number of schools, teachers, community health centres. These are the indicators for the education and health improvement and development in the border region. The outcome of this research is a reference for the government in border region management in the sectors of education and health, as an effort to minimise human security threat for the Waris community at the borders between RI-PNG. Keywords: Human Security, Border Society, Waris, Indonesia, Papua New Guinea Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan situasi masyarakat perbatasan di Distrik Waris yang berlokasi terpencil jauh dari pelayanan publik dari pemerintah. Kondisi ini menyebabkan adanya ancaman terhadap keamanan manusia di daerah perbatasan Kabupaten Keerom, Papua yang langsung berbatasan dengan Papua Nugini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk menjelaskan ancaman terhadap keamanan manusia di bidang pendidikan dan kesehatan di Distrik Waris yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Pembangunan dan peningkatan bidang pendidikan dan kesehatan dilakukan melalui pengadaan infrastruktur seperti jumlah sekolah, guru, pusat-pusat kesehatan masyarakat. Ini semua merupakan indikator untuk pembangunan dan peningkatan bidang pendidikan dan kesehatan di kawasan perbatasan. Hasil penelitian menjadi bahan masukan bagi pemerintah dalam mengelola kawasan perbatasan terutama di sector pendidikan dan kesehatan, sebagai upaya untuk meminimalkan ancaman terhadap keamanan manusia di Distrik Waris yang berada di daerah perbatasan antara Republik Indonesia dan Papua Nugini. Kata Kunci: Keamanan Manusia, Masyarakat Perbatasan, Waris, Indonesia, Papua Nugini
RUSSIA - CHINA STRATEGIC PARTNERSHIP IN THE INDO-PACIFIC REGION: SYNERGIZING GREATER EURASIA WITH BELT AND ROAD INITIATIVE, 2016-2018 Hendra Manurung
Kajian Asia Pasifik Vol 3 No 1 (2019): January - June 2019
Publisher : International Relations Study Program of Universitas Kristen Indonesia (UKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2057.06 KB) | DOI: 10.33541/japs.v3i1.1033

Abstract

Since 2017 to 2018, the world has been living through a period of progressive erosion, or collapse, of international orders have inherited from the Cold-War. Through the election of Donald Trump in 2016 and the rapid increase of U.S aggressive containment policy of Russia and China, which is both a consequence of the gradual erosion which represents deep internal and international contradictions as this process, entered its critical point. Therefore, in responding to the dynamic changes in International Relations, Kremlin has proactively proposed the Greater Eurasian Partnership for the international cooperation agenda in order to adopt within Belt and Road Initiative. This research attempts to assess the linking possibility of the Greater Eurasia integrate with the Belt and Road Initiative for improving cooperation in explanatory research that can be one of the major indicator to implement Vladimir Putin and Xi Jinping agenda-setting in the Indo-Pacific region. The strategic partnership between the development strategies of Russia and China in bilateral, regional, and global relations lays the foundation of improvement cooperation between a number of countries, regions, and organizations. Thus, for the Eurasian Partnership to succeed in the context of Indo-Pacific development, it must strictly comply to World Trade Organization (WTO) rules and take a tolerant attitude toward the diverse mechanisms for cooperation that various countries and regions have developed through. Keywords: Russia, China, Greater Eurasia, Belt and Road Initiative, Indo-Pacific Region Abstrak Sejak 2017 hingga 2018, dunia telah mengalami masa erosi progresif, atau runtuhnya tatanan internasional yang diwarisi dari Perang Dingin. Melalui pemilihan Donald Trump pada tahun 2016 dan peningkatan pesat kebijakan penangkalan agresif Amerika Serikat atas Rusia dan Tiongkok, yang keduanya merupakan konsekuensi dari erosi bertahap yang mewakili kontradiksi internal dan internasional yang mendalam ketika proses ini, memasuki titik kritisnya. Oleh karena itu, dalam menanggapi perubahan dinamis dalam Hubungan Internasional, Kremlin telah secara proaktif mengusulkan Kemitraan Eurasia Besar untuk agenda kerja sama internasional agar dapat diadopsi dalam Belt and Road Initiative. Penelitian ini mencoba untuk menilai kemungkinan keterkaitan Eurasia Besar dengan Inisiatif Sabuk dan Jalan untuk meningkatkan kerja sama dalam penelitian penjelas yang dapat menjadi salah satu indikator utama untuk mengimplementasikan Vladimir Putin dan penetapan agenda Xi Jinping di kawasan Indo-Pasifik. Kemitraan strategis antara strategi pembangunan Rusia dan Cina dalam hubungan bilateral, regional, dan global meletakkan fondasi peningkatan kerjasama antara sejumlah negara, wilayah, dan organisasi. Dengan demikian, agar Kemitraan Eurasia berhasil dalam konteks pembangunan Indo-Pasifik, ia harus benar-benar mematuhi aturan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan mengambil sikap toleran terhadap beragam mekanisme kerja sama yang telah dikembangkan oleh berbagai negara dan wilayah. Kata-kata kunci: Rusia, Tiongkok, Terbesar Eurasia, Inisiatif Sabuk dan Jalan, kawasan Indo-Pasifik
IMPLEMENTASI KERJASAMA INDONESIA – INGGRIS DALAM KERANGKA MULTISTAKEHOLDER FORESTRY PROGRAMME 3 (MFP 3) TERHADAP PENINGKATAN PRODUK KAYU INDONESIA Antoko Ridho; Laode Muhamad Fathun; Mansur Juned
Kajian Asia Pasifik Vol 3 No 1 (2019): January - June 2019
Publisher : International Relations Study Program of Universitas Kristen Indonesia (UKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (804.241 KB) | DOI: 10.33541/japs.v3i1.967

Abstract

This study discusses the Implementation of Indonesian and British Cooperation in the Elite Cooperation of Multistakeholders Forestry Program. In this collaboration Indonesia and the UK have rules regarding the existence of illegal logging in Indonesia. Indonesia's policy is Certification of Timber Legality Verification. The United Kingdom or the European Union has a policy that is Law Enforcement and Forest Law Governance (FLEGT). This research was conducted on the Implementation of MFP 3 on Indonesian wood products. The Thinking Framework of this model uses the theory of International Cooperation, the Concept of Sustainable Development. This research uses descriptive method with a qualitative approach. The collaboration between Indonesia and the UK produces several impacts on Illegal Logging and timber production and forest management in Indonesia in 2014-2016.
FENOMENA INDO-PASIFIK DAN DIPLOMASI INDONESIA Sinta Herindrasti
Kajian Asia Pasifik Vol 3 No 1 (2019): January - June 2019
Publisher : International Relations Study Program of Universitas Kristen Indonesia (UKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (970.902 KB) | DOI: 10.33541/japs.v3i1.965

Abstract

The emergence of the Indo-Pacific terminology since 2007 until 2013, which is still growing stronger up until now, has created a new “tension” dynamic among various actors in the region. The term Indo-Pacific at least reflects the exisiting new geopolitics transformation discourse in the regions between Indian and Pacific Oceans. With its strategic position, Indonesia is also active in the development of Indo-Pacific’s discourse and diplomacy. Considering the broad geographical area coverage of the Indo-Pacific concept and various state-actors including involvement of their power distribution and structure, comprehensive and critical analysis of Indo-Pacific phenomenon observation are therefore required. What is the purpose of Indonesia through its Indo-Pacific diplomatic action? Are there any current urgent needs which warrant involvement in these broad geopolitical issues? Does Indo-Pacific answer the needs of Indonesia and ASEAN in the middle of their various multilateral agendas? This paper would like to elaborate on the importance of Indonesia’s or ASEAN’s involvement in the Indo-Pacific by considering real situations, real needs and obstacles to be faced, especially in regards to politics-security challenges. Keywords: Indo-Pacific Phenomenon, Indonesia Diplomacy Abstrak Kemunculan terminologi Indo-Pasifik sejak tahun 2007 hingga 2013 yang menguat hingga sekarang telah menciptakan dinamika “ketegangan” baru antar berbagai aktor kawasan. Istilah Indo-Pasifik setidaknya mencerminkan adanya diskursus transformasi geopolitik baru di kawasan antara lautan Hindia dan Pasifik tersebut. Tidak ketinggalan Indonesia dengan posisi strategisnya juga terlibat aktif dalam pengembangan diskursus dan diplomasi Indo-Pasifik. Menimbang luasnya cakupan area geografis konsep Indo-Pasifik dan banyaknya aktor negara termasuk distribusi power dan struktur yang akan terlibat, maka diperlukan analisis komprehensif kritis dalam melihat fenomena Indo-Pasifik. Apa sebenarnya tujuan Indonesia melalui aksi diplomasi Indo-Pasifik? Apakah ada kebutuhan yang sangat mendesak saat ini untuk terlibat dalam isu geopolitik yang sangat luas ini? Apakah Indo-Pasifik menjawab kebutuhan Indonesia dan ASEAN di tengah agenda multilateral yang sudah sedemikian banyak? Paper ini ingin melihat urgensi keterlibatan Indonesia/ASEAN dalam Indo-Pasifik dengan mempertimbangkan situasi dan kebutuhan nyata serta kendala yang akan dihadapi terutama terkait tantangan dimensi politik-keamanan (security). Kata Kunci: Fenomena Indo-Pasifik, Diplomasi Indonesia
RIVALITAS GEOPOLITIK AMERIKA SERIKAT – TIONGKOK DI MYANMAR Eufronius Suwarman; Kartika Watunwotuk; Lecya Melianti; Maria Rosari; Natalia Yewen; Regina Naomi
Kajian Asia Pasifik Vol 2 No 2 (2018): Juli - Desember 2018
Publisher : International Relations Study Program of Universitas Kristen Indonesia (UKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (603.207 KB) | DOI: 10.33541/japs.v2i2.1071

Abstract

Kompetisi komprehensif A.S.-China saat ini bermain dalam skala yang semakin global. Fokus utama kompetisi adalah wilayah Indo-Asia-Pasifik yang luas, dan berpusat di Asia Tenggara, contohnya adalah Myanmar. Penulisan ini akan membahas rivalitas AS dan Tiongkok di Myanmar untuk mencapai kepentingan nasional mereka. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode kualitatif. Argumen akhir dari penulisan ini bahwa rivalitas AS-Tiongkok ditujukan untuk memperluas pengaruh mereka di Myanmar karena wilayah Myanmar yang strategis dan sumber daya alam yang melimpah menjadi daya tarik Tiongkok. Keuntungan Beijing sebagian besar ekonomi dan diplomatik, sedangkan Washington lebih beragam. Namun Myanmar mampu menyikapi dengan baik kehadiran dua kekuatan besar tersebut. Kata Kunci: Rivalitas AS-Tiongkok, Kepentingan nasional AS-Tiongkok, Respon Myanmar
EKSISTENSI JEPANG DAN TIONGKOK DALAM GEOPOLITIK ENERGI DI ASIA TENGAH Ayu Suhartini; Dian Permata Pratiwi; Jorshy Amanda Sudarno; Paulus Anggiat Siregar; Shybill Natalia de Queljoe; Syahrir Roni Geyasra
Kajian Asia Pasifik Vol 2 No 1 (2018): Januari-Juni 2018
Publisher : International Relations Study Program of Universitas Kristen Indonesia (UKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (836.344 KB) | DOI: 10.33541/japs.v2i1.1068

Abstract

Abstract In addition to its existence stretching along Silk Road between Europe and East Asia which later made it theheart of Euroasia, the Central Asia region is also a region rich in energy resources, specifically oil and naturalgas. These two factors then brought the region of Central Asia to develop into the second largest oil and gasproducing region in the world, after the Middle East. This makes the Central Asian region as an arena as well asa battle theater for energy interests between western countries, Russia, China, Japan, South Asian countries andthe Middle East. Japan and China particulary, in the past decade began to show their interest and concentrationin this region. This can be seen through the establishment of the 2004 Central Asia Plus Japan Dialogue and the2006 Official Development Assistance (ODA) by Japan. Do not want to fall behind, in 2013 through itsPresident, Xi Jinping, China building the cooperation with the Central Asia through the One Belt One Road(OBOR) initiative. The purpose of this paper is to explain how the existence of Japan and China and theirinfluence in the dynamics of geopolitical energy in the Central Asian region. To complete this paper, the authorused qualitative research methods. From this paper, it was found that the existence of Japan and China hadpositive impact on the dynamics of energy geopolitics in the Central Asia region. Keywords: Geopolitical energy, oil, natural gas, Japan, China, Central Asia. Abstrak Selain keberadaannya yang terbentang di sepanjang Silk Road antara Eropa dan Asia Timur sehinggamenjadikannya jantung dari Euroasia, Asia Tengah juga merupakan wilayah yang kaya akan sumber daya energiterutama minyak dan gas alam serta penghasil terbesar kedua di dunia setelah Timur Tengah. Hal ini membuatkawasan Asia Tengah sebagai arena sekaligus teater pertempuran kepentingan energi antara negara-negara barat,Rusia, Tiongkok, Jepang, negara-negara Asia Selatan dan Timur Tengah. Jepang dan Tiongkok secara khususdalam dekade terakhir mulai menunjukan minat dan konsentrasinya pada kawasan ini. Terbukti melaluipembentukan Central Asia Plus Japan Dialogue tahun 2004 dan Official Development Assistance (ODA) tahun2006 oleh Jepang. Tidak ingin ketinggalan pada tahun 2013 melalui Presidennya, Xi Jinping, Tiongkokmembangun kerjasama melalui inisiatif One Belt One Road (OBOR). Adapun tujun dari tulisan ini adalah untukmenjelaskan bagaimana eksistensi dan pengaruh dari keberadaan Jepang dan Tiongkok dalam dinamikageopolitik energi di kawasan Asia Tengah. Dalam menyelesaikan tulisan ini, penulis menggunakan metodepenelitian kualitatif. Dari tulisan ini didapatkan bahwa keberadaan Jepang dan Tiongkok cukup memberikanpengaruh positif bagi dinamika geopolitik energi di kawasan Asia Tengah. Kata Kunci: Geopolitik energi, minyak bumi, gas alam, Jepang, Tiongkok, Asia Tengah
GEOPOLITIK CINA DAN JEPANG DI ASIA TIMUR: SENGKETA KEPULAUAN DIAOYU/SENKAKU Destrina Christianty; Geriel Jonathan; Lamtiur Simamora; Ribka Helena; Ruth Diana Rebecca; Sathya Reysha Wacanno
Kajian Asia Pasifik Vol 3 No 1 (2019): January - June 2019
Publisher : International Relations Study Program of Universitas Kristen Indonesia (UKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (530.715 KB) | DOI: 10.33541/japs.v3i1.1072

Abstract

Pulau-pulau tak berpenghuni yang dikenal sebagai Senkaku untuk Jepang dan Diaoyu untuk Cina terletak sekitar170 km dari Okinawa dan Taiwan, dan 380 km dari daratan Cina. Kedua pihak saling mengklaim kepemilikandari pulau tersebut, berdasarkan pada bukti sejarah dan perjanjian. Namun, perbedaan interpretasi bukti sejarahdan perjanjian menjadikan perselisihan antara Cina dan Jepang tentang hak kepemilikan dari pula tersebut. Posisipulau yang sangat strategis di Samudera Pasifik dan pada tahun 1969 AS mengungkapkan, bahwa pulau-pulauitu mungkin memiliki cadangan minyak dan gas yang membuat Republik Rakyat Tiongkok mengklaim pulau-pulau itu hanya dua tahun kemudian. Kedua hal tersebut mempersulit dalam pencapaian kesepakatan dalam halkepemilikan dari pulau tersebut.
SENGKETA BHUTAN-TIONGKOK-INDIA: KONFLIK DOKLAM Josephine Emmanuela; Chika Arianti; Arya Kusuma; Mika Tobing; Chaterine Yehezkiel
Kajian Asia Pasifik Vol 2 No 2 (2018): Juli - Desember 2018
Publisher : International Relations Study Program of Universitas Kristen Indonesia (UKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (970.902 KB) | DOI: 10.33541/japs.v2i2.1069

Abstract

Sengketa antara Tiongkok-Bhutan atas wilayah Doklam mengakibatkan instabilitas kemanan di wilayah tersebut. Bhutan yang kemudian meminta bantuan India untuk mengatasi sengketa di Doklam menambah konstelasi baru dalam krisis sengketa yang ada Doklam. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana upaya penyelesaian konflik Doklam antara Tiongkok-India. Dalam penelitian ini akan dijelaskan bagaimana proses terjadinya sengketa yang ada di Doklam, dan proses perdamaiannya. Diskusi kemudian berlanjut kepada, One China Policy yang melatar belakangi Tiongkok dalam melakukan sengketa terhadap wilayah Doklam. Untuk menganalisis kasus sengketa Doklam, penulis menggunakan teori “Realisme”. Untuk mendukung penelitian ini, penulis menggunakan metode kulitatif. Kata Kunci : Tiongkok, India, Sengketa, Doklam, Bhutan
GEOPOLITIK TIONGKOK DI KAWASAN ASIA TENGGARA: JALUR PERDAGANGAN (OBOR) Fransiskus Radityo; Gabriella Rara; Indah Amelia; Rifal Efraim
Kajian Asia Pasifik Vol 3 No 1 (2019): January - June 2019
Publisher : International Relations Study Program of Universitas Kristen Indonesia (UKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (566.725 KB) | DOI: 10.33541/japs.v3i1.1073

Abstract

Dalam perkembangan dinamika politik internasional, Tiongkok merupakan salah satu negara yang mulai muncul dan berperan sebagai emerging power serta memiliki kekuatan ekonomi yang banyak memberikan pengaruh bagi sistem ekonomi dunia. Geopolitik merupakan bentuk dari implementasi politik suatu negara dengan pengaruh keadaan geografisnya. Keadaan geografis dapat mempengaruhi kebijakan suatu negara atas upaya mencapai kepentingannya. Untuk mewujudkan kepentingannya maka Tiongkok menggunakan geostrategi. Perkembangan geostrategi politik Tiongkok sendiri dapat dilihat dari masa sejarah Tiongkok dimana sudah mulai adanya pertimbangan kebijakan yang menyesuaikan kondisi geografis. Dalam hal ini dapat dilihat dari bagaimana Tiongkok mampu memetakan jalur perdagangannya yang diperkenalkan dengan sebutan jalur sutra atau silk road. Di era Tiongkok modern atau kotemporer, Tiongkok semakin berkembang menjadi negara yang memiliki kemampuan bargaining power yang cukup kuat. Karena hal tersebut Tiongkok memetakan strateginya bukan hanya melihat dari aspek geografis namun juga melihat dari kondisi politik internasional.
TIONGKOK SEBAGAI PEMIMPIN DUNIA BARU MELALUI INVESTASI DI NEGARA-NEGARA DI DUNIA Annissa Nadya; Elshadai Trihandayani; I Gusti Usha; Maria Agnetha; Theofilia Soukotta; Sepril Melani
Kajian Asia Pasifik Vol 2 No 2 (2018): Juli - Desember 2018
Publisher : International Relations Study Program of Universitas Kristen Indonesia (UKI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.986 KB) | DOI: 10.33541/japs.v2i2.1070

Abstract

Tulisan ini akan membahas mengenai Tiongkok sebagai negara yang saat ini dapat dikatakan sebagai negara superpower. Tiongkok melakukan investasi global besar-besaran dan hadir di negara-negara di seluruh dunia, tidak terbatas hadir di negara-negara berkembang tetapi juga di negara maju.Investasi Tiongkok yang hampir hadir di sebagia besar negara di dunia, menunjukkan Tiongkok telah berhasil memperluas pengaruhnya, sehingga semakin besar kekuatan yang dimiliki Tiongkok. Kemudian, inovasi besar yang digagas oleh Tiongkok, mendorong semakin banyak hadirnya investasi Tiongkok di dunia.Seluruh kawasan telah merasakan hadirnya Tiongkok dengan adanya investasi tersebut. Tiongkok dipandang sebagai negara yang penting saat ini.Adapun tujuan tulisan ini adalah untuk menjelaskan bagaimana investasi global yang dilakukan Tiongkok, mendorongnya hadir sebagai pemimpin dunia saat ini. Metode penelitian ini bersifat kualitatif.Penulis menggunakan teori World Leadership menurut Modelski sebagai pedoman.Tulisan ini menemukan, jika Tiongkok berpotensi untuk menjadi New World Leader berlandaskan kekuatan dan inovasi yang dimiliki Tiongkok. Kata Kunci : Tiongkok, Investasi, New World Leader, Kekuatan