cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 18584748     EISSN : 25490885     DOI : -
Core Subject : Education,
SAINTEK PERIKANAN (p-ISSN: 1858-4748 dan e-ISSN: 2549-0885) adalah jurnal ilmiah perikanan yang diterbitkan oleh Jurusan Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Jurnal ini diterbitkan 2 (dua) kali setahun (Februari dan Agustus).
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 13, No 2 (2018): SAINTEK PERIKANAN" : 11 Documents clear
PEMETAAN WILAYAH PENANGKAPAN IKAN TERI (Stolephorus sp) BERDASARKAN DATA SATELIT OCEAN COLOR DI PERAIRAN KABUPATEN BATANG (Mapping of Anchovy (Stolephorus sp) Fishing Ground based on Ocean Color Satellite Data in the Batang Regency Waters) Rosyid Paundra Gamawan; Suryanti Suryanti; Teja Arief Wibawa
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 13, No 2 (2018): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.91 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.13.2.133-142

Abstract

Kelimpahan Ikan Teri banyak ditemukan di perairan laut Kabupaten Batang saat musim timur. Penggerak ekonomi masyarakat pesisirnya pada musim timur tergantung hasil tangkapan Ikan Teri. Kegiatan penangkapan Ikan Teri oleh nelayan kurang efisien dalam hal waktu dan biaya operasional. Penginderaan jauh merupakan teknologi menghasilkan data observasi secara spasial dan time series. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelimpahan plankton dominan dan persebaran Ikan Teri di perairan Kabupaten Batang pada musim timur. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli - September 2017. Variabel penelitian yang diteliti adalah adalah suhu permukaan laut, klorofil-a, kelimpahan fitoplankton, kelimpahan zooplankton dan hasil tangkapan Ikan Teri. Pengambilan data kelimpahan plankton menggunakan nansen water sampler. Pengambilan data hasil tangkapan Ikan Teri dengan mencatat hasil tangkapan setiap tripnya. Data SPL dan klorofil-a diunduh dari website Ocean Color. Kedua data tersebut berasal dari rerata nilai masing-masing sensor harian (Terra MODIS, Aqua MODIS dan SNPP VIIRS) yang dikomposit dari tiga hari yaitu, data satu hari sebelum waktu penangkapan, saat penangkapan, dan satu hari setelah penangkapan. Semua data variabel diuji outlier, uji normalitas, tranformasi data, dan uji kolinearitas. Data hasil 4 uji tersebut digunakan untuk membuat persamaan pemodelan rantai makanan Ikan Teri, yaitu persamaan kelimpahan fitoplankton, kelimpahan zooplankton dan kelimpahan Ikan Teri. Persamaan tersebut digunakan untuk menduga pesebaran Ikan Teri. Hasil kelas fitoplankton yang paling dominan adalah Bacillariophyceae, lalu zooplankton adalah Copepoda. Persebaran Ikan Teri bulan Juni 2017 menyebar rata dari timur ke barat perairan Kabupaten Batang. Persebaran Juli 2017, lebih cenderung di bagian timur perairan Kabupaten Batang.  Persebaran Agustus 2017, persebaran Ikan Teri yang hampir rata di setiap perairan Kabupaten Batang. Anchovy abundance is commonly found in the marine waters of Batang Regency during the east season. The economy of coastal communities in the east season depends on the catch of Anchovy. Fishing activities by fishermen are less efficient in terms of time and operational costs. Remote sensing is a technology to produce spatial observation data and time series. This study aims to determine the abundance of plankton (phytolankton and zooplankton) and to determine the distribution of Anchovy fishing ground in the eastern seasons of 2017 based on food chains and oceanographic satellite imagery observations. This research was conducted in July-September 2017. The research variables are sea surface temperature, chlorophyll-a, phytoplankton and zooplankton abundance and fish catch. Plankton abundance is taken by nansen water sampler, while the Anchovy catch data is taken from the catch . Data of sea surface temperature and chlorophyll-a are obtained from Ocean Color website. They are average value of each daily sensor (Terra MODIS, Aqua MODIS and SNPP VIIRS) compiled from three days (one day before taking in situ data, the day taking in situ data, and one day after taking in situ data). Variable data was tested outlier, normality test, data transformation, and cholinearity test. Furthermore, the result data of the four tests are used to make some modeling equations of Anchovy food chain, thats are phytoplankton abundance equation, zooplankton abundance and Anchovy abundance. The equation of Anchovy abundance is used to estimate the distribution of anchovies. This research showed that dominant phytoplankton species at Anchovy fishing ground in Batang Regency is Bacillariophyceae, then, the  zooplankton is Copepoda. Distribution of Anchovy at Batang Regency waters in June 2017 is spread evenly from east to west of waters; in July 2017 is wider spread in the eastern part of the waters; in August 2017 is almost equally in each of the waters.
INVENTARISASI MANGROVE DAN GASTROPODA DI PULAU TUNDA SERANG BANTEN, INDONESIA SERTA DISTRIBUSI SPASIAL DAN KONEKTIVITASNYA (Mangrove and Gastropods Inventarization, Spacial Distribution and Connectivity in Tunda Island Serang Banten, Indonesia) Syahrial Syahrial; Novita MZ Novita MZ
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 13, No 2 (2018): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (569.463 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.13.2.94-99

Abstract

Ekosistem mangrove adalah ekosistem yang unik, sangat rentan, tetapi paling produktif diantara ekosistem lainnya. Salah satu manfaat hutan mangrove adalah sebagai tempat hidup berbagai biota pesisir dan laut. Penelitian tentang inventarisasi jenis mangrove dan biota asosiasi gastropoda serta distribusi dan konektivitasnya telah dilakukan di Pulau Tunda Serang Banten pada bulan Januari 2014 yang bertujuan untuk mendata keanekaragaman hayati di Indonesia. Stasiun 1 berada di bagian Timur pulau, sedangkan Stasiun 2 berada di bagian Selatan pulau. Data kondisi vegetasi mangrovenya dikumpulkan dengan cara membuat transek garis dan plot berukuran 10 x 10 m2, 5 x 5 m2 dan 1 x 1 m2 yang ditarik dari titik acuan (tegakan mangrove terluar) dan tegak lurus garis pantai sampai ke daratan, sedangkan data kondisi biota asosiasi gastropodanya dikumpulkan dalam plot berukuran 1 x 1 m2 yang dipasang dalam plot transek vegetasi mangrove berukuran 10 x 10 m2. Kemudian distribusi mangrove, biota asosiasi gastropoda dan konektivitasnya dianalisis menggunakan Analisis Faktorial Koresponden (AFK). Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 5 jenis mangrove dan 20 jenis biota asosiasi gastropoda. Kerapatan mangrove untuk kedua stasiunnya bervariasi, dimana untuk kategori pohon dan semai kerapatan tertingginya pada bagian Selatan, sedangkan kerapatan anakan pada bagian Timur. Sementara untuk biota asosiasi (gastropoda), kepadatan tertinggi untuk kedua stasiunnya adalah L. scabra (6,31 dan 2,24 ind/m2). Distribusi jenis mangrove berdasarkan AFK dikelompokan menjadi dua kelompok, sedangkan distribusi gastropodanya menjadi 3 kelompok. Selanjutnya spesies mangrove R. apiculata memiliki hubungan yang kuat terhadap spesies gastropoda L. scabra, kemudian B. gymnorrhiza dan R. stylosa berkaitan erat dengan C. cingulata maupun T. sulcata, sedangkan R. mucronata, L. racemosa maupun S. caseolaris berkaitan erat dengan gastropoda T. palustris, N. planospira dan M. puella.Mangrove is an unique and susceptible ecosystem, but the most productive than others ecosystem. One of the mangove forest function is as a living place for many coastal and sea biota such as sea gastropods. The research is included some activity to inventory the mangrove and sea gastropod as association biota with it’s spacial distribution and connectivity. It was conducted in Tunda Island Serang Banten on January, 2014 with the aim to collect biodiversity data in Indonesia. Station one (1) is on the East part of the island, while station two (2) on the South part. The mangrove vegetations condition data were collected by line transect and plot (10 x 10 m2, 5 x 5 m2 and 1 x 1 m2) method. It is pulled from the point reference direction (the outer mangrove stand) perpendicular to the shoreline from the main land and divided into 2 (two) research station located on east and south part of the island. While, the associations biota (sea gastropod) condition data were collected by plot size method (1 x 1 m2) located on mangrove vegetation transect plot (10 x 10 m2). Mangrove and gastropods spacial distribution and it connectivity were analyzed by Correspondent Analysis Factorial (CAF) function in SPSS (Statistical Package for Social Science) software. The spacial distribution results shown there were 5 (five) mangrove species and 20 (twenty) sea gastropods. Mangrove density for both station is variated, which for the highest tree and seedling density category stranded on the South part of the island, while for sapling on the East part. While, the highest densities of L. scabra (sea gastropod) as mangrove asscociation biota are located in both station (6.31 and 2.24 ind/m2). According to CAF analysis, the mangrove species are distributed into 2 (two) groups, while, gastropods are distributed into 3 (three) groups for its connectivity measurement. The results showns that mangrove species of R. apiculata has strength relation with gastropods species as gastropoda L. scabra. Therefore, B. gymnorrhiza and R. stylosa has strength relation with C. cingulata and T. sulcata, whereas, R. mucronata, L. racemosa and S. caseolaris has strength relation with gastropoda T. palustris, N. planospira and M. puella. 
EFISIENSI TEKNIS DAN SELEKTIVITAS ALAT TANGKAP JARING INSANG (GILLNET) TERHADAP KOMPOSISI HASILTANGKAPAN DI PERAIRAN SEMARANG (Technical Efficiency and Selectivity of Fishing Gear Gillnet to Composition of Fish Capture in Semarang Water) Vatharany Liana Putri; Faik Kurohman; Aristi Dian Purnama Fitri
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 13, No 2 (2018): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.129 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.13.2.126-132

Abstract

Pengoperasian Gill Net  akan berpengaruh terhadap stok sumberdaya ikan apabila tidak diatur dengan baik. Strategi manajemen sumberdaya ikan diperlukan agar optimalisasi hasil tangkapan dan kelestarian sumberdaya ikan tetap terjaga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis nilai efisiensi teknis dan nilai selektivitas alat tangkap Jaring Insang (Gill Net ) terhadap komposisi hasil tangkapan. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif bersifat studi kasus. Lokasi penelitian  di perairan Semarang. Obyek pengamatan adalah Gill Net .  Analisis data yang digunakan adalah uji Independent T-Test. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa alat tangkap Gill Net  terdapat dua mesh size yaitu 1,4 inci dan 3,5 inci. Total hasil tangkapan Gill Net  dengan mesh size 1,4 inci sebesar 38.350 kg sedangkan Gill Net  dengan ukuran 3,5 inci sebesar 15.220 kg. Nilai efisiensi yang terdapat pada mesh size 1,4 inci adalah 30 sedangkan, mesh size 3,5 inci memperoleh poin sebesar 20. Berdasarkan pengolahan uji Independent T-test bahwa terdapat pengaruh signifikan antara komposisi hasil tangkapan Gill Net  terhadap mesh size 1,4 inci dan 3,5 inci. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah status alat tangkap Gill Net  dengan mesh size 1,4 inci lebih efisien daripada mesh size 3,5 inci. The way to operation the Gill Net  will affect the stock of fish resources if not properly regulated. Strategy to manage the fish resources is needed to optimize amount of catch and create the sustainable fish resources. The aim of research was to analyze level of technical efficiency and selectivity Gillnets to the composition of the catches. The research method used case study on technical efficiency Gillnets in Semarang’s waters. The results of the research, Gillnets have two mesh size, 1.4 inch and 3.5 inch. Total catch of Gillnets with mesh size 1.4 inch was 38.350 kg while Gillnets catch with mesh size 3.5 inch was 15.220 kg. Based on independence T-test that there was significant influence between the composition of Gillnets catches to mesh size 1.4 inch and 3,5 inch. efficiency point with mesh size 1,4 inch was 30, whereas mesh size 3,5 inch obtained 20 point. The conclusion from this research is stat us of fishing gear Gillnets with mesh size 1,4 inch more efficient than mesh size 3,5 inch.
EFEKTIVITAS EKSTRAK LAMUN Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii, DAN Enhalus acoroides DARI PERAIRAN JEPARA SEBAGAI ANTIBAKTERI PADA FILLET IKAN NILA (Oreochromis niloticus) SELAMA PENYIMPANAN DINGIN (Effects Of Seagrass Extracts Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii, and Enhalus acoroides From Jepara As Antibacterials On Tilapia (Orechromis niloticus) Fillets During Cold Storage) Nikolaus Eric Pradana; Fath F Wardiwira; Luqmanul Hakim; Azizatul Nur Imamah; Winne Istianisa
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 13, No 2 (2018): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (398.266 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.13.2.143-147

Abstract

Penanganan fillet ikan nila segar merupakan bagian penting karena dapat mempengaruhi mutu. Ikan nila memiliki pH mendekati netral yang merupakan media untuk pertumbuhan bakteri pembusuk maupun mikroorganisme lain sehingga mudah mengalami pembusukan. Penambahan bahan antibakteri dari jenis lamun diharapkan mampu menambah masa simpan fillet ikan nila. Ketiga jenis lamun, yaitu Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii, dan Enhalus acoroides digunakan pada penelitian pendahuluan, selanjutnya diambil salah satu yang terbaik untuk masuk dipenelitian utama. Lamun dikeringkan dengan cara diangin-anginkan,  lamun kering diekstrak dengan etanol 96% selama 2 x 24 jam dengan perbandingan bahan : pelarut (1 : 5). Ekstrak lamun disaring untuk memisahkan residu dan pelarut, filtrat diuapkan menggunakan rotary evaporator. Fillet ikan nila direndam ekstrak lamun dengan konsentrasi 20%, 25%, dan 30% selama 2 jam, kemudian diuji TPC dan organoleptik. Berdasarkan hasil  penelitian pendahuluan didapatkan Enhalus accoroides dengan konsentrasi 25% merupakan konsentrasi terbaik berdasarkan nilai TPC dan organoleptik. Penelitian selanjutnya adalah menambahkan ekstrak lamun Enhalus acoroides 25% dan tanpa penambahan ekstrak Enhalus acoroides sebagai control. Fillet dikemas menggunakan plastik seal dan disimpan pada suhu dingin 4oC dalam refrigerator dengan lama penyimpanan 0, 3, 6, 9, dan 12 hari. Fillet ikan nila yang disimpan pada suhu dingin menunjukkan bahwa perbedaan penambahan lamun dan lama penyimpanan memberikan pengaruh yang nyata terhadap nilai TPC pada hari ke-12 yaitu            1,16 x 105 CFU/g, nilai TVBN 26,67 mgN/100g, dan nilai pH sebesar 7,01 Handling fresh tilapia fillets is an important part because it can affect quality. Tilapia has a pH close to neutral which is a medium for the growth of decomposing bacteria and other microorganisms so that it can easily decay. The addition of antibacterial ingredients from seagrass species is expected to increase the shelf life of tilapia fillets. The three types of seagrass, namely Cymodocea rotundata, Thalassia hemprichii, and Enhalus acoroides were used in the preliminary study, then taken one of the best to enter in the main study. Seagrass is dried by aerating, dried seagrass is extracted with 96% ethanol for 2 x 24 hours with a ratio of ingredients: solvent (1: 5). Seagrass extract is filtered to separate the residue and solvent, the filtrate is evaporated using a rotary evaporator. Tilapia fillets were soaked with seagrass extract with concentrations of 20%, 25%, and 30% for 2 hours, then tested for TPC and organoleptic. Based on the results of preliminary research, Enhalus accoroides with a concentration of 25% was the best concentration based on the value of TPC and organoleptic. The next study was to add 25% seaweed extract Enhalus acoroides and without the addition of Enhalus acoroides extract as a control. Fillets are packaged using a plastic seal and stored at a cool temperature of 4oC in a refrigerator with a storage time of 0, 3, 6, 9, and 12 days. Tilapia fillets stored at cold temperatures showed that the difference in the addition of seagrass and storage time had a significant effect on the value of TPC on day 12, that is          1,16 x 105 CFU/g, the TVBN value was 26.67 mgN / 100g, and the pH value was 7.01.
PENGARUH PENAMBAHAN FUNEL PADA ALAT TANGKAP BUBU TERHADAP HASIL TANGKAPAN RAJUNGAN (Portugus pelagicus) DI PERAIRAN REMBANG, JAWA TENGAH (The Effect of Funnel Addition on Trap Toward catch of Blue Swimming Crab in Rembang Sea waters) Bogi Budi Jayanto; Kukuh Eko Prihantoko; Imam Triarso; Faik Kurohman
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 13, No 2 (2018): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (374.614 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.13.2.100-104

Abstract

Bubu (Trap) merupakan alat tangkap yang dioperasikan secara pasif yang termasuk alat tangkap ramah lingkungan, dengan keunggulan hasil tangkapan masih dalam kondisi hidup dan segar. Target penangkapan dari alat tangkap Bubu salah satunya adalah Rajungan (Portunus pelagicus), yang merupakan komoditas ekonomis penting perikanan. Indikasi produktivitas suatu alat tangkap adalah apabila hasil tangkapan didominasi dengan target tangkapan dengan nilai efektivitas yang tinggi. Modifikasi bentuk dan jumlah Funnel (pintu masuk) pada Bubu merupakan salah satu cara memperbesar peluang target  masuk kedalamnya. Penelitian mengenai penambahan jumlah funnel bertujuan untuk meningkatkan peluang Rajungan tertangkap. Rancang bangun funnel sebanyak 6 buah (Bubu Payung) akan memperbesar peluang Rajungan sebagai target tangkapan tertangkap dibandingkan bubu dengan jumlah  funnel 2 buah. Melalui metode penelitian experimental fishing di perairan Rembang, Jawa Tengah didapatkan hasil bahwa Bubu dengan funnel sebanyak 6 buah (Bubu payung) menghasilkan hasil tangkapan lebih banyak dibandingkan dengan Bubu dengan funnel sebanyak 2 buah. Bubu was a passive fishing gear and kind of responsible fishing gear categories. Catch on fresh condition is one of benefit from this gear. Rajungan (Portunus pelagicus) is one of important fisheries resources and valuable. One of the productivity indicator on fishing gear is if catch dominated by targetted of fish and effectiveness value is high. Trap modification on shape and amount funnel is one of techniques to increase opportunity fish that get caught. The aim of this study is to increase opportuniy caught of Rajungan with different funnel amount. Bubu with six funnel will enlarge opportunity of Rajungan that caught than of two funnel. By experimental fishing in Rembang sea water, Province of  Central Java, the result of this study shown that bubu with six funnel get more larged rajungan catch than bubu with two funnel.
ANALISIS DATA BATIMETRI LAPANGAN DAN CITRA LANDSAT 8 OLI DI PERAIRAN SELAT LEPAR KABUPATEN BANGKA SELATAN (ANALYSIS BATIMETRY FIELD AND BATIMETRY CITRA LANDSAT 8 OLI IN LEPAR CURRENT REGENCY OF SOUTH BANGKA) Dewi Sartika; Agus Hartoko; Kurniawan Kurniawan
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 13, No 2 (2018): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1162.783 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.13.2.75-81

Abstract

Selat Lepar merupakan perairan dengan batas antara kawasan pesisir Sadai dengan kawasan Pulau Lepar Kabupaten Bangka Selatan. Informasi perairan kedalaman (batimetri) merupakan salah satu hal penting dalam menentukan wilayah alur jalannya pelayaran dalam perencanaan kawasan industri Sadai.  Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis data batimetri lapangan dan citra Satelit Landsat 8 dan membuat dalam bentuk peta 3D di perairan Selat Lepar Kabupaten Bangka Selatan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober hingga April di perairan Selat Lepar Kabupaten Bangka Selatan.  Metode yang telah digunakan adalah metode akustik dengan melakukan pengambilan data batimetri di lapangan menggunakan singlebeam echosounder kemudian data lapangan dibandingkan dengan metode pengolahan citra landsat 8 menggunakan algoritma Satellite Derived Bathymetry (SDB). Algoritma Satellite Derived Bathymetry (SDB) menggunakan tiga pendekatan yaitu rationing, thresholding dan mean value Kanal 5 dan Kanal 2 citra satelit Landsat 8.  Pengukuran lapangan nilai batimetri perairan Selat Lepar Kabupaten Bangka Selatan berkisar antara 0.8 – 19 m.  Model pendekatan thresholding memiliki hubungan yang paling baik dengan persamaan regresi polinomial y = -235,3(B2-B5)2 + 126,2(B2-B5) - 13.35 dan y = -235,3(B5-B2)2 – 126,2(B5-B2) – 13,35, nilai koefisien determinasi tertinggi R2= 0,849. Peta layout  batimetri perairan Selat Lepar Kabupaten Bangka Selatan dalam bentuk 3D menghasilkan kedalaman 0-19 m dengan bentuk dasar perairan dangkal, landai dan dangkal.  Lepar Strait is a borderline area between Sadai coastal area with Lepar Island area of South Bangka Regency. Basic information of bathymetry is one of important things in determining the area of the shipping path in the planning of the Sadai industrial estate. This study aims to analyze the bathymetry and Landsat 8 satellite data and create it in 3D map form in the Lepar Strait area of South Bangka Regency. This research was conducted from October to April in Lepar Strait waters in South Bangka Regency. The method that has been used is acoustic method by collecting data using singlebeam echosounder and data then proceed with the method of image processing of landsat 8 using Satellite Derived Bathymetry (SDB) algorithm. The Satellite Algorithm Derived Bathymetry (SDB) used  three  approaches  namely  rationing,  thresholding  and  the  mean  value  of Kanal 5 and Kanal 2 Landsat 8 satellite. The measurement of  bathymetry Lepar Strait of South Bangka Regency between 0.8 to 16 m. The thresholding approach model has the best relation with the polynomial regression equation y = -235.3(B2-B5)2  + 126.2 (B2-B5) - 13.35 and y = -235.3 (B5-B2) 2 - 126.2 (B5-B2) –13.35, coefficient value of determination main R2  = 0.849. Map of bathymetry layers Lepar Strait of South Bangka Regency in the form of 3D produces a depth of 0-19 m with a shallow, slope and shallow base. 
PENGARUH PENYAMAKAN ZIRKONIUM TERHADAP UJI KEKUATAN TARIK, UJI KEKUATAN SOBEK, UJI KEMULURAN DAN UJI SUHU KERUT PADA BERBAGAI JENIS KULIT IKAN (The Effect of Zirconium Tanning Against Tensile Strength Test, Strength Test of Tear, Glide Test, and Wrinkle Temperature Test on Different Fish Types) Rokhmah Hergiyani; Y. S. Darmanto; Lukita Purnamayati
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 13, No 2 (2018): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.528 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.13.2.105-110

Abstract

Kulit ikan merupakan limbah perikanan yang dapat memberikan dampak negatif pada lingkungan. Salah satu cara untuk menanggulangi limbah tersebut adalah dengan proses penyamakan kulit. Penyamakan kulit adalah rangkaian proses yang sangat kompleks terjadi banyak perubahan fisik dan kimia di satu sisi, bagian yang tidak berguna dihilangkan dari kulit mentah untuk mendapatkan serat kolagen murni dan membuka struktur serat kolagen. Proses penyamakan yang tidak baik mengakibatkan kulit menjadi rusak, lemas, dan kebusukan, sehingga penanganannya dapat dengan cara menambah bahan penyamak untuk menguatkan dan menghindari kebusukan. Bahan penyamak yang digunakan yaitu zirconium. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penyamakan zirkonium terhadap uji kekuatan tarik, uji kekuatan sobek, uji kemuluran dan uji suhu kerut pada berbagai jenis ikan. Bahan baku yang digunakan adalah kulit ikan nila, kakap dan bandeng. Metode penelitian yang digunakan adalah experimental laboratories menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan tiga kali ulangan dan  menggunakan analisa ragam ANOVA. Hasil uji menunjukan penggunaan zirkonium 7,5% terhadap kulit ikan nila, kakap, dan bandeng berpengaruh nyata (p<0,05) pada kekuatan tarik, kekuatan sobek, kemuluran dan suhu kerut pada karakteristik penyamakan. Penggunaan bahan penyamak zirkonium 7,5% terbaik dihasilkan oleh kulit ikan kakap pada uji kekuatan tarik 1675,84 N/cm2, kekuatan sobek 163,92 N/cm2 dan uji suhu kerut 103,45˚C sedangkan kemuluran untuk hasil terbaik pada kulit bandeng sebesar 28,74%, jadi setiap ikan mempunyai ciri kulit tersendiri pada setiap parameter uji. The skin of the fish waste is a fishery that can give a negative impact on the environment. One way of tackling the waste is by the process of tanning leather. Tanning is a very complex processes occur many chemical and physical changes on the one hand, the useless removed from rawhide to get pure collagen fibers and the open structure of the collagen fibers. The process of tanning is not a good result in the skin becomes broken, buckled, and corruption, so that responses can be with how to add ingredients to strengthen Tanner and avoid corruption. On the research of materials used i.e. Tanners used are zirconium.. The purpose of this research is to know the influence of zirconium tanning against test tensile strength, tear strength test, test and test temperature wrinkle elongation on various types of fish. The raw material used is leather fish tilapia, milkfish and snapper. Research methods used are experimental laboratories using Complete Random Design (RAL) with three-time repeats and a range of analysis using ANOVA. Test results showed the use of zirconium 7.5% against the skin of the fish, snapper, tilapia and milkfish influential real (p < 0.05) on the tensile strength, tear strength, elongation and wrinkle on temperature characteristics of tanning. The use of zirconium Tanner 7.5% best produced by skin test on a snapper 1675.84 tensile strength N/cm2, the strength of RIP 163.92 N/cm2 and test the temperature of the wrinkle 103,45 ˚ C while elongation for the best results on the skin of the banding of 28.74%, so each fish has its own skin characteristics on each test parameter.
ANALISIS PENGGUNAAN FOAM POLYURETHANE PADA KAPAL IKAN 5 GT SEBAGAI DAYA APUNG CADANGAN DI PT. JELAJAH SAMUDERA INTERNASIONAL KABUPATEN JEPARA (Analysis of Foam Polyurethane Usage for 5 GT Fiber Fishing Boat as Buoyancy Alternative at PT. Jelajah Samudera Internasional, Jepara Regency) Herry Boesono; Meita Saraswati; Indradi Setiyanto
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 13, No 2 (2018): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (884.578 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.13.2.82-88

Abstract

Kapal fiber bila terjadi kebocoran di laut maka kapal akan tenggelam, hal tersebut dikarenakan massa jenis fiber lebih besar daripada massa jenis air, oleh karena itu perlu dianalisis dan dihitung seberapa banyak foam polyurethane tersebut yang diperlukan untuk mengapungkan kapal sesuai dengan berat kapal yakni 5 GT. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober-Desember 2017, bertempat di PT. Jelajah Samudera Internasional dan Laboratorium Fishing Boat Departemen Perikanan Tangkap Universitas Diponegoro. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis kemampuan daya apung cadangan berbahan polyurethane dan Menghitung kebutuhan jumlah dan harga foam polyurethane yang di perlukan untuk mengapungkan kapal ikan fiber 5 GT  yang dibuat di PT. Jelajah Samudra Internasional Kab. Jepara. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan dua tahap pelaksanaan, yakni penelitian di galangan dan penelitian skala laboratorium dalam spesimen kecil. Hasil yang diperoleh dari penelitian yaitu bahwa foam polyurethane dengan berat 15 gr dapat menahan beban fiber sebesar 1 kg. Hasil uji apung didapatkan untuk mengapungkan kapal ikan fiber 5 GT dibutuhkan 45 kg foam polyurethane. Kebutuhan harga foam polyurethane yang dibutuhkan untuk satu kapal yakni sebesar Rp 2.475.000. Fiber ship are very difficult to overcome when there is a leakage in the sea and its possible for the ship to sink. Therefore, it needs to be analyzed and calculated how much polyurethane foam is needed, how many liters if its melted and how much the  volume when it becomes a polyurethane foam solid. This research was conducted in October-December 2017, held at PT. Jelajah Samudera Internasional and Laboratory Fishing Boat Department of Capture Fisheries, Diponegoro University. The purpose of this study is to analyze the capability of alternative buoyancy polyurethane then calculate and analyze the quantity that needed and foam polyurethane price to float the 5 GT fiber fishing ship that made in PT. Jelajah Samudera Internasiona, Jepara Regency. The method used is descriptive with two steps of implementation, i.e. research in the shipyard and laboratory scale in small specimens.The results from the research obtain that the polyurethane foam with 15 gr weight can hold 1 kg fiber load. The float test results revealed that to float fiber fishing ships with a size of 5 GT, needs 45 kg of polyurethane foam. The price needed to float the ship is Rp 2.475.000.
PENGARUH TEPUNG TELUR AYAM AFKIR PADA PAKAN BUATAN YANG BERPROBIOTIK TERHADAP EFISIENSI PEMANFAATAN PAKAN, PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus). (The Effect Of Chicken Eggs Rejects Powder In Artificial Feed With Added Probiotic On Efficiency Feed Utilization, Growth And Survival Rate Of Dumbo Catfish (Clarias Gariepinus)) Suminto Suminto; Titik Susilowati; Bambang Argo Wibowo; Diana Chilmawati
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 13, No 2 (2018): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (380.778 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.13.2.111-118

Abstract

Pengembangan budidaya ikan lele, Clarias gariepinus sering terjadi kendala dengan biaya pakan yang terlalu tinggi (60-70% dari biaya produksi). Barangkali, penggunaan bahan baku lokal seperti pemanfaatan tepung telur ayam yang nilai nutrisinya tinggi, mudah didapat, dan murah harganya merupakan salah satu solusinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji dan mengetahui pengaruh penambahan tepung telur ayam afkir dalam pakan buatan yang berprobiotik terhadap efisiensi pemanfaatan pakan, pertumbuhan dan kelulushidupan ikan lele dumbo (C. gariepinus). Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang menggunakan  4 perlakuan dan masing-masing 3 kali kali ulangan. Perlakuan itu adalah pakan yang tanpa menggunakan tepung telur ayam afkir (Perlakuan A), pakan yang menggunakan tepung telur afkir masing-masing sebanyak 15%, 30%, dan 45% sebagai Perlakuan B, C, dan D. Ikan uji  bibit lele dumbo (C. gariepinus) yang ditebar mempunyai bobot rerata 2.04±0.05 g dengan kepadatan 1 ekor/L yang dipelihara selama 42 hari. Variabel data yang diukur meliputi Tingkat Konsumsi Pakan (TKP), Efisiensi Pemanfaatan Pakan (EPP), Feed Convertion Ratio (FCR), Protein Efficiency Ratio (PER), Relative Growth Rate (RGR), dan Survival Rate (SR). Hasil penelitian ditunjukkan bahwa penggunaan tepung telur ayam afkir pada pakan buatan memberikan pengaruh yang nyata (p < 0.05) terhadap TKP, EPP, FCR, PER, dan RGR, tetapi tidak berpengaruh nyata (P≥0,05) terhadap SR. Perlakuan dengan penambahan tepung telur ayam afkir sebanyak 30% (Perlakuan C) memberikan nilai terbaik untuik TKP sebesar 146,87%, EPP sebesar 88,77%, PER sebesar 2,61% dan RGR sebesar 7,65%/hari dari perlakuan lainnya. Monitoring nilai kualitas air pada media pemeliharaan telah menunjukkan bahwa pada kisaran yang layak untuk pemeliharaan ikan uji. Catfish cultivation development, Clarias gariepinus often occur constraints with the high cost of feed  (60-70% of the production cost). Perhaps, the use of local raw materials such as the utilization of rejected chicken egg with high nutritional value, easy to obtain, and cheap price is one of the solution. The purpose of this research was to know the effect of addition of rejected chicken egg  powder inprobiotized artificial feed on the efficiency of feed utilization, growth and survival rate of catfish, C. gariepinus. This study was used an experimental method with completely randomized design (RAL) by using 4 treatments and each of them 3 replications. The treatments were feed without use of rejected chicken egg powder  (Treatment A), feed using 15%, 30%, and 45% of powder  meals of rejected chicken egg  as treatment B, C, and D, respectively. Catfish, C. gariepinus seeds were stocked with a mean weight of 2.04 ± 0.05 g with a density of 1 tail / L and cultured  for 42 days. The data variables measured were  Total of Feed Consumption (TFC), Feed Utilization Efficiency (FUE), Feed Conversion Ratio (FCR), Protein Efficiency Ratio (PER), Relative Growth Rate (RGR), and Survival Rate (SR). The results showed that the use of chicken egg starch in artificial feed gave a real effect (p <0.05) on TFC, FUE, FCR, PER, and RGR, but no significant effect (P≥0,05) on SR. Treatment with the addition of 30% chicken meal (Treatment C) had the best value for TFC at 146.87%, the FUE of 88.77%, the PER of 2.61%  and the RGR of 7.65% / day than of the another treatments. Monitoring of  water quality values on maintenance media has shown that at a reasonable range for the maintenance of catfish culture.
APLIKASI ES CURAI DARI MESIN PENGHANCUR ES PADA KUALITAS PROTEIN DAGING KERANG REBUS (Anadara granosa) (The Application of ice crusher from designing machine in protein quality shellfish meat steamed (Anadara granosa) Romadhon Romadhon; Tri Winarni Agustini; Selamet Suharto; Y.S. Darmanto; Ahmad Suhaeli Fahmi
Saintek Perikanan : Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology Vol 13, No 2 (2018): SAINTEK PERIKANAN
Publisher : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (735.789 KB) | DOI: 10.14710/ijfst.13.2.89-93

Abstract

Kandungan protein Kerang Anadara granosacukup tinggi sehingga rentan sekali mengalami pembusukan. Kendala yang dihadapi dalam penggunaan es adalah bentuk es. Penggunaan bongkahan es yang besar dan kasar serta tajam akan menyebabkan kerusakan fisik. Alternatif yang dapat diterapkan adalah Alat pemecah es . Penelitian ini bertujuan  mengamati kualitas  dan kerusakan protein selama pendinginan dengan membandingkan es curai yang dihancurkan manual dan es curai hasil dari mesin penghancur es. Metode yang dilakukan dengan Pengesan daging kerang dengan es yang dihancurkan manual dengan es hasil mesin penghancur.Sampel disimpan selama 6 hari dan diamati kandungan protein dan TVB-N setiap 3 hari sekali. Rancangan Percobaan menggunakan rancangan faktorial dengan 2 faktor yaitu es yang dihancurkan secara manual dan dihancurkan mesin penghancur es. Hasil dari penelitian ini didapatkan kandungan protein kerang tanpa pengesan dari hari ke-0 14.04±0,71 %; dan hari ke-6 9.27±0.17%. Kandungan protein kerang yang diberi es balok yang dihancurkan secara manual hari ke-0 14,23±0,46%; dan hari ke-6 11,68±0,40%. Kerang yang menggunakan es curai hasil mesin penghancur es hari ke-0 adalah 13,91±0,68%; dan hari ke-6 yaitu 14,28±0,63%. Hasil kandungan TVB-N kerang tanpa pengesan dari hari ke-0 13.11±0,29 mgN/100g; dan hari ke-6 64,97±0.61mgN/100g. Kerang yang diberi es balok yang dihancurkan secara manual hari ke-0 13,00±0,48 mgN/100g; dan  hari ke-6 23,28±0,53 mgN/100g. Kerang menggunakan es curai hasil mesin penghancur es hari ke-0 adalah 13,21±0,66 mgN/100g; dan hari ke-6 yaitu 19.72±0,49 mgN/100g. Protein content Anadara granosa shells are high enough to be prone to decay. The obstacle faced in the use of ice is the form of ice. The use of large, rough and sharp blocks of ice will cause physical damage. The applicable alternative is the Ice Breaker. This study aims to observe the quality and deterioration of proteins during cooling by comparing the manually destroyed ice cubes and ice cultivated from ice-breaking machines. The method is done with the Order of shellfish with the ice that is destroyed manually with ice crushing machine. Samples are stored for 6 days, and observed the content of protein and TVB-N every 3 days. The experimental design used a factorial design with 2 factors: manually destroyed ice and crushed ice crusher. The results of this study found the content of shell protein without impressive from day-0 14.04 ± 0.71%; and 6th day 9.27 ± 0.17%. The content of shellfish protein given ice beam which was manually destroyed on day 0 14.23 ± 0.46%; and the 6th day 11.68 ± 0.40%. The shell that used ice cubes from the 0 th day crusher was 13.91 ± 0.68%; and the 6th day is 14.28 ± 0.63%. Results of TVB-N content of shellfish without impression from day 0 13.11 ± 0.29 mgN / 100g; and day 6 64,97 ± 0.61mgN / 100g. Shellfish with ice blocks manually destroyed on day 0 13.00 ± 0.48 mgN / 100g; and day 6 23.28 ± 0.53 mgN / 100g. The shells using ice cubes from the 0 th day crusher were 13.21 ± 0.66 mgN / 100g; and day 6 is 19.72 ± 0.49 mgN / 100g. 

Page 1 of 2 | Total Record : 11


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol 19, No 3 (2023): SAINTEK PERIKANAN Vol 19, No 2 (2023): SAINTEK PERIKANAN Vol 19, No 1 (2023): SAINTEK PERIKANAN Vol 18, No 4 (2022): SAINTEK PERIKANAN Vol 18, No 3 (2022): SAINTEK PERIKANAN Vol 18, No 2 (2022): SAINTEK PERIKANAN Vol 18, No 1 (2022): SAINTEK PERIKANAN Vol 17, No 4 (2021): SAINTEK PERIKANAN Vol 17, No 3 (2021): SAINTEK PERIKANAN Vol 17, No 2 (2021): SAINTEK PERIKANAN Vol 17, No 1 (2021): SAINTEK PERIKANAN Vol 16, No 4 (2020): SAINTEK PERIKANAN Vol 16, No 3 (2020): SAINTEK PERIKANAN Vol 16, No 2 (2020): SAINTEK PERIKANAN Vol 16, No 1 (2020): SAINTEK PERIKANAN Vol 15, No 2 (2019): SAINTEK PERIKANAN Vol 15, No 1 (2019): SAINTEK PERIKANAN Vol 14, No 2 (2019): SAINTEK PERIKANAN Vol 14, No 1 (2018): SAINTEK PERIKANAN Vol 13, No 2 (2018): SAINTEK PERIKANAN Vol 13, No 1 (2017): SAINTEK PERIKANAN Vol 12, No 2 (2017): SAINTEK PERIKANAN Vol 12, No 1 (2016): SAINTEK PERIKANAN Vol 11, No 2 (2016): SAINTEK PERIKANAN Vol 11, No 1 (2015): JURNAL SAINTEK PERIKANAN Vol 10, No 2 (2015): JURNAL SAINTEK PERIKANAN Vol 10, No 1 (2014): JURNAL SAINTEK PERIKANAN Vol 9, No 2 (2014): JURNAL SAINTEK PERIKANAN Vol 9, No 1 (2013): JURNAL SAINTEK PERIKANAN Vol 8, No 2 (2013): Jurnal Saintek Perikanan Vol 8, No 1 (2012): Jurnal Saintek Perikanan Vol 7, No 1 (2011): Jurnal Saintek Perikanan Vol 6, No 2 (2011): Jurnal Saintek Perikanan Vol 6, No 1 (2010): Jurnal Saintek Perikanan Vol 5, No 2 (2010): Jurnal Saintek Perikanan Vol 5, No 1 (2009): Jurnal Saintek Perikanan Vol 4, No 2 (2009): Jurnal Saintek Perikanan Vol 4, No 1 (2008): Jurnal Saintek Perikanan Vol 3, No 2 (2008): Jurnal Saintek Perikanan Vol 2, No 1 (2006): Jurnal Saintek Perikanan More Issue