cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Penelitian Kehutanan FALOAK
ISSN : 2620617X     EISSN : 25795805     DOI : -
Jurnal Penelitian Kehutanan FALOAK (JPKF) adalah publikasi ilmiah hasil penelitian bidang kehutanan dengan No. ISSN 2579-5805. Jurnal ini merupakan konsorsium yang dibentuk oleh tiga institusi yaitu Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu, Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Kupang dan Balai Penelitian dan Pengembangan Lingkungan Hidup dan Kehutanan Manokwari. Semula pencantuman nama penerbit oleh Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu, namun mulai volume 2 tahun 2018 pencantuman nama penerbit oleh tiga institusi yang berkolaborasi. JPKF diterbitkan dua kali setahun (April dan Oktober). Sejak awal pendirian pada tahun 2017 pengelolaannya dirancang mengikuti sistem jurnal elektronik. Publikasi ilmiah pada jurnal ini meliputi bidang Silvikultur, Jasa Lingkungan, Biometrik, Pemanenan dan Pengolahan Hasil Hutan Kayu dan Bukan Kayu, Perlindungan, Konservasi Sumberdaya, Sosial Ekonomi dan Kebijakan, Ekologi Tumbuhan, Mikrobiologi dan Bioteknologi, Sifat Dasar Kayu dan Tumbuhan, Hidrologi dan Konservasi Tanah.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Kehutanan Faloak" : 6 Documents clear
Karakteristik Pertumbuhan Tanaman Faloak (Sterculia quadrifida R.Br.) Asal Populasi Pulau Rote Siswadi Siswadi; Heny Rianawati; Aziz Umroni; Muhammad Hidayatullah; Grace Serepina Saragih
Journal Penelitian Kehutanan FALOAK Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Kehutanan Faloak
Publisher : Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpkf.2020.4.2.81-94

Abstract

Faloak (Sterculia quadrifida R.Br.) adalah tumbuhan obat yang digunakan oleh masyarakat di provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk pengobatan hepatitis, maag, dan memulihkan stamina. Tumbuhan ini dapat dijumpai di beberapa pulau di NTT, salah satunya di Pulau Rote. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan tanaman faloak dari pulau kecil P. Rote. Sumber materi genetik faloak berupa biji diambil dari tiga populasi asal P. Rote yakni Lobalain, Rote Barat, dan Pantai Baru. Biji dari ketiga populasi disemaikan lalu ditanam di Stasiun Penelitian Banamlaat, Kabupaten Timor Tengah Utara. Penanaman menggunakan rancangan Completely Randomized Design (CRD) dengan 3 populasi dan 62 famili, setiap famili ditanam sebanyak 8 anakan dengan jarak tanam 3 x 3 m. Karakter morfologis yang diamati adalah panjang, lebar, dan berat biji, ukuran daun, tinggi, dan diameter bibit. Parameter yang dianalisis adalah persen hidup, Indeks Mutu Bibit, Nisbah Pucuk Akar, dan Kekokohan Bibit. Analisis ANOVA digunakan untuk mengetahui perbedaan karakter morfologis dari ketiga populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada umur enam tahun populasi asal Pantai Baru memiliki persen hidup tertinggi sebesar 73%, diikuti oleh populasi Rote Barat sebesar 71%. Populasi Lobalain memiliki persen hidup terendah yaitu 58%. Tanaman dari populasi Pantai Baru juga memiliki rerata tinggi dan diameter yang paling baik yaitu 74,26 cm dan 10,25 mm. Tanaman dari populasi Rote Barat dan Lobalain memiliki rerata tinggi dan diameter sebesar 57,19 cm dan 8,44 mm; 40,34 cm dan 5,94 mm. Tanaman faloak dari populasi Pantai Baru memiliki karakteristik pertumbuhan yang terbaik.
STRUKTUR VEGETASI DAN SERAPAN KARBON DI KELOMPOK HUTAN SUNGAI MERANTI – SUNGAI KAPAS, BATANGHARI, JAMBI Mariana Takandjandji; Nur Muhammad Heriyanto
Journal Penelitian Kehutanan FALOAK Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Kehutanan Faloak
Publisher : Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpkf.2020.4.2.115-128

Abstract

Penelitian struktur vegetasi dan serapan karbon di kelompok hutan Sungai Meranti-Sungai Kapas, Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi telah dilakukan pada bulan Oktober 2019. Plot penelitian berbentuk bujur sangkar berukuran 100 m x 100 m (satu hektar) dibuat satu plot di lokasi hutan sekunder tua dan satu plot di hutan sekunder muda. Hasil penelitian di hutan sekunder tua tercatat 68 jenis pohon berdiameter ≥ 10 cm berjumlah 515 pohon, 37 suku, didominasi oleh Euphorbiaceae, Rubiaceae, dan Moraceae. Jenis-jenis yang dominan berturut-turut adalah jangklut/Xerospermum noronhianum Blume  (INP= 89,1%) dan malabaro/Nauclea orientalis L. (INP= 21,6%). Di hutan sekunder muda tercatat 63 jenis pohon berdiameter ≥ 10 cm berjumlah 428 pohon, 29 suku dan didominir oleh Euphorbiaceae, Lauraceae dan Annonaceae. Jenis–jenis yang dominan berturut-turut adalah jambu-jambu/Astronia macrophylla Blume (INP= 53,6%) dan malabaro/Nauclea orientalis L. (INP= 21,3%). Biomassa dan serapan karbon di hutan sekunder tua yang berdiameter ≥10 cm yaitu sebesar 152,21 ton/ha setara dengan 76,1 ton C/ha. Di hutan sekunder muda sebesar 123,41 ton/ha setara dengan 61,7 ton C/ha. Kata kunci :Struktur, komposisi, vegetasi, karbon, regenerasi
EVALUASI RISIKO POHON DI RTH UDAYANA KOTA MATARAM DENGAN TREE RISK ASSESMENT Sitti Latifah; MRT Mudhofir; Budhy Setiawan; Andi Tri Lestari; M Husni Idris; Niechi Valentino; Eni Hidayati; Nuraeni Nuraeni; Tedi Zulia Putra
Journal Penelitian Kehutanan FALOAK Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Kehutanan Faloak
Publisher : Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpkf.2020.4.2.141-160

Abstract

Jalur hijau merupakan salah satu cara untuk memenuhi keberadaan ruang terbuka hijau di perkotaan yang ditunjang olehnya berbagai jenis tanaman penutup lahan hingga pohon sebagai yang memiliki peran penting baik secara ekologis, sosial budaya, estetika dan ekonomi. Mempertimbangkan pentingnya pohon di perkotaan, kesehatan pohon harus di perhatikan untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang disebabkan oleh pepohonan di sepanjang Jalur Udayana Kota Mataram. Kondisi kerusakan pohon dapat menjadi salah satu indikator dimana pohon-pohon dikatakan sehat atau sakit. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi jenis dan karakteristik pohon, mengevaluasi resiko pohon, dan merekomendasikan penurunan resiko pohon di RTH Jalur Udayana Kota Mataram. Penelitian ini dilakukan dengan metode purposive sampling dan Tree Risk Assesment berdasarkan standar ISA. Hasil identifikasi terhadap jenis pohon di RTH Udayana didominasi oleh jenis Trembesi (Samanea saman). Penilaian terhadap resiko pohon, didapatkan sebagian besar (71%) masih terkategorikan berisiko rendah dengan tingkat kerusakan pada tajuk umumnya berkisar antara 10% sampai dengan 25%. Sehingga, rekomendasi yang dapat diberikan untuk penurunan resiko pohon di RTH Jalur Udayana Kota Mataram adalah dengan pemangkasan (pruning), yaitu satu bentuk penanggulangan risiko yang paling direkomendasikan untuk meminimalisasi jumlah cabang yang mati pada tajuk pohon.
Faktor Kunci Dalam Pengembangan Hutan Rakyat di Kabupaten Lombok Barat Amiruddin Amiruddin; Sukardi Sukardi; Addinul Yakin; Halimatus Sa'diyah; MRT Mudhofir
Journal Penelitian Kehutanan FALOAK Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Kehutanan Faloak
Publisher : Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpkf.2020.4.2.129-140

Abstract

AbstrakHutan rakyat menjadi salah satu potensi bagi penyediaan bahan baku kayu serta optimalisasi pemanfaatan lahan kering. Kabupaten Lombok barat merupakan salah satu dari dua kabupaten dengan luas hutan rakyat terbesar di Pulau Lombok dengan luas potensi hutan rakyat mencapai 4.415 ha atau sekitar 10,7% dari luas wilayah adminstrasi Kabupaten Lombok Barat. Kegiatan pengelolaan hutan rakyat seringkali melibatkan berbagai pihak mulai dari kegiatan pembibitan, penanaman hingga pemanenan kayu. Aspek produksi dan kelembagaan menjadi beberapa aspek penting dalam pengembangan hutan rakyat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kunci dalam pengembangan kelembagaan hutan rakyat terutama pada aspek kendala produksi dan peran aktor di Kabupaten Lombok Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendala aspek produksi pada pengelolaan hutan rakyat terletak pada minimnya modal usaha dan kendala dalam pengadaan bibit. Petani dan Ketua Kelompok Tani merupakan aktor yang berperan penting dalam pengelolaan hutan rakyat saat ini. Keterlibatan BPDAS Dodokan Mayosari dalam bantuan pengadaan bibit serta pengadaan program kemitraan dengan industri pengolahan bahan baku hutan rakyat berpotensi dalam mengatasi kendala produksi saat ini.
UJI IN VITRO AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus costaricensis) (IN VITRO ANTIOXIDANT ACTIVITY TEST FROM RED DRAGON FRUIT PEEL EXTRACT (Hylocereus costaricensis) Anastasia Wheni Indrianingsih; Dwi Ratih; Nurina Indirayati
Journal Penelitian Kehutanan FALOAK Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Kehutanan Faloak
Publisher : Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpkf.2020.4.2.71-80

Abstract

ABSTRACTRecently plant extracts are naturally needed as additives. Many biological activities from plant extracts is important in the field of food and health. Red dragon fruit (Hylocereus costaricensis) is one of the most popular fruits in Indonesia. However, it is unfortunate that the peel of the fruit is often only discarded and has not been utilized. In this study, the antioxidant activity of red dragon fruit peels with a DPPH radical scavenging activity was carried out. Dragon fruit peel extract was obtained by maceration method with three variations of solvents i.e. hexane, ethyl acetate and ethanol. Scavenging radical activity assay was conducted in the concentration range of 100 to 800 ppm, with a good activity is the ethanol extract with 55.92 % inhibition at 800 ppm concentration, followed by ethyl acetate extract as of 55.52 % and hexane extract as of 35.39 %. Characterization of dragon fruit peel extract was also carried out by infrared spectroscopy (FTIR) at wavelengths of 500-4000 cm-1 to determine the functional groups present in dragon fruit peel extract. The results obtained indicate that dragon fruit peels have the potential to be applied in the field of food and health because they have quite good antioxidant activity. ABSTRAKAkhir-akhir ini, ekstrak tanaman merupakan zat tambahan alami yang sangat diperlukan. Banyak aktivitas biologi dari ekstrak tanaman dalam bidang pangan dan kesehatan. Buah naga merah (Hylocereus costaricensis) merupakan salah satu buah yang sangat diminati di Indonesia. Akan tetapi, sayang sekali bahwa kulit buahnya sering kali hanya dibuang dan belum termanfaatkan. Dalam penelitian ini, aktivitas antioksidan kulit buah naga merah dengan uji radikal DPPH telah dilakukan. Ekstrak kulit buah naga diperoleh dengan metode maserasi dengan tiga variasi pelarut yakni heksan, etil asetat dan etanol. Persen inhibisi radikal bebas dilakukan pada range konsentrasi 100 sampai 800 ppm, dengan hasil yang baling bagus dimiliki oleh ekstrak etanol dengan persen inhibisi sebesar 55,92 % pada konsentrasi 800 ppm, diikuti oleh ekstrak etil asetat sebesar 55,52 % dan ekstrak heksan sebesar 35,39 %. Karakterisasi ekstrak kulit buah naga juga dilakukan dengan spetroskopi infra merah (FTIR) pada panjang gelombang 500-4000 cm-1 untuk mengetahui gugus-gugus fungsional yang ada di dalam ekstrak kulit buah naga. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kulit buah naga berpotensi diaplikasikan dalam bidang pangan dan kesehatan karena memiliki aktivitas antioksidan yang cukup bagus.
ANALISIS ASPEK SOSIAL EKONOMI UNTUK MENDUKUNG PENGELOLAAN DAS MOYO, KABUPATEN SUMBAWA, NUSA TENGGARA BARAT Nur Ainun jariyah
Journal Penelitian Kehutanan FALOAK Vol 4, No 2 (2020): Jurnal Penelitian Kehutanan Faloak
Publisher : Balai Penelitian Dan Pengembangan Teknologi Hasil Hutan Bukan Kayu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20886/jpkf.2020.4.2.95-114

Abstract

DAS Moyo merupakan salah satu dari DAS prioritas dalam rangka Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahun 2010-2014. Permasalahan DAS Moyo yang menjadi isu pokok adalah  ketergantungan penduduk terhadap lahan yang cukup tinggi sehingga berdampak pada tingginya alih fungsi hutan menjadi lahan pertanian, luasnya degradasi lahan dengan luasnya  sebaran lahan kritis, pencemaran air sungai, kerusakan daerah tangkapan air dan perambahan lahan serta ketidakjelasan kewenangan dan tanggung jawab pengelolaannya. Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui kinerja pengelolaan DAS di DAS Moyo berdasarkan aspek sosial ekonomi kelembagaan. Penelitian ini dilaksanakan di DAS Moyo, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat. Metoda yang digunakan adalah Pedoman Monev DAS P04 tahun 2009  dan Permenhut No. P.61 Tahun 2014. Hasil dari penelitian ini adalah (1) berdasarkan P 04 tahun 2009, DAS Moyo secara keseluruhan memberikan hasil sedang (skor 2,9). Aspek sosial kriteria sedang (skor 3,2), ekonomi  masuk kriteria agak baik (skor 2,5) dan kelembagaan masuk kriteria sedang (skor 2,9) yang perlu mendapat perhatian khusus adalah tekanan penduduk yang memberikan kriteria jelek (skor 5), (2) berdasarkan P 61 tahun 2014, yang perlu mendapat perhatian khusus adalah Indeks Ketersediaan Lahan sangat tinggi, ini menunjukkan bahwa masih banyak tersedia lahan untuk lahan pertanian dan tingkat kesejahteraan penduduk buruk dilihat dari jumlah Kepala Keluarga miskin dan Kepala Keluarga total.

Page 1 of 1 | Total Record : 6