cover
Contact Name
Bangun IRH
Contact Email
bangunirh@arsitektur.undip.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
modulundip@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
MODUL
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 08532877     EISSN : 2598327X     DOI : -
MODUL ( ISSN-P: 0853-2877, e-ISSN: 2598-327X) is an architecture scientific journal publication in colaboration of Department of Architecture in Engineering Faculty at Diponegoro University with Indonesia Architect Association (IAI) region Central Java.
Arjuna Subject : -
Articles 183 Documents
Peningkatan Identitas Tempat Pasar Telo Karangkajen Yogyakarta Ani Hastuti Arthasari; Muhammad Deni Iskandar; Yusril Akhmad Hudhanto; Listia Nisa Ayu
MODUL Vol 22, No 2 (2022): MODUL vol 22 nomor 2 tahun 2022 (7 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mdl.22.2.2022.109-118

Abstract

Penelitian tentang identitas tempat (place identity) banyak dilakukan dengan dilatarbelakangi pada kondisi hilangnya kekhasan (distinctiveness) yang menjadi pembeda antara satu tempat dengan tempat lainnya, sehingga diperlukan upaya-upaya untuk memunculkan atau mengembalikan kekhasan tempat-tempat tersebut. Pasar Telo Kararangkajen merupakan pasar tradisional yang menjual singkong dan ubi, berlokasi di Jalan Sisingamangaraja Karangkajen Yogyakarta. Pasar ini merupakan satu-satunya pasar khusus yang memperdagangkan singkong dan ubi, sehingga dikategorikan ke dalam jenis pasar tradisional khusus. Secara kegiatan perdagangan sudah ada kekhasan (distinctiveness) di lokasi ini, yaitu pada komoditas dagangannya. Namun tidak demikian halnya pada wujud bangunannya. Berangkat dari hal tersebut, lokasi Pasar Telo dianggap memiliki keunikan aktivitas pengguna dimana aktivitas adalah salah satu faktor yang memiliki pengaruh kuat pada sebuah identitas tempat. Dengan penekanan pada penelitian keruangan arsitektural maka penelitian ini berfokus pada identifikasi fisik lingkungan pasar, aktivitas (termasuk interaksi, konektivitas dan kohesi) yang khas dari pengguna, dan upaya meningkatkan identitas tempat secara fisik melalui usulan perancangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui identifikasi fisik lingkungan pasar, aktivitas (termasuk interaksi, konektivitas dan kohesi) yang khas dari pengguna, serta upaya meningkatkan identitas tempat secara fisik melalui usulan perancangan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif induktif. Dalam pembahasannya menggunakan pendekatan metode deskriptif. Tahap penelitian yang dilakukan pertama kali adalah membuat analisa fisik arsitektural yang ada di Pasar Telo Karangkajen. Kemudian melihat pola aktivitas pengguna pasar menggunakan pemetaan perilaku (behaviour mapping) serta mendefinisikan kekhasan yang muncul dalam perilaku pengguna. Sehingga didapatkan identitas eksisting Pasar Telo Karangkajen. Tahapan terakhir adalah melakukan upaya peningkatan identitas yang ada melalui rancangan fisik arsitektural, termasuk pada penataan muka bangunan, street furniture, dan penanda (signage). Luaran yang diharapkan adalah publikasi jurnal nasional dan penerbitan HaKi. Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan perluasan studi kasus atas peminatan topik place identity, serta untuk memberikan informasi mengenai hal-hal apa saja yang dapat diterapkan pada desain Pasar Telo Karangkajen untuk memperkuat kekhasan lokal setempat. Kondisi fisik arsitektural dapat ditangkap oleh panca indera (overt) mempengaruhi pengguna di Pasar Telo, hal ini juga didukung oleh adanya aktivitas sebagai hal yang tak nampak (covert) namun bisa dirasakan sebagai suatu kekhasan yang dapat meningkatkan identitas Pasar Telo Karangkajen.
TIGA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI TERHADAP KAMAR MANDI PRIBADI DI RUMAH TINGGAL Mahya Fiddini Kaffah; Hanson Endra Kusuma; Ratna Amanati
MODUL Vol 22, No 2 (2022): MODUL vol 22 nomor 2 tahun 2022 (7 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mdl.22.2.2022.69-69

Abstract

Sebelumnya, kamar mandi biasanya ditempatkan di bagian belakang rumah tinggal. Namun dewasa ini banyak penghuni rumah yang memiliki kamar mandi di dalam kamar tidurnya. Kamar mandi tersebut dikhususkan untuk pengguna kamar tidur dan sifatnya sangat personal sehingga dalam penelitian ini disebut dengan kamar mandi pribadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang melatarbelakangi preferensi terhadap kamar mandi pribadi dengan menyelidiki persepsi dan faktor internal penghuni rumah terkait penggunaan kamar mandi pribadi. Penelitian dilakukan secara bertahap menggunakan metode kualitatif-kuantitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk melakukan eksplorasi terhadap persepsi dan faktor internal penghuni rumah tinggal terkait penggunaan kamar mandi pribadi. Sedangkan penelitian kuantitatif berguna untuk mengkonfirmasi data-data hasil penelitian kualitatif serta mengungkap hubungan sebab-akibat antara persepsi, faktor internal, dan preferensi terhadap kamar mandi pribadi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi preferensi terhadap kamar mandi pribadi, antara lain familiarity, affordability, dan bedroom usage frequency.
PENGARUH PENGGUNAAN SHADING DEVICE PADA FASADE TERHADAP PENERIMAAN RADIASI MATAHARI PADA BANGUNAN SEKOLAH DI KOTA PONTIANAK Lestari Lestari; Syaiful Muazir; Muhammad Nurhamsyah; Muhammad Ridha Alhamdani
MODUL Vol 22, No 2 (2022): MODUL vol 22 nomor 2 tahun 2022 (7 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mdl.22.2.2022.119-126

Abstract

Desain arsitektur untuk mencapai kenyamanan termal menjadi penting untuk meningkatkan kondisi lingkungan di dalam kelas. Upaya yang dapat dilakukan salah satunya adalah melalui kontrol radiasi matahari mengenai bangunan karena merupakan solusi yang efektif. Desain jendela yang mempengaruhi penerimaan panas matahari adalah dimensi jendela yaitu berkaitan dengan nilai WWR serta penggunaan shading device. Shading device memiliki tipe bervariasi dan penggunaannya perlu mempertimbangkan orientasi bangunan dan iklim. Pemanfaatan berbagai shading device dan WWR untuk bangunan sekolah perlu diketahui dampaknya terhadap penerimaan radiasi matahari sehingga dapat menjadi pertimbangan desain untuk mencapai kondisi termal yang lebih baik. Penelitian ini bertujuan  untuk mengetahui pengaruh penggunaan berbagai jenis shading device dan WWR pada orientasi yang berbeda terhadap nilai penerimaan radiasi matahari pada bangunan, sehingga dapat menjadi  pertimbangan dasar bagi perancang. Model bangunan didapat dari data bangunan sekolah di Kota Pontianak yang kemudian dianalisis menggunakan bantuan simulasi analisis solar dari software Autodesk Revit. Adapun variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis shading device, panjang shading device, window wall ratio (WWR) untuk 4 orientasi yang berbeda. Data hasil simulasi dianalisis secara statistik berdasarkan nilai rata-rata penerimaan radiasi yang diperoleh pada setiap variabel yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan jenis shading device overhang dan side fin pada setiap orientasi tidak terlalu optimal untuk menghasilkan penerimaan radiasi matahari yang rendah pada bangunan model di Kota Pontianak. Jenis shading device eggcrate menunjukkan kinerja yang lebih optimal untuk 3 orientasi bangunan. Panjang shading device 0.75 m menunjukkan nilai penerimaan radiasi yang cenderung lebih rendah pada ketiga orientasi tersebut.
POTENSI VERTICAL GREENERY SYSTEMS DI DALAM MENDUKUNG PENGHEMATAN ENERGI PADA BANGUNAN Ratih Widiastuti
MODUL Vol 22, No 2 (2022): MODUL vol 22 nomor 2 tahun 2022 (7 articles)
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mdl.22.2.2022.70-79

Abstract

Review studi ini mengumpulkan dan merangkum literature terkait vertical greenery systems sebagai elemen selubung bangunan yang mendukung penghematan energi pada bangunan. Dengan adanya critical review ini beberapa aspek utama harus diperhatikan ketika melakukan studi terkait vertical greenery systems, pengaruh system struktur, kondisi iklim setempat, dan jenis tanaman yang digunakan. Kesimpulan utama yang didapatkan dari critical review ini adalah berdasarkan sistem konstruksinya, vertical greenery systems dibagi menjadi green façades dan green walls. Review terhadap pengaruh iklim menunjukkan bahwa studi vertical greenery systems hanya terkonsentrasi di Eropa dan Asia. Diketahui pemilihan jenis tanaman juga harus disesuaikan dengan kondisi iklim setempat. Hal tersebut terkait dengan pengaruh ketebalan lapisan daun dan luas area dedaunan. Studi juga membuktikan bahwa vertical greenery systems memiliki kontribusi di dalam penurunan konsumsi energi pada bangunan, khususnya untuk pendinginan. Empat aspek utama yang menjadi kajian adalah pembayangan, pendinginan, insulasi, dan penahan angin.
ARSITEKTUR NABATI : RESPON RUANG PASKA PANDEMI COVID-19 DI INDONESIA Nimas Sekarlangit; Prasasto Satwiko
MODUL Vol 23, No 1 (2023): MODUL vol 23 nomor 1 tahun 2023
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mdl.23.1.2023.1-9

Abstract

Pandemi COVID-19 tahun 2020 memaksa seluruh penduduk bumi, termasuk Indonesia untuk menjalani kebiasaan hidup baru. Para ahli yang berkompeten menyatakan bahwa pandemi zoonosis yang terus berulang terkait erat dengan konsumsi manusia pada hewan liar dan ternak. Sebenarnya sumber pangan nabati telah terbukti dapat memenuhi kebutuhan nutrisi lengkap manusia. Arsitektur nabati nusantara adalah bentuk arsitektur yang menggabungkan wadah aktivitas manusia dengan tanaman pangan dalam konteks lokal. Arsitektur nabati menawarkan pemecahan terpadu dan komprehensif terhadap masalah pencegahan berulangnya pandemi zoonosis, pencukupan nutrisi, keanekaragaman hayati, serta kualitas lingkungan hidup perkotaan. Tulisan ini menggunakan metode terbaru dengan menggali informasi terkini yang berhubungan dengan COVID 19 dan membahas benang merah antara pandemi dan desain arsitektur arsitektur nabati nusantara. Sebagai objek studi yaitu karya mahasiswa dan arsitek profesional dalam menanggapi ide pertanian perkotaan. Hasil pembahasan menemukan bahwa baik mahasiswa dan arsitek profesional di Indonesia telah memiliki wawasan cukup lengkap dan inovatif tentang desain pertanian perkotaan yang dapat menjadi bentuk arsitektur nabati nusantara
PENGARUH ELEMEN PERSISTEN TERHADAP KUALITAS STREET FRONT KAWASAN ALUN-ALUN KOTA BANYUWANGI Georgeanne Elaine Suwondo; Rony Gunawan Sunaryo; Rully Damayanti
MODUL Vol 23, No 1 (2023): MODUL vol 23 nomor 1 tahun 2023
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mdl.23.1.2023.37-49

Abstract

Kawasan Alun-alun Kota Banyuwangi merupakan kawasan awal dalam morfologi kota Banyuwangi. Pada perkembangannya, kawasan ini memiliki kecenderungan menggantikan bangunan-bangunan lama dengan bangunan-bangunan baru. Tren ini mengakibatkan elemen persisten kawasan banyak yang bersandingan langsung dengan elemen-elemen baru. Hal ini membuat kualitas street front jadi beranekaragam dan fluktuatif. Padahal, kualitas street front merupakan salah satu pembentuk identitas dan karakter kawasan. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri tingkat kualitas street front di kawasan Alun-Alun Kota Banyuwangi, dan menganalisis pengaruh keberadaan elemen persisten terhadap kualitas street front, serta mengidentifikasi tipologi pada lapangan yang menghasilkan kualitas street front yang baik dan buruk. Penelitian dilakukan dengan analisis tipomorfologis urban tissue seluas 500x800m di sekitar Alun-alun Kota Banyuwangi. Proses penilaian kualitas street front menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya macam-macam tingkat kualitasstreet front pada kawasan. Kualitas street front yang paling banyak ditemukan adalah acceptable yaitu batas tengah. Kualitas terbaik sangatlah sedikit dan terletak di sekitar elemen persisten yang propelling. Sedangkan elemen persisten pathological cenderung memperburuk kualitas street front. Hal ini dikarenakan adanya upaya kolektif untuk menjaga dan merawat elemen propelling, sedangkan elemen pathological dan elemen baru cenderung tidak selaras perkembangannya. Setiap tingkatan kualitas street front memiliki tipologi masing- masing. Kualitas street front paling vibrant didapatkan ketika ada aktivitas yang meluber ke jalan, bangunan dan detail yang bisa dinikmati, skala koridor yang ramah pejalan kaki, fasad yang selaras, serta naungan dan area pejalan kaki yang jelas. Kualitas street front paling buruk ditemukan ketika skala bangunan menghimpit, tidak ada detail yang bisa dilihat, maintenance bangunan buruk, sampah yang berserakan, area pejalan kaki tidak terdefinisi, serta aktivitas manusia terbatas di sepanjang jalan.
APPRENTICESHIP PROGRAM FOR PROSPECTIVE PROFESSIONAL INDONESIAN ARCHITECTS Resza Riskiyanto
MODUL Vol 23, No 1 (2023): MODUL vol 23 nomor 1 tahun 2023
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mdl.23.1.2023.%p

Abstract

This report was created to provide a detailed understanding of the architectural internship program required by the Indonesian Association of Architects as the only architect association recognized by law. This program must be taken by prospective architects before submitting an architect registration certificate to be recognized as a professional architect. The purpose of submitting this report is also to correct the misunderstanding of the principles of a professional apprenticeship program which is generally equated with an interbship program conducted while studying architecture. This report explicitly shows that apprenticeship programs that are recognized as part of the process for submitting professional architects are apprenticeship programs for a minimum of two years which are followed after completing architectural education.
MANIFESTASI STRUKTUR KELUARGA BESAR PADA GUNA RUANG DOMESTIK HUNIAN MULTIGENERASI Mirra Kamila Ismail; Arina Hayati; Purwanita Setijanti
MODUL Vol 23, No 1 (2023): MODUL vol 23 nomor 1 tahun 2023
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mdl.23.1.2023.10-21

Abstract

Hunian multigenerasi di Indonesia merupakan suatu fenomena berhuni yang lazim ditemukan karena manifestasi dari budaya struktur keluarga besar dan nilai kekerabatan. Struktur keluarga tersebut terdiri dari keluarga inti generasi tengah yang tinggal bersama dengan lansia. Suatu struktur keluarga dapat dimanifestasikan lewat guna ruang domestik yang terjadi dalam hunian, sehingga guna ruang domestik pada hunian multigenerasi dapat diobservasi melalui sistem aktivitas dan sistem pengaturan latarnya. Maka dari itu, penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan mengidentifikasi okupansi ruang tiap generasi dalam hunian berdasar aktivitas domestik yang dilakukan. Terdapat perbedaan antara aktivitas domestik pada hunian multigenerasi dengan aktivitas domestik yang terjadi pada hunian keluarga inti. Salah satunya ketika aktivitas makan dan menonton tv cenderung sebagai kelompok aktivitas personal daripada aktivitas berkumpul bersama keluarga. Kemudian, aktivitas personal dan berkumpul yang terjadi pada hunian multigenerasi banyak terjadi pada ruang- ruang yang dinegosiasikan kegunaanya, sehingga ditemukan aktivitas domestik multigenerasi yang okupansinya tidak hanya dilakukan pada ruang yang spesifik. Seperti aktivitas personal juga dapat dilakukan di ruang tamu, aktivitas berkumpul multigenerasi dapat dilakukan di kamar, serta ruang tengah sebagai latar dari banyak aktivitas juga merupakan ruang keluarga. Oleh karena itu, konsep negosiasi ruang yang terjadi pada hunian multigenerasi dapat menjadi pertimbangan atas kebutuhan ruang pada luas lahan yang terbatas dengan melihat ruang sebagai suatu latar yang mampu mewadahi beragam aktivitas domestik.
THE PLACELESSNESS OF KAMPUNG KAPITAN PALEMBANG: CAGAR BUDAYA DI AMBANG KEHANCURAN Syifa Rahmi Meliansari; Evawani Ellisa
MODUL Vol 23, No 1 (2023): MODUL vol 23 nomor 1 tahun 2023
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mdl.23.1.2023.50-59

Abstract

Tepian Sungai Musi adalah salah satu kawasan padat penduduk dengan panjang sungai 720 km dan membelah kota Palembang menjadi 2 kawasan, yakni Ulu di Utara dan Ilir di Selatan. Banyak permukiman etnis di bagian Ulu merupakan kampung lama. Salah satunya adalah kampung Kapitan yang dulunya kental budaya Tionghoa. Namun kurangnya perhatian dan perawatan menyurutkan rasa kepemilikan bersama dan berakibat pada meredupnya identitas kampung yang dahulu dikenal sebagai kampung dengan budaya pinggir sungai. Penelitian ini membahas penyebab placelessness Kampung Kapitan dan mencari peluang untuk menghidupkan kembali sense of place sebagai kawasan bersejarah. Kajian ini bersifat kualitatif, dilakukan melalui observasi, penelusuran sejarah dan pengumpulan data-data pendukung. Penelitian menunjukkan identitas Kampung Kapitan sebagai kampung cagar budaya mulai bergeser dan kabur. Banyak ditemukan potensi, namun kondisi Kampung Kapitan saat ini semakin mengkhawatirkan dan terancam punah. Perlu upaya yang sangat serius untuk bisa memperkuat identitas lokal guna meningkatkan rasa kepemilikan dan rasa bangga masyarakat. Makalah ini mengusulkan penerapan indikator sense of place sebagai cara untuk menata kembali Kampung Kapitan. 
Spatial Dialogues of Historic Alley through Serial Vision Theory (Case Study: Pontocho Roji and Jalan Rukunan) Mustika Kusumaning Wardhani; Zhixi Wang
MODUL Vol 23, No 1 (2023): MODUL vol 23 nomor 1 tahun 2023
Publisher : architecture department, Engineering faculty, Universitas Diponegoro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14710/mdl.23.1.2023.%p

Abstract

Traditional settlements are part of the urban context of every country, especially tourism-oriented cities such as Yogyakarta (Indonesia) and Kyoto (Japan). The design strategy and regulations have a more significant and complex portion involving cultural heritage buildings and settlement networks that shape the city's morphology. Pontocho and Kotagede are cultural areas with unique characteristics, such as the existence of narrow allies called Roji (in Japanese) and 'Jalan rukunan'. This research aims to understand the role of alleyways between two traditional settlements that form urban identities. The descriptive-qualitative research method uses depth map software to display the observed area coverage through connectivity and visibility. The results found in this research can manifest both locations' characters in a tangible and intangible aspect. The existence of a historic alley that forms the morphology of historic settlements will keep its existence considered because it is a continuity network that creates a serial vision for observers, tourists, and also the local community. Spatial dialogue studies through serial vision theory in historic alleys are expected to provide renewal to considerations of revitalizing heritage settlements, especially in Asian countries.