cover
Contact Name
Ahmad Nimatullah Al-Baarri, PhD
Contact Email
redaksi@ift.or.id
Phone
-
Journal Mail Official
redaksi@ift.or.id
Editorial Address
-
Location
Kota semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan
Published by Universitas Diponegoro
ISSN : 20897693     EISSN : 24605921     DOI : -
Core Subject :
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan aims to expose the results of fundamental and applied research in food and its related fields to scholars, students, and food applicants. The journal covers the fields of application of technology on food, i.e. biotechnology, functional food, food process, health, food related field on agribusiness and agro-technology.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 9, No 3 (2020): Agustus 2020" : 6 Documents clear
Pengaruh Pemberian Cookies Galohgor terhadap Kadar Vitamin A ASI Ibu Nifas Ibnu Malkan Bakhrul Ilmi; Rimbawan Rimbawan; Katrin Roosita; Zakiudin Munasir
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 9, No 3 (2020): Agustus 2020
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17728/jatp.7276

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian cookies galohgor terhadap kadar β-karoten dan retinol ASI ibu nifas. Penelitian ini menggunakan quasi-experimental design yang terdiri atas dua kelompok, yaitu kelompok kontrol (n=9) dan kelompok intervensi (n=9). Kelompok intervensi diberikan cookies galohgor 4 keping ~ 40 g/ hari, sedangkan kelompok kontrol diberikan cookies dengan jumlah yang sama namun cookies tersebut tanpa penambahan galohgor. Pemberian cookies dilakukan selama 40 hari pascamelahirkan. Sampel ASI diambil pada hari ke-14 dan hari ke-40 untuk dianalisis kadar β-karoten dan retinol ASI. Analisis konsumsi pangan juga dilakukan bersamaan dengan pengambilan sampel ASI. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat perbedaan pada kadar β-karoten dan retinol ASI antara kelompok kontrol dan intervensi, baik pada hari ke-14 maupun hari ke-40 pascamelahirkan (p>0,05), akan tetapi pemberian cookies galohgor relatif dapat mempertahankan kadar β-karoten ASI selama masa nifas. Oleh karena itu, penelitian ini menyimpulkan cookies galohgor dapat menjadi sumber β-karoten ASI.Effect of Galohgor Cookies on Vitamin A Content in Breast Milk of Postpartum MothersAbstractThis study was aimed to analyze the effect of galohgor cookies on β-carotene and retinol in breast milk of postpartum mothers. This study used quasi-experimental design consisting of two groups, the control group (n = 9) and the intervention group (n = 9). The intervention group was given galohgor cookies (4 pieces ~ 40 g / day), while the control group was given cookies without galohgor as many as the intervention group. Cookies were given for 40 days after giving birth. Breast milk samples were taken on the 14th day and 40th day to analyze β-carotene and retinol content in breast milk along with the interview of food consumption. The results showed β-carotene and retinol content in breast milk did not differ significantly between the groups, both on the 14th day and the 40th day after giving birth (p>0.05). However, galohgor might maintain the β-carotene concentration in breast milk. Therefore, as conclusion, galohgor cookies may be provided as the source of β-carotene in breast milk.
Pembuatan nanopartikel pati jagung dengan teknik fotooksidasi menggunakan H2O2 dan lampu UV-C pada sistem tersirkulasi Niken Widya Palupi; Yudi Pranoto; Sutardi Sutardi
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 9, No 3 (2020): Agustus 2020
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17728/jatp.7254

Abstract

Dalam penelitian ini, nanopartikel pati (Starch Nano Particle (SNP)) disiapkan dengan metode sederhana, yakni melalui proses fotooksidasi dengan sistem sirkulasi dengan melibatkan H2O2 dan lampu UV-C. Tujuan dari penelitian ini adalah mengoptimasi konsentrasi perlakuan H2O2 dan lama proses fotooksidasi untuk menghasilkan nanopartikel pati jagung. Pati jagung diperoleh secara komersial dan dianalisis sifat-sifatnya. Hasil analisa Scanning Electron Microscopy (SEM) menunjukkan bahwa partikel hasil fotooksidasi berbentuk bulat dan memiliki diameter dengan kisaran 100-1000 nm. Hasil uji SEM diperkuat dengan hasil uji Dynamic Light Scattering (DLS) Zetasizer yang menunjukkan kurva distribusi normal ukuran partikel di kisaran 100-1000 nm. Proses fotooksidasi menyebabkan nano partikel pati yang dihasilkan mengandung gugus karbonil dan karboksil. Kandungan karboksil dan ukurannya yang nano meningkatkan kejernihan pasta dan kelarutan suspensi partikel, namun juga menurunkan viskositas suspensi partikel. Lebih lanjut nanopartikel pati yang dihasilkan mempunyai kemampuan untuk mengurangi tegangan antarmuka minyak dan air, sehingga berpotensi berperan sebagai emulsifier. Kesimpulannya, perlakukan H2O2 sebesar dan lama pemaparan UV-C pada proses fotooksidasi dapat menghasilkan nanopartikel pati dengan sifat-sifat yang diinginkan yaitu: ukuran nano terdistribusi normal, kejernihan pasta mendekati kejernihan air, dan gugus karboksil yang dihasilkan cukup untuk menurunkan tegangan muka minyak dan air.Formation of Corn Starch Nanoparticles Involving H2O2 and UV-C lamp through Photo-oxidation in the Circulation SystemAbstractIn this study, starch nanoparticles (SNPs) was prepared by a simple method, photooxidation in circulation system by involving H2O2 and UV-C lamp using variations in concentration and treatment duration. SNPs was ontained from the international market and analyzed its properties. SEM analysis revealed that the photo-oxidized particles showed round-like shape and diameter in the range of 100-1000 nm. This data were in line with DLS Zetasizer analysis which showed normal distribution of particle size curve in ranges 100-1000 nm. The photooxidation process resulted in the starch nano particle contained carbonyl and carboxyl groups. The carboxyls content and nano-size of the photo-oxidized particles contributed to high clear paste and high solubility, but low viscosity of the particle suspension. Moreover, the photo-oxidized starch nanoparticles be able to reduce interfacial tension between oil and water, so its possible played role as an emulsifier. As conclusion, treatment of H2O2 and UV-C exposure might resulted starch nanoparticle with properties: nano-size of the particle was in a normal distribution, paste clarity close to clarity of the water, and carboxyl groups attached in the particle was able to reduce interfacial tension water and oil. 
Optimasi Karakteristik Tepung Komposit Berbasis Tepung Onggok Fermentasi menggunakan Metode Response Surface Methodology (RSM) Beni Hidayat; Udin Hasanuddin; Siti Nurdjanah; Neti Yuliana; Muhammad Muslihudin; Syamsu Akmal
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 9, No 3 (2020): Agustus 2020
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17728/jatp.6005

Abstract

Pengembangan tepung komposit di negara-negara tropis terutama diarahkan pada pengembangan produk tepung bebas-gluten berbahan baku lokal. Penelitian bertujuan untuk mendapatkan formulasi optimal tepung komposit berbahan baku tepung onggok fermentasi (TOF), tapioka dan gum xanthan (GX) untuk menghasilkan tepung komposit dengan karakteristik optimal sebagai tepung bebas-gluten. Optimasi karakteristik tepung komposit dilakukan menggunakan metode respon permukaan dengan model Central Composite Design. Hasil optimasi menggunakan metode numerik menunjukkan bahwa karakteristik optimal produk tepung komposit diperoleh pada formulasi 1) TOF: 82,46%, tapioka: 17,54%, GX: 0,10%, 2) TOF: 83,85%, tapioka: 16,15%, GX: 0,10%, dan 3) TOF: 84,13%, tapioka: 15,87%, GX: 0,10%. Formulasi-formulasi optimal selanjutnya dianalisis karakteristik pastingnya, mencakup  viskositas maksimum, viskositas awal pendinginan, viskositas akhir pendinginan, viskositas retrogradasi, dan viskositas balik. Pengujian karakteristik pasting pada formulasi optimal menunjukkan bahwa formulasi TOF: 82,46%, tapioka: 17,54%, GX: 0,10% karena memiliki karakteristik pasting terbaik dengan viskositas maksimum  215 BU, viskositas awal pendinginan 166 BU, viskositas akhir pendinginan 217 BU, viskositas retrogradasi 208 BU, dan viskositas balik 49 BU. Oleh karena itu, penelitian ini berhasil menyimpulkan bahwa tepung komposit dengan formulasi TOF: 82,64%, tapioka: 17,54%, GX: 0,10% merupakan perlakuan terbaik yang dapat dijadikan sebagai alternatif tepung bebas-gluten berbahan baku lokal. Hal ini menunjukkan bahwa tepung komposit dengan formulasi 82,64% tepung onggok terfermentasi, mempunyai potensi khusus untuk dikembangkan sebagai tepung bebas-gluten berbahan baku lokal.Optimization of Characteristic of Fermented Cassava Bagasse Flour-Based Composite Flour using Response Surface MethodologyAbstractThe development of composite flour in tropical countries is mainly directed at gluten-free flour made from local raw materials. The research was aimed to obtain an optimal formula of composite flour that was made of fermented cassava bagasse flour (FCBF), tapioca, and xanthan gum (XG) to produce composite flour with best characteristics quality as gluten-free flour. Optimization of the composite flour characteristics was done using the response surface methodology with the central composite design model. Optimization results using numerical methods shown that the optimal characteristics of composite flour were obtained in formulas 1) FCBF: 82.46%, tapioca: 17.54%, XG: 0.10%, 2) FCBF: 83.85%, tapioca: 16.15%, XG: 0.10%, and 3) FCBF: 84.13%, tapioca: 15.87%, XG: 0.10%. The optimal formulas were analyzed for pasting characteristics, including peak temperature, maximum viscosity, trough viscosity, final viscosity, retrogradation viscosity, and setback viscosity. The results of pasting characteristic test on optimal formulation showed that FCBF formulation: 82.64%, tapioca: 17.50%, XG: 0.10% had the best pasting properties with peak viscosity of 215 BU, trough viscosity of 166 BU, final viscosity of 217 BU, retrogradation viscosity of 208 BU, and setback viscosity of 49 BU. As conclusion, formula of FCBF: 82.64%, tapioca: 17.50%, XG: 0.10% was chosen as the best formula to produce gluten-free flour from local raw materials. This indicates that composite flour with formulation of 82,64% fermented cassava bagasse flour, potentially developed as gluten-free flour made from local raw materials. 
Analisis Kandungan Zat Gizi, Pati Resisten, Indeks Glikemik, Beban Glikemik dan Daya Terima Cookies Tepung Pisang Kepok (Musa paradisiaca) Termodifikasi Enzimatis dan Tepung Kacang Hijau (Vigna radiate) Diana Nur Afifah; Lili Nor Indah Sari; Dwi Ratna Sari; Enny Probosari; Hartanti Sandi Wijayanti; Gemala Anjani
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 9, No 3 (2020): Agustus 2020
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17728/jatp.8148

Abstract

AbstrakUpaya pengendalian diabetes mellitus tipe-2 dapat dikontrol melalui pola makan, salah satunya yaitu dengan modifikasi jenis makanan yang selain memenuhi kebutuhan gizi juga dapat mengendalikan kadar glukosa darah. Pisang kepok dan kacang hijau memiliki kandungan pati resisten, serat pangan, protein yang cukup tinggi, dan indeks glikemik rendah sehingga dapat digunakan sebagai alternatif bahan pembuatan cookies untuk penderita diabetes mellitus tipe-2. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan gizi, pati resisten, indeks glikemik, beban glikemik dan daya terima cookies tepung pisang kepok termodifikasi enzimatis dan tepung kacang hijau. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap satu faktor dengan perbandingan variasi pisang kepok termodifikasi dan tepung kacang hijau masing-masing dengan persentase sebesar 85:15; 75:25; dan 65:35. Kandungan gizi dianalisis dengan metode uji proksimat. Analisis indeks glikemik dan daya terimanya juga dilakukan pada penelitian ini. Formula terbaik dianalisis dengan metode de Garmo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formulasi terbaik didapat dari cookies dengan formulasi 85% tepung pisang kepok termodifikasi enzimatis dan 15% tepung kacang hijau dengan nilai hasil tertinggi sebesar 0,599 dengan kandungan karbohidrat 45,72%, protein 5,62%, lemak 18,53%, air 11,22%, abu 3,70% , serat pangan 15,18%, pati resisten 13,67%, indeks glikemik 33,20 dan beban glikemik 4,19. Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah kandungan zat gizi cookies tepung pisang kepok termodifikasi enzimatis dan tepung kacang hijau dapat ditentukan dengan baik dengan menemukan formula terbaiknya, yaitu 85%:15%.Analysis of Nutrients Content, Resistant Starch, Glycemic Index, Glycemic Load and Acceptability of Modified Kepok Flour (Musa paradisiaca) and Mung Bean Flour (Vigna radiata) CookiesAbstractType 2 diabetes mellitus can be controlled through diet, one of which is by modifying the type of food that helps fulfilling nutrient-needs and control blood’s glucose levels. Kepok banana and mung bean contain high resistant starch, dietary fiber, protein, and low glycemic index so it can be used as an alternative ingredient in making cookies for people with type 2 diabetes mellitus. This study aimed to analyze the nutrients content, resistant strach, glycemic index, glycemic load and acceptability of cookies from enzymatically modified kepok banana flour and mung bean flour. The completely randomized one-factor experimental study with ratio of modified kepok banana : mung bean flour i.e. 85:15; 75:25; and 65:35. Nutrient content was analyzed by proximate methods. The glycemic index and glycemic load were also analyzed as well as acceptability test. The best formula was determined by the de Garmo method. As results, the quality of nutrient content, resistant starch, glycemic index, glycemic load and acceptance, were achieved with formula of 85% modified kepok flour and 15% mung bean flour resulting high yield value of 0.599. the best cookies formula contained carbohydrate of 45.72%, protein of 5.62%, fat of 18.53%, water of 11.22%, ash of 3.70%, fiber of 15.18%, resistant starch of 13.67%, glycemic index of 33.20, and glycemic load of 4.19. As conclusion, all treatment was successfully revealed and generated the best formula or 85%:15% for the ratio of modified kapok flour and mung been flour.
Karakteristik Fungsional, Fisik dan Sensori Sereal Sarapan Jagung yang Disubstitusi Bekatul Feri Kusnandar; Suryani Suryani; Slamet Budijanto
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 9, No 3 (2020): Agustus 2020
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17728/jatp.7517

Abstract

AbstrakBekatul dari hasil samping penggilingan padi memiliki komponen gizi dan non-gizi. Proses fermentasi pada bekatul diketahui dapat meningkatkan komponen fenolik dan aktivitas antioksidannya. Penelitian ini menggunakan bekatul yang difermentasi dengan kapang Rhizopus oligosporus selama 72 jam dan diformulasikan sebanyak 15, 20, dan 25% ke dalam sereal sarapan jagung. Bekatul tanpa fermentasi juga dibuat sebagai pembanding. Karakteristik fungsional yang berupa aktivitas antioksidan, kadar total fenol, serat pangan, mutu fisik yang berupa derajat pengembangan (DP), indeks penyerapan air (IPA), kelarutan air (IKA), kekerasan dan kerenyahan, serta mutu sensori sereal sarapan dianalisis dengan menggunakan rancangan acak lengkap dua faktor dan diuji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bekatul fermentasi mampu meningkatkan aktivitas antioksidan dan kadar total fenol, namun memberikan penerimaan sensori yang lebih rendah dibandingkan formula sereal sarapan yang lain. Kesimpulannya, substitusi dengan 25% bekatul tanpa fermentasi dalah yang paling disukai berdasarkan analisis warna, aroma, rasa, dan tekstur. Sereal sarapan dengan formulasi tersebut memberikan nilai DP, IPA, dan IKA yang spesifik dan memberikan tingkat kekerasan dan kerenyahan yang dapat diterima panelis, serta menunjukkan aktivitas antioksidan, kandungan total fenol dan serat pangan yang tergolong tinggi.Functional, Physical and Sensory Characteristics of Corn Breakfast Cereals Substituted by Fermented Rice BranAbstractRice bran as a by-product of rice mills contains a relatively high nutritious components, such as phenolic compounds. Fermentation process in rice bran may increase phenolic compounds and antioxidant activity. In this study, fermented rice bran using Rhizopus oligosporus for 72 hours were formulated into corn-based breakfast cereals at the concentration of 15, 20, and 20%. Non fermented rice brand was also used as a comparison. The functional characteristics that consisted of antioxidant activity, total phenol, and dietary fiber; physical quality, i.e. degree of expansion (DE), water absorption index (WAI), solubility index (SI), hardness and crispness; and sensory quality were analysed using a two-factor randomized experimental design followed by Duncan Multiple Range Test. As a result, fermented rice bran yielded less acceptable breakfast cereals than that of a non-fermented cereal, although the antioxidant activity and total phenol increased along the fermented rice brand. As a conclusion, substitusion with 25% non-fermented rice bran was the most accepatable in terms of color, aroma, taste and texture compared to other formulations. The formulated breakfast cereal had specified DE, WAI and SI, hardness and crispness, as well as showed high values of antioxidant activity, total phenol, and dietary fiber.
Pengolahan Sinbiotik Kultur Campuran yang Berasal dari Kombinasi Bekatul Gandum sebagai Prebiotik dan Jus Kubis Terfermentasi sebagai Probiotik melalui Proses Fermentasi Cahya Setya Utama; Zuprizal Zuprizal; Chusnul Hanim; Wihandoyo Wihandoyo
Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan Vol 9, No 3 (2020): Agustus 2020
Publisher : Faculty of Animal and Agricultural Sciences, Diponegoro University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17728/jatp.7442

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kualitas sinbiotik kultur campuran yang berasal dari jus kubis terfermentasi sebagai probiotik yang ditambahkan pada bekatul gandum sebagai prebiotik melalui proses fermentasi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial 3x3 dengan 3 ulangan. Faktor yang digunakan adalah lama pemeraman dan variasi konsentrasi jus kubis. Parameter yang diamati adalah komponen proksimat (kadar air, abu, lemak kasar, protein kasar, serat kasar dan bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN), komponen serat berupa acid detergent fibre atau ADF, neutral detergent fibre (NDF), selulosa, hemiselulosa dan lignin, serta gross energi, glukosa, sukrosa, mannosa, arabinosa, rafinosa, amilum, amilosa, amilopektin dan pati resisten serta profil sinbiotik kultur campuran melalui analisis scanning electron microscope (SEM). Hasil penelitian memperlihatkan adanya peningkatan yang signifikan pada kadar abu, protein kasar, serat kasar (p<0,05) sedangkan pada parameter BETN, ADF, NDF, hemiselulosa, lignin, gross energi, sukrosa, mannosa, arabinosa, rafinosa, amilosa, amilum, amilopektin dan pati resisten terdapat interaksi antar kedua faktor (p<0,05) namun pada parameter glukosa tidak terdapat interaksi antar kedua faktor. Kesimpulan penelitian yaitu sinbiotik kultur campuran terbaik terdapat pada penambahan 40% jus kubis terfermentasi dengan lama fermentasi 4 hari. Sinbiotik kultur campuran ini dapat digunakan sebagai sumber additive untuk pangan maupun kepentingan lainnya seperti pakan ternak.Processing of Mixed Culture Sinbiotics Originating from the Combination of Wheat Pollard as Prebiotics and Fermented Cabbage Juice as Probiotics through the Fermentation ProcessAbstractThe objective of this study was to examine the quality of mixed culture synbiotics derived from fermented cabbage juice as probiotics which were added to wheat pollard as a prebiotic through the fermentation process. The study used a completely randomized 3x3 factorial pattern design with 3 replications and the observed factors were duration of incubation and concentrations of applied cabbage juice. Proximate components (water content, ash, crude fat, crude protein, crude fiber and extraction material without nitrogen or BETN), fiber components (acid detergent fiber (ADF), neutral detergent fiber (NDF), cellulose, hemicellulose and lignin), gross energy, glucose, sucrose, mannose, arabinose, raffinose, starch, amylose, amylopectin and resistant starch and mix culture synbiotic profile through scanning electron microscope (SEM) were analyzed. The results showed a significant increase in ash content, crude protein, crude fiber (p<0.05) while in BETN, ADF, NDF parameters, hemicellulose, lignin, gross energy, sucrose, mannose, arabinose, raffinose, amylose, starch, amylopectin and resistant starch interaction between the two factors (p<0.05). However, in the glucose parameter there was no interaction between the two factors. The conclusion of the research is that the best mixed culture synbiotic is in the addition of 40% fermented cabbage juice with 4 days fermentation time. This mixed culture synbiotic can be used as an additive source for food and animal feed.

Page 1 of 1 | Total Record : 6