cover
Contact Name
Agus Yuniawan Isyanto
Contact Email
agusyuniawanisyanto@unigal.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
alfarhanic@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. ciamis,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL ILMIAH MAHASISWA AGROINFO GALUH
Published by Universitas Galuh
ISSN : 23564903     EISSN : 25798359     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH merupakan jurnal ilmiah berkala yang memuat hasil penelitian dari mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Galuh.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 5, No 1 (2018): September 2018" : 5 Documents clear
STRATEGI PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI MANISAN MANGGA (Studi Kasus pada UMKM Satria di Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon) Josua Yeremia Thomas Gultom; Lies Sulistyowati
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 5, No 1 (2018): September 2018
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (91.559 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v5i1.1442

Abstract

Sektor agroindustri dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi kolaborasi strategis yang berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional maupun daerah. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan strategi pengembangan agroindustri pada UMKM Satria yang merupakan salah satu pelaku pengolahan manisan mangga di Kabupaten Cirebon. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dan teknik studi kasus dengan analisis SWOT. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa strategi pengembangan agroindustri manisan mangga pada UMKM Satria yang dapat dilakukan yaitu: mempertahankan sistem manajemen bahan baku, mempertahankan pangsa pasar dan penjualan, dan meminimalisasi resiko serta menetapkan harga yang kompetitif. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara perawatan fasilitas produksi, meningkatkan konsistensi produk baik kualitas maupun kuantitas dan merencanakan volume produksi optimal.
ANALISIS NILAI TAMBAH AGROINDUSTRI KERIPIK SINGKONG (Studi Kasus Sentra Produksi Keripik Singkong Pedas di Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi) Sulaiman Sulaiman; Ronnie Susman Natawidjaja
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 5, No 1 (2018): September 2018
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (144.056 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v5i1.1445

Abstract

Banyaknya Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Indonesia membuka peluang bagi para pengusaha untuk mengusahakan keripik singkong menjadi usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah ubi kayu. Kota Cimahi merupakan salah satu daerah sentra produksi keripik singkong, yang bertempat di Kampung Pojok-Kademangan, Kelurahan Setiamanah, Kecamatan Cimahi Tengah, Kota Cimahi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui keragaan agroindustri pengolahan keripik singkong, nilai usaha dan nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan ubikayu menjadi keripik singkong. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan teknik studi kasus. Analisis data terdiri dari analisis nilai usaha, analisis nilai tambah dengan metode Hayami dan deskriptif dengan data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pengolahan keripik singkong masih menggunakan peralatan yang relatif sederhana dan rata-rata merupakan industri kecil. Pemasaran keripik singkong dilakukan oleh pengusaha yaitu pengusaha langsung menjual keripik singkong kepada konsumen, selain itu melalui pedagang grosir lalu ke pedagang-pedagang pengecer kemudian ke konsumen. Hasil analisis nilai usaha menunjukkan bahwa rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh usaha keripik singkong di Sentra Produksi Keripik Singkong Pedas Cimahi sebesar Rp4.598.410,53 dengan rata-rata penerimaan yang diterima sebesar Rp5.955.600,00 dan rata-rata pendapatan/keuntungan yang diterima pengusaha keripik singkong adalah sebesar Rp1.393.585,30 dalam satu kali produksi. Hasil analisis efisiensi usaha menunjukkan bahwa rata-rata R/C rasio yang didapatkan adalah 1,30. Yang artinya agroindustri keripik singkong sudah efisien atau layak karena sudah melebihi angka 1,00. Rata-rata nilai tambah diterima pada usaha keripik singkong sebesar Rp5.232,18 per kilogram dengan rasio nilai tambah terhadap nilai output rata-rata sebesar 23,76% per proses produksi. Rasio nilai tambah ini termasuk dalam nilai tambah tersebut termasuk dalam kategori sedang karena berada diantara 15-40% berdasarkan pernyataan Hubeis.
Perilaku Budidaya Petani Mangga Dikaitkan dengan Lembaga Pemasarannya di Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon Mentari Nur Azizah; Elly Rasmikayati; Bobby Rachmat Saefudin
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 5, No 1 (2018): September 2018
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (84.843 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v5i1.1447

Abstract

Kecamatan Greged merupakan salah satu sentra produksi mangga di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Namun, produksi mangga tersebut berfluktuasi dan pendistribusian buah mangga yang dilakukan oleh petani masih terbatas di lembaga pemasaran tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan perilaku budidaya petani mangga dikaitkan dengan lembaga pemasarannya di Kecamatan Greged, Kabupaten Cirebon. Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode survei. Responden dalam penelitian ini yakni 130 orang petani mangga yang diambil secara acak. Alat analisis data yang digunakan adalah analisis data crosstab dan analisis statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lembaga pemasaran yang dipilih petani yaitu kelompok tani (2%), tengkulak (35%), bandar (51%), pasar tradisional (9%), dan pasar induk (3%). Mayoritas petani mangga dengan berbagai lembaga pemasaran yang dituju di Kecamatan Greged memiliki tenaga kerja 1 – 2 orang dari keluarga dan selain keluarga, menerapkan teknologi off-season, pengendalian OPT menggunakan pestisida dan perangkap hama, menerapkan pengaturan waktu tanam, memiliki hasil panen dengan kualitas grade A dan B berkisar 41 – 60%, dan produktivitas per pohonnya 101 – 300 kg/pohon. Petani menggunakan lahan kebun usaha dan lahan pekarangan rumah mereka untuk bertanam mangga, kecuali petani yang menjual ke pasar induk hanya menggunakan lahan kebun usaha. Petani yang menjual hasil produksinya ke kelompok tani dan pasar induk tidak melakukan pencucian buah, sedangkan mayoritas petani yang menjual ke tengkulak, bandar, dan pasar tradisional melakukan pencucian buah, sortasi, grading, pengemasan, dan pelabelan.
ANALISIS RANTAI NILAI INDUSTRI KECIL PENGOLAHAN TERONG MENJADI CHEESESTICK TERONG Muhammad Aqil; Ronnie Susman Natawidjaja
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 5, No 1 (2018): September 2018
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (284.335 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v5i1.1469

Abstract

Cheesestick terong menjadi suatu inovasi dalam pengolahan agroindustri untuk meningkatkan pendapatan masyarakat di desa Genteng kecamatan Sukasari Kabupaten Sumedang. Karena adanya rantai dalam produksi menimbulkan adanya ketergantungan dan kurangnya keterlibatan dalam aktivitas rantai tersebut, hal tersebut berdampak terhadap ketidakpastian pendapatan yang diperoleh. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi rantai nilai pengolahan terong dari petani ke IAAS, mengetahui laba dari masing-masing pelaku berdasarkan keterlibatan dan ketergantungan antar pelaku dalam rantai nilai, mengetahui besarnya keuntungan pengolahan terong tersebut dan kontribusinya terhadap pendapatan anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) Mentari dan memberikan strategi penguatan produksi cheesestick terong di desa Genteng. Analisis data terdiri dari analisis rantai nilai, analisis nilai tambah, analisis usaha, dan analis kontribusi pendapatan. Hasil penelitian terdapat tiga aktor pelaku dalam rantai nilai cheesestick terong yaitu petani, KWT Mentari, dan IAAS. Pelaku KWT Mentari adalah pelaku yang mendapatkan nilai tambah tertinggi yaitu Rp 43.200/Kg dan pelaku yang mendapat nilai tambah terendah adalah IAAS yaitu Rp 2.370/Kg.
Strategi Pengembangan Desa Wisata Berbasis Masyarakat (Studi Kasus: Desa Lebakmuncang, Kecamatan Ciwidey, Kabupaten Bandung) Fajar Giri Pratama; Ganjar Kurnia
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh Vol 5, No 1 (2018): September 2018
Publisher : Universitas Galuh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (148.025 KB) | DOI: 10.25157/jimag.v5i1.1572

Abstract

Desa Lebakmuncang merupakan salah satu desa wisata yang sudah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Bandung – Jawa Barat melalui SK Bupati Kabupaten Bandung – Jawa Barat. Desa Wisata Lebakmuncang mengalami kendala dalam menjalankan desa wisata nya yaitu jumlah wisatawan yang berkunjung terus mengalami penurunan sehingga pendapatan masyarakat setempat hanya dari bertani, berdagang, dan beternak saja. Diperlukan suatu strategi pengembangan yang diterapkan Desa Wisata Lebakmuncang agar mendapatkan strategi yang cocok dengan menggunakan Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat).

Page 1 of 1 | Total Record : 5