cover
Contact Name
Teguh Ariyanto
Contact Email
teguh.ariyanto@ugm.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
teguh.ariyanto@ugm.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. sleman,
Daerah istimewa yogyakarta
INDONESIA
Jurnal Rekayasa Proses
ISSN : 1978287X     EISSN : 25491490     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Jurnal Rekayasa Proses (J. Rek. Pros) is an open-access journal published by Chemical Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Gadjah Mada as scientific journal to accommodate current topics related to chemical and biochemical process exploration and optimization which covers multi scale analysis from micro to macro and full plant size.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 2 (2017)" : 8 Documents clear
Pengaruh Penambahan Surfaktan Sodium Lignosulfonat (SLS) dalam Proses Pengendapan Nano Calcium Silicate (NCS) dari Geothermal Brine M Ridho Ulya; Indra Perdana; Panut Mulyono
Jurnal Rekayasa Proses Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.28245

Abstract

High concentration of dissolved silica in geothermal brine frequently causes operational problem in production of steam for electric generation.  Mitigation of silica scaling is necessary to reduce the risk of steam production failure. In the present work, silicic acid in Dieng geothermal brine was reduced by introduction of calcium hydroxide that lead to formation of insoluble nano calcium silicates (NCS).The purpose of this work was to control size of the precipitated NCS by introducing surfactant sodium lignosulfonate (SLS) as surfactant in the Ca(OH)2 added geothermal brine. The effect of temperature (30, 50 and 70°C), pH (7, 8 and 9), and surfactant concentration (0.05, 0.15 and 0.30% (w/v)) on the particle size of the resulting NCS was studied to obtain the optimum operating condition. The precipitation-sedimentation behavior of the resulting particles was measured in a vertical tube. Having measured the solid density and solution density and viscosity, average diameter of the precipitated particles was determined using stoke’s principle. The calculated particle size was the compared with measurement result using particle size analyzer (PSA). The soluble silica concentration in the solution was measured using spectroscopy method while composition of the resulting solid particles was measured using EDX and FTIR. Experimental results showed that the dissolve silica in Dieng geothermal brine can be reduced and controlled with the addition of Ca(OH)2 and surfactant SLS. The greater the concentration of surfactant SLS, the smaller the resulting particle size. It was found that the formation of NCS particles was accompanied with precipitation of silica and salts. The optimum condition of NCS formation was at temperature 30°C and pH 9 while the concentration of surfactant SLS added to the brine was 0.3 % (w/v).ABSTRAKKonsentrasi yang tinggi dari kelarutan silika dalam larutan geothermal menyebabkan masalah dalam pengoperasian produksi uap di PLTP Dieng. Mitigasi silika scaling diperlukan untuk mengurangi resiko kegagalan produksi uap. Dalam penelitian ini, asam silika dalam larutan geothermal direaksikan dengan kalsium hidroksida (Ca(OH)2) membentuk n ano calcium silicate (NCS). Tujuan penelitian ini adalah membentuk endapan NCS dari surfaktan SLS dan Ca(OH)2 ke dalam larutan geothermal. Mempelajari perubahan suhu (30, 50 dan 70°C), pH (7, 8 dan 9), dan konsentrasi surfaktan (0,05, 0,15 and 0,30% (w/v) serta mengetahui kondisi optimum. Pengujian yang dilakukan yaitu pengendapan partikel yang dilakukan di gelas ukur vertical, densitas padatan, densitas larutan, viskositas, dan diameter rata-rata partikel yang mengendap ditentukan dari persamaan diameter stokes. Kemudian membandingkan hasil perhitungan dari diameter stokes dengan particle size analyzer (PSA). Konsentrasi silika yang terlarut dapat diukur dengan metode spectroscopy dan komposisi padatan di uji dengan instrumen EDX dan FTIR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa silika terlarut dalam larutan geothermal berkurang dan dapat dikontrol dengan penambahan Ca(OH)2 dan penambahan surfaktan SLS. Semakin besar konsentrasi surfaktan maka ukuran partikel akan semakin kecil. Pembentukan NCS dapat dihasilkan dan disertai juga dengan partikel silika dan garam. Kondisi optimum pembentukan NCS terjadi pada suhu 30 oC pH 9 dan konsentrasi surfaktan SLS 0,30 %w/v.
Seleksi Isolat Bakteri Amilolitik dari Rhizosfer Canna edulis, Kerr. untuk Produksi Poli Hidroksi Alkanoat dari Limbah Cair Tapioka Nurhayati Nurhayati; Ocky Karna Radjasa; Irfan Dwidya Prijambada
Jurnal Rekayasa Proses Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.33194

Abstract

Petrochemical-based plastic waste accumulated in landfills have been posing serious threat to the environment as this kind of plastics are non-biodegradable. Replacing petrochemical-based plastics with biodegradable plastics constitutes a challenging solution both in terms of mechanical design of the process and most importantly the availability of powerful local microorganism for the process. Therefore, the current study was searching for appropriate local microorganisms for poly hydroxyl alkanoate (PHA) production from starch waste, which was considered as one of cheap carbon sources. Waste water of cassava industry is a good resource of such starch waste water. The microbes were isolated from Canna edulis, Kerr. rhizosphere from Cangkringan.  The expected isolates were the bacteria enable the coupling of carbon catabolic pathways with PHA anabolic pathways. It was found that ten isolates were able to use waste water of cassava flour industry as carbon source. The PHA quantitative analysis by spectrophotometer showed that the isolate of Bacillus sp. C8 produced the highest PHA of 2,095 g/L. Further FTIR analysis showed specific bands near 1363,67 cm-1, 1641,42 cm-1, 2929,87 cm-1, 3408,22 cm-1 wavelengths which revealed the presence of CH3, ester carbonyl group (C=O), C-H and terminal OH group of PHA. ABSTRAKAkumulasi sampah plastik berbasis petrokimia di tempat pembuangan sampah mengganggu lingkungan karena plastik sifatnya tidak mudah didegradasi secara biologi dan sangat tahan di lingkungan. Penggantian plastik yang berasal dari bahan petrokimia dengan bahan plastik yang mudah terdegradasi secara biologi merupakan tantangan tersendiri, baik dari sisi perancangan proses maupun ketersediaan mikrobia lokal yang sesuai untuk proses tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan sebagai upaya untuk mendapatkan bakteri lokal penghasil PHA yang mampu mengkonsumsi substrat berupa pati. Substrat pati dipilih karena ketersediaan limbat industri tapioka sebagai bahan baku potensial dan murah untuk produksi PHA. Bakteri amilolitik untuk produksi PHA telah berhasil diisolasi dari rhizosfer Canna edulis, Kerr. di Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Indonesia. Bakteri yang diisolasi merupakan bakteri dengan kemampuan memproduksi PHA dan memiliki kemampuan melakukan rangkaian reaksi pada limbah cair industri tapioka dan rangkaian reaksi pembentukan PHA. Telah berhasil didapatkan 10 bakteri yang memiliki aktivitas amilolitik dan dapat menghasilkan PHA  menggunakan limbah cair industri tapioka. Analisis kuantitatif PHA menggunakan spektrofotometer menunjukkan bahwa isolat Bacillus sp. C8 menghasilkan PHA paling tinggi sebesar 2,095 mg/mL. Analisis hasil metabolism isolat C8 menggunakan FTIR memperlihatkan puncak spesifik 1363,67 cm-1, 1641,42 cm-1, 2929,87 cm-1, 3408,22 cm-1 adalah verifikasi adanya CH3, C=O, C-H dan OH dari PHA.
Evaluasi Nilai Difusivitas Ion Kalsium & Magnesium pada Proses "Low Salinity Waterflood" di Batuan Berea Yusmardhany Yusuf; Suryo Purwono; Sang Kompiang Wirawan
Jurnal Rekayasa Proses Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.28890

Abstract

In recent years Low Salinity Waterflood (LSW) had been supposed as trusty method to improve oil recovery and the most essential aspect is a alteration of divalent ion concentration in reservoir pore volume as a respon LSW. The objective of this paper are to find divalent diffusivity constant (Ca2+ and Mg2+) in berea sandstone by ionsmass conservation equation along with Atomic Absorption Spectroscopy (AAS) as validation. The study was conducted at 2 berea core having porosity : 0.235 and 0.230 and permeability : 661 mD and 550 mD, we use synthetic formation water accordance to "LN" field property. Experiment was treated by by diluting Ca2+ up to 79% from its original value and  by diluting Mg2+ up to 95% from its original value while other ion were maintained fit to their original value. As a result we got difusion constant 0.0620 cm2.min-1 and 0.2667 cm2.min-1for Ca2+ and Mg2+, respectively.ABSTRAKPenelitian mengenai metode low salinity waterflood (LSW) dalam beberapa tahun terakhir mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah satu aspek esensial dalam metode tersebut adalah respon perubahan konsentrasi ion divalent dalam ruang pori reservoir. Penelitan ini bertujuan mencari konstanta difusivitas ion kalsium dan magnesium pada batuan Berea sandstone. Konstanta difusivitas dihitung menggunakan persamaan konservasi massa dan ditinjau secara difusi yang divalidasi oleh atomic absorption spectroscopy (AAS). Penelitian dilakukan pada 2 batuan Berea dengan porositas masing-masing: 661 mD dan 550 mD. Air formasi dibuat secara sintetik sesuai data lapangan "LN". Eksperimen difusivitas Ca2+ dilakukan dengan pengenceran hingga 79% dari konsentrasi awal. Sedangkan eksperimen Mg2+ dilakukan dengan pengenceran hingga 95% dari konsentrasi awal. Sementara itu ion lain diatur tetap sesuai konsentrasi awal. Dari hasil percobaan didapat konstanta difusivitas Ca2+ sebesar 0,0620 cm2/menitdan Mg2+ sebesar 0,2667 cm2/menit.
Adsorpsi Air dari Campuran Uap Etanol-Air dengan Zeolit Sintetis 4A dalam Packed Bed dalam Rangka Produksi Fuel Grade Ethanol Handrian Handrian; Wahyudi Budi Sediawan; Aswati Mindaryani
Jurnal Rekayasa Proses Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.30344

Abstract

Ethanol can be used as fuel if it has a purity of 99.5%, while ethanol distillation will stop at its azeotrop point, ie at 95.6%. Adsorption of molecular sieve is one of the methods to obtain ethanol with level above the azeotropic point. Adsorbent that serves as molecular sieve is synthetic zeolite 4A. The adsorbent has a pore diameter of 3.9 Ǻ, then water and ethanol each has a molecular diameter of 2.75 Ǻ and 4.4 Ǻ. Hence the adsorbent is selective against the ethanol-water mixture. The purpose of this research is to obtain ethanol above its azeotropic point and to study the relationship between the influence of flow rate (Vz) and temperature (T) to changes in the number of mass transfer coefficient (kc), radial diffusivity (Der) and henry constants (H') which can be used as parameters in the design of adsorption tools on a commercial scale.This experiment was conducting by weighing zeolite 4A as much as 100 grams, then compiled and measured the height on packed bed column adsorbent. The heating regulator is switched on and set to a constant temperature of 80, 85, 90, 95 and 100 0C. Ethanol 95.61% with 250 ml volume is put into three-neck flask, then heat to evaporate. Turn on the cooling back and adjust the amount of formed vapor rate by adjusting the faucet opening and the degree of voltage in the heating mantle. The magnitude of the vapor flow rate is set at 2, 4 and 6 liters / minute. The products is accomodated and samples were taken every minute to analyze the ethanol content.This adsorption process gives the highest yield of ethanol with 99.40% content. The steam flow rate of 2 lpm and the temperature of 800C is the optimum combination in this research because much of the water vapor adsorbed on the 4A zeolite grain is 7.93 grams. The numerical calculation provides the result that the value of Der in this experiment is 1.59.10-3 cm2 / men, and the relation of kc are the function of reynolds and H'  the function of temperature are as follows: kc = 7,95.10^-3.(Re)^0,1639 and H' = 4,47.10^-3.exp(2565,26/T) ABSTRAKEtanol dapat digunakan sebagai bahan bakar jika memiliki kemurnian 99,5%, sedangkan dislitasi etanol akan terhenti pada titik azeotropnya, yaitu pada 95,6%. Adsorpsi molecular sieve adalah salah satu metode untuk memperoleh etanol dengan kadar diatas titik azeotrop. Adsorbent yang berfungsi sebagai molecular sieve adalah zeolit sintetis 4A. Adsorbent ini memiliki diameter pori sebesar 3,9 Ǻ, lalu air dan etanol masing-masing memiliki diameter molekul 2,75 Ǻ dan 4,4 Ǻ. Maka dari itu adsorbent bersifat selektif terhadap campuran etanol-air. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh etanol diatas titik azeotropnya serta mempelajari hubungan pengaruh laju alir (vz) dan suhu (T) terhadap perubahan harga koefisien transfer massa (kc), difusivitas radial (Der) dan konstanta henry (H’) yang bisa digunakan sebagai parameter dalam perancangan alat adsorpsi pada skala komersial. Percobaan ini dilakukan dengan cara menimbang zeolit 4A sebanyak 100 gram, lalu disusun  dan diukur tingginya pada packed bed columnadsorbent. Regulator pemanas dinyalakan dan diatur suhunya sampai konstan pada 80, 85, 90, 95 dan 1000C. Etanol 95,61% dengan volum 250 ml dimasukkan ke labu leher tiga, lalu dipanaskan sampai menguap. Pendingin balik dinyalakan dan diatur besarnya laju uap yang terbentuk dengan mengatur bukaan kran dan derajat voltase pada heating mantle. Besarnya laju aliran uap diatur pada 2, 4 dan 6 liter/menit. Produk ditampung dan diambil tiap menit sebagai sampel untuk dianalisis kadar etanolnya. Proses adsorpsi ini memberikan hasil tertinggi berupa etanol dengan kadar 99,40%. Laju alir uap 2 lpm dan suhu 800C adalah kombinasi yang optimal dalam penelitian ini karena banyak uap air yang teradsorpsi pada butir zeolit 4A yaitu 7,93 gram. Perhitungan secara numeris memberikan hasil bahwa nilai Der pada percobaan ini adalah 1,59.10-3 cm2/men, serta hubungan kc fungsi reynolds dan H’ fungsi suhu berturut-turut adalah sebagai berikut:kc=7,95.10-3..vz.D0,1639dan H'=4,47.10-3.e2565,26T 
Pengurangan Zat Warna Remazol Red Rb Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Secara Batch Novie Putri Setianingrum; Agus Prasetya; Sarto Sarto
Jurnal Rekayasa Proses Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.26900

Abstract

Batik is one of the distinctive cultural chacteristic of the Indonesian national that has gained recognition from UNESCO. Batik industries have grown rapidly. However, the activity  industry produces liquid, especially from batik’s dyeing processes.. The conventional method which is used for processing wastewater still has limitation so that an innovation method wastewater treatment is need for example electrocoagulation. Electrocoagulation is  a process of coagulation using unidirectional electrics current through electro-chemical process. In this work, electrocoagulation was employed to treat wastewater (synthetic dyes remazol red (Rb) as wastewater model). The method was carried out by varying the distance between electrode distance and electrical voltage. Variation of distance between electrode range were  2 cm and 3 cm while variation of electrical voltage range were 10 volt and 15 volt. To determine the effect of electrode distance and electrical voltage on treatsment performances the chemical oxygen demand(COD), total suspended solid (TSS) and waste color. The samples were taken at 10 minutes, 20 minutes, 40 minutes and 60 minutes during the process. The results showed that the distance of the electrode and the voltage affected  to thr reduction of COD, TSS and waste color. The optimum elecrode distance and voltage in this research were 2 cm and 10 volt. The research showed the decrease in COD concentration from 428 mg/L to 54 mg/L, TSS concentration from 850 mg/L to 277 mg/L and the decrease in waste color from 2733 PtCo to 75,5 PtCo. ABSTRAKBatik merupakan salah satu ciri budaya khas bangsa Indonesia yang telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO. Industri batik mengalami pertumbuhan cukup pesat. Aktivitas produksi dalam industri semakin meningkat menyebabkan limbah cair terutama dari proses pewarnaan semakin banyak. Metode konvensional untuk pengolahan limbah cair masih memiliki kekurangan sehingga memerluka metode pengolahan limbah alternatif, yaitu metode elektrokoagulasi. Proses elektrokoagulasi merupakan suatu proses koagulasi  dengan menggunakan arus listrik searah melalui proses elektrokimia. Proses elektrokoagulasi dilakukan dengan memvariasikan tegangan listrik dan jarak antar elektroda yaitu 10 volt dan 15 volt serta 2 cm dan 3 cm. Untuk mengetahui pengaruh tegangan listrik dan jarak antar elektroda maka dilakukan pengukuran COD, TSS dan Warna dimana sampel diambil setiap 10 menit, 20 menit, 40 menit dan 60 menit lalu dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tegangan listrik dan jarak antar elektroda memberikan pengaruh terhadap penurunan COD, TSS dan Warna pada limbah cair sintetis Remazol Red RB. Jarak antar elektroda dan tegangan listrik yang optimum pada penelitian ini yaitu 2 cm dan 10 volt dengan penurunan konsentrasi COD yang pada awalnya 428 mg/L menjadi 54 mg/L, penurunan TSS yang pada awalnya 850 mg/L menjadi 277 mg/L dan penurunan Warna yang pada awalnya sebesar 2733 PtCo menjadi 75,5 PtCo.
Pengaruh Penambahan Limestone terhadap Kuat Tekan Semen Portland Komposit Irfan Purnawan; Andi Prabowo
Jurnal Rekayasa Proses Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.31136

Abstract

Cement is the main component of construction that makes it a significant commodity. Portland Composite Cement (PCC) is one of new cement variants that has similar characteristic to Portland Cement, but with better quality, more environmentally friendly and cheaper in price. The objective of this research is to understand the influence of limestone to the compressive strength of the cement and to determine the percentage of added limestone that gives maximum compressive strength to PPC. The limestone varies added to the cement are 0, 5, 10, 15, 20 and 25%. The impact of added limestone can be studied from several tests such as fineness test, residue test, chemical composition test and cement compressive strength. The result shows that the higher percentage of limestone added to the cement, the higher the result for residue test and fineness test, but lower result for compressive strength. The highest compressive strength obtained is at 2 days age while the best composition of the blended cement is 77% clinker, 15% limestone, 3% gypsum and 5% blast furnace slag. ABSTRAKSemen merupakan bahan dasar utama konstruksi bangunan. Hal ini menjadikan semen merupakan komoditi yang strategis. Portland Composite Cement (PCC) merupakan jenis semen varian baru yang mempunyai sifat dan karakteristik hampir sama dengan semen Portland. Namun semen jenis PCC ini mempunyai kualitas yang lebih baik, ramah lingkungan dan harga yang lebih ekonomis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh penambahan limestone dengan berbagai variasi terhadap kuat tekan dan menentukan massa limestone yang dapat memberikan kuat tekan maksimum pada semen Portland komposit. Pembuatan semen Portland komposit dilakukan dengan penambahan limestone sebagai aditif. Variasi limestone yang ditambakan adalah 0, 5, 10, 15, 20 dan 25%. Pengaruh penambahan limestone dapat diketahui dari hasil uji kehalusan, uji residu, uji komposisi kimia semen dan uji kuat tekan semen. Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin besar persentase pemakaian limestone di dalam blended cement maka nilai residu dan nilai kehalusan akan semakin besar namun nilai kuat tekan akan semakin rendah. Kuat tekan semen yang tertinggi yaitu nilai kuat tekan pada umur 2 hari. Komposisi terbaik aditif limestone di dalam blended cement adalah 77% clinker, 15% limestone, 3% gypsum dan 5% blast furnace slag.
Komputasi Dinamika Fluida pada T-Mikro Mixer Putri Ramadhany
Jurnal Rekayasa Proses Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.26933

Abstract

Fluid diffusion can occur effectively if a high gradient concentration exists in every part of the fluid. This can be achieved by decreasing the cross section area of the channel into micro size. The miniatur size of micro mixer can be very effective for molecular diffusion in the mixing process. In this research, the modeling of mixing and heat transfer in the passive micro mixer was conducted. T-shaped mixer was chosen as micro mixer. Water was used as medium and passive tracers were added to differentiate water profile from two different inlets. Mixing and heat transfer profiles inside the T-micro mixer were observed. The computational fluid dynamics (CFD) modeling of mixing and heat transfer in the T-micro mixer was completed by ANSYS®. The effect of geometry and average input velocity of fluids on mixing process were observed. The result of this research included: (1) When the laminar flow is the dominant flow (Re is 25), the tracer mixing is not particularly seen. The tracer mixing is observed when the average velocity is increased (Re increases), (2) The heat flux to the wall (4.85x10-6 Watt/m2) occurred when T–micro mixer is no longer isothermal, (3) The scale–up to factor ten does not necessarily improve the mixing performance (Re is kept constant), and (4) When the shape of cross section is changed to circle (cross section area is kept constant), the mixing performance is not necessarily improved.ABSTRAKDifusi fluida dapat berjalan secara efektif jika memiliki gradien konsentrasi yang tinggi pada setiap bagian fluida. Hal ini dapat dicapai dengan memperkecil luas penampang pipa/unit proses menjadi ukuran mikro. Ukuran yang kecil pada mikro mixer menyebabkan difusi molekuler menjadi sangat efektif pada proses pencampuran. Pada penelitian ini, pemodelan untuk proses pencampuran dan perpindahan panas pada mikro mixer pasif dilakukan. Mikro mixer yang dipilih adalah jenis mixer berbentuk T (T –mikro mixer). Air digunakan sebagai medium dan tracer pasif kemudian dimasukkan untuk membedakan profil air yang berasal dari dua inlet yang berbeda. Profil pencampuran dan perpindahan panas dalam T–mikro mixer ini kemudian diamati. Pemodelan komputasi dinamika fluida pada T–mikro mixer dilakukan dengan menggunakan program ANSYS®. Efek geometri T – mikro mixer dan kecepatan fluida masuk diobservasi selama proses pencampuran. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah: (1) Pada saat kondisi aliran laminar dengan Re = 25, terlihat tidak ada proces pencampuran tracer (tracer mixing). Pencampuran tracer terlihat ketika laju alir dinaikkan (Re meningkat), (2) Flux perpindahan panas keluar sistem sebesar 4,85x10-6 Watt/m2ketika kondisi T – mikro mixer tidak lagi dijaga isotermal, (3) Peningkatan kinerja pencampuran juga tidak terlihat ketika T – mikro mixer dilakukan scale-up sepuluh kali lebih besar dari referensi (Re dijaga konstan), dan (4) Ketika bentuk penampang diganti dari segi empat menjadi lingkaran (luas penampang dijaga konstan), kinerja pencampuran tidak menjadi lebih baik.
Analisis Pengaruh Bahan Dasar terhadap Indeks Viskositas Pelumas Berbagai Kekentalan Rini Siskayanti; Muhammad Engkos Kosim
Jurnal Rekayasa Proses Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22146/jrekpros.31147

Abstract

Lubricants are chemicals, which are generally liquid, provided between two moving objects to reduce frictional forces. The lubricant is made from a 70-90% base oil mixture and added with an additive to enhance its properties. Basic lubricants can be grouped into 3 ie mineral lubricants, vegetable lubricants and synthetic lubricants. One of the functions of lubricants is as an engine coolant from heat arising from friction and sealing. Lubricant resistance to temperature changes is strongly influenced by the type of lubricant base material. The purpose of this research is to know the influence of basic material of lubricant to temperature change as measured by Viscosity Index value. Research done by making machine lubricant with various viscosity with addition of same additives, only kind of lubricant that used different but still refers to standard lubricant characteristic tested. Of 5 samples tested were DEO API CI-4 SAE 15W-40, API PCMO SN SAE 10W-40, API MCO SL SAE 10W-30, HO ISO VG 32, TO API TO-4 SAE 10W showed that lubricant using materials Synthetic foundations have higher viscosity index values than minerals (13-30% higher). This indicates that the quality of lubricants is also getting better. ABSTRAKPelumas adalah zat kimia umumnya berupa cairan, yang diberikan di antara dua benda yang bergerak dengan tujuan untuk mengurangi gaya gesek. Pelumas dibuat dari 70-90% campuran minyak pelumas dasar dan ditambah dengan bahan aditif untuk meningkatkan sifat-sifatnya. Minyak pelumas dasar dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu minyak pelumas mineral, minyak pelumas sintetis dan minyak pelumas nabati. Pelumas mineral adalah pelumas yang dibuat dengan bahan baku minyak pelumas dasar mineral (golongan I dan II) dan pelumas sintetis adalah pelumas yang dibuat dari minyak pelumas dasar sintetis (golongan III, IV, V). Semakin tinggi golongan bahan dasar pelumas maka kualitas pelumas akan semakin baik. Ketahanan pelumas terhadap perubahan temperatur sangat dipegaruhi oleh jenis bahan dasar pelumas. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh bahan dasar pelumas terhadap perubahan temperatur yang diukur dengan nilai indeks viskositas. Penelitian dilakukan dengan cara membuat pelumas mesin pada berbagai kekentalan dan penambahan aditif yang sama. Namun jenis minyak pelumas dasar yang digunakan berbeda tetapi tetap mengacu pada standar karakteristik pelumas yang diuji. Dari 5 sampel yang diuji yaitu DEO API CI-4 SAE 15W-40, PCMO API SN SAE 10W-40, MCO API SL SAE 10W-30, HO ISO VG 32, TO API TO-4 SAE 10W menunjukkan bahwa pelumas dengan menggunakan bahan dasar sintetis mempunyai nilai indeks viskositas yang lebih tinggi jika dibandingkan yang mineral (13-30% lebih tinggi). Hal ini menunjukkan bahwa kualitas pelumas juga semakin baik.

Page 1 of 1 | Total Record : 8