cover
Contact Name
Ira Candra Kirana
Contact Email
ira.candrakirana@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
epidemiologi.departemen@gmail.com
Editorial Address
"Gedung A Lantai 1, Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia Kampus Baru UI Depok 16424"
Location
Kota depok,
Jawa barat
INDONESIA
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia
Published by Universitas Indonesia
ISSN : -     EISSN : 2548513X     DOI : 10.7454
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia is an online journal published by Department of Epidemiology, Faculty of Public Health Universitas Indonesia. This journal publishes Epidemiology and Public Health scientific article as respons to development of Public Health and Epidemiology. This journal will be published every 6 months.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2022)" : 6 Documents clear
Lama Rawat Inap Pasien Terkonfirmasi COVID-19 di Rumah Sakit Universitas Indonesia dan Faktor yang Mempengaruhinya. Rizka Fahmia; Helda Helda; Astuti Yuni Nursari
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/epidkes.v6i1.5004

Abstract

Banyaknya kasus COVID-19 membuat daya tampung fasilitas kesehatan hampir tidak mencukupi untuk memberikan pelayanan medis rawat inap yang memadai pada pasien COVID-19. Studi yang dilakukan di beberapa negara seperti China, Beijing, Vietnam, Amerika Serikat melaporkan durasi dan faktor resiko rawat inap pasien COVID-19 yang bervariasi. Namun, saat ini penelitian tentang durasi dan faktor resiko lama rawat inap pasien COVID-19 di Indonesia masih terbatas. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor resiko lama rawat inap pasien terkonfirmasi COVID-19 di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI). Desain studi potong lintang dilakukan pada 266 pasien terkonfirmasi COVID-19 yang dirawat inap di RSUI selama Maret sampai dengan September 2020. Studi ini menilai faktor resiko usia, jenis kelamin, area tinggal, gambaran radiologi, pekerjaan, gejala, keparahan penyakit, komorbiditas, jumlah obat pada hari pertama rawat, dan status PCR saat akhir rawat. Data berasal dari rekam medis elektronik RSUI. Analisa data melalui uji chi square, Kruskal-Walis dilakukan untuk melihat perbedaan variabel kategorik dan numerik. Selain itu, analisa multivariat regresi logistik dilakukan untuk menentukan prediktor lama rawat inap pasien terkonfirmasi COVID-19 di RSUI. Hasil penelitian didapatkan bahwa median lama rawat inap adalah 13 hari (range 3 – 74 hari). Adapun prediktor rawat inap lebih panjang (>14 hari) adalah pada pria (OR 1,80, 95%CI  1,03 – 3,15), dan pasien dengan gambaran pneumonia (OR 1,68, 95%CI  0,95 – 3,00), diabetes mellitus (OR 3,48, 95%CI  1,11 – 10,92), demam (OR 2,30, 95%CI  1,31 – 4,05), anosmia (OR 4,10, 95%CI  1,60 – 10,48), keparahan sedang (OR 1,64, 95%CI  0,88 – 3,06), keparahan berat (OR 13,31, 95%CI  1,64 – 107,72). Disimpulkan bahwa tingkat keparahan berat, anosmia, diabetes mellitus, demam, pasien pria dan gambaran pneumonia merupakan faktor resiko signifikan yang berhubungan dengan lama rawat inap pasien terkonfirmasi COVID-19 di RSUI Depok. Pasien dengan faktor resiko tersebut diatas untuk lebih diprioritaskan dalam penanganan medis karena rentan terhadap lama rawat inap yang panjang.
Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Resiliensi Keluarga Penderita Stroke Iskemik Serangan Pertama di RS Otak Dr. Drs. M. Hatta (RSOMH) Bukittinggi 2022 Helda Helda; Sukarsi Rusti; Mira Maryani Latifa; Renti Mahkota
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/epidkes.v6i1.5876

Abstract

Penyakit stroke menjadi salah satu penyebab kematian tertinggidan merupakan penyumbang ketiga kecacatan secara global.Jenis stroke yang paling umum terjadi di Indonesia adalah strokeiskemik. Sebagian besar penderita stroke mengalami penurunankognitif dan motorik yang menyebabkan keterbatasan padapenderitanya dalam melakukan aktivitas sehingga keluargamemegang peranan penting pada kondisi penderita stroke.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkatpendidikan dengan resiliensi keluarga penderita stroke iskemikserangan pertama. Penelitian ini adalah studi kuantitatif dengandesain penelitian cross-sectional yang menggunakan data primerpada bulan Januari-Februari 2022 di poli rawat inap RumahSakit Otak Dr. Drs. M. Hatta Bukittinggi (RSOMH). Sampelpenelitian adalah keluarga dan penderita stroke iskemik di RSOMHyang berjumlah 229 orang berdasarkan kriteria inklusi.Pengumpulan data menggunakan instrumen resiliensi keluarga(RESILIENSI-GA). Analisis data menggunakan analisis univariat,analisis bivariat dengan uji chi-square dan analisis multivariatmenggunakan Regresi Logistik Multivariat model kausal. Hasilanalisis diperoleh bahwa 66,4% keluarga memiliki skor resiliensisedang dan tinggi. Keluarga pasien yang memiliki tingkatpendidikan tinggi memiliki asosiasi dengan resiliensi keluargayang baik yakni 1,9 kali lipat dibandingkan dengan pendidikanrendah setelah di kontrol variabel sosial ekonomi dan umur (POR1,960, CI 95%: 1,20-1,62). Ketahanan keluarga pada pasienstroke merupakan suatu hal yang penting, mengingat dampakfisik dan psikis yang ditimbulkan oleh stroke. Dalam penelitianini terdapat asosiasi antara pendidikan dengan resiliensi keluarga pasien stroke setelah di kontrol variabel sosial ekonomi dan umur.
Trend of Non-Pharmacological Therapy for First Phase of Active Labor Pain: A Pilot Study Agus Gunadi; Nurhayati Adnan; Fitnaningsih Endang Cahyawati; Tri Hapsari Listyaningrum; Sri Sumaryani
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/epidkes.v6i1.5915

Abstract

There are several of non-pharmacological therapies to be used as caring practice to mother with labor pain. This study aimed to observe the effectiveness of both single and combination therapy of warm compresses and counter pressure massage (CPM) for the management of labor pain during the first active phase through medical records. This is a pilot study that used a cohort prospective design. The total number of respondents was 90 respondents, divided into 3 groups based on the non-pharmacological therapy that was given by the midwives or nurses. Pain level was measured with NRS 11. The study was conducted at PKU Muhammadiyah Gamping Hospital from May 2020 to September 2020. A comparative hypothesis analysis was done to compare the Pretest-Posttest of pain level between groups using the Wilcoxon, Kruskal-Wallis, and Post hoc Mann-Whitney tests with a significance of p <0.05. There was a reduction of 1.53 pain level of subject who received CPM, 1.16 by received warm compress and 1.67 for those who received combination therapy. It was found there was a significant difference between three groups with p=0.020. It was found that CPM was compared to Warm compress obtained p=0.017, CPM compared to Combination therapy obtained p=0.019, warm compress compared to combination therapy obtained p = 0.396.Combination therapy showed the highest reduction effect toward pain level of First Phase of Active Labor Pain. However, the CPM therapy showed to achieve effectiveness compared to warm compress and combination therapy.
Frekuensi dan Mortalitas Pasien Sepsis dan Syok Septik di ICU Rumah Sakit Swasta Tipe B, di Tangerang Selatan Abioso Wicaksono; Asri C. Adisasmita; Eddy Harijanto
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/epidkes.v6i1.6031

Abstract

Syok septik, yang didefinisikan sebagai sepsis dengan abnormalitas pada system sirkulasi and selular atau metabolic, masih merupakan salah satu penyebab kematian di Intensive Care Unit (ICU) secara global (20%). Studi kros-seksional ini bertujuan untuk mengetahui frekuensi, faktor risiko syok septik dan mortalitas pada pasien sepsis yang dirawat di ICU di Indonesia. Sampel dikumpulkan dari RS tipe B di Tangerang Selatan, Banten tahun 2020. Data yang dikumpulkan terdiri dari tempat infeksi, komorbiditas: Diabetes Melitus (DM) II, hipertensi, penyakit paru obstruksi kronis dan penyakit ginjal Kronis, asal unit sebelum masuk ICU, Glasgow Coma Score (GCS), acute respiratory distress syndrome (ARDS), lama rawat di ICU, syok septik dan mortalitas. Prevalens, frekuensi faktor risiko untuk syok septik dan kematian secara umum diantara pasien sepsis di ICU diukur dengan persentase, dan untuk perbedaan karakteristik diukur menggunakan chi-square untuk kemaknaannya. Terdapat 110 pasien di ICU dengan diagnosis sepsis di tahun 2020. Sumber infeksi tertinggi adalah pulmoner (39,1%) dan intra-abdominal (31,8%). Komorbiditas tersering pada pasien sepsis adalah hipertensi (53.6%), diikuti oleh DM (44.5%). Mayoritas lama rawat di ICU adalah melebihi 7 hari (67.3%). Risiko terjadinya syok sepsis tertinggi didapatkan pada para pengguna BPJS1.53 (95%CI, 0.83-2.82), pasien dengan gizi lebih: 1.59 (95%CI, 0.63-4.03), pasien alih rawat dari ruang rawat non-intensif: 2.28 (95%CI, 1.19-4.35), penyakit paru  obstruksi kronis: 1.95 (95%CI, 0.55-6.90), dan penyakit urogenital kronis.: 1.93 (95%CI, 0.78-4.78) dibandingkan dengan referensnya masing-masing. Penelitian serupa di negara LMIC diperlukan untuk mendapatkan informasi mengenai beban riel karena sepsis dan syok septik secara regional.
Karakteristik Epidemiologi COVID-19 Tahun 2020 – 2021: Studi Potong Lintang di Provinsi Riau Rajunitrigo Sukirman; Irwan Muryanto; Eka Malfasari; Renti Mahkota
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/epidkes.v6i1.6001

Abstract

Data terkait karakteristik epidemiologi COVID-19 di Indonesia masih langka. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan epidemiologi COVID-19 berdasarkan dimensi orang, tempat dan waktu. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar upaya intervensi yang lebih optimal dan tepat sasaran. Penelitian cross sectional ini memasukkan seluruh kasus konfirmasi COVID-19 dari sepuluh Kabupaten dan dua Kotamadya di Provinsi Riau dari tanggal 18 Maret 2020 hingga 9 Oktober 2021. Kami menggunakan analisis univariat dan bivariat untuk mendeskripsikan karakteristik epidemiologi COVID-19. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 122.497 kasus COVID-19, 51,3% kasus adalah perempuan. Median umur 35 tahun (IQR: 24 - 49 tahun), 52,1% kasus kelompok umur 26 hingga 51 tahun, 0,4% kasus re-infeksi COVID-19, 3,3% kasus meninggal, 87,3% kasus dengan isolasi mandiri/ fasilitas khusus, dan 70,5% tempat tinggal kasus di wilayah daratan. Waktu sakit tertinggi atau puncak gelombang COVID-19 pada tanggal 18 – 24 Oktober 2020 (1.891 kasus), tanggal 23 – 29 Mei 2021 (4.444 kasus), dan tanggal 25 – 31 Juli 2021 (9.536 kasus). Kelompok umur, status kasus, dan tempat tinggal memiliki hubungan signifikan dengan kejadian COVID-19 berdasarkan jenis kelamin. Tingginya kasus pada umur produktif berkontribusi terhadap tingginya kesembuhan kasus COVID-19. Perlu dilakukan upaya preventif seperti bekerja dari rumah pada kelompok usia produktif serta meningkatkan perawatan dan pengobatan pada laki-laki risiko tinggi dengan pertimbangan bertambahnya usia dan faktor komorbiditas.
Hubungan Karakteristik Ibu dengan Sikap Responsif Anak Yuri Nurdiantami; Nahda Fini Shabriyyah; Febilla Dwinanda Riyanti; Ridho Fadhil Muhammad; Diva Annisa Muhayati
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol 6, No 1 (2022)
Publisher : Department of Epidemiology, FoPH, UI

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.7454/epidkes.v6i1.5990

Abstract

Sikap responsif seorang anak terhadap ibunya merupakan salah satu sikap yang akan terbentuk melalui pola pengasuhan. Pola asuh tidak terlepas dari karakterstik dalam diri orang tua, terlebih ibu. Karakteristik tersebut memberi warna dalam pola asuh yang diterapkan pada anak. Berdasarkan hal tersebut, studi ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara karakteristik ibu dengan sikap responsif pada anak. Studi ini menggunakan desain penelitian cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan metode online survey dan wawancara yang disertai observasi. Subjek studi sebanyak 88 responden. Sikap responsif anak dilihat dari reaksi yang kuat selama berinteraksi dengan ibu maupun bertutur atau berceloteh dengan ibu atau pengasuh. Sebagian besar responden berusia 18-35 tahun (64,8%), memiliki pendidikan yang rendah dan menengah (85,2%), dan tidak bekerja (84,1%). Hasil uji chi square dan regresi logistik sederhana menunjukkan hubungan yang bermakna secara statistik antara status pekerjaan ibu dengan sikap responsif anak, dimana anak dari ibu yang bekerja memiliki kemungkinan lebih besar untuk bersikap responsif, baik dilihat dari reaksi yang kuat selama interaksi (OR=3,9; 95% CI=0,998-15,013; p<0,05) maupun bertutur kata dalam 5 detik setelah perkataan ibu (OR=3,5; 95% CI=0,995-12,081; p<0,05). Pada penelitian ini, tidak terbukti adanya hubungan antara usia ibu (p=0.803) dan pendidikan ibu (p=0.066) dengan sikap responsif anak.  Dari hasil studi ini, disarankan bagi ibu yang bekerja untuk mengatur waktu supaya tetap kondusif dalam mengasuh anak karena status ibu bekerja mempengaruhi sikap responsif anak.

Page 1 of 1 | Total Record : 6