Articles
182 Documents
TAFSIR IMAM AL-BAIDHAWI DALAM PERSFEKTIF HERMENEUTIK
R. Edi Komarudin
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 13, No 02 (2016): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v13i02.1986
Tafsir Imam Baidhawi ini menjadi salah satu kajian pokok ilmu tafsir di lingkungan pesantren salafiyah dan masih menjadi objek kajian para pemerhati al-Quran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pendekatan, metode, corak dan sumber penafsiran al-Qur’an Imam Baidhawi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Dengan metode ini, peneliti mendeskripsikan dan menganalisis makna ayat-ayat al-Qur’an menurut penafsiran Imam al-Baidhawi, dengan kata lain menggunakan metode analisis isi teks (content analysis). Penelitian ini juga menggunakan metode tafsiry (eksplanatory) yakni metode menafsirkan bahasa yang digunakan Imam Baidhawi sebagai mufassir. Melalui metode ini, gagasan pemikiran atau pesan dari mufassir dapat dipahami dan diambil manfaatnya. Penelitian tentang penafsiran Imam Baidhawi dalam Tafsir Anwar al-Tanzil wa Asrar al-Takwil ini menghasilkan beberapa temuan berikut : 1) Dalam kitab Tafsîr Anwâr al-Tanzîl wa Asrâr al-Takwîl, Imam al-Baidhawi tidak hanya melakukan penafsiran, tetapi juga pentakwilan terhadap ayat-ayat al-Quran dengan pendekatan kaidah bahasa Arab. 2) Imam al-Baidhawi menyajikan ayat-ayat hukum yang berkenaan dengan masalah fikih secara ringkas dengan menunjukkan kecenderungannya terhadap Mazhab Syafi’i yang dianutnya. 3). Ada dua kitab tafsir penting yang dirujuk Imam al-Baidhawi dalam menyusun kitab tafsir ini. Pertama, kitab Tafsir al-Kasysyâf karya al-Zamakhsyari, namun beliau meninggalkan pendapat al-Zamakhsyari yang berhubungan dengan paham Muktazilah. Kedua, kitab Al-Tafsîr al-Kabîr karya Fakhruddin al-Razi yang menyebabkan Imam Baidhawi tenggelam dalam pembahasan tentang ayat-ayat yang berhubungan dengan fenomena alam sehingga mengantarkan karya tafsirnya kedalam corak tafsir ilmi
KONTROVERSI PEMIKIRAN ISLAM LIBERAL TENTANG PLURALISME AGAMA-AGAMA DI INDONESIA
Samsudin Samsudin
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 14, No 1 (2017): al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v14i1.1800
Kata pluralisme berasal dari kata plural yang berarti bentuk jamak dan plurality yang berarti orang banyak. Dengan begitu pengertian pluralisme bisa diartikan sebagai suatu faham yang mengakui keberagaman dalam berbagai aspeknya, misalnya dalam bidang pemahaman agama, kebudayaan dan geografis. Kemudian pluraisme agama menurut kelompok Islam liberal semua agama benar dengan variasi, tingkatan, dan kadar kedalaman yang berbeda-beda dalam menghayati jalan religius itu. Pendapat ini menimbulkan kontroversi, karena ada kritikan dan ada yang menolak dengan tegas ide pluralisme Islam liberal tersebut. Seperti K.H.Atiyan Ali M Da’i dan MUI yang mengeluarkan fatwa bahwa pluralisme adalah haram. Karena memiliki kecendrungan menganggap semua agama benar. Perbedaan itu, bisa dikurangi atau dihindari bila pemahaman yang sama tentang pluralisme. Kalau difahami substansi pluralisme adalah saling memahami keberbedaan atau plural, bukan menyamakan semua agama benar. Maka tidak akan menimbukan relativisme dan singkritisme, yang dikhawatirkan sebagian umat Islam.
MITOS NYAI RORO KIDUL DALAM NOVEL SANG NYAI
Suci Andari;
Safrina Noorman;
Teddi Muhtadin
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 13, No 02 (2016): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v13i02.1977
This writing titled "Mitos Nyai Roro Kidul dalam Novel Sang Nyai". The data is a mythical story of Nyai Roro Kidul on the Sang Nyai novel as a reference text. The theory used structural analysis refers to the actansial Greimas. Based on the structure of the search results found work in seven events in actant scheme that drives the plot of the novel. In this study indicates the utilization of Nyai Roro Kidul myth on the level of plot, character, and background. From the analysis of the structure of meaning found in the form of myths utilization objectification, commodification and demystified
Perjuangan Rakyat Cirebon-Indramayu Melawan Imprialisme
Wahyu Iryana;
Nina Herlina Lubis
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 15, No 1 (2018): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v15i1.3038
Attempts to write local history to the development of national history writing is very important, even expected at each campus has a study program must include the History Education courses Local History or can be Local Historiography. The research method that I use is the heuristic method historical research, criticism, interpretation and historiography. Exposure War history Kedondong or War of Cirebon to Dutch colonization and social protests of farmers in Indramayu during the Japanese occupation is one of the local history authors suppose caliber already can be called national history. Writing of local history is not only the responsibility of all academics who manages the department of History Education in Indonesia but also the relevant government policy
Pencampuran tradisi Upacara Selametan di Keraton Yogyakarta
Cipto Wardoyo;
Asep Sulaeman
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 14, No 1 (2017): al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v14i1.1791
Dalam penelitian ini akan fokus pada terjadinya percampuran antara tradisi dan religi di keraton Yogyakarta. Termasuk didalamnya membahas nama-nama lukisan-lukisan dalam bangunan dan upacara-upacara yang mengandung adanya percampuran tradisi islam dan tradisi setempat. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif. Data diambil dengan menggunakan teknik observasi yang dating langsung ke keratin jogyakarta serat membuat dokumen tengan adanya percampuran tradisi dan upacara-upacara dan aktifitasnya di keratin Yogyakarta. Pendekatan yang lainya dengan wawancara dengan pendekatan mewawancarai para petugas keratin atau keluarga keratin tentang nama-nama gedung lukisan dan nama beberapa upacara atau ritual. Ketiga dengan menggunakan studi pustaka yakni dengan mengkaji beberapa sumber rujukan tentan g lukisan, upacara, dan benda-benda bersejarah menggambarkan bahwa keratin jogyakarta masih berpegang teguh pada tradisi budaya. Aspek filosofis dalam penamaan bangunan lukisan dan upacara di kraton yogya sangat kental, sehingga setiap pengambilan nama gedung, raungan, bangsal di keratin mengandung fungsi makna atau filosofi berbeda-beda. Dalam tradisi keratin tersebut nilai –nilai islam menyatu dengan dengan tradisi local sehingga terjadi adanya percampulan tradisi, budaya antara tradisi jawa, Hindu, Budha, dan islam dalam nama upacara dan tradisi di keratin tersebut. Termasuk berdasarkan hasil observasi jumlah pohon beringin saja melambangkan usia rasul, serta pohon gayam pun berjumlah enam pohon melambangkan rukun iman. Lukisan dan ukiran ditiang-tiang bangsal keratin terdapat perpaduan antara budaya Hindu Budha dan Islam. Tempat upacara ritual Gerebeg dilaksanakan di beberapa bangsal atau bangunan untuk menyambut hari –hari besar islam.
CITRA PEREMPUAN DALAM LAGU-LAGU DANGDUT: ANALISA FEMINISME DALAM BUDAYA POPULER
Hasby Ash-shidiqy
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 13, No 01 (2016): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v13i01.1837
Pemahaman citra perempuan atau femininitas dari waktu ke waktu tidak pernah lepas dari unsur budaya yang mengikutinya. Penelitian ini menganalisa citra perempuan dalam beberapa lagu dangdut. Penelitian ini menggunakan pendekatan Feminisme dalam menganalisanya. Teori ini dipakai untuk menjelaskan: pertama, bagaimana perempuan digambarkan dalam lagu-lagu dangdut dan kedua, bagaimana budaya patriaki membentuk citra perempuan dalam kaitannya dengan norma budaya femininitas. Dari hasil analisa ditemukan bahwa terdapat enam citra perempuan, sebagai istri yang menderita, gadis lugu, penyanyi dangdut, wanita idaman lain, wanita karier dan, perempuan yang materialistis. Keenam citra tersebut terbentuk karena latar belakang budaya yang melingkupi produksi lagu-lagu tersebut adalah budaya patriaki, sehingga cara pandang terhadap perempuan tersebut menggunakan kacamata patriaki.
Hasrat Nadjib Al Kailani melalui Cerpen Abu Ma’Zi, Calon Pengantin Yang Sia-Sia, dan Tragedi Berdarah Di Damsyik.
Siti Hardiyanti Amri
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 14, No 2 (2017): al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v14i2.2009
Najib Al Kailani is a prominent Egyptian author who constantly raises social and religious issues through his works. He puts great attention to marginal people. This research aims to identify the manifestation of the subject's desires (author) presented with metaphors and metonyms in the short stories of Abu Ma'zi, Calon Pengantin Yang Sia-Sia and Tragedi Berdarah di Damsyik using Lacan's Psychoanalysis theory. Data analysis method are identifying the subject's desires through the point of view of characters, identifying the subject' lackness which encourages the desire for object a, then determining the narcissistic and the analytic desire of the subject. The research result shows that a number of characteristics, the struggle and rebellion of the characters Abu Ma'zi, Ibrahim, and Ibn Taimiyah in the short stories are the metaphor of the life of the author. A set of identity markers of these characters is the ideal ego image which becomes Najib's desire.
SEMANTIC CATEGORIES OF REPORTING VERBS IN ONLINE NEWS ARTICLES
Iin Ruminda
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 13, No 01 (2016): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v13i01.1828
Reporting as a feature of a news genre has been an interesting research for many language researchers currently. As the use of the media in reporting other people’s ideas becomes more vary, the focus of the research is widely developed. One of the interesting reporting devices to analyze is the reporting verbs which have the main function of reporting other’s statements. This article will analyze the semantic categories of these verbs used in news articles published in 4 online news media. The theories from Biber, et al. (2002) equipped by Quirk (1985) are applied to analyze this problem. The findings show that there are three semantic categories found in the reporting verbs used in online news article. Those are classified into communication, activity, and mental verbs.
SIFAT MANUSIA DALAM CERITA DARI BLORA
Pepi Siti Patorohmah
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 14, No 2 (2017): al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v14i2.2000
Kesusastraan, dalam kaitannya dengan para penulis dan karya-karyanya, dipandang psikoanalisis dari sudut sistematis irrasionalnya dalam meneropong para penulis atau karakter-karakter dalam tulisannya, yang secara umum diterima, untuk memahami benar-benar siapa sebenarnya penulis-penulis tersebut, atau siapa sebenarnya karakter-karakter dalam karya-karyanya tersebut. Kajian psikoanalisis menguak secara rinci setiap perkembangan individu manusia berdasarkan keadaan sosial dan historisnya, bagaimana proses terbangunnya seorang manusia dalam perjalanan kompleks dari waktu ke waktu, dari semenjak bayi hingga dewasa, atau bahkan hingga mati. Keberadaan kajian ini mengintegrasikan subjek manusia dengan lingkungan sosialnya, orang-orang yang berada disekitarnya, dan hubungannya dengan orang-orang tersebut.
HIPONIMI DAN POLISEMI BAHASA INDONESIA DAN BAHASA SUNDA
Irman Nurhapitudin;
Fakri Hamdani
Al-Tsaqafa : Jurnal Ilmiah Peradaban Islam Vol 13, No 02 (2016): Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam
Publisher : Fakultas Adab dan Humaniora UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Show Abstract
|
Download Original
|
Original Source
|
Check in Google Scholar
|
DOI: 10.15575/al-tsaqafa.v13i02.1982
Kesulitan atau kekeliruan dalam menafsirkan makna dari dua jenis kosa kata dalam bahasa Indonesia dan bahasa Sunda sangat jelas terlihat jika pentuur keduanya melakukan interaksi dengan penutur lainnya. Untuk membuktikan keberadaannya, maka diperlukan penelitian bahasa yang bersangkutan dengan kajian leksikal dan semantik terhadap bahasa Indonesia dan bahasa Sunda dilihat dari adanya persamaan kosa kata tertentu pada keduanya. Dari hasil pengamatan sementara terhadap para dwibahasawan yang berbahasa ibu bahasa Sunda di masyarakat Kampung Jati, Kec. Tarogong Kaler , Kab.Garut, diketahui bahwa mereka sering menggunakan kosa kata yang sama baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Sunda dalam percakapan sehari-hari. Secara leksikal, kosa kata polisemi bahasa Indonesia lebih banyak dibandingkan dengan bahasa Sunda. Hal ini disebabkan karena faktor kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dengan cakupan penutur yang lebih banyak dari bahasa Sunda. Berdasarkan data, bahasa Sunda memiliki empat buah polisemi, yakni: kata amis , kata burung, kata jarah , kata lini,.Adanya relasi makna antara kosa kata bahasa Indonesia dan bahasa Sunda yang ditunjukkan dengan banyaknya sumber data kosa kata berhiponimi dan polisemi.