cover
Contact Name
Ismail
Contact Email
ismailmarzuki@uinsu.ac.id
Phone
+6285296443326
Journal Mail Official
jisa@uinsu.ac.id
Editorial Address
Prodi Sosiologi Agama Fakultas Ilmu Sosial UIN Sumatera Utara Medan Jl. Williem Iskandar Pasar V Pancing Medan Estate 20371
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama (JISA)
ISSN : -     EISSN : 26208059     DOI : https://dx.doi.org/10.30829/jisa
Core Subject : Religion, Social,
Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama (JISA) adalah Jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Program Studi Sosiologi Agama, Fakultas Ilmu Sosial, UIN Sumatera Utara Medan sejak tahun 2017. Subjek mencakup studi testual dan field research berdasarkan perspektif sosiologi agama seperti kajian agama dan masyarakat, kajian konflik sosial keagamaan. kajian agama dan media, serta hasil penelitian yang berkaitan dengan tema-tema ilmu sosial.
Articles 54 Documents
PENISTAAN AGAMA DAN KEKERASAAN SOSIAL DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2011 purjatian azhar
Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama (JISA) Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Prodi Sosiologi Agama FIS Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (554.887 KB) | DOI: 10.30829/jisa.v1i1.1783

Abstract

Artikel ini meneliti tentang konflik dan kekerasan yang terjadi pasca perusakan gereja pada tahun 2011. Kasus penistaan agama dan perusakan gereja di Temanggung merupakan kasus yang paling menonjol setelah kasus penangkapan teroris. Kasus ini bahkan menjadi sorotan dunia internasional karena akibat dari kejadian ini empat gereja dibom molotov dan dibakar. Tidak hanya itu, kerusuhan juga menyebabkan gedung Pengadilan Negeri Temanggung mengalami kerusakan, serta kendaraan operasional, pos polisi dan satu panti asuhan Betlehem yang juga ikut dirusak. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun sempat membuat kota Temanggung mencekam dan mendadak menjadi 'terkenal'. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa konflik yang terjadi di Temanggung disbabkan karena kurangnya pemahaman agama masyarakat terhadapa agama yang dianutnya sehingga masyarakat sangat mudah untuk di provokasi, kemudian dari konflik itu akhirnya menunjukan bahwa pemerintah dalam hal ini Bupati, TNI/Polri, FKUB dan lembaga lainnya dituntut untuk bekerja keras dalam melakukan pembinaan kepada masyarakat, yaitu dengan cara penyuluhan ke desa-desa, kemudian ke pengajian dan membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi dan rasa aman. Namun hal itu tidak mudah karena pasti ada kendala yang dirasakan oleh pemerintah dan pihak-pihak yang terkait, oleh karena hal yang dianggap membantu sebagai solusi alternatifnya adalah dengan memanfaatkan kearifan lokal masyarakat setempat. Meskipun sebenarnya kearifan lokal belum mampu seuntuh nya untuk menyelesaikan konflik yang ada.
Rasionalisme Islam Sebagai Sandaran Teologi Kerukunan Irfan, Muhammad
JISA (Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama) Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : UIN Sumatera Utara Medan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Harun Nasution (1919-1998) dikenal luas oleh kaum intelegensia Indonesia sebagai salah seorang ilmuan yang tekun mendalami berbagai bidang kajian keislaman, seperti ilmu kalam, falsafah, dan tasawuf. Salah satu dari kontribusinya adalah pengenalan pendekatan baru dalam studi Islam, yaitu. pendekatan filsafat dengan titik tekan pada rasio, “Rasionalisme” (akal) atau yang lebih dikenal dengan Islam Rasional. Perhatian Harun Nasution bukan saja terfokus pada bidang keilmuan Islam, tetapi juga terhadap permasalahan yang dihadapi umat Islam, khususnya di Indonesia. Di tengah maraknya isu-isu disharmonis, ketidakrukunan, kekerasan bahkan konflik, yang mengatasnamakan agama, maka pemikiran Islam rasional yang digagas oleh Harun Nasution  merupakan solusi tawaran dalam memahami agama dalam rangka menwujudkan kerukunan umat beragama. Pemikran Islam rasional tidak hanya terbatas bagi umat Islam dalam mamahami agama secara rasional, tetapi dapat diterapkan pada agama lain dalam memahami agama secara rasional. Dengan pemahaman agama secara rasional, maka dapat membangun kerangka berpikir yang rasional dalam menyikapi persoalan umat manusia dan pemahaman agama secara rasional memberi kontribusi yang besar bagi terwujudnya kerukunan umat beragama.
ANALISIS KEBIJAKAN PEMERINTAH KOLONIAL BELANDA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM Solihah Titin Sumanti
Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama (JISA) Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Prodi Sosiologi Agama FIS Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (407.377 KB) | DOI: 10.30829/jisa.v1i1.1791

Abstract

Kedatangan Belanda sebagai penjajah ke Nusantara, Indonesia banyak membawa perubahan dalam segala sistem yang sudah ada, khususnya bagi masyarakat muslim yang dulu pernah ada dalam kerajaan-kerajaan muslim yang kuat. Pada saat daerah nusantara sudah dikuasai penjajah kolonial maka banyak kebijakan yang diterapkannya baik dari segi politik, sosial maupun ekonomi yang agak berbeda dengan sebelumnya. Kebijakan-kebijakan tersebut pada masanya berdampak pada kebijakan pendidikan yang diatur kemudian oleh Belanda, termasuk dari gurunya, materi yang disampaikan sampai, sarana-prasana yang mendukung proses pembelajaran tersebut dan lain-lain. Bahkan Kebijakan pada pendirian sekolah agamapun diatur yang semuanya diharapkan tidak mengganggu pada aturan yang sudah ditetapkan oleh Belanda. Sehingga penganalisaan terhadap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Belanda selama mereka menjajah di Indonesia ternyata banyak yang merugikan ummat Islam. Sebagai contoh banyak tamatan-tamatan dari sekolah agama tidak diterima, kemudian guru-guru agama yang dimarginalkan bahkan materinya harus dapat izin dari pemerintahan Belanda, setiap proses pembelajarannya selalu diamati karena dikhawatirkan terjadinya pemberontakan. Hal ini menjadikan pendidikan Islam kurang leluasa dan sulit berkembang. Walaupun demikian usaha untuk terus memperjuangkan dan mempertahankan pendidikan Islam diwujudkan terus dengan mendirikan beberapa lembaga pendidikan seperti pesantren maupun madrasah. Materi-materi di Madrasah digandakan dengan pembelajaran agama dan umum, agar siswanya dapat diterima dikalangan kepemerintahan Belanda pada waktu itu.
PERAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI PADA LINGKUNGAN KERJA DALAM PERSPEKTIF ISLAM Andini Nur Bahri
Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama (JISA) Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Prodi Sosiologi Agama FIS Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.841 KB) | DOI: 10.30829/jisa.v1i1.1780

Abstract

Komunikasi adalah sesuatu yang urgen dalam kehidupan manusia,oleh karenanya kedudukan komunikasi dalam Islam mendapat tekanan yang cukup kuat bagi manusia sebagai anggota masyarakat. Komunikasi antar pribadi merupakan salah satu bentuk komunikasi yang paling banyak dilakukan oleh manusia karena sifatnya yang spontan dan umpan baliknya yang segera. Komumikasi antar pribadi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu komunikasi tatap muka dan komunikasi melalui media. Keduanya tanpa disadari memberikan pengaruh bagi berbagai bidang kehidupan, termasuk lingkungan kerja. Komunikasi antarpribadi dalam lingkup organisasi seperti lingkungan kerja membutuhkan sebuah proses untuk mencapai kinerja yang diinginkan. Komunikasi antarpribadi yang efektif akan memberikan informasi secara cepat dan juga gagasan yang lebih jelas yang penting dalam lingkungan kerja.
HAK PEREMPUAN DALAM PERSPEKTIF ASHGAR ALI ENGINEER Khairul Rambe
Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama (JISA) Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Prodi Sosiologi Agama FIS Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.994 KB) | DOI: 10.30829/jisa.v1i1.1781

Abstract

Islam secara teologis adalah merupakan sistem nilai yang ajarannya bersifat ila>hiya>h, transenden, namun jika dilihat dari segi sosiologis ia merupakan fenomena kultural yang lahir dari budaya asing dengan membentuk sebuah tradisi yang dianggap valid bahkan melahirkan konsep-konsep hukum baru khusunya dalam tatanan hukum keluarga Islam di Indonesia. fenomena tersebut merupakan transformasi dari kitab-kitab fikih tradisional yang mengalami keberanjakan dan disparitas, sehingga menghilangkan tirai ide-ide yang universal. Realitas tersebut menjadikan dinamikan ketidakberpihakan hak-hak pada perempuan. Adanya ketidakberpihakan hak tersebut berkaitan erat dengan  bentuk pemahaman yang menganggap perempuan adalah sebagai makhluk yang lemah serta tidak memiliki kemampuan apa-apa, bahkan dianggap tidak memberikan manfaat dengan kehadirannya. Padahal kehadiran Islam ditengah-tengah masyarakat adalah menjadikan ummat yang satu u~mma>tan wahida>h dengan menempati titik tengah dari setiap jenis kelamin. Hasil dari penelitian ini menunjukkan, bahwa pola pemikiran modern yang menyelaraskan rumusan hukum yang senantiasa segar dan transformatif haruslah berdasarkan nilai-nilai ketuhanan, dengan melahirkan pola hukum yang setara dan adil khususnya dalam Hukum Keluarga Islam. Hukum Islam haruslah mengacu pada nilai-nilai fundamental yang terkandung di dalam al-Qur’an, yaitu: ‘adl (keadilan), ih}}sa>n (kebajikan), ra>h}ma>h (kasih sayang), hikma>h} (kearifan) dan menjunjung tinggi martabat manusia, maka hasilnya adalah terciptanya keadilan gender dengan membangun relasi antara laki-laki dan perempuan sesuai dengan nilai-nilai semangat al-Qur’an. Dengan demikian, perempuan bisa menjadi icon dalam setiap wilayah baik publik maupun domestik, dan hukum personal yang dibentuk bisa mencapai stratifikasi sha>lihun likulli zama<n wa al maka>n. 
KONFLIK LATEN ANTARA PENGANUT AGAMA SIKH DAN TAMIL DI KOTA MEDAN Rholand Muary
Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama (JISA) Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Prodi Sosiologi Agama FIS Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.195 KB) | DOI: 10.30829/jisa.v1i1.1782

Abstract

This research discusses the latent conflict between Sikhs and Tamils in Medan. This study uses conflict theories with the approaches of latent conflict and the sources of conflict itself. This research is intended to look at the hidden forms of conflict on the relationship of Sikhs with Tamil as well as written attempts to conflict between the two. This research uses qualitative research methods, where researchers directly observe the community and try to analyze every subjective and objective experience in sociology of religion approach. Informants in this research are religious leaders and community of Sikh and Tamil. The results of this study reveal that there are latent conflict between Sikh and Tamil community. Latent conflicts can be grouped in several aspects, among others, on religious-cultural aspects, political aspects as well as socio-economic aspects. In the handling of latent conflicts between both religion, it is necessary for the state and society to pay attention so the conflict not to extend to open conflict. 
Paradigma Islam Rasional Harun Nasution: Membumikan Teologi Kerukunan Muhammad Irfan
Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama (JISA) Vol 1, No 1 (2018)
Publisher : Prodi Sosiologi Agama FIS Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (605.451 KB) | DOI: 10.30829/jisa.v1i1.1784

Abstract

Harun Nasution (1919-1998) dikenal luas oleh kaum intelegensia Indonesia sebagai salah seorang ilmuan yang tekun mendalami berbagai bidang kajian keislaman, seperti ilmu kalam, falsafah, dan tasawuf. Salah satu dari kontribusinya adalah pengenalan pendekatan baru dalam studi Islam, yaitu. pendekatan filsafat dengan titik tekan pada rasio, “Rasionalisme” (akal) atau yang lebih dikenal dengan Islam Rasional. Perhatian Harun Nasution bukan saja terfokus pada bidang keilmuan Islam, tetapi juga terhadap permasalahan yang dihadapi umat Islam, khususnya di Indonesia. Di tengah maraknya isu-isu disharmonis, ketidakrukunan, kekerasan bahkan konflik, yang mengatasnamakan agama, maka pemikiran Islam rasional yang digagas oleh Harun Nasution  merupakan solusi tawaran dalam memahami agama dalam rangka menwujudkan kerukunan umat beragama. Pemikran Islam rasional tidak hanya terbatas bagi umat Islam dalam mamahami agama secara rasional, tetapi dapat diterapkan pada agama lain dalam memahami agama secara rasional. Dengan pemahaman agama secara rasional, maka dapat membangun kerangka berpikir yang rasional dalam menyikapi persoalan umat manusia dan pemahaman agama secara rasional memberi kontribusi yang besar bagi terwujudnya kerukunan umat beragama. 
Konflik Etnis Dan Agama Di Indonesia Suheri Harahap
Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama (JISA) Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Prodi Sosiologi Agama FIS Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (597.309 KB) | DOI: 10.30829/jisa.v1i2.5096

Abstract

Artikel ini berusaha menguraikan bagaimana konflik etnis dan agama di indonesa kontemporer. Dibeberapa wilayah di Indonesia konflik bernuansa etnis dan agama muncul sebagai respon atas dinamika politik, sosial dan ekonomi yang turut serta mengitari kehidupan sosial masyarakat. belajar adalah manusia yang tidak jatuh pada lubang yang sama. Konflik yang terjadi yang berwujud wilayah rusuh di Indonesia merupakan akumulasi dari kerapuhan persatuan dan  kesatuan warga masyarakat heterogen dalam satuan-satuan wilayah kebudayaan dengan kepentingan konspirasi kelompok-kelompok tertentu di dalam negeri serta pihak asing. Kepentingan itu dilaterbelakangi tujuan politik, ekonomi dan agama. Upaya itu tidak mencapai sasaran puncak karena ditingkat elit dan pelaksana pihak keamanan dan birokrasi mayoritas masih komit dengan negara kesatuan sehingga serius memperkecil zona konflik dan kefatalan pelbagai dampaknya. Masyarakat dari berbagai suku dan agama juga tidak memiliki basic yang kuat memasuki kancah konflik bahkan sebaliknya dari semula sudah terbiasa hidup rukun dan damai dalam pelbagai perbedaan. Namun begitu karena masyarakat telah semakin berpendidikan dan cerdas, ditambah dengan nuansa reformasi secara mencuatnya konsep HAM, mereka menginginkan agar pelbagai pihak yang terkait dengan pembangunan.
MAJELIS BUDDHAYANA INDONESIA MEMBANGUN BINADAMAI ANTAR UMAT BERAGAMA Jonry Sitorus
Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama (JISA) Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Prodi Sosiologi Agama FIS Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (340.944 KB) | DOI: 10.30829/jisa.v2i1.5371

Abstract

 Penelitian ini mengenai Majelis Buddhayana Indonesia sebagai salah satu organisai sosial keagamaan dalam menciptakan dan membangun binadamai antar umat beragama di Tanjung Balai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran dan upaya Majelis Buddhayana Indonesia dalam mengelola isu-isu konflik paska pembakaran vihara Tri Ratna di Kota Tanjung Balai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif melalui pendekatan deskriptif. Adapun informan yang terdapat dalam penelitian ini adalah ketua serta anggota dari Majelis Buddhyana Indonesia, masyarakat muslim dan masyarakat Buddha yang ada di Tanjung Balai. Data yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara studi pustaka dan dokumentasi. Hasil penelitian menggambarkan Peran Majelis Buddhayana Indonesia membantu terciptanya perdamaian melalui upaya mediasi, mengelola isu konflik serta membuat kesepakatan perdamaian terhadap kelompok-kelompok yang bertikai.This research is about the Indonesian Buddhayana Assembly as one of the social religious organizations in creating and building interfaith peace building between religious communities in Tanjung Balai. the purpose of this study was to determine the role and efforts of the Indonesian Buddhayana Assembly in managing conflict issues after the burning of Tri Ratna temple in Tanjung Balai city. The method used in this study is a qualitative method through a descriptive approach. The informants contained in this study were the cairmen and members of indonesian buddhist assembly, the muslim community and the buddhist community in Tanjung Balai. Data obtained through observation, literature study interviews and documentation. The result of the study illustrate the role of the Indonesian Buddhayana Assembly to help create peace through mediation efforts, manage conflict issues and make peace agreements with conflicting groups.Keywords : Indonesian Buddhayana Assembly, Conflict, Peace Building
Gunung Kawi: Menengok Wisata Religi Dan Ritual Pesugihan Fridi Yanto
Jurnal Ilmiah Sosiologi Agama (JISA) Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Prodi Sosiologi Agama FIS Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30829/jisa.v1i2.5105

Abstract

Gunung Kawi adalah situs ritual di mana berbagai orang percaya mengunjungi banyak orang keperluan seperti perjalanan religius dan pesugihan. Ada dua tempat keramat di Gunung Kawi yaitu Kraton Kawi dan Pesarean. Di tempat-tempat ini para peziarah membuat berbagai ritual sebagai upaya untuk mewujudkan tujuan mereka. Gunung Kawi tidak hanya sebagai tempat suci tetapi juga menjadi ruang publik di mana berbagai orang percaya melakukan dialogKawi Mountain is a ritual site where various believers visit it for many purposes such as religious travelling and pesugihan. There are two sacred places in Kawi Mountain those are Kraton Kawi and Pesarean. In these places the pilgrims make various rituals as efforts to realize their goals. Kawi Mountain not only as a sacred place but also to be a public sphere where various believers making a dialogue