cover
Contact Name
Wike Adhi Anggono
Contact Email
wike73@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalpangan@yudharta.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. pasuruan,
Jawa timur
INDONESIA
TEKNOLOGI PANGAN : Media Informasi dan Komunikasi Ilmiah Teknologi Pertanian
ISSN : 20879679     EISSN : 2597436X     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
The Journal of Food Technology is a Food Technology scientific information and communication media aimed at accommodating and communicating the results of research and service of students, lecturers and researchers. The fields of science include food science, technology, and processed food products, health, agribusiness, and fields related to fisheries, livestock, and agrotechnology related to food. The Journal of Food Technology is published twice in March and September and in an additional edition in December.
Arjuna Subject : -
Articles 254 Documents
KAJIAN KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL PRODUKSI NUGGET JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) RASA IKAN TONGKOL (Euthynus aletrates) SKALA INDUSTRI KECIL Cahyuni Novia

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.669 KB) | DOI: 10.35891/tp.v2i1.480

Abstract

Pleurotus ostreatus with Euthynus aletrates taste was one kind of Pleurotus ostreatus nugget processing which was chopped and added with Euthynus aletrates and various kinds of spices, mixed with blinding agents, formed into certain shapes and subsequently smeared with bread crumb and then freezed. Randomized Block Design was used as research method, Friedman test was used as organoleptic test, while effectivity index was used to determine the best treatments of chemical and organoleptic parameters. Break Event Point (BEP), Payback Period (PP), Net Present Value (NPV) and Profitability Index (PI) were used in calculating financial feasibility study. The result research showed the best treatment based on effectivity index was obtained from 100 g Pleurotus ostreatus, 25 g Euthynus aletrates and 15 g wheat flour with following characteristic: fat 0.69%; protein 8.80%; water activity 64.41%; ash 2.26%; carbohydrate 25.94%; taste 6.12; colour 4.88; and flavour 3.76. The feasibility analysis result in small scale industry showed the cost of goods manufactured was Rp. 5,695/250 g. Break Event Point (BEP) was reached at sales volume of 23,729 unit or Rp. 202,697,442.09. Payback Period was reached at 2 year 8 months 23 days time. Net Present Value (NPV) was Rp. 180,633,576. While the Profitability Index (PI) was 1.46 thereby this industry of nugget production from Pleurotus ostreatus with Euthynus aletrates addition was feasible.  
VIABILITAS DAN STRUKTUR MIKROKAPSUL Lactobacillus acidophilus DENGAN BAHAN PENYALUT KARAGINAN SEMI MURNI JENIS Eucheuma cottonii Dwi Setijawati; Susinggih Wijana; Aulani'am Aulani'am; Imam Santosa

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (477.911 KB) | DOI: 10.35891/tp.v2i1.481

Abstract

Eucheuma cottonii adalah rumput laut merah, penghasil kappacaragenan, yang terdiri dari β-D-galactopyranosyl-4-sulphate dan α-D3,6 anhydrogalactopyranosyl residu (Stanley, 1990). Eucheuma cottonii dalam bentuk SRC (semi Refine Caragenan) atau karaginan semi murni dapat dimanfaatkan sebagai bahan penyalut pada proses mikroenkapsulasi.Pemanfaatan ini ditinjau dari sifatnya sebagai penggel, dengan karakteristik gel yang keras dan kokoh tetapi gampang pecah. Tujuan penelitian adalah mempelajari Eucheuma cottonii dalam bentuk karaginan semi murni sebagai bahan penyalut Lactobacillus acidophilus berdasarkan viabilitasnya dan struktur mikrokapsul setelah melewati pH 2 dan pH 7 secara in vitro. Materi penelitian menggunakan :1) karaginan semi murni atau SRC dari jenis Eucheuma cottonii,2) mikrokapsul Lactobacillus acidophilus dengan metoda Adhikari (2003), Metoda penelitian menggunakan laboratorium experimental dan desain uji ANOVA untuk mencari pengaruh, dilanjutkan dengan uji BNT ,viabilitas Lactobacillus acidophilus menggunakan MRS Agar dengan metoda tuang, struktur mikrokapsul secara deskriptif diamati dengan alat Confocal Laser Scanning Microscope. Hasil penelitian menunjukkan viabilitas Lactobacillus acidophilus dipengaruhi oleh kondisi pH dan menurun viabilitasnya setelah perlakuan pH 2 dengan rata-rata viabilitas sebesar 102 cfu/ml dan rata-rata viabilitas sebesar 103 cfu/ml pada pH 7. Mikrokapsul mempunyai ukuran 60 um setelah diperlakukan pada pH2 dan 50 um setelah diperlakukan pada pH 7.  
PEMANFAATAN KULIT BUAH NAGA SUPER MERAH (Hylicereus costaricensis) SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN DAN PEWARNA ALAMI PADA PEMBUATAN JELLY Rekna Wahyuni

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.467 KB) | DOI: 10.35891/tp.v2i1.482

Abstract

Dalam penelitian sebelumnya ekstrak kulit buah naga super merah (Hylocereus costaricensis) dengan pelarut air mengandung 1,1 mg/100 ml antosianin. Antosianin dapat berfungsi untuk merendahkan kadar kolesterol dalam darah. Oleh karenanya kulit buah naga super merah dapat dimanfaaatkan untuk pembuatan jelly. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase kulit buah naga super merah dan karaginan yang terbaik pada pembuatan jelly untuk meningkatkan kualitas kembang gula jelly yang dihasilkan dan sesuai dengan standar nasional. Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial dimana terdiri dari 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3 level dan faktor kedua terdiri dari 3 level. Pengamatan dilakukan meliputi analisa kimiawi, fisik dan organoleptik yaitu aktifitas antioksidan (DPPH), gula reduksi, serat kasar, pH, kecerahan dan tekstur serta organoleptik: warna, rasa dan aroma. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kombinasi perlakuan persentase penambahan kulit buah naga super merah sebesar 20% dan persentase karaginan 2% adalah merupakan hasil terbaik dengan karakteristik: antioksidan (DPPH) 20,863% ; gula reduksi 20.70% ; serat kasar 0,46% ; pH 5,8 ; kecerahan (L) 36,27 ; tekstur 1,77 serta rerata tingkat kesukaan panelis terhadap rasa 5,95 ; warna 5,55 dan aroma 4,35 dan memenuhi standar nasional tentang jelly.
PENGEMBANGAN HASIL PERTANIAN (JAGUNG) MENJADI PRODUK SUSU JAGUNG DAN KERUPUK JAGUNG Agato Agato; Narsih Narsih

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (57.16 KB) | DOI: 10.35891/tp.v2i1.483

Abstract

Desa Rasau Jaya I merupakan daerah penghasil jagung yang relatif kurang akan pengetahuan pasca panen dan menjual jagung dalam bentuk segar. Melatih ketrampilan pasca panen dengan melakukan praktek pembuatan produk susu jagung dan kerupuk jagung sangat tepat untuk kondisi masyarakat Desa Rasau Jaya I. Pembuatan susu jagung dengan Penambahan CMC (Carboxymethyl Cellulose) dan tanpa penambahan CMC serta kerupuk jagung dengan penentuan komposisi tepung berdasarkan kondisi ampas jagung dan proses perebusan. Pada Pelatihan pembuatan susu jagung dan kerupuk jagung 100% mitra kerja dapat membuat susu jagung dan kerupuk jagun serta pengemasannya dengan baik. Hasil produk pada pelatihan pembuatan produk menarik secara fisik dan rasa atau dapat diterima secara kenampakan maupun dari segi organoleptik.  
PENGUJIAN BEBERAPA VARIABEL YANG MENENTUKAN KESUKAAN KONSUMEN MEMBELI BANDENG PRESTO (Chanos Chanos Fork) GRESIK Matheus Nugroho

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.124 KB) | DOI: 10.35891/tp.v2i1.484

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis seberapa besar pengaruh variabel kualitas produk, pelayanan, harga, promosi dan distribusi terhadap kesukaan konsumen dalam membeli produk bandeng presto,  dan menentukan pengaruh variabel yang dominan terhadap kesukaan konsumen dalam membeli produk bandeng presto. Dalam penelitian ini menggunakan metode analisis model regresi liniear berganda OLS (Ordinary Least Squares), hasil perhitungan dengan program SPSS. Hasil analisis menunjukkan bahwa besarnya pengaruh variabel terhadap kesukaan konsumen dalam membeli produk bandeng presto adalah kualitas produk sebesar 0,227, pelayanan -0,026, harga 0,144, promosi 0,090 dan distribusi sebesar 0,264. Pengaruh variabel yang paling dominan terhadap kesukaan konsumen dalam membeli produk bandeng presto adalah distribusi sebesar 0,264 (26,4%), dan peringkat berikutnya variabel kualitas produk 0,227 (22,7%).
PENGGUNAAN CARAGENAN DENGAN METODE PROSES BERBEDA (SRC DAN RC) SEBAGAI BAHAN PENGENKAPSULAT LACTOBACILLUS ACIDOPHILUS TERHADAP VIABILITAS DAN STRUKTUR MIKROKAPSUL SECARA IN VITRO Dwi Setijawati; Susinggih Wijana; Aulani'am Aulani'am; Imam santosa

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1152.052 KB) | DOI: 10.35891/tp.v3i1.485

Abstract

Caragenan jenis Eucheuma cottonii dapat digunakan sebagai bahan pengenkapsulat berdasarkan kekuatan gel. Metode proses pembuatan caragenan antara Semi Refine Caragenan (PNG) dan Refine Caragenan (Gel Press) akan mempengaruhi kekuatan gel. Kekuatan gel berbeda akan mempengaruhi kemampuan sebagai bahan pengenkapsulat terhadap viabilitas Lactobacillus acidophilus pada kondisi pH 2 dan pH 7 secara in vitro. Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh penggunaan metode proses antara SRC dan RC pada kondisi pH berbeda terhadap viabilitas Lactobacillus acidophilus. Metode penelitian adalah laboratorium eksperimental desain, dengan perlakuan A1=SRC;A2=RC; B1=pH 2;B2= pH 7, bahan penelitian: Eucheuma cottonii (dari Lombok Kep), Lactobacillus acidophilus ATCC 4356;Pembuatan caragenan SRC (FMC, 1977); RC (modifikasi FMC, 1977);Pembuatan mikrokapsul dengan metode emulsi (Adhikari, 2003), Analisa data menggunakan software SPSS, viabilitas menggunakan MRS Agar metode tuang, , struktur mikrokapsul diamati menggunakan CLSM (Confocal laser Scanning Mycroscope). Hasil penelitian adalah metode proses SRC dan RC memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap viabilitas Lactobacillus acidophilus, tertinggi pada perlakuan RC sebesar 3,348 cfu/ml (log). Interaksi perlakuan memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap viabilitas Lactobacillus acidophilus, tertinggi didapatkan pada perlakuan RC pada kondisi pH 7 sebesar 3,476 cfu/ml (log). Disarankan menggunakan caragenan jenis Eucheuma cottonii dengan metode proses RC, tetapi konsentrasi perlu ditingkatkan untuk mencapai standar viabilitas 107 cfu/ml atau 7 cfu/ml (log).  
KARAKTERISTIK PATI RESISTAN DARI PATI JAGUNG TERMODIFIKASI ASETAT Hapsari Titi Palupi

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (331.07 KB) | DOI: 10.35891/tp.v3i1.486

Abstract

Pati resistan adalah pati atau produk degradasi pati yang tidak dapat dicerna dan diabsorpsi dalam usus halus manusia, pati ini tidak dapat dihidrolisis oleh enzim amilase. Pati resistan dapat diperoleh dari pati modifiksi kimia secara asetilasi. Pati jagung termodifikasi asetat mempunyai daya tarik karena mempunyai manfaat fungsional dan fisiologi sama seperti serat pangan. Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh konsentrasi Na-asetat anhidrat dan masa inkubasi terhadap sifat fisik, kimia, fisiologi (in vitro) dan fungsional dari pati jagung termodifikasi asetat. Perlakuan Na-asetat anhidrat 20% masa inkubasi 3 jam memiliki sifat resistansi tertinggi dengan karakteristik yaitu : kadar asetil 1,28%; derajat subtitusi 0,048; pati resistan (serat pangan larut 6,85%; serat pangan tidak larut 1,34%; serat pangan total 8,19%); sifat pasta temperatur (awal gelatinisasi 720 C; temperatur gelatinisasi 800 C); derajat putih 93,82%. Kata kunci: pati resistan, jagung, asetat  
PENGARUH SUHU DAN LAMA EKSTRAKSI SECARA PENGUKUSAN TERHADAP RENDEMEN DAN KADAR ALBUMIN IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus) Matheus Nugroho

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (67.145 KB) | DOI: 10.35891/tp.v3i1.487

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk menentukan suhu dan lama ekstraksi pengukusan yang tepat untuk mendapatkan rendemen dan kadar albumin yang optimal dari ikan gabus (Ophiocephalus striatus). Metode penelitian adalah menentukan suhu pada kisaran 40-90o C, dan ekstraksi secara pengukusan waterbath selama 25-35 menit, untuk mendapatkan rendemen dan kadar albumin ekstrak kasar ikan gabus yang optimal. Pengujian suhu dan lama ekstraksi secara pengukusan terhadap rendemen, kadar albumin dan rendemen albumin daging ikan gabus menggunakan analisa Rancangan Acak Kelompok Faktorial (RAKF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan interaksi antara berbagai faktor perlakuan dengan semakin tinggi suhu kisaran 40-90o C, dan lama pengukusan kisaran 25-35 menit. Rendemen albumin tertinggi ekstrak ikan gabus sebesar 2,459 g/100g, oleh suhu pengukusan 60o C selama 25-35 menit.  
PEMBUATAN MINUMAN FUNGSIONAL DARI MADU DAN EKSTRAK ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn.) Ningrum Dwi Hastuti

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (695.312 KB) | DOI: 10.35891/tp.v3i1.488

Abstract

Pengolahan rosella menjadi produk olahan memang perlu dikembangkan mengingat nilai jual yang lebih tinggi daripada bentuk segar atau kering (simplisia). Salah satu bentuk pengolahan rosella ini di dasarkan pada prilaku konsumen Indonesia yang memasak rosella dengan air mendidih pada suhu sekitar 100o C. Tujuannya adalah untuk memberikan warna pada minuman, mengurangi rasa asam dari rosella dimana seringkali kurang disenangi oleh konsumen (komunikasi dengan petani rosella, 2009). Namun belum diketahui efek pemanasan dengan cara direbus terhadap aktifitas antioksidan dari kelopak rosella yang diekstrak tanpa pelarut bahan kimia baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Salah satu upaya untuk mempertahankan produk minuman rosella akibat pemanasan agar tetap berpotensi mempertahankan produk minuman rosella akibat pemanasan agar tetap berpotensi sebagai antioksidan alami, maka dikombinasikan dengan antioksidan alami lainnya seprti madu. Penelitian dilaksanakan dalam dua tahap. Tahap 1 dilakukan untuk mengetahui pengaruh kombinasi perlakuan dari kombinasi perlakuan dari kondisi bahan baku dan suhu pemanasan pada rosella terhadap aktifitas antioksidan yang akan diaplikasikan pada minuman fungsioanal . penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua factor dengan variable terikat adalah rosella kering ( k1) dan rosella segar (K2), sedangkan variable bebas adalah waktu (T) yang terdiri dari lima level, yaitu 0,5,10,15 dan 20 menit dan tiap perlakuan di ulang tiga kali. Tahap II menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dua faktor dengan variable terikat adalah dengan kombinasi perlakuaan terbaik penelitian tahap I, sedangkan variable bebas adalah konsentrasi madu yang terdiri dari tiga level, yaitu 15% v/v, 30% v/v dan 45% v/v. Perbedaan antar perlakuan dianalisis   dengan analisis sidik ragam, bila terdapat perbedaan nyata dilakukan uji DMRT taraf 5%. Kombinasi perlakuan terbaik pada tahap I untuk parameter aktifitas antioksidan dari perlakuan kondisi bahan baku terhadap waktu pemanasan diperoleh dari kombinasi perllakuan kelopak rosella kering yang dipanaskan selama 10 menit. Parameter aktifitas antioksidan pada perlakuaan terbaik tahap I adalah: kemampuan kelopak rosella untuk menangkap radikal bebas DPPH sebesar 75,59%, total fenol sebesar 6,491 mg/g dan total antosianin sebesar 3,862 mg/g. senyawa yang berperan sebagai antioksidan pada kelopak rosella kering yang dipanaskan pada menit ke-10 adalah hydroxyl methyl furfurole pada puncak nomor 10 (41,14%). Sedangkan spectrum inframerah dari kelopak rosella kering yang dipanaska selama 10 menit, dimana memberikan serapan yang paling dominan pada bilangan gelombang 3401,23 cm- 1 (kuat lebar) yang kha untuk regangan gugus OH, bilangan gelombang 1632,63 cm- 1 khas untuk gugus keton (R-CO-R) dan bilangan gelombang 1741,6 cm- 1 (kuat tajam) khas untuk regangan asam karboksilat (RCOOH). Kombinasi perlakuan terbaik pada tahap II untuk parameter organoleptik dari kombinasi ekstrak kelopak rosella kering yang dipanaskan selama 10 menit terhadap berbagai perlakuan konsentrasi madu diperoleh dari kombinasi konsentrasi madu 15% yaitu rerata kesukaan panelis terhadap rasa 7,65 (sangat suka), warna 3,96 (suka) dan aroma 7,4 (sangat suka). Sedangkan parameter aktifitas antioksidannya adalah: kemampun minuman fungsional rosella madu untuk menangkap radikal bebas DPPH sebesar 30,23%, total fenol 0,59 mg/g dan total antisioninsebesar 1,24 mg/g. senyawa yang berperan sebagai antioksidan pada minuman fungsional rosella madu adalah hydroxyl methyl furfurole pada puncak no 1(23,61%) gugus fungsi yang muncul pada minuman fungsional rosella madu seperti alcohol dan aldehida termasuk kedalam kelompok oxygenated.  
TINGKAT KELULUSAN HIDUP BENIH KERAPU MACAN (Ephinephelus fuscoguttatus) PADA FASE PENDEDERAN YANG DIBERI VAKSIN POLYVALEN Syamsul Akbar; Marsoedi Marsoedi; Soemarno Soemarno; Endhay Kusnendar

Publisher : Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Universitas Yudharta, Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.38 KB) | DOI: 10.35891/tp.v3i1.489

Abstract

Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian vaksin polyvalen terhadap tingkat kelulusan hidup ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) pada fase pendederan di keramba jaring apung (KJA). Keramba jaring apung yang digunakan sebanyak 18 petak dan setiap petak dipasang jaring berbentuk kurungan berukuran 1x1x1 meter. Ukuran mata jaring mesh size 0,5 inch dan atau disesuaikan dengan ikan uji yaitu panjang 9,2 ± 0,002 cm dan berat 5,7 ± 0,004 gram. Padat penebaran 75 ekor/m3 ; 100 ekor/m3 dan 125 ekor/m3 , dan pemberian pakan pellet dan pakan ikan rucah. Selama penelitian, ikan uji divaksinasi dengan vaksin polyvalen dosis 106 sel/ ikan dan 107 sel/ikan. Sampel darah ikan uji diambil secara acak untuk menganalisis hematologi dan titer antibodi. Selanjutnya memberi vaksin polyvalen dengan ukuran 106 sel/ikan dan 107 sel/ikan untuk masing-masing benih kerapu macan dengan cara penyuntikan (injeksi intraperitoneal). Satu minggu setelah vaksinasi, mengambil sampel darah benih kerapu macan untuk analisis hematologi dan titer antibodinya, kemudian setelah 10 hari lagi, melakukan boster benih kerapu macan, dan setelah 10 hari pembotsteran, mengambil kembali sampel darah untuk analisis hematologi dan titir antibodinya. Pengambilan sample darah ikan uji dilakukan akhir penelitian untuk analisa hematologi dan titer antibodinya Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian vaksin polyvalen vibrio dengan ukuran 107 sel/ikan pada benih kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) pada stadia pendederan menghasilkan tingkat kelulusan 82%.  

Page 3 of 26 | Total Record : 254