cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
putuayub.simpson@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat
ISSN : 25487868     EISSN : 25487558     DOI : https://doi.org/10.46445/ejti
Core Subject : Religion,
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat menitikberatkan pada penyampaian informasi hasil penelitian, analisa konseptual dan kajian dalam bidang Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat oleh para sivitas akademika internal dan eksternal STT Simpson Ungaran dengan rasio 30:70. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat terbit dua kali dalam setahun yaitu bulan Januari (Batas penerimaan naskah pada bulan Oktober) dan Juli (Batas penerimaan naskah pada bulan Mei). Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat telah terdaftar pada Google Schoolar, BASE (Bielefeld Academic Search Engine), One Search. ISSN 2548-7868 (cetak), 2548-7558 (online)
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2017): Januari" : 10 Documents clear
Dewan Redaksi dan Daftar Isi Volume 1, Nomor 1, Januari 2017 I Putu Ayub Darmawan
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 1, No 1 (2017): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (13.014 KB)

Abstract

Prinsip-Prinsip Filsafat Pendidikan Kristen Tety Tety; Soeparwata Wiraatmadja
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 1, No 1 (2017): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.164 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v1i1.56

Abstract

Tety and Soeparwata Wiraatmadja, The Philosophy Principles of Christian Educating. This paper discusses the principles of the philosophy of Christian education. The writer describes in the paper some important issues related to the principles of the philosophy of Christian education including the review of the Christian education of theological and philosophical aspects, then epistemology and axiology, the philosophy and purpose of Christian education. The final part of this paper the author describes some of the principles of the philosophy of Christian education. Tety dan Soeparwata Wiraatmadja, Prinsip-Prinsip Filsafat Pendidikan Kristen. Makalah ini membahas tentang prinsip-prinsip filsafat pendidikan Kristen. Penulis menguraikan dalam makalah beberapa hal penting terkait prinsip-prinsip filsafat pendidikan Kristen diantaranya adalah tinjauan terhadap pendidikan Kristen dari aspek teologis dan filsafatnya, lalu epistemologi dan aksiologi, filsafat dan tujuan pendidikan Kristen. Bagian akhir dari makalah ini penulis menguraikan beberapa prinsip filsafat pendidikan Kristen.
Perbandingan Teologi Keselamatan Antara Katolik Dan Protestan Sebelum Dan Sesudah Gerakan Reformasi Marde Christian Stenly Mawikere
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 1, No 1 (2017): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (118.693 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v1i1.52

Abstract

Marde Christian Stenly Mawikere, Salvation theological comparison between Catholic and protestant before and after reform. This article is an overview of comparative theology Safety bet-ween Catholics and Protestants Before and After Reform based review of the literature has been provided. Departing from the historical context of the socio-religious Europe since the 5th century to 1517 which shows the blend between philosophy and theology of the church led to deviate from the teachings of the Bible. The situation Christianity and medieval zeitgeist called dark ages of the church which fueled the Protestant reform movement. The Protestant reform movement seemed to be a renaissance of the church to return to the Bible, especially the problem of salvation (soteriology), emphasizing the supremacy of God's grace and Christ's Atonement.Marde Christian Stenly Mawikere, Perbandingan Teologi Keselamatan Antara Katolik Dan Protestan Sebelum Dan Sesudah Gerakan Reformasi. Artikel ini merupakan tinjauan perbandingan Teologi Keselamatan Antara Katolik dan Protestan Sebelum dan Sesudah Reformasi berdasarkan ulasan literatur yang telah tersedia. Berangkat dari konteks historis socio religious di Eropa sejak abad 5 sampai 1517 yang menunjukkan paduan antara filsafat dengan teologi menyebabkan gereja menyimpang dari ajaran Alkitab. Situasi kekristenan dan zeit geist abad pertengahan yang disebut abad kegelapan gereja memicu lahirnya gerakan reformasi protestan. Gerakan reformasi protestan seakan menjadi renaissance gereja untuk kembali kepada pemahaman Alkitab, terutama masalah keselamatan (soteriologi) yang menekankan supremasi anugerah Allah dan Penebusan Kristus.
Perjumpaan Injil Dan Tradisi Jawa Timuran Dalam Pelayanan Misi Kontekstual Krido Siswanto
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 1, No 1 (2017): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (49.195 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v1i1.57

Abstract

Krido Siswanto, Encounter Evangelist and Easterlies Tradition in Contextual Mission Service. A contextual service is one Method of mission that is being developed by many churches in this time. In many areas these services are developed, including congregation of GKII Pulerejo Madiun. Certainly in the service of mission need a principles the firm of Christian faith. This contextual services which will proclaim the evangelist whose existence is in the midst of society with a tradition of Java easterlies. The writer will describe about method of this service contextual where is an encounter between evangelist with traditions of easterlies which was embraced by the peoples in Pulerejo Madiun East Java.Krido Siswanto, Perjumpaan Injil dan Tradisi Jawa Timuran Dalam Pelayanan Misi Kon-tekstual. Pelayanan Kontekstual merupakan salah satu model pelayanan misi yang sedang dikembangkan oleh banyak gereja masa kini. Di berbagai daerah pelayanan ini dikembangkan, diantaranya adalah di GKII jemaat Pulerejo Madiun. Tentunya dalam pelayanan misi tersebut membutuhkan suatu prinsip-prinsip iman Kristen yang teguh. Yang mana pelayanan kontekstual ini akan memberitakan Injil yang keberadaannya ada di tengah-tengah masyarakat yang memiliki tradisi Jawa Timuran. Penulis akan menguraikan model pelayanan kontekstual ini dimana ada perjumpaan antara Injil dengan tradisi-tradisi Jawa Timuran yang masih dianut oleh masyarakat Desa Pulerejo kabupaten Madiun Jawa Timur. 
Berteologi Dalam Konteks Indonesia Modern Desti Samarenna
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 1, No 1 (2017): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (74.342 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v1i1.53

Abstract

Desti Samarenna, Having  theology in Modern Indonesia Context. This paper wants to show how to do theology in the context of modern Indonesia where the true understanding of Christ and his work as true God and true man bring proper hermeneutics of the theological positions of religion, culture, modernization, philosophy, and ethics so this criticism is a preparatory step towards reflection theological. Then, it provides responses from the standpoint of the Bible how the position as believers that is in a plural nation. Desti Samarenna, Berteologi Dalam Konteks Indonesia Modern. Tulisan ini ingin menun-jukkan bagaimana berteologi dalam konteks Indonesia modern dimana dengan pemahaman yang benar tentang Kristus dan karya-Nya sebagai Allah sejati dan manusia sejati memunculkan hermeneutika yang benar tentang posisi teologi agama, budaya, modernisasi, filsafat, dan etika sehingga kritik ini adalah langkah persiapan kearah refleksi teologis. Kemudian, tulisan ini memberikan tanggapan dari sudut pandang Alkitab bagaimana posisi sebagai orang percaya yang ada ditengah bangsa yang majemuk. 
Konseling Kristen Terhadap Wanita Yang Mengalami Kecanduan Kerja Lilis Ermindyawati
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 1, No 1 (2017): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (64.006 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v1i1.58

Abstract

Lilis Ermindyawati, Christian Counseling Against Women Experiencing Work Addiction. One phenomenon that occurs in the present are women addicted to work and this phenomenon is more of a negative impact than the benefits of women workers and those in the vicinity. Therefore, women need to be helped so addicted to work that they can get out of the problems they face. Christian Counseling is a solution to help women who are addicted to work. Every career woman is expected to have a balance between work, family and relationship with God. Women are not only successful in his work (his career), but also succeeded in fostering a harmonious household, educating children well, and has a close relationship with God. Lilis Ermindyawati, Konseling Kristen Terhadap Wanita Yang Mengalami Kecanduan Kerja. Salah satu fenomena yang terjadi pada masa kini adalah wanita kecanduan kerja dan fenomena ini lebih banyak memberikan dampak negatif dibandingkan keuntungan yang diperoleh wanita pekerja dan orang-orang di sekitarnya. Oleh sebab itu wanita kecanduan kerja perlu ditolong agar mereka dapat keluar dari permasalahan yang mereka hadapi. Konseling Kristen merupakan solusi untuk menolong wanita yang mengalami kecanduan kerja. Setiap wanita karir diharapkan memiliki keseimbangan antara pekerjaan, keluarga dan hubungannya dengan Tuhan. Wanita tersebut bukan hanya berhasil dalam pekerjaanya (karirnya), tetapi juga berhasil dalam membina rumah tangganya yang harmonis, mendidik anak-anak dengan baik, dan memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan.
Respon Daud Dalam Menghadapi Pergumulan: Studi Terhadap Kitab Mazmur 3:1-9 Eko Mulya Tua
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 1, No 1 (2017): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (101.052 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v1i1.59

Abstract

Eko Mulya Tua, David responses in facing struggle: The study of Psalm 3:1-9. One of the problems that everyone often face is the difficult situation in their life. They are a problem of the future, job and also about marrige partner. The important point of the problem is not about how big the problem is, but its about the way of believers face that problems. King of Daud gives a real example to face that problem. Through his story of life to face the problem, there are some principles that can be applied for believers to face the problems. Eko Mulya Tua, Respon Daud Dalam Menghadapi Pergumulan: Studi Terhadap Kitab Mazmur 3:1-9. Salah satu permasalahan yang sering dihadapi oleh setiap orang percaya maupun yang tidak percaya yaitu situasi yang sulit dalam hidupnya, baik pergumulan tentang masa depan, pekerjaan, maupun jodoh (pasangan hidupnya). Aspek yang terpenting di dalam sebuah pergumulan, bukan seberapa besar pergumulan atau permasalahan yang dihadapi melainkan sikap hidup orang percaya dalam menghadapi pergumulan. Raja Daud memberikan sebuah contoh yang konkrit dalam menghadapi situasi yang sulit. Melalui kisah hidup yang dialami oleh Raja Daud dalam menghadapi pergumulan hidupnya, ada sebuah prinsip-prinsip yang dapat diterapkan bagi hidup orang percaya dalam menghadapi pergumulannya.
Praktik Metode Penginjilan Pada Mata Kuliah Metode Penginjilan STT Simpson Ungaran Jamin Tanhidy
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 1, No 1 (2017): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (44.36 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v1i1.55

Abstract

Jamin Tanhidy, A Practise of Evangelis Method in Evangelis Method lecture of STT Simpson Students. Evangelism is the Great Commission of our Lord Jesus Christ (Mat. 28:18-20), so that STT Simpson emphasize on the fulfillment of the Great Commission. This study describes the achieve-ments of the implementation of Evangelism practices and what are the factors inhibiting the adoption of Evangelis practices method on students participating in courses Evangelis method even academic year 2014-2015. This method of research used in this research is qualitative research. The data in this study were obtained through focus group discussions, interviews open, and report student practice. The results obtained is 1) The achievement of student practice only reached the stage of submission of the Gospel, 2) Factors difficulty implementing Evangelis practices are internal factors: 55.55%, and external factors: 44.44%. Jamin Tanhidy, Praktik Metode Penginjilan Pada Mata Kuliah Metode Penginjilan Maha-siswa STT Simpson Ungaran. Penginjilan merupakan Amanat Agung Tuhan Yesus  Kristus (Mat. 28:18-20), sehingga STT Simpson menekankan pada pemenuhan Amanat Agung tersebut. Penelitian ini mengu-raikan tentang capaian pelaksanaan praktik PI dan apa saja yang menjadi faktor penghambat pelaksanaan praktik Metode PI pada mahasiswa peserta mata kuliah Metode PI semester Genap tahun ajaran 2014-2015. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Data dalam pene-litian ini diperoleh melalui FGD, wawancara terbuka, dan laporan praktik mahasiswa. Hasil penelitian yang diperoleh adalah 1) Capaian praktik mahasiswa hanya sampai pada tahap penyampaian Injil, 2) Fak-tor kesulitan melaksanakan praktik PI adalah faktor internal: 55,55%, dan faktor eksternal: 44,44%.  
Relevansi Finalitas Kristus Di Tengah-Tengah Arus Pluralisme Dan Pluralitas Masyarakat Indonesia Aya Susanti
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 1, No 1 (2017): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.924 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v1i1.65

Abstract

Aya Susanti,Relevance finality of Christ in the Middle Flow Plurality And Pluralism Indonesia Society. From age to age the human perspective of the person and role of Jesus Christ is changing. The shift from an absolute way of thinking about Christianity also occur in the Western world and even in Indonesia. Contemporary skepticism about the possibility of knowing the truth is growing. In response to the phenomenon of multiple perspectives and beliefs and teachings that exist in Indonesian society locus of the finality of Jesus Christ it is necessary to present a written explanation for the answer. By studying several aspects of relevance, both with regard to timing issues, teaching the meaning and context it is expected that there are embodiments value finality fitting that in a pluralistic society in Indonesia. Aya Susanti, Relevansi Finalitas Kristus Di Tengah-Tengah Arus Pluralisme Dan Pluralitas Masyarakat Indonesia. Dari zaman ke zaman perspektif manusia terhadap pribadi dan peran Yesus Kristus berubah-ubah. Pergeseran dari cara pemikiran yang absolut tentang kekristenan juga terjadi di dunia Barat dan bahkan di Indonesia. Masa kini skeptisme mengenai kemungkinan untuk mengetahui kebenaran semakin berkembang. Menyikapi berbagai perspektif dan fenomena keyakinan serta ajaran yang ada di lokus masyarakat Indonesia mengenai finalitas Yesus Kristus ini maka dipandang perlu untuk menghadirkan sebuah pemaparan tertulis untuk menjawabnya. Dengan mempelajari beberapa aspek relevansi, baik berkaitan dengan masalah waktu, makna pengajaran dan konteks maka diharapkan ada pengejawantahan nilai finalitas yang pas yang di dalam masyarakat pluralis Indonesia.
Kajian Dan Uraian Apologetis Teologis Terhadap Ungkapan "Allah Menyesal" Dalam Alkitab Bambang Wiku Hermanto
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 1, No 1 (2017): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (151.772 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v1i1.54

Abstract

Bambang Wiku Hermanto, A study and description of Theologic Apologetic to the phrase God Repent in the bible. The phrase "God repent" in the Bible Old Testament for some or perhaps most people, hard to understand. To gain a sense of that phrase, the writer conducted the research, there is: Biblika research: to dig understanding the phrase "God repent" by investigation meaning of words or phrases of Hebrew, after getting the data, conducted a study; whether there is deviation understanding of people believe in the phrase "God repent that and conducted the eforts correction to rectifying the mistake. Based on the research of a Hebrew word meaning, the word ~x;n" (nawkham) translated repent, not only has a single meaning: 1) God grieving, sad or concerned with the human condition that have done evil, Revolting and against the God will; 2) god be merciful to his son; 3) god loves his son are aware of his sin and repent; 4) The word "sorry" that means indeed repent as people who repent, in the sense of repent by God expected His people or human thought that God would repent; 5) The word "sorry" that means indeed repent as people who repent, God does not and will never repent. Bambang Wiku Hermanto, Kajian dan Uraian Apologetis Teologis Terhadap Ungkapan "Allah Menyesal" Dalam Alkitab. Ungkapan "Allah menyesal" di dalam Alkitab Perjanjian Lama untuk sebagian atau mungkin sebagian besar orang, sulit dipahami. Untuk memperoleh pengertian makna ungkapan tersebut, penulis melakukan penelitian, yakni: Penelitian Biblika, untuk menggali pengertian ung-kapan "Allah menyesal" berdasarkan penulusuran makna kata atau frasa dari Bahasa Ibrani, setelah mendapatkan data tersebut, dilakukan suatu kajian; apakah terjadi penyimpangan pengertian orang percaya terhadap ungkapan "Allah menyesal" tersebut dan dilakukan upaya koreksi untuk meluruskan kekeliruan tersebut. Berdasarkan penelusuran makna kata dari Bahasa Ibrani, kata ~x;n" (nawkham) yang diterjemah-kan menyesal, bukan hanya memiliki makna tunggal: 1) Allah berduka, bersedih atau prihatin dengan keadaan manusia yang telah berbuat jahat, memberontak dan melawan kehendak Allah; 2) Allah menaruh belaskasihan terhadap umat-Nya; 3) Allah mengasihani umat-Nya yang menyadari dosanya dan bertobat; 4) Kata "menyesal" yang artinya memang menyesal sebagaimana manusia yang menyesal, dalam pengertian Allah diharapkan menyesal oleh umat-Nya atau manusia berpikir bahwa Allah akan menyesal; 5) Kata "menyesal" yang artinya memang menyesal sebagaimana manusia yang menyesal. Allah memang ti-dak akan dan tidak pernah menyesal.

Page 1 of 1 | Total Record : 10