cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
putuayub.simpson@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat
ISSN : 25487868     EISSN : 25487558     DOI : https://doi.org/10.46445/ejti
Core Subject : Religion,
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat menitikberatkan pada penyampaian informasi hasil penelitian, analisa konseptual dan kajian dalam bidang Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat oleh para sivitas akademika internal dan eksternal STT Simpson Ungaran dengan rasio 30:70. Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat terbit dua kali dalam setahun yaitu bulan Januari (Batas penerimaan naskah pada bulan Oktober) dan Juli (Batas penerimaan naskah pada bulan Mei). Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat telah terdaftar pada Google Schoolar, BASE (Bielefeld Academic Search Engine), One Search. ISSN 2548-7868 (cetak), 2548-7558 (online)
Arjuna Subject : -
Articles 11 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2019): Januari" : 11 Documents clear
Citra Diri Menurut Kejadian 1:26-27, Dan Aplikasinya Bagi Pengurus Pemuda Remaja GPdI Hebron-Malang Murni Hermawaty Sitanggang; Juantini Juantini
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 1 (2019): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (155.611 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v3i1.118

Abstract

Murni Hermawaty Sitanggang & Juantini, Self-Image According to Genesis 1:26-27, The Application for Youth Stewards The Indonesian Pentecostal Church Hebron-Malang. The right understanding about self-image as written in Genesis 1:26-27 will affect someone’s way of life. This research tries to prove that with focused on to the Youth Stewards at The Indonesian Pentecostal Church Hebron-Malang.  The research used a qualitative method with a descriptive and exegetical approach. The result is most of the ministers do not have the right self-image as Genesis 1:26-27 said yet. From the religious side, their self-image is low with 36,5%  score, and from the psychological side they score 45,9% and then from the social side the result is 55,5%. Murni Hermawaty Sitanggang & Juantini, Citra Diri Menurut Kejadian 1:26-27, dan Aplikasinya bagi Pengurus Pemuda Remaja GPdI Hebron-Malang. Pengertian yang benar tentang citra diri manusia sebagaimana tertulis dalam Kejadian 1:26-27 akan mempengaruhi cara hidup seseorang.  Penelitian ini berusaha membuktikan hal tersebut dengan memfokuskan sasaran penelitian kepada pengurus pemuda remaja GPdI Hebron-Malang.Penelitian yang dilakukan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan eksegesis.  Dari hasil penelitian kemudian didapat bahwa sebagian pengurus belum sepenuhnya memiliki citra diri yang dimaksudkan dalam Kejadian 1:26-27. Dari segi rohani, citra diri mereka rendah dengan persentase 36,5%, kemudian dari segi psikologi persentase yang didapatadalah 45,9% dan dari segi sosial hasilnya adalah 55,5%.
Strategi Pelayanan Lintas Budaya Berdasarkan Markus 4:1-34 H Harming; K Katarina
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 1 (2019): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (70.993 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v3i1.130

Abstract

Harming & Katarina, Cross-cultural Service Strategy based on Mark 4: 1-34. The author conducted a study of the text of Mark 4: 1-34 using qualitative research literature study using the biblical hermeneutic principle. Based on the analysis of the text of Mark 4: 1-34 the authors find there are four cross-cultural service strategies namely by understanding local culture, using media. Harming & Katarina, Strategi Pelayanan Lintas budaya Berdasarkan Markus 4:1-34. Penulis melakukan penelitian terhadap teks Markus 4:1-34 dengan menggunakan penelitian kualitatif studi pustaka dengan menggunakan prinsip hermeneutik Alkitab. Berdasarkan analisis terhadap teks Markus 4:1-34 penulis menemukan ada empat strategi pelayanan lintas budaya yaitu dengan memahami budaya lokal, menggunakan media yang ada dalam budaya, memberdayakan potensi yang ada, dan menciptakan terobosan.
Manajemen Konflik Dalam Gereja Mula-Mula: Tafsir Kisah Para Rasul 2:41-47 Frans Paillin Rumbi
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 1 (2019): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (97.84 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v3i1.114

Abstract

Frans Paillin Rumbi, Conflict Management in The Early Church: Interpretation of the Acts 2:41-47. The main question put forward in this study is that in the early church there was no conflict? On that basis, the writer tries to find answers by using library research methods with the reader response interpretation approach. The result seems to be that the congregation was originally formed in the midst of conflict. Furthermore, in the early days they were confronted with internal and external conflicts. Internal conflicts include inner conflicts related to their waiting for the Kingdom of God and inner conflicts of individualistic and materialistic. The choice between prioritizing one's own welfare or having to share with others. To overcome the various conflicts that arise, they try to process it by first consistently building alliances on the basis of the work of the Holy Spirit. Furthermore, they developed a lifestyle based on the spirit of repentance and desire to renew the way of life, practicing the teachings of the Lord Jesus and the Apostles by promoting solidarity with others and controlling individualistic and materialist attitudes, building intensive communication in order to create mutual understanding and mutual understanding. Frans Paillin Rumbi, Manajemen Konflik Dalam Gereja Mula-mula: Tafsir Kisah Para Rasul 2:41-47. Pertanyaan utama yang diajukan dalam penelitian ini adalah benarkah dalam jemaat mula-mula tidak ada konflik? Atas dasar itu, maka penulis mencoba mencari jawab dengan mengunakan metode penelitian pustaka dengan pendekatan tafsir reader response. Hasilnya tampak bahwa jemaat mula-mula terbentuk di tengah-tengah konflik. Selanjutnya pada masa-masa awal mereka telah diperhadapkan dengan konflik baik internal maupun ekstenal. Konflik internal antara lain berupa konflik batin berkaitan penantian mereka atas Kerajaan Allah serta konflik batin berupa individualistis dan materialistik. Pilihan antara mementingkan kesejahteraan sendiri atau harus berbagi dengan orang lain. Untuk mengatasi berbagai konflik yang muncul, mereka berusaha mengolahnya dengan pertama-tama konsisten membangun persekutuan di atas landasan karya Roh Kudus. Selanjutnya mereka mengembangkan pola hidup yang dilandasi semangat pertobatan dan keinginan memperbaharui cara hidup, mempraktekkan pengajaran Tuhan Yesus dan para Rasul dengan mengedepankan solidaritas kepada sesama serta mengendalikan sikap individualitik dan materialis, membangun komunikasi yang intensif agar tercipta kesehatian atau saling pengertian satu sama lain.
Kepribadian Guru Kristen Dalam Perspektif 1 Timotius 4:11-16 Talizaro Tafona'o
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 1 (2019): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (173.536 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v3i1.115

Abstract

Talizaro Tafonao, Christian Teacher Personality in Perspective of 1 Timothy 4: 11-16. One important indicator that must be known by Christian teachers is to have a good personality. Trough this research, author describes the Christian Teacher Personality in Perspective of 1 Timothy 4: 11-16. Authors used qualitative research methods in doing study of the text 1 Timothy 4: 11-16 to analyze the Bible's point of view of the personality of Christian teachers. The results of these research analysis are: First, Being in words. Based on this text , Timothy was instructed to be an ensamples in words, both of personal conversations with several people and those delivered in public. Second, ensamples in Love. This love refers to love between humans and between human and God. God desired all human to love one another, with agape love, because the other third love, named storge, philo and eros will properly function if it is based on agape love. Third, ensamples in holiness. Holy and pure life needs to be developed and struggled for because God has delivered and saved. Holiness means clean, free from sin, sacred etc Thus, the successful of a Christian Religion teacher is having a personality with Bible truth as guidance. Talizaro Tafonao, Kepribadian Guru Kristen Dalam Perspektif 1 Timotius 4:11-16. Salah satu indikator penting yang harus diketahui oleh guru Kristen adalah memiliki kepribadian yang baik. Dari karya tulis ini, penulis mendreskripsikan Kepribadian Guru Kristen Dalam Perspektif 1 Timotius 4:11-16. Dalam menemukan jawaban penelitian ini maka penulis menggunakan metode penelitian kualitatif dengan melakukan kajian terhadap teks 1 Timotius 4:11-16 untuk menganalisis pandangan Alkitab tentang kepribadian guru Kristen. Setelah penulis melakukan kajian terhadap teks tersebut di atas, maka adapun hasil analisisnya adalah: Pertama, Keteladanan dalam perkataan. Dalam hubungannya dengan konteks ini, Timotius diperintahkan untuk menjadi teladan dalam perkataan, baik yang ia sampaikan secara pribadi kepada beberapa orang maupun yang disampaikan di depan umum. Kedua, Keteladan Dalam Kasih. Kasih ini dinyatakan pada sesama manusia dan kepada Tuhan. Allah menghendaki agar manusia saling mengasihi satu dengan yang lain, dengan kasih agape, sebab ketiga kasih, yakni storge, philo dan eros hanya dapat berfungsi dan terjalin dengan baik sebagaimana mestinya jika didasari oleh kasih agape. Ketiga, Teladan Dalam Kesucian. Hidup suci dan murni perlu dikembangkan dan diperjuangkan karena Tuhan yang telah membebaskan dan menyelamatkan. Jadi kesucian adalah bersih, bebas dari dosa, keramat dan lain-lain. Dengan demikian, keberhasilan seorang guru Agama Kristen harus memiliki kepribadian sesuai dengan kebenaran Alkitab.
Dewan Redaksi dan Daftar Isi Volume 3, Nomor 1, Januari 2019 I Putu Ayub Darmawan
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 1 (2019): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (15.311 KB)

Abstract

Kepemimpinan Kristen Di Era Disrupsi Teknologi Daniel Ronda
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 1 (2019): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (59.527 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v3i1.125

Abstract

Daniel Ronda, Christian Leadership in the Era of Technology Disruption. The fast development of the technology cannot be avoided, but now these fast developments are facing disruption. However, These developments have both positive and negative impact. Related to Christianity, the disruption of technology needs to be addressed properly. Therefore, this article try to gives some direction to empower the Christian leaders in this era of technological disruption. The study of this article is using literatures to analyze the nature of technology disruption, then presents some conceptual framework for  the Christian leaders on how to deal with technological disruption. The author proposes several roles of Christian leaders that need to be carried out in the surprisingly fast changing era, such as a spiritual approach where The Word of God is a must to be a guidance to this era, an educational approach because in the era of technological disruption there is a big gap between innovation of technology and readiness of people to deal with, an integrity approach in using all kind of new technology that brought moral issues, a benefit approach in facing the diversity of technology benefits, and a humanistic approach is to relate personally with other people which is more important than any kind of relatonship in using technology. Daniel Ronda, Kepemimpinan Kristen Di Era Disrupsi Teknologi. Teknologi yang terus berkembang merupakan sebuah perkembangan yang tidak dapat dihindari, tetapi saat ini perkembangan tersebut menyebabkan terjadinya disrupsi. Perkembangan tersebut dapat berdampak secara positif maupun negatif. Dalam kaitannya dengan kekristenan, disrupsi teknologi perlu disikapi. Oleh sebab itu, artikel ini memberi arah untuk memberdayakan peran pemimpin Kristen di era disrupsi teknologi ini. Kajian yang digunakan dalam artikel ini adalah literatur yang menganalisis tentang disrupsi teknologi, kemudian mengemukakan sebuah kerangka konsep peran pemimpin Kristen di era disrupsi teknologi. Penulis mengusulkan beberapa peran pemimpin Kristen yang perlu dilakukan mengahadapi era yang berubah secara mengejutkan, antara lain: melakukan pendekatan spiritual di mana firman Tuhan adalah sebuah keharusan sebagai pedoman dan penuntun menghadapi era ini, melakukan pendekatan edukatif karena di era disrupsi teknologi ada kesenjangan antara inovasi dan kesiapan manusia untuk bersaing, melakukan pendekatan integritas dalam memanfaatkan teknologi, menggunakan pendekatan azas manfaat dalam meng-hadapi disrupsi teknologi, dan melakukan pendekatan yang humanistik.
Landasan Filsafat Antropologi-Teologis Dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Kristen Karnawati Karnawati; Priyantoro Widodo
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 1 (2019): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.853 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v3i1.127

Abstract

Karnawati & Priyantoro Widodo, Anthropological-Theological Philosophy in the Development of the Christian Education Curriculum. The basis for developing a Christian education curriculum is guided by God as the "center" of all knowledge. However, a philosophical foundation that looks at the human element according to the perspective of the Word of God is needed to analyze its usefulness. This paper aims to examine the foundation of anthropological philosophy based on the Word of God. This paper uses the literature study method by looking for sources from the Bible, books and journals. The results of this paper are, the anthropological philosophy of the development of a Christian education curriculum based on the Word of God contains concepts such as: humans as religious beings are God's creations and must have respect and obey God; humans as individual beings are unique and valuable in the sight of God; humans as moral beings do right and do good; and humans as social beings have solidarity and social responsibility. Thus this paper can add insight to the developers of the Christian education curriculum to be able to use the foundation of anthropological philosophy in accordance with the values of the Word of God. Karnawati & Priyantoro Widodo, Landasan Filsafat Antropologi-Teologis Dalam Pengembangan Kurikulum Pendidikan Kristen. Dasar dalam pengembangan kurikulum pendidikan Kristen adalah berpedoman kepada Allah sebagai “pusat” dari segala pengetahuan. Namun demikian sebuah landasan filosofis yang melihat kepada unsur manusia menurut cara pandang Firman Tuhan diperlukan untuk dianalisa kemanfaatannya. Tulisan ini bertujuan mengkaji landasan filsafat antropologi yang berdasarkan Firman Tuhan. Tulisan ini menggunakan metode studi pustaka dengan mencari sumber dari Alkitab, buku-buku dan jurnal. Adapun hasil dari tulisan ini adalah, landasan filsafat antropologi pengembangan kurikulum pendidikan Kristen yang berdasarkan Firman Tuhan memuat konsep antara lain: manusia sebagai makhluk religi merupakan ciptaan Allah dan harus memiliki rasa hormat dan taat kepada Allah; manusia sebagai makhluk individu adalah unik dan bernilai dalam pandangan Allah; manusia sebagai makhluk susila melakukan hal benar dan berbuat baik; dan manusia sebagai  makhluk sosial memiliki solidaritas dan tanggungjawab bermasyarakat. Dengan demikian tulisan ini dapat menambah wawasan para pengembang kurikulum pendidikan Kristen untuk dapat menggunakan landasan filsafat antropologi yang sesuai dengan nilai-nilai Firman Tuhan.
Pola Hermenetik Sastra Hikmat Orang Ibrani Sonny Eli Zaluchu
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 1 (2019): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (63.923 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v3i1.123

Abstract

Sonny Eli Zaluchu, The Hermenetic Pattern of Hebrew Wisdom Literature. Hebrew Wisdom Literature is one of the most distinctive kinds of literature that can found in the Old Testament. Particular hermeneutic patterns are needed to interpret literary books. The writings of the wisdom literature of the Hebrew people are rich in various types of literary styles from being oral traditions to written forms and being part of the Old Testament canon. This paper aims to form a hermeneutic pattern in the form of defining literary categories, capturing the main ideas of the writer, seeing the text in context, and paying attention to the style of language. Studying these four patterns will help the interpreter elevate the meaning of the contents of the literature of Wisdom. Writing presented in a descriptive, analytical form. Sonny Eli Zaluchu, Pola Hermenetik Sastra Hikmat Orang Ibrani. Sastra Hikmat Orang Ibrani adalah salah satu sastra yang sangat khas yang dapat dijumpai di dalam Perjanjian Lama. Diperlukan pola hermenetik khusus untuk melakukan penafsiran terhadap kitab-kitab sastra tersebut. Hal tersebut diper-lukan karena tulisan sastra hikmat orang ibrani kaya dengan berbagai jenis gaya kesusasteraan sejak men-jadi tradisi oral hingga dalam bentuk tertulis dan menjadi bagian dari kanon Perjanjian Lama. Tulisan ini bertujuan merumuskan pola hermenetik berupa menentukan kategori sastra, menangkap gagasan utama penulis, melihat teks di dalam konteks, dan memperhatikan gaya bahasa. Mempelajari keempat pola ter-sebut akan menolong penafsir mengangkat makna dari isi kitab-kitab sastra Hikmat. Tulisan disajikan di dalam bentuk deskriptif analitis.
Konsep Teologi Injili Tentang Roh Orang Mati Decky Krisnando; Enggar Objantoro; I Putu Ayub Darmawan
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 1 (2019): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (94.696 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v3i1.136

Abstract

Decky Krisnando, Enggar Objantoro, & I Putu Ayub Darmawan, The Consept of Evangelical Theology About the Spirit of Death People. This article is a library research which describe the evangelical theology about the spirit of death people.  To describe the theology, researcher make a research from the relevan books resources concerning the topic, in which it is analyzed in order that found the relation among them.  After that, the researcher make a conclusion systematically.  From the research, Evangelical theology about the spirit of death people is in the different dimension when he is life.  For the death, there are just two possibilities to go in the heaven or in the hell.  For the people who believe in God, he will go to the heaven, but the people who does not believe in God, he will go to the hell.  The existence in the heaven and the hell is everlasting.  The spirit which is in the heaven, will live together with God in eternity.  For the unbeliever, they will be punished in the hell forever.   Decky Krisnando, Enggar Objantoro, & I Putu Ayub Darmawan, Konsep Teologi Injili Tentang Roh Orang Mati. Artikel ini merupakan sebuah penelitian pustaka yang memaparkan tentang konsep teologi Injili tentang roh orang mati. Untuk memaparkan konsep tersebut, penulis mencari berbagai informasi dari sumber pustaka relevan terkait topik penelitian yang kemudian dianalisis sehingga dapat ditemukan keterkaitan dan peta konsepnya dan akhirnya merumuskan konsep penulis secara sistematis dan dipaparkan secara deskriptif.  Dari penelitian yang dilaksanakan, konsep teologi Injili tentang roh orang mati ada dalam dimensi yang berbeda dengan ketika ia ada di dunia ini.  Hanya ada dua kemungkinan bagi jiwa/roh orang mati yaitu masuk dalam sorga atau neraka.  Bagi orang yang percaya Kristus maka jiwa/rohnya akan masuk dalam sorga yang mulia.  Sebaliknya bagi orang yang tidak percaya Kristus, jiwa/rohnya akan masuk neraka.  Keberadaan di sorga dan neraka sifatnya kekal.  Jiwa/roh yang masuk sorga akan mengalami kemuliaan bersama dengan Allah kekal, selama-lamanya.  Begitu juga, jiwa/roh yang masuk neraka, akan mengalami penghukuman, yang tidak berkesudahan, selama-lamanya.
Penguatan Guru PAK Untuk Pendidikan Karakter: Melihat Kontribusi Seri Selamat Binsen Samuel Sidjabat
Evangelikal: Jurnal Teologi Injili dan Pembinaan Warga Jemaat Vol 3, No 1 (2019): Januari
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Simpson

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (139.468 KB) | DOI: 10.46445/ejti.v3i1.121

Abstract

Binsen S. Sidjabat, Penguatan Guru PAK Untuk Pendidikan Karakter: Melihat Kontribusi Seri Selamat. Artikel ini membahas kontribusi Seri Selamat karya Andar Ismail untuk meluaskan pemahaman guru PAK di sekolah terkait pendidikan karakter. Delapan belas tema karakter bangsa yang diajarkan perlu guru kepada siswa di sekolah dapat diterangi oleh beragam topik atau judul dalam Seri Selamat. Dengan mempelajari topik atau judul yang diangkat oleh tulisan ini dari studi Seri Selamat, diharapkan guru PAK yang mempelajari, akan memperoleh pemikiran yang menguatkan dan memperkaya pelak-sanaan tugasnya dalam pendidikan iman terintegrasi dengan pembentukan karakter siswa. Pembina warga jemaat di gereja pun dapat beroleh manfaat dari hasil studi ini. Binsen S. Sidjabat, Strengthening Teacher Christian Education for Character Education: Seeing Contributions Selamat Series. This article describes significance of Andar Ismail’s Selamat Series for teachers of Christian religious education in school context of Indonesia to develop character formation. There are eighteen aspects of national values that can be used by teachers as framework in helping students to learn Christian values and character. Selected chapters and writings from the Selamat Series can contribute the understanding of Christian teachers on the eighteen national values. Christian nurture in the church can also be benefitted by this research.

Page 1 of 2 | Total Record : 11