cover
Contact Name
Trias Mahmudiono, SKM., MPH (Nutr), GCAS., PhD
Contact Email
amertanutr@fkm.unair.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
amertanutr@fkm.unair.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Amerta Nutrition
Published by Universitas Airlangga
ISSN : 25801163     EISSN : 25809776     DOI : -
Core Subject : Health, Education,
Amerta Nutrition (p-ISSN:2580-1163; e-ISSN: 2580-9776) is a peer reviewed open access scientific journal published by Universitas Airlangga. The scope for Amerta Nutrition include: public health nutrition, community nutrition, clinical nutrition, dietetics, food science and food service management. Each volume of Amerta Nutrition is counted in each calendar year that consist of 4 issues. Amerta Nutrition is published four times per year every March, June, September, and December.
Arjuna Subject : -
Articles 17 Documents
Search results for , issue "Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION" : 17 Documents clear
Penerapan Sistem Hazard Analisis Critical Control Point (HACCP) Pada Produk Ayam Bakar Bumbu Herb Di Divisi Katering Diet PT. Prima Citra Nutrindo Surabaya Novira Dian Rachmadia; Nanik Handayani; Annis Catur Adi
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (853.813 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i1.2018.17-28

Abstract

Background: Healthy catering as a place of catering service providers are required to have clear safety standards in ensuring the quality of their products to the hands of consumers. PT. Prima Citra Nutrindo (PCN) as one of the healthy caterers has HACCP standard on one of its products that is Herb Roasted Chicken product. Quality control of food with HACCP standard needs to be done considering the occurrence of foodborne illnes very easily occur if food safety is not guaranteed.Objectives: The purpose of this research is to identify the application of HACCP system on Herb Roasted Chicken product in PT. Prima Citra Nutrindo (PCN).Methode: The method used is qualitative descriptive method including field observation, discussion, interview, and question and answer to complete the application of HACCP on Herb Roasted Chicken product.Result: Phase production of roasted chicken Herb starts from boiling water until serving known there are 2 stages which is the Critical Control Point to watch out for the cooling and serving stages. The control of the risk of foodborne illness in Herb Roasted Chicken can be done by keeping the time lag between cooling and packaging.Conclusions: The results of this study are useful as recommendations for improvement in order to maintain the quality management system that has been achieved and for the development of HACCP procedures on other products so as to produce products that are safe for consumption.ABSTRAKLatar Belakang: Katering sehat sebagai tempat penyedia jasa boga diharuskan mempunyai standar keamanan yang jelas dalam menjamin mutu produknya hingga ke tangan konsumen. PT. Prima Citra Nutrindo (PCN) sebagai salah satu katering sehat telah mempunyai standar HACCP pada salah satu produknya yaitu Ayam Bakar Bumbu Herb. Pengendalian mutu makanan dengan standar HACCP perlu dilakukan mengingat kejadian foodborne illnes sangat mudah terjadi apabila keamanan pangan tidak terjamin.Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi penerapan sistem HACCP pada produk Ayam Bakar Bumbu Herb di PT. Prima Citra Nutrindo (PCN).Metode: Metode yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif meliputi observasi lapangan, diskusi, wawancara, dan tanya jawab untuk menyempurnakan penerapan HACCP pada produk Ayam Bakar Bumbu Herb.Hasil: Tahap produksi ayam bakar bumbu Herb dimulai dari proses perebusan air hingga serving diketahui terdapat 2 tahap yang merupakan Critical Control Point yang harus diwaspadai yaitu tahap pendinginan (cooling) dan tahap penyajian (serving). Pengendalian resiko kejadian foodborne illnes pada produk Ayam Bakar Bumbu Herb dapat dilakukan dengan menjaga jeda waktu antara pendinginan dan pengemasan.Kesimpulan: Hasil studi ini bermanfaat sebagai rekomendasi perbaikan dalam rangka mempertahankan sistem manajemen mutu yang telah tercapai serta untuk pengembangan prosedur HACCP pada produk yang lain sehingga menghasilkan produk yang aman untuk dikonsumsi.
Hubungan Pengetahuan Sikap dan Tindakan terhadap Status Gizi Daning Kurnia Rahmatillah
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5650.363 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i1.2018.106-112

Abstract

Background: Toddler's nutrition is a serious problem in several areas of Indonesia, one of them is Surabaya. In 2015 Surabaya have 513 toddlers with nutrition status below the red line (BGM). Nutritional status is influenced by nutrition intake of children under five which indirectly can be influenced by several factors include knowledge, attitude and action from mother of toddler.Objective: The aims of this study to determine factors that affect the nutritional status of toddler.Methods: This research is an analytical research with cross sectional design with population of all mother of children aged 1-4 years in RW 15 Wonokusumo Sub district, Semampir Sub district, Surabaya City. The sample of this research is 80 samples with simple sampling random sampling technique.Results: The results of statistical calculations showed there is a relationship between the knowledge with nutritional status of children under five with p = 0.001. Moreover, the result shown there is a relationship between attitude with nutritional status of children with p = 0.001. And also there is a relationship between action with nutritional status of children under five with p = 0. 001.Conclusion: From the results of the analysis that has been done can be concluded that the three variables of knowledge, attitude and action have a significant relationship to the nutritional status of children. It is suggested to Puskesmas to give more education to mother of toddler about what is nutrition status of toddler. For the community is expected to be more active in maintaining nutrient intake for the toddler and for researchers are expected to further examine the analysis of any relationship that can affect the nutritional status of children.ABSTRAKLatar Belakang: Persoalan gizi pada balita masih menjadi permasalahan yang sangat serius pada beberapa daerah di Indonesia salah satunya adalah Kota Surabaya. Pada tahun 2015 di Kota Surabaya terdapat 513 balita dengan status di bawah garis merah (BGM). Status gizi dipengaruhi oleh asupan zat gizi balita yang secara tidak langsung dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor meliputi pengetahuan, sikap dan tindakan dari ibu balita.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang dapat mempengaruhi status gizi balita.Metode: Penelitian ini adalah penelitian analitik dengan desain Cross sectional dengan populasi seluruh ibu balita usia 1-4 tahun di wilayah RW 15 Kelurahan Wonokusumo Kecamatan Semampir Kota Surabaya. Sampel penelitian ini didapatkan sebanyak 80 sampel dengan teknik sampling simpel random sampling.Hasil: Hasil perhitungan statistik menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan status gizi balita dengan p=0,001. Selain itu terdapat pula hubungan antara sikap dengan status gizi balita dengan p=0,001 dan juga terdapat hubungan antara tindakan dengan status gizi balita dengan p=0, 001.Kesimpulan: Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ketiga variabel yaitu pengetahuan, sikap dan tindakan memiliki hubungan yang signifikan terhadap status gizi balita. Saran kepada puskesmas agar memberikan edukasi lebih kepada ibu balita tentang apa itu status gizi balita. Bagi masyarakat diharapkan dapat lebih berperan aktif dalam menjaga asupan gizi balitanya serta bagi peneliti diharapkan untuk lebih meneliti analisis hubungan apa saja yang dapat mempengaruhi status gizi balita.
Front Matter Vol 2 No 1 Front Matter Vol 2 No 1
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (460.554 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i1.2018.%p

Abstract

Hubungan Riwayat BBLR Dengan Pekembangan Anak Prasekolah (Usia 4-5 Tahun) Di TK Dharma Wanita III Karangbesuki Malang Syafi’atur Rosyidah; Trias Mahmudiono
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (766.943 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i1.2018.66-73

Abstract

Background: Around 5-10% children aged 0-5 years in Indonesia experienced developmental delays. Children with a low birth weight history have a greater risk of developing developmental disorders, especially they who not get more stimulation.Objectives: The purpose of this study is to analyze the relationship between the histories of low birth weight with the development of preschoolers (4-5 years) in kindergarten Dharma Wanita III Karang Besuki Malang.Methods: This study used cross-sectional design. Population on this study was all of students of TK Dharma Wanita III Karangbesuki Malang who was 4-5 years old, willing to join development screening test with their parent’s permission, and have KIA book or KMS. Exclution criteria was student whose parents can’t joint this research. Number of sample were 32 taken with simple random sampling technique and analyzed using fisher exact. History of BBLR Data collected from KIA book or KMS, Children Development data collected from Denver Development screening test.Results: The results showed that 18.8% of respondents have a history of Low Birth Weight. The development of preschoolers (aged 4-5 years) in TK Dharma Wanita III Malang which were in the normal category 65.6%, and who are in the category of suspect were 34.4%. There was significant correlation between the history of LBW with the development of preschool age children (Age 4-5 Years) (p-value = 0.011).Conclusion: There was significant correlation between histories of LBW with development of preschoolers (Age 4-5 Years) in TK Dharma Wanita III Karangbesuki Malang. Children who have a history of LBW suggested to be given special attention and early detection of child development on a regular basis to recognized some possible developmental disorders immediately and can immediately get the management.ABSTRAKLatar Belakang : Masih ditemukan sebanyak 5-10% anak usia 0-5 tahun yang mengalami keterlambatan perkembangan di Indonesia. Anak dengan riwayat berat lahir rendah memiliki risiko lebih besar mengalami gangguan perkembangan, terutama jika tidak diimbangi dengan pemberian stimulasi yang adekuat.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara riwayat berat badan lahir rendah dengan perkembangan anak usia prasekolah (4-5 tahun) di TK Dharma Wanita III Karang Besuki Kota Malang.Metode: Penelitian ini bersifat obervasional dengan rancang bangun cross-sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh siwa TK Dharma Wanita III Karangbesuki Malang yang berusia 4-5 tahun dengan kriteria inklusi siswa/siswi bersedia mengikuti skrining perkembangan atas persetujuan orang tua siswa, dan masih memiliki buku KIA atau KMS. Kriteria eksklusi dalam populasi penelitian ini adalah siswa yang orang tuanya tidak dapat ditemui pada saat penelitian. Jumlah sampel 32 yang diambil dengan teknik simple random sampling dan dianalisa menggunakan fisher exact .Data riwayat BBLR didapatkan melalui buku KIA atau KMS siswa, dan perkembangan anak di nilai melalui metode DDST (Denver Development screening test).Hasil: Sebanyak 18.8% responden memiliki riwayat BBLR. Perkembangan anak prasekolah (usia 4-5 tahun) di TK Dharma Wanita III Malang yang berada dalam kategori normal sebesar 65,6%, dan yang berada dalam kategori suspect sebesar 34,4%. Terdapat hubungan antara riwayat BBLR dengan perkembangan anak usia prasekolah (Usia 4-5 Tahun) (p = 0.011).Kesimpulan: Terdapat hubungan antara riwayat BBLR dengan perkembangan anak usia prasekolah (Usia 4-5 Tahun) di TK Dharma Wanita III Karangbesuki Malang. Siswa yang memiliki riwayat BBLR disarankan untuk diberikan perhatian khusus dan dilakukan deteksi dini perkembangan anak secara rutin agar gangguan perkembangan yang mungkin terjadi dapat segera dikenali dan segera mendapatkan tata laksana.
Analisis Higiene Sanitasi dan Keamanan Makanan Jajanan di Pasar Besar Kota Malang Galang Panji Islamy; Sri Sumarmi; Farapti Farapti
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.131 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i1.2018.29-36

Abstract

Background: Food snacks might contain a hazard for consumption, because health problems can be caused by food snacks. Based on SIKer of BPOM showed that 29 incident of food poisoning found in January-March 2014. That incident caused by consuming 5 food snacks. Food snacks are the kind of food being sold in pavement, roadside, station, market, residential area and the site of its kind.Objective: This research was to know the description of food snack from the aspect of food safety in Pasar Besar Malang.Methods:This research was an observational research using descriptive analysis. Samples were taken using the non-probability sampling with the method of purposive sampling, by involving food hawkers at the Pasar Besar Malang. The number of samples consists of 20 vendors. The data collected by the method ofinterview, observation and laboratory test.Results: The results showed all vendors i.e. 20 people were freed from respiratory disease, 17 people (85%) did not wear aprons and headgear when selling, most of the traders 17 people (85%) did not smoking, all food vendor did not get used to scratch the body near the food and all the vendors have to wear gear in serving food, neat and clean clothes, and provide decent sweeties. All vendors did not get used to wash hands. The study found there are 17 vendors who serve food snack did not use a sealed container. Results of microbiologi test showed that the food did not find E.coli in categorizedfood samples. Most of the total samples of the food snack (84%) were categorized as safe food.Conclusion: The study concludes that the hygiene of food handler especially in wearing the apron and hand-washing habits needs to be improved. The way how food to be served needs to be improved, i.e. the necessity to use a sealed container for food snacks. Food safety of packaging snacks is quite good because it has met the minimum requirement as safe foods because not found of E. Coli microbiologic. Vendor should be suggested to wear aprons and must maintain the cleanliness of the hand at the time of selling to avoid contamination at food snacks.ABSTRAKLatar Belakang: Konsumsi makanan dapat berbahaya bagi kesehatan, karena makanan dapat menjadi sumber penularan maupun penyebab dari masalah kesehatan. Sentra Informasi Keracunan (SIKer) Nasional Badan POM (2014) menunjukkan bahwa kejadian keracunan akibat pangan pada bulan Januari-Maret 2014 terdapat 29 insiden. Sebanyak 5 insiden keracunan akibat mengkonsumsi pangan jajanan. Makanan jajanan merupakan makanan yang dijual di kios kaki lima, pinggiran jalan, di tempat umum, tempat pemukiman serta lokasi lain sejenis.Tujuan: Mengetahui gambaran makanan jajanan dari aspek keamanan makanan di Pasar Besar Kota Malang.Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan kualitatif berupa observasi, wawancara dan uji laboratorium. Sampel diambil dengan metode purposive sampling, sebanyak 20 pedagang makanan jajanan di Pasar Besar Kota Malang.Hasil: Hasil penelitian menunjukkan semua pedagang yaitu 20 tidak membiasakan menggaruk badan dekat makanan dan semua pedagang telah memakai perlengkapan dalam menyajikan makanan, menggunakan pakaian yang bersih atau layak pakai, dan membawa alat pembersih keringat. Semua pedagang masih belum membiasakan cuci tangan. Terdapat 15 pedagang yang menyajikan jajanan tidak menggunakan wadah tertutup. Hasil uji mikrobiologi E. Coli, tidak ditemukan E. Coli pada semua sampel makanan yang diperiksa.Kesimpulan: hygiene dari penjual perlu diperbaiki, khususnya memakai celemek dan cuci tangan. Keamanan makanan jajanan sudah baik karena tidak ditemukan mikrobiologi bakteri E. Coli. Pedagang sebaiknya mengupayakan untuk selalu memakai celemek dan harus menjaga kebersihan tangan.
Pencegahan Balita Gizi Kurang Melalui Penyuluhan Media Lembar Balik Gizi Deni Era Nugrahaeni
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.136 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i1.2018.113-124

Abstract

Background: The incidence of malnutrition in underfives is still high. The lack knowledge and attitude of mother about balance nutrient for child can affect the way child’s feeding. Though, the nutritional status of underfives is one of the indicators in health development in Indonesia.Objective: The aim of this study is to analyze the difference of knowledge and attitude on mother before and after health education with nutrition flipchart. This is to know how the effectiveness of helath education with flipchart on the prevention of underfives malnutrition.Methods: This was an observational study with analitical and cross-sectional design because the study was conducted over a period of time. Study population were 81 mother. The sample size was determined by Lemeshow formula and simple random sampling and 67 mother were obtained. Data were collected by measuring knowledge and attitude before and after health education.Results: Statistical result showed that p values (0.000) < α (0.05). The result showed that was level of knowledge and attitude increased. Good knowledge level increased from 16 people (23.9%) to 39 people (58.2%). Good attitude inreased from 14 people (20.9%) to 36 people (53.7%).Conclusion: There were difference on the result of mother’s knowledge and attitude before and after health education with nutrition flipchart.ABSTRAKLatar Belakang: Angka kejadian gizi kurang pada balita masih tinggi. Pengetahuan dan sikap ibu yang rendah mengenai penyedian menu seimbang untuk balita dapat berpengaruh terhadap pemberian makanan anak balita. Padahal status gizi balita merupakan salah satu indikator dalam pembangunan kesehatan di Indonesia.Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perbedaan pengetahuan dan sikap ibu balita sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan dengan media lembar balik gizi. Hal tersebut untuk melihat bagaimana efektivitas penyuluhan kesehatan dengan media lembar balik terhadap pencegahan balita gizi kurang.Metode: Penelitian ini bersifat observational dengan desain analitik dan cross-sectional karena penelitian dilakukan pada periode waktu tertentu. Populasi penelitian adalah sebanyak 81 ibu balita. Besar sampel ditentukan dengan rumus Lemeshow dan metode simple random sampling sehingga diperoleh 67 sampel. Data didapatkan melalui penilaian pengetahuan dan sikap sebelum dan sesudah penyuluhan kesehatan.Hasil: Hasil uji statistika menunjukkan nilai p value (0,000) > α (0,05). Hasil penilaian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan tingkat pengetahuan dan sikap ibu balita. Ibu dengan tingkat pendidikan baik meningkat dari 16 ibu (23,9%) naik menjadi 39 ibu (58,2%). Ibu dengan sikap baik meningkat dari 14 ibu (20,9%) menjadi 36 orang (53,7%).Kesimpulan: Terdapat perbedaan tingkat pengetahuan dan sikap ibu balita sebelum dan sesudah penyuluhan dengan media lembar balik gizi.
Back Matter Vol 2 No 1 Back Matter Vol 2 No 1
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.59 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i1.2018.%p

Abstract

Kaldu Ayam Instan dengan Substitusi Tepung Hati Ayam sebagai Alternatif Bumbu untuk Mencegah Anemia Annisa Rizky Malichati; Annis Catur Adi
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (740.333 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i1.2018.74-82

Abstract

Background: Instant chicken broth with chicken liver powder substitution had a potential to become a non-MSG alternative seasoning with health value, especially to prevent anemia. Innovation of processing chicken liver into the product could increase its value as a by-product.Objective: This research was aimed to determine product’s organoleptic quality and nutritional values (protein, fat, water and iron).Methods: This research was true experimental design with Complete Randomized Design (CRD) with four levels. Level of chicken liver powder substitution to 300 g flours as broth’s filling were 0%, 10%, 30% and 40%. Organoleptic test to determine product’s acceptance was statistically analyzed by descriptive and inferential analysis, with Kruskal Wallis and Mann Whitney test. Analysis of nutritional values only for the chosen formula from organoleptic test’s result.Results: The chosen formula which had the highest organoleptic quality score was F1 with 10% chicken liver powder substitution. The texture (p=0.000) and taste (p=0.007) of instant chicken broth was significantly affected by chicken liver powder substitution. Nutritional value of product had met the requirement of instant broth standart with 10.24% protein, 2.87% fat, 3.67% water, and 20.42 ppm iron in 100 g serving. Conclusion: It could be concluded that instant chicken broth with 10% chicken liver powder substitution had a good organoleptic quality and had a potential to be non-MSG alternative seasoning to prevent anemia. The product contained higher protein and iron compared to commercial instant chicken broth.ABSTRAKLatar Belakang: Kaldu ayam instan dengan substitusi tepung hati ayam berpotensi untuk menjadi penyedap non-MSG yang memiliki manfaat kesehatan terutama sebagai alternatif pencegahan anemia. Inovasi pengolahan hati ayam pada produk sekaligus dapat meningkatkan nilai guna jerohan sebagai by-product.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu organoleptik dan kandungan protein, lemak, kadar air, dan zat besi pada produk kaldu ayam instan dengan substitusi tepung hati ayam.Metode: Penelitian ini menggunakan desain eksperimental murni dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 (empat) taraf perlakuan. Tepung hati ayam disubstitusikan pada 300 g bahan pengisi tepung terigu dengan persentase 0%, 10%, 30%, dan 40%, kemudian dilakukan uji organoleptik yang dianalisis secara deskriptif dan inferensial menggunakan uji Kruskal Wallis dengan uji lanjutan Mann Whitney. Analisis kandungan gizi dilakukan hanya pada formula terpilih dari hasil analisis deskriptif uji organoleptik.Hasil: Hasil uji organoleptik menunjukkan produk dengan mutu organoleptik tertinggi adalah F1 dengan substitusi tepung hati ayam sebesar 10%. Substitusi tepung hati ayam memberikan pengaruh secara signifikan terhadap tekstur (p=0,000) dan rasa (p=0,007) dari produk kaldu ayam instan. Kandungan gizi kaldu ayam instan F1 sudah memenuhi standar kaldu bubuk dengan 10,24% protein, 2,87% lemak, 3,67% air, dan 20,42 ppm zat besi dalam 100 g sajian.Kesimpulan: Dapat disimpulkan kaldu ayam instan dengan substitusi 10% tepung hati ayam memiliki mutu organoleptik yang baik dan berpotensi menjadi alternatif bumbu non-MSG tambahan untuk mencegah anemia, karena memiliki kandungan protein dan zat besi yang lebih tinggi dibandingkan kaldu ayam instan komersial.
Perbedaan Dan Pengaruh Indikator Ketahanan Pangan Terhadap Proporsi BBLR Pada Wilayah Pesisir Pulau Jawa (Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Tulungagung) Qurrota A’yun Febrina Triwindiyanti; Edy Purwanto Tertius; Trias Mahmudiono
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (719.759 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i1.2018.37-43

Abstract

Background: Food and food production is closely related to food security and nutritional status of a region. There are 9 indicators of food security: stall ratios, store ratios, non-prosperous household ratios, household no-electric ratio, four-wheel access ratios, non-school-age ratio, net open water ratio, ratio of health personnel, and facility ratio sanitation. In addition to availability, the annual poverty rate declines, but is different from that of coastal households. Households in coastal areas have low levels of welfare, this is due to the small share of fish catches to fishermen. Based on Food Security Vulnerability Atlas (FSVA) in 2016, Kabupaten Bangkalan and Tulungagung are categorized as food insecurity areas.Objective: To analyze the difference between food security indicator with nutritional status (proportion of LBW) in west coastal and south coastal area of East Java Province.Method: This research is by analyzing secondary data obtained from Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jawa Timur and Dinas Kesehatan of Kabupaten Bangkalan and Tulungagung. Analysis of influence using linear regression test and difference test using independent t-test.Result: The test result of independent t-test were found on store ratio variable (0.994), non-school ratio (0.084), ratio of nakes (0.137), and ratio of sanitation facility (0.959).Conclusion: From the result of the influence test, there is no effect from food security indicator which include the ratio of shop, store ratio, non-prosperous ratio, non electric rt ratio, 4 wheel access ratio, and ratio of sanitation facilities with LBW in Bangkalan and Tulungagung districts. Independent t-test have differences in store ratios, non-school variables, number of nakes and sanitation facilities.ABSTRAKLatar Belakang: Pangan dan produksi pangan berkaitan dengan ketahanan pangan dan status gizi suatu wilayah. Terdapat 9 indikator ketahanan pangan yaitu rasio warung, rasio toko, rasio rumah tangga tidak sejahtera, rasio rumah tangga tanpa arus listrik, rasio akses roda 4, rasio anak tidak sekolah, rasio rumah tangga tanpa air bersih, rasio jumlah tenaga kesehatan, dan rasio fasilitas sanitasi. Ketahanan pangan dipengaruhi beberapa aspek, selain aspek ketersediaan, angka kemiskinan tiap tahun juga mempengaruhi status ketahanan pangan. Rumah tangga di wilayah pesisir memiliki tingkat kesejahteraan rendah, hal ini disebabkan adanya pembagian hasil tangkap yang kecil pada nelayan. Berdasarkan Food Security Vulnerability Atlas (FSVA) tahun 2016 wilayah Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Tulungagung termasuk dalam kategori wilayah rawan pangan, serta masih ditemukan adanya BBLR kedua Kabupaten.Tujuan: Untuk menganalisis perbedaan serta pengaruh antara indikator ketahanan pangan pada aspek ketersediaan dengan proporsi BBLR pada wilayah pesisir laut utara dan laut selatan provinsi Jawa Timur.Metode: Penelitian ini menganalisis data sekunder yang diperoleh dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur serta Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Tulungagung. Analisis pengaruh menggunakan Uji Regresi liner dan uji perbedaan menggunakan uji-t independent.Hasil: Analisis uji beda didapatkan hasil yaitu pada variabel rasio toko (0,994), rasio anak tidak sekolah (0,084), rasio jumlah tenaga kesehatan (0,137), dan rasio fasilitas sanitasi (0,959).Kesimpulan: Dari hasil uji pengaruh tidak terdapat pengaruh dari indikator ketahanan pangan yang meliputi rasio warung, rasio toko, rasio rumah tangga tidak sejahtera, rasio rumah tangga tanpa arus listrik, rasio akses roda 4, rasio anak tidak sekolah, rasio rumah tangga tanpa air bersih, rasio jumlah tenaga kesehatan, dan rasio fasilitas sanitasi dengan proporsi BBLR di Kabupaten Bangkalan dan Tulungagung. Hasil uji beda dari Kabupaten Bangkalan dan Kabupaten Tulungagung terdapat perbedaan pada variabel rasio toko, anak tidak sekolah, jumlah nakes dan fasilitas sanitasi.
Hubungan Antara Kadar Hemoglobin dan Status Gizi dengan Produktivitas Pekerja Wanita di Bagian Percetakan dan Pengemasan di UD X Sidoarjo Uswatun Khasanah; Triska Susila Nindya
Amerta Nutrition Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION
Publisher : Universitas Airlangga, Kampus C, Mulyorejo, Surabaya-60115, East Java, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (783.586 KB) | DOI: 10.20473/amnt.v2i1.2018.83-89

Abstract

Background : Work produvtivity is the top priority demanded of every workforce to produce the product. Many factors can affect work produktivity such as nutritional status and anemia. Anemia is a nutritional problem that can cause fatigue, weakness, loss of work capacity and produktivity.Objective: The purpose of this research was to analyze the relation between hemoglobin levels and nutritional status with women employee’s produktivity in stamping and packaging section at UD X Sidoarjo.Methods: This reserch was an observational analytic study designed with cross sectional. The population was all women employees in production of 130 people and the sample of 54 respondents selected by random sampling. Data collection used height and weight measurement, measurement of hemoglobin levels, and questionnaires. Data were analyzed using chi square test.Results: The result showed that there was a correlation between the nutritional status and productivity (p=0.014), but there was no correlation between Hb concentration and productivity (p=0.836).Conclusion: The better the nutritional status were, the higher the productivity would be. It is recommended that the women employees of this company to aware on their nutritional status.ABSTRAKLatar Belakang: Produktivitas kerja menjadi hal utama yang harus dimiliki setiap tenaga kerja untuk menghasilkan produk. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja seperti status gizi dan anemia. Anemia merupakan masalah gizi yang dapat menyebabkan kelelahan dan penurunan kapasitas kerja serta produktifitas pada tenaga kerja.Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara status gizi dan kadar hemoglobin dengan produktivitas pekerja wanita bagian percetakan dan pengemasan di UD X Sidoarjo.Metode: Jenis penelitian yang dilakukan merupakan observasional analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini merupakan semua pekerja wanita di bagian produksi sebanyak 130 orang dan didapatkan besar sampel sebanyak 54 responden yang dipilih secara random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan pengukuran tinggi dan berat badan, pengukuran kadar hemoglobin, dan kuesioner. Analisis data menggunakan uji chi square.Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa responden cenderung memiliki produktivitas diatas rata-rata. Terdapat hubungan antara status gizi dengan produktivitas (p=0,014), namun tidak terdapat hubungan antara kadar hemoglobin dengan produktivitas (p=0,836).Kesimpulan: Semakin baik status gizi semakin meningkat produktivitasnya. Tidak ada hubungan antara kadar Hb dengan produktivitas. Dianjurkan agar pegawai wanita perusahaan menyadari status gizi mereka.

Page 1 of 2 | Total Record : 17


Filter by Year

2018 2018


Filter By Issues
All Issue Vol. 8 No. 1 (2024): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 2SP (2023): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Special 3rd Amerta Nutrition Conferenc Vol. 7 No. 4 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 3 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 3SP (2023): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 7 No. 2 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 7 No. 1SP (2023): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Big Data Seminar Vol. 7 No. 1 (2023): AMERTA NUTRITION (Bilingual Edition) Vol. 6 No. 1SP (2022): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Special 2nd Amerta Nutrition Conferenc Vol. 6 No. 4 (2022): AMERTA NUTRITION Vol. 6 No. 3 (2022): AMERTA NUTRITION Vol. 6 No. 2 (2022): AMERTA NUTRITION Vol. 6 No. 1 (2022): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 4 (2021): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 3 (2021): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 2SP (2021): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 5 No. 2 (2021): AMERTA NUTRITION Vol. 5 No. 1SP (2021): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 5 No. 1 (2021): AMERTA NUTRITION Vol. 4 No. 4 (2020): AMERTA NUTRITION Vol. 4 No. 3 (2020): AMERTA NUTRITION Vol. 4 No. 2 (2020): AMERTA NUTRITION Vol. 4 No. 1SP (2020): AMERTA NUTRITION SUPPLEMENTARY EDITION Vol. 4 No. 1 (2020): AMERTA NUTRITION Vol. 3 No. 4 (2019): AMERTA NUTRITION Vol. 3 No. 3 (2019): AMERTA NUTRITION Vol. 3 No. 2 (2019): AMERTA NUTRITION Vol. 3 No. 1 (2019): AMERTA NUTRITION Vol. 2 No. 4 (2018): AMERTA NUTRITION Vol. 2 No. 3 (2018): AMERTA NUTRITION Vol. 2 No. 2 (2018): AMERTA NUTRITION Vol. 2 No. 1 (2018): AMERTA NUTRITION Vol. 1 No. 4 (2017): AMERTA NUTRITION Vol. 1 No. 3 (2017): AMERTA NUTRITION Vol. 1 No. 2 (2017): AMERTA NUTRITION Vol. 1 No. 1 (2017): AMERTA NUTRITION More Issue