cover
Contact Name
Dani Saepuloh
Contact Email
danie_saepuloh@yahoo.com
Phone
-
Journal Mail Official
danie_saepuloh@yahoo.com
Editorial Address
-
Location
Kota adm. jakarta pusat,
Dki jakarta
INDONESIA
Jurnal Segara
ISSN : 19070659     EISSN : 24611166     DOI : -
Core Subject : Science, Social,
Jurnal SEGARA (p-ISSN: 1907-0659, e-ISSN: 2461-1166) adalah Jurnal yang diasuh oleh Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDMKP), Kementerian Kelautan dan Perikanan – KKP, dengan nomenklatur baru Pusat Riset Kelautan, Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan, KKP dengan tujuan menyebarluaskan informasi tentang perkembangan ilmiah bidang kelautan di Indonesia, seperti: oseanografi, akustik dan instrumentasi, inderaja,kewilayahan sumberdaya nonhayati, energi, arkeologi bawah air dan lingkungan.
Arjuna Subject : -
Articles 8 Documents
Search results for , issue "Vol 11, No 2 (2015): Desember" : 8 Documents clear
Suhu Permukaan Laut Perairan Indonesia dan Hubungannya dengan Pemanasan Global M. DJazim Syaifullah
Jurnal Segara Vol 11, No 2 (2015): Desember
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2056.793 KB) | DOI: 10.15578/segara.v11i2.7356

Abstract

Analisis suhu permukaan laut / SPL (Sea Surface Temperature  ̶  SST) telah dilakukan di perairan Indonesia untuk melihat hubungannya dengan pemanasan global. Data yang digunakan adalah data suhu permukaan laut (sumber : National Centers for Environmental Prediction, National Weather Service, NOAA) dalam bentuk grid format ASCII selama 32 tahun (1982 – 2014), dengan skala spasial 1o x 1o geografis dan skala temporal mingguan. Analisis dilakukan dengan dua cara yaitu analisis temporal dan spasial. Analisis temporal untuk melihat trend dari anomali suhu permukaan laut rerata beberapa wilayah tertentu, sedangkan analisis spasial untuk melihat wilayah mana yang mengalami kenaikan suhu permukaan laut dan sebaliknya. Hasil analisis menunjukkan bahwa selama lebih 32 tahun telah terjadi peningkatan suhu permukaan laut di wilayah Indonesia yang bervariasi. Kenaikan suhu permukaan laut (SPL) yang paling besar terjadi di laut Pasifik Barat di sebelah utara Papua. Secara umum dapat dilihat bahwa anomali SPL di wilayah Indonesia terbagi menjadi anomali positif dan negatif yang terpisah di belahan bumi bagian selatan dan belahan bumi bagian utara.
Pemetaan Spasial Jalur Penangkapan Ikan Dalam Rangka Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, Studi Kasus di WPP 713 dan WPP 716 Ifan Ridlo Suhelmi; Adi Rizki A.; Hari Prihatno
Jurnal Segara Vol 11, No 2 (2015): Desember
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (993.594 KB) | DOI: 10.15578/segara.v11i2.7352

Abstract

Jalur penangkapan ikan adalah wilayah perairan yang merupakan bagian dari WPP-NRI untuk pengaturan dan pengelolaan kegiatan penangkapan yang menggunakan alat penangkapan ikan yang diperbolehkan dan/atau yang dilarang. Penentuan jalur penangkapan ikan memerlukan berbagai data yang medukung antara lain data garis pantai, data wilayah konservasi, data darah buangan amunisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan batas-batas jalur penangkapan ikan berdasarkan KepmenKP nomor 2 tahun 2011. Metode penarikan batas kewenangan menggunakan Sistem Informasi Geografi dengan cara buffering garis pantai. Selain metode buffering juga digunakana metode analisis tumpangsusun peta. Berdasarkan hasil kajian dengan mempertimbangkan berbagai aspek penentu penarikan jalur penangkapan, diperoleh suatu peta yang menunjukkan batas-batas jalur penangkapan. Batas-batas ini memiliki posisi koordinat geografi tertentu.
Penentuan Siklus Glasial – Interglasial Terakhir Pada Sedimen Dasar Laut Kawasan Lepas Pantai Pelabuhan Ratu Rina Zuraida; Rainer A. Troa; Marfasran Hendrizan; Eko Triarso; Luli Gustiantini; Nazar Nurdin; Wahyu S. Hantoro; Shengfa Liu
Jurnal Segara Vol 11, No 2 (2015): Desember
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1074.416 KB) | DOI: 10.15578/segara.v11i2.7355

Abstract

Kawasan Lepas Pantai Pelabuhan Ratu yang terletak di wilayah Jawa Barat bagian selatan dipengaruhi oleh dinamika laut Selat Sunda dan Samudera Hindia bagian timur. Kondisi ini terekam dalam sedimen dasar laut dan tersimpan sebagai informasi berbagai proses yang terjadi di perairan tersebut pada rentang waktu geologi tertentu. Penelitian ini menggunakan contoh inti sedimen dasar laut SO184-10043 (7°18,57' LS dan 105° 3,45’ BT, kedalaman 2166 m, panjang 360 cm) yang diambil pada saat cruise PABESIA dengan menggunakan kapal riset Sonne di Selat Sunda. pada tahun 2005. Metode penelitian yang digunakan adalah pentarikhan umur (dating) radiokarbon (14C) dan analisis isotop oksigen (d18O) pada foraminifera plankton Globigerinoides ruber. Hasil pentarikhan umur isotop 14C terhadap 16 cuplikan contoh menunjukkan bahwa contoh inti SO184-10043 merekam Siklus Glasial Terakhir hingga 35.000 tahun yang lalu. Hasil pengukuran d18O memberikan nilai Deglasiasi yang lebih besar dari daerah sekelilingnya yang diduga akibat terbukanya Laut Jawa yang memungkinkan mengalirnya air dari Laut Cina Selatan dengan salinitas dan suhu yang lebih rendah menuju Samudera Hindia melalui daerah penelitian. Rekonstruksi suhu permukaan laut dari data isotop d18O memberikan nilai suhu Deglasiasi yang jauh lebih tinggi yang diduga akibat faktor lokal yang mempengaruhi nilai salinitas di daerah penelitian.
Variabilitas Pola Arus dan Gelombang di Selat Karimata Aida Heriati; Eva Mustikasari; M. Al Azhar
Jurnal Segara Vol 11, No 2 (2015): Desember
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2736.798 KB) | DOI: 10.15578/segara.v11i2.9087

Abstract

Tulisan ini membahas mengenai kondisi parameter fisik di daerah perairan Selat Karimata, yaitu kondisi angin, kondisi pasang surut, kondisi gelombang dan kondisi arus hasil dari pemodelan oseanografi. Data yang digunakan untuk pengolahan adalah data angin dari hasil pengamatan, data pasang surut dari Tide Model Driver (TMD) dan data batimetri dari GEBCO. Kejadian angin paling dominan terjadi adalah dari arah selatan dengan prosentase kejadian sebanyak 7,4%, tenggara 6,8% dan timur 6,5% dan hasil pemodelan gelombang menggunakan metode Sverdrup-Munk-Bretschneider memperlihatkan kondisi gelombang dengan arah gelombang dominan adalah arah tenggara dengan jumlah prosentase kejadian sebesar 6,76 %, dengan prosentase yang paling tinggi adalah pada kejadian gelombang dengan ketinggian 0,1 – 1 m. Tipe pasang surut yang terjadi di Selat Karimata adalah tipe pasang surut tipe tunggal (diurnal tides). Kondisi arus hasil pemodelan di perairan Selat Karimata menunjukkan bahwa arus yang kuat terjadi pada saat kondisi pasang dengan kecepatan maksimum arus yang terjadi adalah sebesar 0,6 m/dtk yang terjadi pada kondisi pasang menuju surut purnama.
Struktur Geologi Pulau Nangka, Kabupaten Belitung Timur dan Pemanfaatan Ruang Kepulauan dan Perairan sekitarnya sebagai Sentra Wisata dan Maritim Fajar, YP
Jurnal Segara Vol 11, No 2 (2015): Desember
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15578/segara.v11i2.9090

Abstract

Pulau Nangka terletak di Selat Karimata  di perairan kawasan timur Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Bangka Belitung Indonesia . Pulau ini terbesar di antara 141 pulau di perairan ini dan strategis lokasinya. Menurut hemat kami pulau ini mempunyai potensi untuk mendukung kegiatan kelautan dan perikanan di sekitar perairan Karimata. Kondisi geologi Pulau Nangka amat menarik, karena berbeda litologi dengan umumnya pulau di sekitarnyadan pulau gunung batu tersebut dipenuhi patahan dan rekahan sehingga memberikan keunikan tersendiri. Telaah struktur geologi berdasarkan data lapangan menunjukkan adanya indikasi sesar geser mengiri pada bagian tengah pulau Nangka. Namun, penerusannya kearah laut pada kedua ujung sesar tersebut tidak diketahui. Kondisi alam pulau Nangka dan pulau-pulau di sekitarnya sangat menarik sehingga dapat dimanfaatkan untuk wisata laut dan pantai, untuk tujuan penyelaman, snorkling maupun wisata di hutan mangrove.  Arus laut di sekitar lokasi ini umumnya lemah, namun didapati di beberapa bagian arus kencang, sementara kondisi karangnya bagus. Model pemanfaatan dan pengelolaan ruang Pulau Nangka sebagai kawasan wisata pulau dibahas dalam makalah ini,  kemudian hasilnya diintegrasikan dengan prinsip Penanggulangan Bencana (PB).
Struktur dan Kepadatan Vegetasi Mangrove di Teluk Kupang Rusydi -; Ihwan -; Suaedin -
Jurnal Segara Vol 11, No 2 (2015): Desember
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1546.015 KB) | DOI: 10.15578/segara.v11i2.9091

Abstract

Vegetasi mangrove merupakan komunitas tumbuhan yang hidup di zona pasang surut di sepanjang garis pantai dan dipengaruhi  oleh  kualitas  lingkungan.  Meningkatnya  kebutuhan  manusia  menyebabkan  banyaknya  hutan  mangrove  yang ditebang, diubah untuk berbagai kepentingan seperti pertambakan, pemukiman dan fasilitas–fasilitas pelabuhan.Teluk Kupang memiliki wilayah pesisir yang cukup kaya sumber daya, salah satunya adalah hutan mangrove.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui  jenis  dan nilai  kerapatan, frekwensi, dominansi  dan INP mangrove  di Teluk Kupang.  Pengambilan  data menggunakan metode Petak Contoh (Transect Line Plot) dengan menghitung jumlah spesies (pohon, anakan dan semai), jumlah  individu  masing-masing  spesies,    persentase  tutupan,  lingkar  batang  dan  menganalisis  untuk  mendapatkan  nilai kerapatan, frekwensi, dominansi dan INP(Indeks Nilai Penting). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada 4 (empat) lokasi pengamatan, ditemukan sebanyak 11 jenis mangrove. Adapun 11 jenis mangrove yang ditemukan adalah; Rhizopora apiculata, Rhizopora mucronata, Rhizopora stylosa, Burguiera gymnorrhiza, Osbornia octodanta, Avicennia officinalis, Avicennia marina, Scyphiphora  hydrophyllaceae,  Lumnitzera  racemosa,  Sonneratia  alba  dan  Aegiceras  corniculatum.  Jenis  mangrove  yang memiliki indeks nilai penting tertinggi untuk tingkatan pohon yaitu Rhizopora mucronata (INP :299,6) dan terendah adalah Rhizopora stylosa (INP : 18,5), untuk tingkatan pancang/anakan jenis mangrove yang memiliki indeks nilai penting tertinggi sekaligus terendah adalah Rhizopora apiculata (INP : 202 dan 39,62). Sedangkan untuk tingkatan semai, jenis yang memiliki indeks nilai penting tertinggi yaitu Soneratia alba (INP : 174) dan terendah adalah Burguiera gymnorrhiza dan Scyphiphora hydrophyllaceae (INP : 11,80).
Skenario Tsunami Menggunakan Data Parameter Gempabumi Berdasarkan Kondisi Batimetri (Studi Kasus : Gempabumi Maluku 28 Januari 2004 ) Robby Wallansha; Wiko Setyonegoro
Jurnal Segara Vol 11, No 2 (2015): Desember
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1228.947 KB) | DOI: 10.15578/segara.v11i2.9094

Abstract

Maluku merupakan salah satu daerah di timur Indonesia yang memiliki potensi tsunami yang cukup tinggi, ini dibuktikan dengan lebih dari 25 kejadian tsunami yang terekam di daerah Maluku dari tahun 1629 – 2006 (katalog database tsunami online Gusiakov (2005), Puspito (2007) dan Katalog Gempa Merusak dan Tsunami BMKG), tsunami yang terbesar terjadi pada tanggal 17 Pebruari 1674 yang menewaskan lebih dari 2900 orang dengan run-up hingga mencapai 80 meter dan menghancurkan kota Ambon dan juga pada tanggal 12 Oktober 1899 yang menenggelamkan kota Amahai di Pulau Seram dengan korban tewas mencapai 4000 orang. Oleh karena itu perlu dilakukan pembuatan skenario tsunami untuk mendapatkan kemungkinan tinggi run-up yang bersumber di daerah perairan Maluku dengan menggunakan software Tsunami L-2008. Berdasarkan Katalog Gempabumi Signifikan dan Merusak 1821 – 2009 yang dikeluarkan BMKG, bahwa pada tanggal 28 Januari 2004 telah terjadi gempabumi di Maluku mengakibatkan tsunami yang terobservasi di Namlea, dengan epicenter 3,110 LS – 127,300 BT dengan kekuatan Mw = 6,6 SR. Dalam pembuatan skenario tsunami dalam penelitian ini dengan merubah nilai magnituda gempabumi (Mw=7,0 SR, Mw=7,5 SR. Mw=8,0 SR) berdasarkan referensi setelah itu menggunakan hubungan rumusan empiris dari Hanks and Kanamori untuk mendapatkan nilai slip (m) sekaligus membuat beberapa kombinasi skenario tsunamidengan mempertahankan nilai momen seismik dan merubah nilai luas fault dan slip (m), untuk momen seismik didapatkan berdasarkan rumusan empiris dari Wells and Coppersmith (1994) sedangkan untuk luas fault berdasarkan rumusan empiris dari  Papazachos et al (2004) dengan mengasumsikan bahwa luas fault berbentuk persegi panjang. Dari sebelas skenario tsunami yang dibuat dari setiap magnituda gempabumi diperoleh tinggi run-up tertinggi untuk Mw=7,0 SR yaitu dengan tinggi 0,59 m di daerah Huamual sedangkan terendah di daerah Latuhalat dengan tinggi run-up 0,09 m, untuk Mw = 7,5 SR diperoleh tinggi run-up tertinggi mencapai 2,73 m di Huamual dan terendah 0,36 di Latuhalat, dan untuk Mw = 8,0 SR didapatkan tinggi run-up tertinggi hingga 8,19 m di Huamual dan terendah di Latuhalat dengan tinggi run-up 0,94 m.
Pola dan Karakteristik Arus Laut pada Berbagai Kedalaman Di Selat Badung, Bali Tonny Adam Theoyana; Widodo Setiyo Pranowo; Anastasia Rita Tisiana Dwi Kuswardani; Purwanto -
Jurnal Segara Vol 11, No 2 (2015): Desember
Publisher : Pusat Riset Kelautan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2333.114 KB) | DOI: 10.15578/segara.v11i2.9086

Abstract

Selat Badung merupakan percabangan outlet dari Selat Lombok yang berada di antara Pulau Bali dan Pulau Nusa Penida. Kecepatan arus di Selat Badung berkisar dari 0,2 cm/s - 204,3 cm/s. Kajian arus di lokasi ini diperlukan untuk mengetahui pola dan karakteristik arus berdasarkan komponen harmonik pasang surut. Pengukuran data di perairan lokasi penelitian dilaksanakan pada tanggal 20 Juni 2014 - 5 Juli 2014 dengan interval perekaman 30 menit. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan software Matlab dengan toolbox t_tide yang dapat memisahkan data arus perekaman menjadi data arus harmonik dan non-harmonik dengan mengeluarkan komponen pasang surut yang berpengaruh terhadap keberlangsungan arus harmoniknya. Ketiga data arus ini akan dianalisis untuk mengetahui pola dan karakteristiknya. Berdasarkan hasil penelitian, pola arus didominasi oleh arus non harmonik ke arah tenggara. Komponen harmonik yang berpengaruh besar pada lokasi tersebut adalah Msf, M2 dan S2.

Page 1 of 1 | Total Record : 8