cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Ipteks Terapan
ISSN : -     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Science,
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue " Vol 8, No 3 (2014): JIT" : 7 Documents clear
PENGGUNAAN PENDEKATANINKUIRI DALAM PEMBELAJARAN IPA Har, Erman
Jurnal Ipteks Terapan Vol 8, No 3 (2014): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (440.827 KB) | DOI: 10.22216/jit.2014.v8i3.5

Abstract

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mendeskripsikanpeningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan pendekatan inkuiri dalam pembelajaran IPA siswa kelas V SDN 11Lima Kaum Batusangkar.Penelitian ini adalah kolaborasi antara pelaksana penelitian dengan guru kelas dengan menggunakan instrumen lembar observasi aktivitas siswa,lembar observasi aktivitas guru dan lembar tes hasil belajar siswa.Hasil penelitian menunjukkan aktivitas siswa pada siklus I diperoleh rata-rataperhatian siswa terhadap pelajaran adalah 43,3 persen, siswa mendengarkan percakapan dari kelompok lain 43,1 persen,  kemampuan siswa dalam berkomunikasi 46,5 persen, kemauan siswa dalam mengemukakan pendapat adalah 44,8 persen, siswa terampil membaca materi adalah 44,8 persen, siswa aktif dalam kelompok adalah 49,9 persenm, siswa mampu bekerjasama dalam kelompok adalah 44,6 persen. Hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh rata-rata 86,2, pada siklus II perhatian siswa terhadap pelajaran adalah 86,7persen, siswa mendengarkan percakapan dari kelompok lain adalah 86,6persen, kemampuan siswa dalam berkomunikasi adalah 88,3%, kemauan siswa dalam mengemukakan pendapat adalah 85,0persen, siswa terampil membaca materi adalah 83,3persen, siswa aktif dalam kelompok adalah 90,1persen, siswa mampu bekerjasama dalam kelompok adalah 91,6persen. Hasil belajar siswa pada siklus II diperoleh rata-rata 89,5. Ini berarti proses pelaksanaan pembelajaran IPA melalui pendekatan inkuiri berlangsung dengan baik.Oleh sebab itu pendekatan inkuiri dapat meningkatkan aktivitasdan hasil belajar IPA siswa. Berdasarkan hasil penelitian disarankan agar guru dapat menggunakan pendekatan inkuiri sebagai salah satu penedekatan dalam pembelajaran.Doi: 10.22216/jit.2014.v8i3.5
PROSES PENETAPAN KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X DI SMA SE-KECAMATAN LUBUK KILANGAN KOTA PADANG Wahyuni, Sri; Areva, Desi; Dahen, Lovelly Dwinda
Jurnal Ipteks Terapan Vol 8, No 3 (2014): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (378.344 KB) | DOI: 10.22216/jit.2014.v8i3.6

Abstract

This study aims to look at how the process of determining the minimum completeness criteria (KKM) High School districts namely Lubuk Kilangan 14 SMA N SMA Semen Padang and Padang and What are the obstacles faced in the Determination of minimum completeness criteria (KKM). This study uses kualaitatif. This research informants are teachers, principals, and representatives of the existing curriculum at the high school and high school N 14 Semen Padang Padang using Snawball sampling. Data were collected using observation, interview and documentation. The results of the study found: Minimum completeness criteria setting process (KKM) is: Principal KKM has set a minimum that must be achieved by the subject teachers, Having known the value of the minimum KKM subject teachers at a workshop convened to determine the KKM for Economic Subjects class X which starts from Standard competence, basic competence to later demoted to the indicator. So after KKM determined subject teachers reported the results of the meeting to the representative of the curriculum, the curriculum report to the Vice Principal, principal chief engineer reported the results to the Department of Education and to the Office of Padang province, then disseminated to students and parents in the form of student learning lembarhasil. While the obstacles encountered in the determination of this KKM is: Time penentukan KKM is not planned in accordance with the existing circumstances, When the teacher determines the minimum value of completeness (KKM) is too high then the students do a lot of remedial, When the teacher determines the minimum value of mastery is too low then the student will difficult to get into college. Doi: 10.22216/jit.2014.v8i3.6
FAKTOR – FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 47 KORONG GADANG KEC. KURANJI KOTA PADANG TAHUN 2014 Oktavia, Nike Sari; Yulius, Okta Yuniatri
Jurnal Ipteks Terapan Vol 8, No 3 (2014): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (485.543 KB) | DOI: 10.22216/jit.2014.v8i3.1

Abstract

A major challenge in the development of nation is to biuld quality human resources are healthy, intelligent, and productive. Various factors that underlie the achievement of quality education. In a UASBN report on education, ranking Indonesia dropped from 58 to 62 among 130 countries in the world. The result of the bivariate analysis, there are 3 variable had a significant association with school performance that is nutritional status (p=0,000), duration of breastfeeding (p=0,038), maternal education level (p=0,001), as well as a variable that does not have a significant association wiyh school performance is economic status (p=0,699). It is hoped that the creation of coorperation between teachers and parents of students to pray attention to the factors that associated with increased student achievement so that students can get the maximum learning achievementDoi: 10.22216/jit.2014.v8i3.1
PENGARUH PENDAMPING PERSALINAN TERHADAP APGAR SCORE BAYI MENIT PERTAMA Efrita, Widd; Mariati, Ulvi
Jurnal Ipteks Terapan Vol 8, No 3 (2014): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (556.692 KB) | DOI: 10.22216/jit.2014.v8i3.7

Abstract

Asfiksia merupakan penyebab utama kematian bayi, indikator untuk diagnosis asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) dengan penilaian Apgar Score menit pertama  kelahiran. Kontraksi uterus selama proses persalinan dapat menimbulkan rasa nyeri sehingga proses ini mempengaruhi oksigenasi utero placenter pada bayi yang masih berada dalam uterus, sehingga saat kelahiran bayi akan mengalami asfiksia yang ditandai oleh nilai apgar score menit pertama yang rendah.   Namun hal ini dapat diatasi dengan menciptakan lingkungan yang mendukung diantaranya menghadirkan suami atau keluarga sebagai pendamping dalam proses persalinan. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan nilai apgar score menit pertama pada persalinan dengan pendamping dan tanpa pendamping di BPS Kota Padang tahun 2013.Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan non-Randomized Posttest Only Control Group Design). Subjek dalam penelitian ini adalah semua ibu inpartu fase aktif di bidan praktik swasta  di Kota Padang selama periode Agustus s/d September 2013. Data diambil dengan menggunakan daftar ceklis  berdasarkan hasil observasi terhadap kedua kelompok. Data dianalisis dengan menggunakan uji t independent.Hasil didapatkan rata-rata nilai Apgar responden dengan pendamping saat peralinan adalah 8,10 dengan standar deviasi 0,618, sedangkan pada responden tanpa pendamping rata-rata nilai Apgar 6,79 dengan standar deviasi 1,264. Hasil uji t test independent nilai p 0,001 berarti ada perbedaan yang bermakna rata-rata nilai Apgar bayi yang didampingi saat persalinan dengan tanpa didampingi.Saran Untuk menurunkan angka kesakitan dan meningkatkan kualitas hidup bayi baru lahir, perlu ditingkatkan asuhan sayang ibu dalam pelayanan kehamilan dan persalinan. Dengan melibatkan suami  mulai kehamilan sampai persalinan.Keyword: pendamping persalinan dan apgar scoreAsfiksia merupakan penyebab utama kematian bayi, indikator untuk diagnosis asfiksia pada bayi baru lahir (BBL) dengan penilaian Apgar Score menit pertama kelAsphyxia is a major cause of infant mortality, an indicator for the diagnosis of asphyxia in newborns with Apgar Scores assessment first minute after birth. Kontraksi uterus selama proses persalinan dapat menimbulkan rasa nyeri sehingga meningkatkan ketegangan,ketakutan dan kecemasan pada ibu dan keluarga. Uterine contractions during labor can cause pain thereby increasing the tension, this process affects placenter utero oxygenation in infants who are still in the uterus, so that when the baby will have birth asphyxia is characterized by the value of the first minute Apgar score lower. Namun hal ini dapat diatasi dengan menciptakan lingkungan yang mendukung diantaranya menghadirkan suami atau keluarga sebagai pendamping dalam proses persalinan. But this can be overcome by creating an environment that supports them bring their husbands or families as a companion in labor. Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan nilai apgar score menit pertama pada persalinan dengan pendamping dan tanpa pendamping di BPS Kota Padang tahun 2013. The general objective of this study was to determine the difference in value of the first minute Apgar score at birth with and without an escort companion in private practice midwives Padang in 2013. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan non-Randomized Posttest Only Control Group Design ). This study is an experimental non-randomized design Posttest Only Control Group Design). Subjek dalam penelitian ini adalah semua ibu inpartu fase aktif di bidan praktik swasta di Kota Padang selama periode Agustus s/d September 2013. Subjects in this study were all mothers inpartu active phase in private practice midwives in Padang during the period August s / d September 2013. Data diambil dengan menggunakan daftar ceklis berdasarkan hasil observasi terhadap kedua kelompok. The data were taken using a checklist based on the observation list to both groups. Data dianalisis dengan menggunakan uji t independent. Data were analyzed using independent t test. Hasil didapatkan rata-rata nilai Apgar responden dengan pendamping saat peralinan adalah 8,10 dengan standar deviasi 0,618, sedangkan pada responden tanpa pendamping rata-rata nilai Apgar 6,79 dengan standar deviasi 1,264. The results obtained mean Apgar score of respondents with a companion when labour is 8.10 with a standard deviation of 0.618, while the respondents unaccompanied mean Apgar score of 6.79 with a standard deviation of 1.264. Hasil uji t test independent nilai p 0,001 berarti ada perbedaan yang bermakna rata-rata nilai Apgar bayi yang didampingi saat persalinan dengan tanpa didampingi. The results of the independent t test p-value of 0.001 means that there is a significant difference mean Apgar score at birth of babies accompanied with unaccompanied. Saran Untuk menurunkan angka kesakitan dan meningkatkan kualitas hidup bayi baru lahir, perlu ditingkatkan asuhan sayang ibu dalam pelayanan kehamilan dan persalinan. Advice To reduce morbidity and improve quality of life of the newborn, care needs to be improved dear mother in pregnancy and delivery care. Dengan melibatkan suami mulai kehamilan sampai persalinan. By involving the husband start of pregnancy until delivery.Doi: 10.22216/jit.2014.v8i3.7
PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI (IMD) TERHADAP INVOLUSI UTERUS PADA IBU BERSALIN DI BPS KOTA PADANG TAHUN 2013 Nelwatri, Helpi
Jurnal Ipteks Terapan Vol 8, No 3 (2014): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.408 KB) | DOI: 10.22216/jit.2014.v8i3.2

Abstract

Salah satu perubahan yg terjadi di masa  nifas (post partum) pada alat reproduksi yaitu terjadi involusi. Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil. Involusi uteri dapat juga dikatakan sebagai proses kembalinya uterus pada keadaan semula atau keadaan sebelum hamil11. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi involusi uterus antara lain senam nifas, mobilitas dini ibu post partum, inisiasi menyusu dini, gizi, psikologis dan faktor usia serta faktor paritas13. Inisiasi menyusu dini (IMD) adalah proses bayi menyusu segera setelah dilahirkan selama 1 jam. Tujuan penelitian adalah diketahui pengaruh pelaksanaan inisiasi menyusu dini (IMD) terhadap involusi uterus pada ibu bersalin di BPS Kota Padang.Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik  dengan disain Kohort Prospektive. Populasi dan Sampel dalam penelitian ini adalah ibu bersalin di BPS Kota Padang tahun 2013 dengan teknik pengembilan sampel dengan concecutive sampling. Variabel-variabel yang dipelajari dalam penelitian ini adalah variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikat yang diteliti adalah Involusi uterus Variabel bebas yang diteliti adalah inisiasi menyusu dini (IMD). Penelitian ini menggunakan analisis data secara kuantitatif yaitu: analisis univariabel dan analisis bivariabel dengan menggunakan uji t (t test).Hasil penelitian menunjukan bahwa rata rata Tinggi Fundus uteri pada ibu nifas hari ke 6 yang dilakukan Inisisasi Menyusu Dini (IMD) adalah 10,54 cm dengan standar deviasi 1,103 cm sedangkan tinggi fundus uteri pada ibu n ifas yang tidak dilakukan IMD adalah 13,33 dengan standar deviasi 1,129. Dari hasil uji statistik didapatkan perbedaan rata rata tinggi fundus uteri antara yang dilakukan IMD dan tidak IMD adalah dengan nilai p 0,000 dengan 95% CI 2,143-3,440.Terdapat perbedaan tinggi fundus uteri yang signifikan antara yang dilakukan IMD dan tidak dilakukan IMD pada ibu bersalin di BPS Kota Padang. Diharapkan kepada petugas kesehatan khususnya bidan agar dapat melakukan pertolongan persalinan dengan IMD.Doi: 10.22216/jit.2014.v8i3.2
PENGARUH PELATIHAN METODA KANGURU TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU YANG MEMILIKI BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG PERINATOLOGI RSD RADEN MATTAHER JAMBI 2009 Widiawati, Susi
Jurnal Ipteks Terapan Vol 8, No 3 (2014): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.002 KB) | DOI: 10.22216/jit.2014.v8i3.8

Abstract

Latar Belakang: tahun 1991 sekitar 7,5 %. Risiko bayi yang lahir dengan BBLR dapat mengakibatkan hipotermi dan berakibat kematian pada bayi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan melaksanakan metode kanguru. Kurangnya pengetahuan serta keterampilan ibu menyebabkan metode kanguru tidak dilaksanakan dengan baik dan benar sehingga perlu dilakukan kegiatan pendidikan dan pelatihan metode kanguru agar meningkatkan pengetahuan dan keterampilan ibu yang memiliki bayi BBLR. Adapun manfaat lain metoda kanguru adalah denyut jantung stabil, pernapasan bayi lebih teratur, distribusi oksigen keseluruh tubuh menjadi lebih baik,  kenaikan berat badan lebih cepat,  frekuensi bayi menangis berkurang, mempermudah pemberian ASI, terbentuknya ikatan batin dengan ibu.Objek: ibu yang memiliki bayi BBLR, sampel diambil secara accidental sampling, dengan jumlah sampel sebanyak 13 orang.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian Pre-eksperimen design dengan desain penelitian yang digunakan adalah pretest  and postest only desain bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengetahuan dan keterampilan ibu sebelum dan sesudah  dilakukan pendidikan dan pelatihan metoda kanguru. Penelitian dilakukan diruang Perinatologi RSD Raden Mattaher Jambi dari tanggal 21 Juni s/d 21 Juli 2009  Hasil: Dari hasil penelitian didaptkan tingkat  pengetahuan ibu  sebelum dilakukan pelatihan  metode kanguru dengan nilai mean  44,23, median  41,67 standar deviasi  22,919 dan nilai minimum dan maksimum  8-83 sedangkan tingkat  pengetahuan ibu  setelah dilakukan pelatihan  metode kanguru dengan mean 80,12 , median 83,33, standar deviasi 13,411 dan nilai minimum dan maksimum 58-100. Keterampilan ibu sebelum dilakukan pelatihan metode kanguru dengan nilai mean 46,92,  median  50,0 standar deviasi  8,55 dan nilai minimum dan maksimum  30-60 sedangkan keterampilan ibu  setelah dilakukan pelatihan  metode kanguru dengan  mean 76,15 , median 70, standar deviasi 11,2 dan nilai minimum dan maksimum 60-90 Diketahui adanya perbedaan yang sangat signifikan antara pengetahuan dan keterampilan ibu sebelum dan setelah diberikan pendidikan dan pelatihan metode kanguru dengan nilai p-Value = 0,000 dan pada confidence interval 95%.Melihat kenyataan di atas, maka disarankan kepada perawat yang ada diruangan Perinatologi untuk selalu memotivasi ibu yang memiliki bayi BBLR agar selalu melakukan teknik metode kanguru.Doi: 10.22216/jit.2014.v8i3.8
PENGARUH PEMBERIAN TIMBAL (PB) TERHADAP MORFOLOGI DAUN BAYAM (AMARANTHUS TRICOLOR L.) DALAM SKALA LABORATORIUM Irma, Wirdati
Jurnal Ipteks Terapan Vol 8, No 3 (2014): JIT
Publisher : LLDIKTI Wilayah X

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (442.01 KB) | DOI: 10.22216/jit.2014.v8i3.4

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh timbal (Pb) terhadap bentuk morfologi daun bayam (Amaranthus tricolor L.) dengan 3 konsentrasi Pb yang berbeda, yaitu 1 ppm, 3 ppm, 5 ppm dan kontrol dalam skala laboratorium. Metode penelitian secara eksperimen di laboratorium. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari analisis Pb yang dilakukan, bayam Pb 1 ppm terjadi perubahan morfologi hanya pada warna daun dan permukaan daun. Pada bayam Pb 3 ppm dan 5 ppm terjadi perubahan morfologi pada semua karakteristik daun. Kerusakan terlihat yang diakibatkan dari ketiga konsentrasi tersebut beragam, makin tinggi konsentrasi Pb, kerusakan tanaman pun semakin besar.Doi: 10.22216/jit.2014.v8i3.4

Page 1 of 1 | Total Record : 7