cover
Contact Name
Kalis Stevanus
Contact Email
kalisstevanus91@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalfidei@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. karanganyar,
Jawa tengah
INDONESIA
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika
ISSN : 26218151     EISSN : 26218135     DOI : https://doi.org/10.34081/fidei
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika focusing on submission of field research results, systematic Theology, and practical theology, the study of Evangelical Theology and Community Development is not only internal of STT Tawangmangu but also external intitution with ratio 40:60. Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika published twice a year is the month of June (the limits of acceptance of the script in March) and December (the limits of acceptance of the script in September).
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018" : 10 Documents clear
Peranan Pendidikan Keluarga Tentang Kekudusan Hidup Menurut Roma 12:1-2 Widhi Arief Nugroho
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (297.456 KB) | DOI: 10.34081/fidei.v1i2.16

Abstract

Peran aktif keluarga dan orang tua merupakan sebuah usaha yang secara langsung dalam memberikan sosialisasi terhadap anak dan juga menciptakan lingkungan rumah dan gereja sebagai lingkungan sosial yang pertama dijumpai oleh anak. Anak menjadi hal terpenting yang harus diperhatikan oleh keluarga, dalam kehidupannya anak perlu mendapat perhatian khusus dari orang tua baik ayah mau pun ibu, hal itu dikarenakan keluarga merupakan tempat pertama yang menerima anak lahir didunia. Tidak hanya hal itu keluarga juga menjadi tempat bagaimana anak belajar dalam berkehidupan yaitu dari awal cara makan sampai anak belajar hidup dalam masyarakat. Dalam realita peneliti mengamati banyak terjadi seks bebas di kalangan remaja. Mereka menganggap bahwa seks bukanlah suatu yang tabu dan kudus.
Pemahaman Guru Pendidikan Agama Kristen Tentang II Timotius 3:10 Terhadap Peningkatan Kecerdasan Spiritual Anak Didik Santy Sahartian
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (153.088 KB) | DOI: 10.34081/fidei.v1i2.15

Abstract

Guru Pendidikan Agama Kristen adalah seseorang yang profesinya mengajar untuk mendewasakan peserta didik melalui pendidikan yang berisi ajaran kekristenan dengan menekankan ketiga aspek (kognitif, afektif dan psikomotorik) berdasarkan iman kristen. Kecerdasan spiritual merupakan kecerdasan yang tertinggi yang dimiliki oleh seseorang untuk mengerti dan memahami keberadaannya, yang dinilai sebagai tingkat kerohanian seseorang dalam hubungannya dengan Tuhannya. pembentukan kecerdasan spiritual anak didik adalah suatu proses untuk membentuk kehidupan rohani anak didik sehingga ia memiliki kecakapan untuk merealisasikan kebenaran Firman Tuhan dalam kehidupan sehari-harinya. Sebagai seorang guru pendidikan Agama Kristen mempunyai peran yang sangat penting dalam mengerti akan kepribadian anak didiknya. Guru Pendidikan Agama Kristen mempunyai pengaruh yang sangat penting, seperti yang Alkitab katakan seorang Guru haruslah cakap di dalam mengajar penulis akan memaparkan tentang pemahaman guru tentang II Timotius 3:10. Guru Pendidikan Agama Kristen sebagai pendidik anak didik atas dasar tanggung jawab dan kasih sayang serta keiklasan guru. Dalam hal ini guru Agama Kristen mempunyai peran yang sangat penting bagi anak didik dalam mempelajari, mengkaji, mendidik dan membina kehidupannya dalam kebenaran. Sehingga guru PAK dapat melihat apa yang dihasilkan ketika mereka mendidik anak didik dengan pemahaman yang benar tentang prinsip-prinsip PAK yang terdapat di II Timotius 3:10. Sangatlah penting seorang anak mempunyai kecerdasan spiritual. Tetapi tidak hanya sekedar anak mempunyai kecerdasan tersebut, tetapi perlu adanya peningkatan. Peningkatan ini berfungsi supaya kecerdasan dalam pribadi anak lebih sempurna. Meningkatkan kecerdasan spiritual juga dapat membuat anak melihat sesuatu yang lebih terang dan humoris, meraih kegembiraan dan mempunyai kegigihan. Ada dua hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kecerdasan Spiritual, baik secara rohani maupun secara umum.
Refleksi Pastoral Terhadap Konsep Keselamatan Dalam Universalisme Ditinjau Dari Soteriologi Kristen David Eko Setiawan
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (345.724 KB) | DOI: 10.34081/fidei.v1i2.8

Abstract

Universalisme adalah salah satu paham yang secara nyata telah mempengaruhi Kekristenan. Sejarah mencatat bahwa ada beberapa tokoh  gereja yang terpengaruh dan mengajarkannya sehingga menimbulkan penyesatan.  Penyesatan ini berdampak pada iman sebagaian orang Kristen yang kemudian menyimpang dari  iman yang ortodoks. Dan fakta menunjukkan bahwa pengaruh Universalisme masih dapat dirasakan sampai sekarang.Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis tergerak untuk membuat tulisan tentang refleksi pastoral terhadap Universalisme.  Melalui tulisan ini, penulis ingin merefleksi  ajaran-ajaran universalisme tentang keselamatan berdasarkan Soteriologi Kristen bagi pelayanan pastoral sehingga dapat menemukan jalan keluar bagi para jemaat yang telah terpengaruh oleh pengajaran tersebut.
Pengaruh Pengelolaan Kelas Dalam Pelajaran Agama Kristen Terhadap Prestasi Belajar Siswa Di SMP Kanaan Ungaran Tahun Ajaran 2017-2018 Markus Oci
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (365.181 KB) | DOI: 10.34081/fidei.v1i2.10

Abstract

Pengelola kelas yang merupakan tugas guru  dalam menciptakan suasana kelas yang memungkikan terjadinya interaksi pembelajaran semaksimal mungkin, meningkatkan, memperbaiki belajar siswa sehingga tetap tertarik terlibat dalam kegiatan belajar mengajar dan lebih mudah dalam menerima pelajaran. Pengelola kelas merupakan ketrampilan yang harus dimiliki guru dalam memahami, mendiagnosis, dan kemampuan bertindak menuju perbaikan suasana kelas terhadap aspek-aspek manajemen kelas.  Belajar merupakan proses perubahan, dan perubahan dapat lihatkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku, dan belajar dari sisiwa tersebut.  Berdasarkan hasil penelitian bahwa persamaan regresi yang yang di dapat adalah Y = 20, 393 + 0, 601 X, dimana: Y = prestasi belajar siswa, X = pengaruh pengelolaan kelas.  Artinya koefisien regresi sebesar 0, 601 atau 60, 1% menyatakan bahwa setiap perubahan Pengelolaan kelasakan meningkatkan  Prestasi Belajar Siswa di Sekolah Menengah Pertama Kanaan Ungaran sebesar 60,1%.  Sebaliknya, bila pengelolaan kelas 100%, maka prestasi belajar siswa juga diprediksikan mengalami penurunan sebesar 60,1%.  Koefisien korelasi pengaruh antara kedua variabel adalah 0, 522.  Artinya tingkat pengaruh menunjukkan adanya hubungan yang sedang antara variabel X terhadap variabel Y.   Hubungannya adalah positif, sebab pada angkat 0, 522 tidak ada tanda negatif.  Oleh karena itu, semakin besar pengelolaan kelas, maka semakin meningkat prestasi belajar siswa sedangkan pengaruh positif yang signifikan antara pengelolaan kelas terhadap prestasi belajar siswa.
Gereja Dan Pengaruh Teknologi Informasi “Digital Ecclesiology” Yahya Afandi
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (470.198 KB) | DOI: 10.34081/fidei.v1i2.12

Abstract

Gereja sebagai komunitas beriman yang mengembara, yang berdimensi spasial sekaligus temporal tidak pernah sepi dari tantangan yang berasal dari konteks di mana ia ada dan berteologi. Kemajuan di bidang teknologi-informasi, pengaruh media sosial tak luput dari area di mana gereja juga harus berurusan dan mengambil peran sebagai garam dan terang. Dalam situasi seperti saat ini, gereja kembali diuji untuk tetap menjalankan fungsinya. Dari waktu ke waktu, oleh topangan rahmat Tuhan, gereja telah menunjukkan keteguhan eksistensi kontekstualisasinya sebagai perwujudan tugas dan panggilan: persekutuan, pelayanan dan kesaksian. Gagasan tentang gereja digital adalah sebuah tawaran kehidupan menggereja pada masa kini. Dunia virtual meskipun di satu sisi memiliki potensi untuk disalah gunakan untuk kepentingan-kepentingan tertentu; namun di sisi lain dapat menjadi peluang di mana gereja memiliki cara pandang baru dalam memandang realitas Allah yang transenden. Ketimbang melihat realitas pemanfaatan media sosial dengan segala ancamannya, sudah waktunya gereja memberikan manfaat baru bagi pembangunan komunikasi, komunitas dan pemuridan. 
Peran Guru Pendidikan Agama Kristen Sebagai Fasilitator Dalam Pelaksanaan Pembelajaran Literasi Sarah Andrianti
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.104 KB) | DOI: 10.34081/fidei.v1i2.13

Abstract

Perubahan kurikulum yang terjadi berdampak pada proses belajar mengajar. Guru dituntut harus mampu mengikuti perkembangan kurikulum dan mengaplikasinya dalam proses belajar mengajar. Tuntutan profesionalisme berlaku pada semua guru pendidikan, termasuk guru Pendidikan Agama Kristen. Literasi sangat erat hubungannya dengan Bahasa yaitu kemampuan Bahasa tulis dan lisan. Tujuan penelitian ini adalah medeskripsikan peran guru Pendidikan agama Kristen sebagai fasilitator dalam pelaksanaan pembelajaran literasi di kelas. Pendekatan pada penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. Adapun proses pembelajaran yang dilakukan seorang guru dalam peran nyata sebagai fasilitator di lingkungan belajar yang berbasis literasi adalah: (1) Mempersiapkan sarana prasarana yang menunjang kegiatan belajar dan mengajar;  (2) Menyediakan alat-alat bantu (audiovisual aid) dan literatur yang relevan; (3) Menciptakan kondisi emosional serta sosial yang bermanfaat dalam proses belajar; serta (4) Merencanakan kegiatan belajar yang lebih efektif. Hasil penelitian ini berupa sebuah  pendapat yang diharapkan mampu memberikan solusi bagi permasalahan literasi yang sedang dihadapi. Kesimpulannya peran guru PAK sebagai fasilitator dalam pembelajaran literasi merupakan hal yang sangat penting untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kualitas Kepemimpinan Yosua Petrus Yunianto
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (311.852 KB) | DOI: 10.34081/fidei.v1i2.7

Abstract

Pemimpin tidak dilahirkan, pemimpin dibentuk. Demikianlah ungkapan dari beberapa orang ketika berbicara tentang kepemimpinan. Sekalipun hal tersebut masih menjadi pertentangan, tetapi orang menilai bahwa kelahiran seorang pemimpin merupakan hasil dari proses. Proses menjadi pemimpin menentukan kualitas dari pemimpin tersebut. Seseorang bisa menjadi pemimpin karena pembentukan. Jika ia memiliki keinginan yang kuat, sekalipun ia tidak dilahirkan sebagai seorang pemimpin, ia bisa menjadi seorang pemimpin yang efektif. Pemimpin yang baik mengembangkan dirinya melalui proses tiada henti baik dalam belajar mandiri, pendidikan, pelatihan, dan pengalaman.Kualitas seorang pemimpin terlihat pada saat pemimpin tersebut merespon setiap kejadian yang terjadi dalam hidupnya. Contoh pemimpin yang bisa dipelajari di Perjanjian Lama salah satunya adalah Yosua. Panggilan Yosua sebagai pemimpin Israel tidak terjadi secara instans. Kepemimpinannya teruji dengan waktu dan kesetiaannya ketika mengikuti Musa pemimpinnya. Dikemudian hari, pada saat Yosua menggantikan Musa, disitulah terlihat kualitas dari kepemimpinan Musa. Seperti apakah kualitas dari kepemimpinan Yosua? Pada makalah ini akan dibahas tentang kualitas kepemimpinan Yosua.
Mengimplementasikan Pelayanan Yesus Dalam Konteks Misi Masa Kini Menurut Injil Sinoptik Kalis Stevanus
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (465.572 KB) | DOI: 10.34081/fidei.v1i2.21

Abstract

Gereja sebagai bagian dari masyarakat juga terpanggil untuk terlibat dalam upaya mengatasi permasalahan yang sedang terjadi di sekitarnya. Makalah ini bertujuan untuk memperlihatkan bahwa pelayanan kristiani secara komprehensif yaitu pelayanan holistik adalah sangat relevan dan dibutuhkan sebagai jawaban untuk mewujudkan Injil Yesus Kristus menjadi realitas dan sekaligus dapat mengentaskan persoalan atau kondisi masyarakat di mana gereja berada. Pelayanan holistik adalah sebuah paham akan peranan gereja dalam lingkup sosial, yakni pengontekstualisasian Injil Yesus Kristus pada masalah konkret yang terjadi di sekitar gereja. Pelayanan holistic sebagai upaya untuk merealisasikan pengajaran Alkitab ke dalam praksis, yang tentunya hal ini berlaku di tengah-tengah kondisi dan situasi masalah konkret di sekitar gereja.Berdasarkan kajian biblika khususnya pemberitaan Injil Sinoptik mengenai pelayanan Tuhan Yesus, tampak sangat jelas bahwa Ia tidak memisahkan (dualisme) antara Pemberitaan Injil dan kepedulian social. Pelayanan-Nya tidak hanya focus pada Pemberitaan Injil semata, yaitu penobatan seseorang menjadi murid-Nya untuk memperoleh keselamatan jiwa, namun bersifat holistik, yakni juga memerhatikan kebutuhan sosial. Seyogyianya pelayanan gereja masa kini pun juga holistic (utuh; menyeluruh) seperti yang telah dilakukan oleh Tuhan Yesus. 
Eksistensi Wanita Dan Sistem Patriarkat Dalam Konteks Budaya Masyarakat Israel Elkana Chrisna Wijaya
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (313.026 KB) | DOI: 10.34081/fidei.v1i2.11

Abstract

Eksistensi wanita dalam konteks budaya masyarakat Israel.Isu utama dalam pembahasan penelitian ini adalah adanya dugaan yang kuat bahwa budaya atau sistem patriarkat dalam masyarakat Israel memberikan belenggu bagi keberadaan dan keterlibatan kaum wanita Israel pada masa tersebut dalam berbagai bidang. Pemahaman tersebut, menjadi dasar bagi beberapa sarjana Alkitab maupun kelompok tertentu untuk menentang dan memberikan batasan bagi kaum wanita di masa kini untuk berperan secara lebih luas dalam berbagai kegiatan maupun berbagai bidang dalam posisi-posisi strategis, khususnya yang berhubungan dengan dengan kaum pria.Perspektif dan pemikiran tersebut, perlu untuk dikaji kembali, mengingat adanya kemungkinan terjadinya kesalahpahaman atau kekeliruan dalam memahami bagian-bagian Alkitab yang secara khusus berbicara tentang wanita.Itulah sebabnya subyek penelitian perlu untuk mendapat kajian yang lebih serius dari berbagai pandangan atau perspektif para pakar dalam menginterpretasi dan memahami kebenaran Firman Tuhan, sehubungan dengan subyek tersebut.Dengan demikian, diharapkan melalui penelitian ini tidak ada pihak atau golongan, baik wanita maupun pria yang disudutkan kesalahpahaman yang berkepanjangan.
Peranan Guru Pendidikan Agama Kristen Dalam Membentuk Karakter Siswa Arozatulo Telaumbanua
Fidei: Jurnal Teologi Sistematika dan Praktika Vol 1, No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Tawangmangu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.912 KB) | DOI: 10.34081/fidei.v1i2.9

Abstract

Kondisi yang tidak dapat dibendung saat ini, di mana perkembangan terus terjadi tanpa memperhatikan etika, moral dan karakter manusia, maka sangatlah diperlukan peran dari berbagai pihak termasuk dan teristimewa guru Pendidikan Agama Kristen dalam mengontrol siswa yang terbawa arus oleh perkembangan tersebut. Tentu hal ini, diperlukan peran guru yang sangat serius untuk membentuk karakter siswa yang baik dan terpuji. Kita sadar bahwa saat ini sebagian besar siswa kita mengalami masalah krisis karakter, di mana mereka tidak terkontrol oleh pengaruh perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Namun, besar harapan kita bahwa dengan peranan guru Pendidikan Agama Kristen maka kekuatiran itu akan terjawab. Oleh karena itu, Guru Pendidikan Agama Kristen diharapkan agar melaksanakan tugasnya dengan sungguh-sungguh sesuai dengan tujuan pendidikan dan pembelajaran yakni membentuk dan menciptakan generasi yang berakhlak mulia, bertanggungjawab dan memiliki karakter Kristus.

Page 1 of 1 | Total Record : 10