cover
Contact Name
Teguh Pribadi
Contact Email
teguh@malahayati.ac.id
Phone
+6282282204653
Journal Mail Official
holistik@malahayati.ac.id
Editorial Address
Universitas Malahayati Bandar Lampung, Indonesia Jl Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung, Indonesia
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Holistik Jurnal Kesehatan
Published by Universitas Malahayati
ISSN : 19783337     EISSN : 26207478     DOI : 10.33024/hjk
Core Subject : Health,
Berisi kumpulan karya ilmiah dari peneliti diberbagai perguruan tinggi di Indonesia, di bidang ilmu kesehatan khususnya bidang ilmu keperawatan yang berdasarkan kepada kebutuhan pasien secara total meliputi: kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi dan spiritual. Adapun penelitiannya mencakup 4 aspek pokok, yakni: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 16, No 3 (2022)" : 10 Documents clear
Status psikologis dan meningkatnya tekanan darah pada lanjut usia Nova Gerungan; Ferdy Lainsamputty
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 16, No 3 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i3.6813

Abstract

Background: Hypertension is a non-communicable disease that causes major health problems with a high prevalence in adults and elderly. High blood pressure (BP) in elderly patients is expected to worsen their psychological condition.Purpose: To determine the correlation between blood pressure and psychological status among elderly patients with hypertension.Method: The current study applied a descriptive correlation and cross-sectional design. A total sample of 152 people were recruited using simple random sampling technique. The questionnaire used was the Depression Anxiety Stress Scale (DASS-42). Descriptive statistics and bivariate analysis were applied to examine the relationship between variables.Results: Systolic pressure was significantly correlated with stress (r=0.19; p<0.05).Conclusion: The higher the systolic blood pressure, the more severe the stress level in the hypertensive elderly. Keywords: Anxiety; Blood Pressure; Elderly; Hypertension; Stress  Pendahuluan: Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang menyebabkan masalah kesehatan besar dengan prevalensi tinggi pada kelompok usia dewasa dan lanjut usia (lansia). Tekanan darah tinggi penderita lansia berpotensi memperparah keadaan psikologisnya.Tujuan: Untuk mengetahui korelasi antara tekanan darah dan status psikologis pada pasien lansia yang mengidap hipertensi.Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasi dan berpendekatan cross-sectional. Sampel berjumlah 152 orang yang direkrut menggunakan teknik simple random sampling. Kuesioner yang digunakan yaitu Depression Anxiety Stress Scale (DASS-42). Statistik deskriptif serta analisa bivariat diaplikasikan untuk menguji hubungan antar variabel.Hasil: Tekanan sistolik berhubungan secara signifikan dengan stres (r=0.19; p<0,05).Simpulan: Semakin tinggi tekanan darah sistol, semakin parah level stres pada lansia hipertensi.
Peningkatan pengetahuan dengan menggunakan media video dan booklet pada klien yang menjalani kemoterapi Fitri Yanti; Dina Dwi Nuryani; Dhiny Easter Yanti
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 16, No 3 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i3.7279

Abstract

Background: The role of health workers in helping prevent and overcoming problems of cancer patients by providing attention, motivation, support, and counseling providing direction, counseling, health education or education, and providing alternative problem solving as part of integrated nursing for cancer patients. The provision of knowledge and understanding of patients undergoing chemotherapy can be conveyed through visual media such as booklets or audiovisual media such as video animations.Purpose: To determine the effectiveness of video media and booklet media in increasing knowledge of chemotherapy clients.Method: Quantitative research with a quasi-experimental design with one group pre-test-posttest design. The population of this study was cancer chemotherapy clients with a total sample of 50 respondents, namely 25 samples of group I who were given education using video media and 25 other samples of group II who were educated using booklet media, taken by accidental sampling technique. Data analysis used univariate analysis to obtain the mean, median and standard deviation and bivariate analysis used paired t-test or Wilcoxon test as an alternative test.Results: Based on the results in both groups before and after education there were changes. That is an increase of 19.28 in group I and an increase of 18.2 in group II. The results before education in group I (44.28±11.480) and group II (42.44±11.439) while the results after education were seen in group I (63.56±11.218) and group II (60.64±11.083), there was an increase in knowledge before and after education. The results of bivariate data analysis using the Wilcoxon test obtained a significant value of knowledge level p-value 0.000 <0.05.Conclusion: There is an influence before and after education on participants' knowledge. So it can be concluded that there is an influence before and after education. Suggestion: Hospitals need to improve the competence of health workers and establish service SOPs by providing a special time for the needs of cancer chemotherapy clients and consider using videos and booklets as a means of education for cancer chemotherapy clients. Keywords: Education program; audio-visual; Booklets; Knowledge; Patient; ChemotherapyPendahuluan: Peran tenaga kesehatan dalam membantu mencegah dan mengatasi masalah pasien kanker dengan memberikan perhatian, motivasi, dukungan dan konseling dengan cara memberikan pengarahan, penyuluhan, pendidikan kesehatan atau edukasi serta memberikan alternatif pemecahan masalah sebagai bagian dari keperawatan terpadu pasien kanker. Pemberian pengetahuan dan pemahaman pasien yang menjalani kemoterapi dapat disampaikan melalui visual media seperti booklet atau media audiovisual seperti animasi video.Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas media video dan media booklet dalam meningkatkan pengetahuan pada klien kemoterapi.Metode: Penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen eksperimen dengan one group pre test-posttest design. Populasi penelitian ini adalah klien kemoterapi kanker dengan jumlah sampel sebanyak 50 responden yaitu 25 sampel kelompok I yang diberikan edukasi menggunakan media video dan 25 sampel lainya kelompok II yang dilakukan edukasi menggunakan media booklet, diambil dengan teknik accidental sampling. Analisis data menggunakan analisis univariat untuk memperoleh mean, median dan standar deviasi dan analisis bivariat menggunakan uji t berpasangan  atau  uji  Wilxocon  sebagai  uji alternatif.Hasil: Berdasarkan hasil pada kedua kelompok sebelum dan setelah dilakukan edukasi terdapat perubahan. Yaitu peningkatan sebanyak 19.28 pada kelompok I dan peningkatan 18.2 pada kelompok II. Hasil sebelum edukasi pada kelompok I (44.28±11.480) dan kelompok II (42.44±11.439) sedangkan hasil setelah dilakukan edukasi tampak pada kelompok I (63.56±11.218) dan kelompok II (60.64±11.083), terlihat peningkatan pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan edukasi. Hasil analisa data bivariat menggunakan uji wilcoxon didapat nilai signifikan tingkat pengetahuan p-value 0,000 < 0,05Simpulan: Terdapat pengaruh sebelum dan sesudah edukasi terhadap pengetahuan partisipan. Jadi dapat ditarik kesimpulan terdapat pengaruh sebelum dan sesudah edukasi.Saran: Pihak Rumah Sakit perlu meningkatkan kompetensi petugas kesehatan dan menetapkan SOP layanan dengan menyediakan waktu khusus untuk kebutuhan klien kemoterapi kanker serta mempertimbangkan penggunaan video dan booklet  sebagai sarana edukasi bagi klien kemoterapi kanker.
Stres psikologis dan gejala kekambuhan gastritis kronis pada lansia: Studi cross-sectional Meiriyanti Meiriyanti; Rahma Elliya; Triyoso Triyoso
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 16, No 3 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i3.1537

Abstract

Background : Elderly people with some chronic conditions have a higher risk of experiencing gastric acid disease. Based on the results of the survey conducted on December 26, 2018 - January 2, 2019, there were 10 elderly patients diagnosed with gastritis, of which 70% revealed, often angry, often had difficulty sleeping, found it difficult to relax, irritable and as much as 30% revealed late eat and like to eat foods that are high in fat.Purpose: Knowing the relationship between psychological stress and symptoms of chronic gastritis recurrence in the elderlyMethod: Type of quantitative research, the study design was cross-sectional. The population of this study is the elderly. Independent variables: psychological stress and dependent variable: symptoms of chronic gastritis recurrence. Collecting data with questionnaires and medical records taken on  March - April 2019. Data analysis is univariate (frequency distribution) and bivariate using the chi-square test.Results: Finding of 66 (60.6%) respondents had symptoms of chronic gastritis recurrence and psychological stress 56 (51.4%) (p-value = 0,000 OR 6,234).Conclusion: There is a relationship between psychological stress and symptoms of chronic gastritis recurrence in the elderly in the UPTD Sri Bhawono,Suggestions: The management of the Public health center to provide information to patients about the factors that influence the symptoms of chronic gastritis recurrence, especially psychological stress, and provides a psychologist consultant.Keywords: Psychological stress; Symptoms; Gastritis; ElderlyPendahuluan: Lansia dengan beberapa kondisi kronis memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit asam lambung. Berdasarkan hasil prasurvey yang dilakukan tanggal 26 Desember 2018 – 2 Januari 2019, terdapat  10 pasien usia lanjut dengan diagnosa gastritis, dimana sebanyak 70% mengungkapkan, sering marah, sering susah tidur, merasa sulit untuk bersantai, mudah tersinggung dan sebanyak 30% mengungkapkan sering telat makan dan suka mengkonsumsi makanan yang berlemak tinggi.Tujuan: Mengetahui hubungan stres psikologis dengan gejala kekambuhan gastritis kronis pada lansiaMetode : Jenis penelitian kuantitatif, dengan desain penelitian cross sectional. Populasi penelitian ini adalah lansia. Variabel bebas: stres psikologis dan variabel terikat: gejala kekambuhan gastritis kronis. Pengumpulan data dengan kuesioner dan rekam medis yang diambil pada bulan Maret – April 2019. Analisis data dilakukan secara univariat (distribusi frekuensi) dan bivariat menggunakan uji chi-square.Hasil : Didapatkan 66 (60,6%) responden memiliki gejala kekambuhan gastritis kronis dan stres psikologis 56 (51,4%) (p-value = 0,000 OR 6,234).Simpulan: Didapatkan hubungan stres psikologis dengan gejala kekambuhan gastritis kronis pada lansia di UPTD Sri Bhawono,Saran: Manajemen Puskesmas memberikan informasi kepada pasien tentang faktor-faktor yang mempengaruhi gejala kekambuhan gastritis kronis terutama stres psikologis, dan menyediakan konsultan psikolog. 
Implementasi layanan telemedicine di masa pandemi Covid-19: Literature review Resty Mauliana; Misnaniarti Misnaniarti; Rizma Adlia Syakurah
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 16, No 3 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i3.7171

Abstract

Background: Telemedicine is a remote health service using audio, visual, and data communications, including treatment, diagnosis, consultation, and treatment, as well as the exchange of medical data. In the implementation of telemedicine services, cooperation from various parties is needed, including patients and health care facilities.Purpose: To analyze the implementation of telemedicine services during the Covid-19 pandemic.Method: A literature review study with the PubMed, ScienceDirect, and Google Scholar databases. The assessment and quality of articles in this research use the Preferred Reporting Items for Systematic Review and Meta-Analysis instrument.Results: Based on the search results, obtained 9 articles that are relevant and in accordance with the research inclusion criteria. From these 9 articles, got 5 related to implementing telemedicine services and 3 factors that can affect telemedicine services..Conclusion: 5 matters related to implementing telemedicine namely the advantages and disadvantages, benefits, influencing factors, and implementation of telemedicine services during the Covid-19 pandemic. In addition, 3 factors can affect telemedicine services, namely finance, technology infrastructure, and organizational rules and regulations.Keywords: Covid-19; Implementation; Health service; Telemedicine.Pendahuluan: Telemedicine merupakan layanan kesehatan jarak jauh dengan memakai komunikasi audio, visual, dan data, termasuk perawatan, diagnosis, konsultasi, dan pengobatan, serta pertukaran data medis. Dalam pelaksanaan layanan telemedicine, diperlukan kerjasama dari berbagai pihak termasuk pasien dan fasilitas layanan kesehatan.Tujuan: Menganalisis implementasi layanan telemedicine di masa pandemi Covid-19.Metode: Penelitian literature review dengan database PubMed, ScienceDirect, dan Google Scholar. Penilaian dan kualitas artikel dalam penelitian ini menggunakan instrumen Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analysis.Hasil: Berdasarkan hasil pencarian, didapatkan 9 artikel relevan dan sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Dari 9 artikel tersebut, diperoleh 5 hal terkait implementasi layanan telemedicine dan 3 faktor yang dapat memengaruhi layanan telemedicine.Simpulan: 5 hal terkait implementasi layanan telemedicine yaitu kelebihan dan kekurangan, manfaat, faktor yang memengaruhi, dan implementasi layanan telemedicine pada masa pandemi Covid-19. Kemudian 3 faktor yang dapat memengaruhi layanan telemedicine yaitu keuangan, infrastruktur teknologi, serta aturan dan peraturan organisasi.
Pengetahuan dan perilaku mahasiswa keperawatan vokasi dalam upaya preventif di masa pandemi Covid-19 Praty Milindasari; Juniah Juniah
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 16, No 3 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i3.6101

Abstract

Background: At the end of 2019 the world was attacked by the disease Covid-19 (Corona Virus Disease-19) or the Coronavirus. The number of cases and deaths due to the Covid-19 outbreak continues to occur in various countries in the world with new cases being reported every day. Preventive efforts carried out by vocational nursing students and information about Covid-19 help themselves to prevent and overcome Covid-19 problems.Purpose: Knowing the relationship between knowledge and behavior of vocational nursing students in preventive efforts during the Covid-19 pandemicMethod: Quantitative research with a correlation design approach with a population was D3 nursing students at three nursing education institutions in the Bandar Lampung City area, and data collection was carried out in October 2021. The sample size was 90 respondents. The sampling technique was taken using the Simple random sampling technique, which is the simplest probability sampling technique. The instrument was used as a questionnaire to determine the knowledge and behavior of students about preventive efforts during the Covid-19 pandemic.Results: From the research, it is known that 88.9% of students have good knowledge. 82 students (91.1%), students who use hand sanitizers 84 (93.3%), students who keep their distance 68 (75.6%), students who have the habit of touching their eyes, nose, and mouth 46 (51.1 %), and students who experienced an increase in endurance were 76 (84.4%).Conclusion: There is a significant relationship between knowledge and efforts to prevent the use of masks, use of hand sanitizers, maintain distance, and increase endurance (p-value < 0.05), and there is no significant relationship between knowledge and behavior of touching eyes, nose, and mouth (p-value > 0.05).Suggestion: Expand knowledge related to Covid-19 by following developments and continuing to take preventive actions or efforts in daily life to prevent further Covid-19 transmission.Keywords: Knowledge; Behavior; Student of Nursing; Prevention; Covid-19 Pendahuluan: Penghujung tahun 2019 dunia diserang oleh penyakit Covid-19 (Corona Virus Desease-19) atau virus Corona. Jumlah kasus dan korban jiwa akibat wabah Covid-19 ini terus terjadi di berbagai negara di dunia dengan terus dilaporkannya kasus baru setiap harinya. Upaya preventif yang dilakukan oleh mahasiswa keperawatan vokasional dan informasi tentang Covid-19 membantu diri mereka untuk mencegah dan mengatasi masalah Covid-19.Tujuan: Mengetahui hubungan pengetahuan dan perilaku mahasiswa keperawatan dalam upaya preventif di masa pandemi Covid-19Metode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan correlation designs, populasinya mahasiswa Keperawatan swasta jenjang D3 keperawatan di tiga institusi pendidikan perawat  di wilayah Kota Bandar Lampung, dan pengambilan data dilaksanakan pada bulan Oktober 2021. Besarnya sampel pada sebanyak 90 responden. Teknik sampling yang diambil menggunakan teknik Simple random sampling, yang merupakan teknik probabilitas sampling paling sederhana. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner untuk mengetahui pengetahuan dan prilaku mahasiswa tentang upaya preventif  di masa pandemik Covid-19Hasil: Dari penelitian didapatkan mahasiswa yang memiliki pengetahuan baik sebanyak 88,9%. mahasiswa yang memakai masker sebanyak 82 (91,1%), mahasiswa yang menggunakan hand sanitizer 84 (93,3%), mahasiswa yang menjaga jarak 68 (75,6%), mahasiswa yang mempunyai kebiasaan menyentuh mata, hidung, dan mulut sebanyak 46 (51,1%), dan mahasiswa yang meningkatkan daya tahan tubuh sebanyak 76 (84,4%).Simpulan: Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan upaya preventif memakai masker, menggunakan hand sanitizer, menjaga jarak, dan meningkatkan daya tahan tubuh (p-value < 0,05), dan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku menyentuh mata, hidung, dan mulut (p-value > 0,05).Saran: Perluas pengetahuan terkait dengan Covid-19 dengan mengikuti perkembangan yang terjadi dan lakukan terus tindakan atau upaya preventif dalam kehidupan sehari-hari untuk mencegah penularan lebih lanjut Covid-19.
Pengetahuan gizi, pola asuh, dan asupan makanan dengan status gizi bayi dan balita Citra Indah Sari; Fika Minata Wathan; Eka Rahmawati; Titin Dewi Sartika Silaban
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 16, No 3 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i3.6956

Abstract

Background: Nutritional status is a balance between nutrient intake from food and the nutritional requirements needed for body metabolism. WHO 2018 stated that in 2017 around 7.5% or 50.5 million children under five experienced malnutrition which resulted in failure to grow and develop.Purpose: To determine the relationship: its nutritional knowledge, parenting, and food intake with the nutritional status of infants and toddlersMethod: The quantitative study with a cross-sectional approach, was done in January-February 2022 in Tanjung Ning Lama village. The population in this study were mothers who had infants or toddlers with a sample of 83 respondents who were taken by simple random sampling technique. The results of the analysis used statistical tests, namely the chi-square test to see the univariate and bivariate analysis.Results: Show that the knowledge of nutrition was good 57 respondents with a percentage of 68.7%, good food intake 53 respondents with a percentage of 63.9%, poor parenting 47 respondents with a percentage of 56.6%, and good nutritional status 52 respondents with a percentage of 62.7%. While the results of the bivariate analysis of maternal knowledge were good 80.8% (p-value = 0.005, OR: 4.480), good food intake 75% (p-value = 0.012. OR: 1.415), bad parenting 74.2% (p-value = 0.012).= 0.012 and OR: 3.354) that there is a partial relationship with the nutritional status of toddlers and infants.Conclusion: There is a relationship between maternal knowledge, food intake, and parenting simultaneously with the nutritional status of infants and toddlers.Keywords: Knowledge; Food intake; Parenting; Nutritional Status of Infants and Toddlers. Pendahuluan: Status gizi adalah keseimbangan antara asupan zat gizi dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk metabolisme tubuh. WHO 2018 menyatakan pada tahun 2017 di dunia sekitar 7,5% atau 50,5 juta balita mengalami gizi kurang yang berdampak gagal tumbuh kembang.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan: pengetahuan gizi, pola asuh, dan asupan makanan dengan status gizi bayi dan balitaMetode: Penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, dilakukan pada bulan Januari-Februari 2022 di desa Tanjung Ning Lama. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang memiliki bayi atau balita dengan sampel sebanyak 83 responden yang diambil dengan teknik simple random sampling. Hasil analisis menggunakan uji statistik yaitu uji chi-square untuk melihat analisis univariat dan bivariat.Hasil: Menunjukkan pengetahuan gizi baik 57 responden dengan persentase 68,7%, asupan makanan baik 53 responden dengan persentase 63,9%, pola asuh kurang baik 47 responden dengan persentase 56,6%, dan status gizi baik 52 responden dengan persentase 62,7%. Sedangkan hasil analisis bivariat pengetahuan ibu baik 80,8% (p-value = 0,005, OR: 4,480), asupan makanan baik 75% (p-value = 0,012. OR: 1,415), pola asuh buruk 74,2% (p-value = 0,012. OR: 1,415), pola asuh buruk 74,2% (p- nilai = 0,012 dan OR: 3,354) bahwa ada hubungan parsial dengan status gizi balita dan bayi.Simpulan: Ada hubungan antara pengetahuan ibu, asupan makanan, dan pola asuh secara simultan dengan status gizi bayi dan balita.
Faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada masa pandemi Covid-19 Herlina Anggraini; Setiawati Setiawati; Rilyani Rilyani
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 16, No 3 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i3.5132

Abstract

Background: Obesity is the accumulation of excess fat due to an imbalance in energy intake (energy intake) with energy used (energy expenditure). Obesity and overweight are two different things, but both of them show the presence of excess fat accumulation in the body which is indicated by an increase in body mass index (BMI) above normal as measured using the formula of body weight (Kg) divided by height (m²). The incidence of obesity in Malahayati University students in 2019 with data on obese students as many as 60 (34%) from 175 students with research results there is a relationship between sleep patterns and junk food on the obesity level of Malahayati University students in Bandar Lampung.Purpose: Known factors related to obesity during the Covid-19 pandemic to the incidence of obesity in students at the Faculty of Medicine, Malahayati University, Bandar Lampung.Method: type of quantitative research with cross sectional approach design. The sampling technique used was the quota sampling technique. The population in this study were students of the Faculty of Medicine of the Nursing Science Study Program who had a history of obesity with a total of 175 students at Malahayati University, Bandar Lampung. Measurement using a questionnaire and analyzing data using chi-square.Results: Of the chi square test show that the obesity factors that are significantly related and become a factor in the occurrence of obesity in students are the genetic factor of the student's father (p-value = 0.42; OR = 2.444); mother (p-value = 0.000; OR = 28,000); consumption of fast food (p-value = 0.000; OR = 21,500); physical activity (p-value = 0.000; OR = 2,032). Students who have obese parents have a higher risk of obesity, frequent fast food consumption and light physical activity factors are 3 times more likely to be at risk of obesity than students who do moderate physical activity.Conclusion: There is a relationship between genetic factors, diet and physical activity of students with the incidence of obesity in students. Keywords: Genetic; Dietary; Physical Activity; Obesity; Covid-19 PandemicPendahuluan: Obesitas merupakan penumpukan lemak yang berlebih akibat ketidak seimbangan asupan energi (energy intake) dengan energi yang digunakan (energy expenditure). Obesitas dan overweight adalah dua hal yang berbeda namun keduanya sama-sama menunjukkan adanya penumpukan lemak yang berlebih dalam tubuh yang ditandai dengan peningkatan indeks masa tubuh (IMT) di atas normal yang diukur menggunakan rumus berat badan (Kg) dibagi tinggi badan (m²). Kejadian obesittas pada mahasiswa Universitas Malahayati tahun 2019 dengan data mahasiswa obesitas sebanyak 60 (34%) dari 175 responden dengan hasil penelitian terdapat hubungan antara pola tidur dan makanan junk food pada tingkat obesitas mahasiswa Universitas Malahayati Bandar Lampung.Tujuan: Diketahui faktor-faktor yang berhubungan  dengan obesitas selama masa pandemi Covid-19 terhadap kejadian Obesitas pada mahasiswa di Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati Bandar Lampung.Metode: jenis penetian kuantitatif dengan desain pendekatan cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik jenis sampling kuota. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa fakultas Kedoteran Prodi Ilmu Keperawatan yang memiliki riwayat obesitas dengan jumlah 175 responden di Universitas Malahayati Bandar Lampung. Pengukuran menggunakan kuesioner dan menganalisa data menggunakan chi-square.Hasil: Dari uji chi square menunjukan faktor-faktor obesitas yang secara signifikan hubungan dan menjadi faktor  terjadinya obesitas pada mahasiswa adalah faktor genetik ayah mahasiswa (p-value = 0,42; OR = 2,44); ibu (p-value = 0,000; OR = 28,000); konsumsi fast food (p-value = 0,000; OR = 21,500); aktifitas fisik (p-value = 0,000; OR 2,032). Mahasiswa yang memiliki orang tua yang gemuk memiliki risiko lebih tinggi mengalami obesitas, konsumsi fast food yang sering dan faktor aktifitas fisik  yang ringan memiliki kemungkinan 3 kali lebih berisiko mengalami obesitas berisiko dibandingkan dengan mahasiswa yang melakukan aktifitas fisik sedang.Simpulan: Terdapat hubungan faktor genetik, pola makan dan aktifitas fisik mahasiswa dengan kejadian obesitas mahasiswa. 
Pengaruh terapi akupresur terhadap intensitas nyeri dismenore Galih Jatnika; Asep Badrujamaludin; Yuswandi Yuswandi
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 16, No 3 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i3.7290

Abstract

Background: Dysmenorrhea is discomfort in the form of pain during menstruation. Dysmenorrhea that occurs in adolescents if not treated will have an impact on daily activity patterns, not attending school or skipping college, decreased productivity, and decreased concentration and can then lead to decreased achievement. Acupressure therapy is therapy on acupuncture points without using needles but with a massage using fingers. Acupressure therapy can be done by massaging the body's meridian points.Purpose: To determine the Effect of acupressure therapy on the pain intensity of dysmenorrheaMethod: Quasi-experimental research with a pretest-posttest design with a control group design. The intervention group was given acupressure therapy on SP 6 acupoint, while the control group was not given only education about acupressure therapy after that the pain scale examination (post-test), the number of respondents was 36 students, the test used was a nonparametric test with a dependent test using Wilcoxon test and for independent using Mann-Whitney U.Results: The average decrease in the dysmenorrhoea pain scale from the pre-therapy pain scale was 5.72 to a pain scale of 2.67 in the intervention group and in the control group from a pain scale of 4.50 to a pain scale of 3.94. Significant difference in the average dysmenorrhea pain scale in the intervention group p-value 0.001 (< 0.05), control group p-value 0.084 (> 0.05). The results of this study indicate that acupressure therapy given at the SP6 meridian point is proven to be effective in reducing dysmenorrhoea pain.Conclusion: Acupressure therapy research conducted at the SP6 point for 20 minutes for 2 consecutive months was proven to be effective in reducing dysmenorrhea pain. Acupressure therapy is a therapy that has been proven effective if it is done regularly and long-term.Keywords: Acupressure; Dysmenorrhea; Pain; IntensityPendahuluan: Dismenorea merupakan ketidaknyamanan berupa rasa nyeri pada saat terjadi menstruasi. Dismenorea yang terjadi  pada remaja apabila tidak ditangani akan berdampak terhadap pola aktivitas sehari-hari, tidak masuk sekolah atau bolos kuliah, produktivitas yang menurun, penurunan konsentrasi dan kemudian bisa menyebabkan penurunan prestasi. Terapi akupresur merupakan terapi pada titik akupunktur tanpa menggunakan jarum melainkan dengan pijatan menggunakan jari tangan. Terapi akupresur dapat dilakukan dengan cara memijat titik meridian tubuhTujuan: Untuk mengetahui pengaruh terapi Akupresur terhadap intensitas nyeri dismenoreMetode: Penelitian quasi eksperiment dengan rancangan yang digunakan adalah pretest-posttest with control group design. Kelompok intervensi dilakukan intervensi terapi akupresur pada titik SP 6, sedangkan pada kelompok kontrol tidak dilakukan hanya diberikan edukasi tentang terapi akupresur dan setelah itu pemeriksaan skala nyeri (post test), Jumlah partisipan sebanyak 36 mahasiswi, uji yang digunakan yaitu uji nonparametric dengan uji dependent menggunakan uji Wilcoxon dan untuk independent menggunakan Mann-Whitney U.Hasil: Penurunan rerata skala nyeri dismenorea dari skala nyeri sebelum terapi sebesar 5.72 menjadi skala nyeri sebesar  2.67 pada kelompok internensi dan pada kelompok kontrol  dari skala nyeri 4.50 menjadi skala nyeri 3.94. Terdapat perbedaan yang signifikan rerata skala nyeri dismenorea pada kelompok intervensi p value 0.001 (< 0.05), kelompok kontrol p value 0.084 (> 0.05). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi akupresur yang diberikan pada titik meridian SP6 terbukti efektif menurunkan intensitas nyeri dismenoreaSimpulan: Penelitian Terapi akupresur yang dilakukan pada titik SP 6 selama 20 menit untuk 2 bulan berturut-turut terbukti efektif dapat menurunkan nyeri dismenorea pada mahasiswi Kesehatan, UNJANI. Terapi akupresur merupakan terapi yang terbukti efektif jika dilakukan secara rutin dan jangka panjang. 
Penerapan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19 pada keluarga yang mengunjungi pasien rawat inap Ana Astuti; Lolita Sary; Nurul Aryastuti
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 16, No 3 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i3.6869

Abstract

Background: Coronavirus are a group of viruses that can cause disease in animals or humans. From the observations of inpatient family visitors on December 20, 2020 from 30 respondents, it was found that 83% of visitors used masks, 53% of visitors washed their hands with soap and 67% of visitors kept their distance.Purpose: To determine the factors related to the application of health protocols during the Covid-19 pandemic.Method: Quantitative study, the design used is analytic with a cross-sectional approach. The population in this study were all families of inpatients in May–June 2021 with a sample was 196 respondents. Bivariate analysis using chi-square and multivariate analysis using linear regression.Results: The univariate study showed that the most moderate compliance was 96 respondents (49%), good knowledge was 120 respondents (61.2%), positive attitude was 106 respondents (54.1%), the positive perception was 107 respondents (54.7%), positive values as many as 104 respondents (53.1%), positive information sources 109 respondents (55.6). The results of the bivariate test showed that there was a relationship between knowledge, attitudes, perceptions, values, and sources of information (p=0.033; 0.017; 0.001; 0.028; 0.006) on compliance with the application of health protocols in inpatient families. The results of the multivariate test showed that perception was the dominant variable (B=0,162) in compliance with the application of health protocols in the families of inpatientsConclusion: The perception variabel has the greatest influence on compliance with the application of health protocols at the Batin Mangunang Tanggamus Hospital in 2021Keywords: Families visiting inpatients; Health Protocol; Pandemic; Covid-19Pendahuluan: Coronavirus merupakan kelompok virus yang dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau manusia.  Dari hasil observasi pengunjung keluarga pasien rawat inap pada tanggal 20 Desember 2020 dari  30 responden, didapatkan 83% pengunjung menggunakan masker, 53% pengunjung mencuci tangan dengan sabun dan didapatkan 67% pengunjung menjaga jarak.Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang terkait dengan penerapan protokol kesehatan selama pandemi Covid-19.Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan cross sectional.  Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga pasien rawat inap pada bulan Mei – Juni  2021 dengan sasaran 344 keluarga pasien rawat inap dengan 196 responden. Analisa bivariat menggunakan Chi-square dan Analisa multivariate menggunakan regresi linier.Hasil: Didapatkan kepatuhan protokol kesehatan dalam kategori sedang sebanyak 96 responden (49%), pengetahuan baik sebanyak 120 responden (61,2%), sikap positif sebanyak 106 responden (54,1%), persepsi positif sebanyak 107 responden (54,7%), nilai-nilai positif sebanyak104 responden (53,1%), sumber informasi positif sebanyak 109 responden (55,6). Hasil uji bivariat didapatkan ada hubungan antara pengetahuan, sikap, persepsi, nilai-nilai, dan sumber informasi (p=0,033; 0,017; 0,001; 0,028; 0,006) terhadap kepatuhan penerapan protokol kesehatan pada keluarga pasien rawat inap. Hasil uji multivariate didapatkan persepsi merupakan variabel dominan (B=0,162) berhubungan dengan kepatuhan penerapan protokol kesehatan pada keluarga pasien rawat inap.Simpulan: Variabel persepsi memiliki pengaruh paling besar terhadap kepatuhan penerapan protokol kesehatan di RSUD Batin Mangunang Tanggamus tahun 2021.
Faktor-faktor yang berhubungan dengan kesulitan makan persisten pada anak usia prasekolah Andri Yulianto; Mella Dwi Novitasari; Desi Arimadiyanti; Wahyu Widayati
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 16, No 3 (2022)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v16i3.6324

Abstract

Background: Children With Persistent Feeding Difficulties as a child's reluctance to consume, refuse, and choose the food served.Purpose: To identify related to persistent feeding difficulties in preschool-aged childrenMethod: An analytic observational with a cross sectional approach, the sampling technique used is total sampling with a sample of 40 respondents. Data collection using a questionnaire and statistical analysis using Chis-quare.Results: Finding of 15 respondents (37.5%) had preschool children who had persistent feeding difficulties in, while 26 respondents did not persistent feeding difficulties (62.5%). There is no relationship between mother's education and persistent feeding difficulties in preschool children (4-6 years) p-value = 0.159 >α (0.05). There is a relationship between family economic status and persistent feeding difficulties in preschool children (4-6 years) p-value = 0.017 < (0.05).Conclusion: There is no relationship between mother's education with persistent feeding difficulties in children and there is a relationship between family economic status and persistent feeding difficulties in preschool children.Keywords: Food; Persistent feeding difficulties; Preschool children (4-6 Years).Pendahuluan: Kesulitan makan persisten disebut sebagai feeding problem sebagai ketidakmauan anak untuk mengkonsumsi, menolak, dan memilih makanan yang dihidangkan.Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kesulitan makan persisten pada anak usia prasekolahMetode: Penelitian observasional analitik dengan pendekatan cros sectional, teknik sampling yang digunakan yaitu total sampling dengan jumlah sampel yaitu 40 responden. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner dan analisis stastistik mengunakan Chis-quare.Hasil : Didapatkan anak prasekolah yang mengalami kesulitan makan persisten sebanyak 15 responden (37,5%) sedangkan tidak mengalami kesulitan makan persisten sebanyak 26 responden (62,5%). Tidak ada hubungan antara pendidikan ibu dengan kesulitan makan pada anak prasekolah (4-6 tahun) p-value= 0.159 >α (0,05). Ada hubungan antara status ekonomi keluarga dengan kesulitan makan pada anak prasekolah (4-6 tahun) p-value= 0.017 <α (0,05).Simpulan : Tidak ada hubungan pendidikan ibu dengan kesulitan makan persisten pada anak dan terdapat hubungan antara status ekonomi keluarga dengan kesulitan makan pada anak prasekolah. 

Page 1 of 1 | Total Record : 10