cover
Contact Name
Teguh Pribadi
Contact Email
teguh@malahayati.ac.id
Phone
+6282282204653
Journal Mail Official
holistik@malahayati.ac.id
Editorial Address
Universitas Malahayati Bandar Lampung, Indonesia Jl Pramuka No. 27 Kemiling Bandar Lampung, Indonesia
Location
Kota bandar lampung,
Lampung
INDONESIA
Holistik Jurnal Kesehatan
Published by Universitas Malahayati
ISSN : 19783337     EISSN : 26207478     DOI : 10.33024/hjk
Core Subject : Health,
Berisi kumpulan karya ilmiah dari peneliti diberbagai perguruan tinggi di Indonesia, di bidang ilmu kesehatan khususnya bidang ilmu keperawatan yang berdasarkan kepada kebutuhan pasien secara total meliputi: kebutuhan fisik, emosi, sosial, ekonomi dan spiritual. Adapun penelitiannya mencakup 4 aspek pokok, yakni: promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif.
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 17, No 10 (2024)" : 10 Documents clear
Efektivitas terapi guided imagery terhadap tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah Afni Yan Syah; Nosi Delianti
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 10 (2024)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i10.13255

Abstract

Background: Students are individuals who are studying at a tertiary institution who have the task of completing their studies, within a predetermined time period, and will end their study period by compiling a scientific work as a graduation requirement. The process of preparing scientific work is not a simple thing for students. Students are required to be independent, critical, write scientifically, conduct field surveys, and apply the knowledge learned during the lecture process. Students feel that preparing scientific work is beyond their abilities so they easily experience stress. Stress management can be done with guided imagery therapy, which is a relaxation method for imagining places and events related to pleasant feelings of relaxation.Purpose: To determine the effectiveness of guided imagery therapy on stress levels in final year students in completing scientific work.Method: Using quasi-experimental research with a pretest and posttest control group design approach. The sampling technique used non-probability sampling, purposive sampling, totaling 68 respondents and divided into 2 groups, namely 34 participants in the experimental group and 34 participants in the control group. The instrument used to measure stress levels in final year students is the Perceived Stress Scale (PSS-10). The statistical test used is the Paired Sample T-test.Results: Obtained p-value = 0.000 (p<0.05) in the experimental group, which means that there is an influence of guided imagery therapy on the stress level of final year students in completing scientific papers. This can be seen from the decrease in the average stress level in the experimental group to 4.88 and in the control group to 0.23.Conclusion: Guided imagination therapy is effective on final year students' stress levels in completing scientific work.Suggestion: In this case, there needs to be support from the family and campus in order to deal with stress in final year students appropriately. Keywords: Emphasize; Guided Imagery; Student. Pendahuluan: Mahasiswa merupakan individu yang sedang belajar di perguruan tinggi yang memiliki tugas dalam menyelesaikan studinya, dalam jangka waktu yang telah ditetapkan, dan akan mengakhiri masa kuliahnya dengan menyusun karya tulis ilmiah (KTI) sebagai syarat kelulusan. Proses penyusunan KTI ini bukan hal yang sederhana bagi mahasiswa. Mahasiswa diharuskan untuk mandiri, kritis, menulis secara ilmiah, melakukan survei lapangan, dan menerapkan ilmu yang dipelajari selama proses perkuliahan. Mahasiswa merasa bahwa dari penyusunan KTI diluar kemampuannya, sehingga mereka mudah mengalami stres. Penanganan stres dapat dilakukan dengan terapi guided imagery yang merupakan metode relaksasi untuk mengkhayalkan tempat dan kejadian berhubungan dengan rasa relaksasi yang menyenangkan.Tujuan: Untuk mengetahui efektivitas terapi guided imagery terhadap tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah.Metode: Menggunakan penelitian quasy eksperimen dengan pendekatan pretest dan postest control group design. Teknik pengambilan sampel dengan nonprobability sampling jenis purposive sampling sebanyak 68 responden dan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu 34 partisipan kelompok eksperimen dan 34 kelompok kontrol. Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir berupa Perceived Stress Scale (PSS-10). Uji statistik yang digunakan yaitu uji Paired Sample T-test.Hasil: Mendapatkan p-value = 0.000 (p<0.05) pada kelompok eksperimen yang berarti ada pengaruh terapi guided imagery terhadap tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah. Hal ini dapat dilihat dari penurunan tingkat stres rerata pada kelompok eksperimen 4.88 dan pada kelompok kontrol 0.23.Simpulan: Terapi guided imagery efektif terhadap tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir dalam menyelesaikan KTI.Saran: Dalam hal ini perlu adanya dukungan dari keluarga dan pihak kampus agar dapat mengatasi stres pada mahasiswa tingkat akhir secara tepat. Kata Kunci: Guided Imagery; Mahasiswa; Stres.
Optimalisasi teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence) untuk menentukan skala prioritas diagnosa keperawatan anak: A literature review Alfah Ratna Wati; La Ode Abdul Rahman
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 10 (2024)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i10.13304

Abstract

Background: A year in which significant technological changes have occurred. The theory consistently reviews childcare as a process of providing comprehensive and holistic health services to children to improve health, well-being and quality of life. However, this process is not easy and requires in-depth knowledge and correct decision making to diagnose, plan and provide appropriate nursing care.Purpose: To analyze the latest information about the use of artificial intelligence (AI) technology that can be used in determining the priority scale for diagnosing child deaths.Method: Literature review, a search for academic articles through online databases from 2019-2021 and obtained 10 suitable articles.Results: The use of Artificial Intelligence applications is increasingly important to advance information to account for changes, it could be said that technology is becoming more sophisticated. However, this technology is still quite controversial in the healthcare industry because it is not yet universally available to provide nursing care, considering the nature of healthcare, ethical issues that can threaten patient preferences, security and privacy.Conclusion: The use of AI applications is increasingly important to advance information to take into account changes, it could be said that technology is becoming more sophisticated. However, this technology is still quite controversial in the healthcare industry because it is not yet universally available to provide nursing care, considering the nature of healthcare, ethical issues that can threaten patient preferences, security and privacy. Keywords: Artificial Intelligence; Nursing Diagnosis; Pediatric Nursing.  Pendahuluan: Tahun dimana perubahan teknologi yang signifikan telah terjadi. Teori ditinjau secara konsisten asuhan keperawatan anak merupakan proses pemberian pelayanan kesehatan yang komprehensif dan holistik kepada anak untuk meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan kualitas hidup. Namun proses ini tidak mudah dan memerlukan pengetahuan mendalam serta pengambilan keputusan yang tepat untuk mendiagnosa, perencanaan dan memberikan asuhan keperawatan yang tepat.Tujuan: Untuk menganalisis informasi terbaru tentang penggunaan teknologi artificial intelligence (AI) bisa digunakan dalam menentukan skala prioritas diagnosa keperawatan anak.Metode: Literature review sebuah penelusuran artikel akademik melalui online database dari tahun 2019-2021 dan didapatkan 10 artikel yang sesuai.Hasil: Penggunaan aplikasi Artificial Intelligence semakin penting untuk memajukan pengetahuan keperawatan untuk memperhitungkan perubahan, bisa dibilang teknologi semakin mutakhir. Namun teknologi ini masih cukup kontroversial di industri perawatan kesehatan karena belum tersedia secara menyeluruh untuk menyediakan asuhan keperawatan, dengan mempertimbangkan sifat layanan kesehatan, masalah etika yang dapat mengancam preferensi, keamanan, dan privasi pasien.Simpulan: Penggunaan aplikasi AI semakin penting untuk memajukan pengetahuan keperawatan dalam memperhitungkan perubahan, bisa dibilang teknologi semakin mutakhir. Namun teknologi ini masih cukup kontroversial di industri perawatan kesehatan karena belum tersedia secara menyeluruh untuk menyediakan asuhan keperawatan, dengan mempertimbangkan sifat layanan kesehatan, masalah etika yang dapat mengancam preferensi, keamanan, dan privasi pasien.  Kata Kunci: Kecerdasan Buatan; Diagnosa Keperawatan; Keperawatan Anak.
Efektifitas precede-proceed model dalam meningkatkan kualitas hidup pasien penyakit kronis Dewiyuliana Dewiyuliana; Junizar Junizar; Juliana Juliana; Cut Rahmiati
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 10 (2024)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i10.13199

Abstract

Background: Increasing cases of chronic diseases lead to higher death rates in the world. Chronic diseases are caused by unhealthy people's behaviour, environmental factors, increased use of technology, socio-cultural influences that can affect the quality of life of sufferers. Chronic illness can affect the health of individuals, families, communities and governments. The precede-proceed model is an approach that can be used to influence individuals in their activities by adjusting to their conditions, compliance with treatment and enthusiasm for treatment so as to improve the quality of life for people with chronic diseases. Purpose: To identify the effectiveness of the precede-proceed model in improving the quality of life of patients with chronic diseases.Method: This research is a pre-experimental research with a pre-test and post-test design approach. The population in this study were people with chronic diseases and the sample was 17 respondents who were selected by random sampling with the inclusion and exclusion criteria set by the researcher. The precede-proceed model was carried out in 7 stages which lasted for 7 weeks. The instrument used to assess the patient's quality of life is Whoqol-Brief. Hypothesis testing using the Paired T-sample statistic. Results: the most dominant sex in this study was women with a percentage of reaching (76.47%), the most age was elderly with a percentage of 52.94%, secondary education level with the highest percentage of 58.82% and the most type of DM disease dominant in this study with a percentage of 35.29%. The precede-proceed model can improve the quality of life of patients with chronic diseases (p=0.00).Conclusion: The precede-proceed model is an approach to increasing the knowledge of people with chronic diseases with health services through the support of patients, families and the community.  Keywords: Chronic Diseases; Precede-Proceed Model; Quality of Life. Pendahuluan: Peningkatan kasus penyakit kronis menyebabkan semakin tingginya angka kematian di dunia. Penyakit kronis disebabkan perilaku masyarakat, faktor lingkungan, peningkatan penggunaan teknologi, pengaruh sosial budaya yang dapat mempengaruhi kualitas hidup penderita. Penyakit kronis dapat mempengaruhi kesehatan individu, keluarga serta masyarakat dan pemerintahan. Precede-proceed model merupakan suatu pendekatan dalam bentuk pendekatan, yang dapat mempengaruhi individu untuk beraktivitas dengan menyesuaikan dengan kondisinya, pemenuhan dalam pengobatan dan semangat dalam menjalani pengobatan sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup penderita penyakit kronis. Tujuan: Untuk melihat keefektifan precede-proceed model dalam meningkatkan kualitas hidup penderita dengan penyakit kronis. Metode: Penelitian quasi eksperimen dengan pendekatan pre-test dan post-test design. Populasi dalam penelitian ini adalah penderita penyakit kronis, dengan sampel sebanyak 17 responden yang dipilih secara random sampling. Kriteria inklusi meliputi responden yang bersedia menjadi responden, pasien yang mengalami penyakit kronis lebih dari 6 bulan, kesadaran compos mentis, nilai kualitas hidupnya rendah, sedangkan yang menjadi kriteria eksklusi merupakan responden yang tidak bersedia menjadi responden, ada gangguan penglihatan dan pendengaran. Pelaksanaan precede-proceed model ini dilaksanakan dalam 7 tahapan yang berlangsung selama 7 minggu. Instrumen yang digunakan untuk menilai kualitas hidup pasien berupa Whoqol-Brief. Pengujian hipotesis menggunakan statistik Paired sampel T-test.Hasil: Menunjukkan bahwa jenis kelamin yang paling dominan dalam penelitian ini adalah perempuan dengan persentase mencapai 76.47%, usia yang paling dominan dalam penelitian ini adalah lanjut usia dengan persentase mencapai 52.94%, tingkat pendidikan paling banyak menengah dengan persentase 58.82% dan jenis penyakit kronis yang paling banyak adalah penyakit diabetes mellitus dengan persentase 35.29%. Model precede-proceed dapat meningkatkan kualitas hidup penderita dengan penyakit kronis (p=0.00).Simpulan: Precede-proceed model merupakan suatu pendekatan dalam meningkatkan pengetahuan penderita penyakit kronis dengan pelayanan kesehatan melalui dukungan dari pasien, keluarga dan masyarakat Kata Kunci: Kualitas Hidup; Penyakit Kronis; Precede Proceed Model.
Kepatuhan menggunakan alat pelindung diri (APD) di kalangan pekerja sektor informal di Indonesia: A literature review Azalia Diani Laksono; Yuliani Setyaningsih; Daru Lestyanto
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 10 (2024)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i10.13617

Abstract

Background: The majority of informal sector workers work in hazardous work fields and are not regulated by labor regulations. This condition places informal sector workers vulnerable to exposure to potential dangers. Personal protective equipment (PPE) is the final step that can be taken in controlling hazards that can be carried out in the informal sector.Purpose: To identify components that can influence workers' compliance behavior in using PPE in the informal sector.Method: This research uses a literature review study method with a search strategy for articles in research journals and searches via Google Scholar with a time period of 2022-2023 using the keywords Personal protective equipment (PPE), workers, and the informal sector. The search found 796 articles, then selected using PRISMA-ScR until 5 articles remained that matched the topic.Results: Informant compliance is still relatively low, this is proven by the results of observations and interviews which state that all informants have not fully used the required PPE when working. So there is a need to increase knowledge and attitudes regarding compliance with the use of PPE in the informal sector.Conclusion: Knowledge and attitudes are related to the behavior of using PPE in the informal sector. Workers with good knowledge and attitudes can prevent work-related accidents and work-related diseases from occurring.Suggestion: Collaboration with related parties, such as government agencies, workers' organizations and companies, to increase awareness and implementation of the use of PPE in the informal sector. Keywords: Informal Sector; Personal Protective Equipment (PPE); Worker. Pendahuluan: Pekerja sektor informal mayoritas bekerja pada bidang pekerjaan yang berbahaya dan tidak diatur dalam peraturan ketenagakerjaan. Kondisi ini menempatkan pekerja sektor informal rentan akan paparan bahaya yang dapat terjadi. Alat pelindung diri (APD) merupakan langkah terakhir yang dapat dilakukan dalam pengendalian bahaya yang dapat dilakukan di sektor informal.Tujuan: Untuk mengidentifikasi komponen yang dapat mempengaruhi perilaku kepatuhan pekerja menggunakan APD dalam sektor informal.Metode: Penelitian ini menggunakan metode studi literature review dengan strategi pencarian artikel pada jurnal penelitian dan pencarian melalui Google Scholar dengan rentang waktu 2022-2023 menggunakan kata kunci Alat pelindung diri (APD), pekerja, dan sektor informal. Pencarian tersebut ditemukan 796 artikel, kemudian diseleksi menggunakan PRISMA-ScR hingga tersisa 5 artikel yang sesuai dengan topik.Hasil: Kepatuhan informan masih tergolong rendah, hal ini dibuktikan dengan hasil observasi dan wawancara yang menyatakan bahwa seluruh informan tidak lengkap menggunakan APD yang diwajibkan saat bekerja. Sehingga perlu meningkatkan pengetahuan dan sikap yang berhubungan dengan kepatuhan penggunaan APD pada sektor informal.Simpulan: Pengetahuan dan sikap berhubungan dengan perilaku penggunaan APD pada sektor informal. Pekerja dengan pengetahuan dan sikap yang baik dapat mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi.Saran: Adanya kerjasama dengan pihak terkait, seperti lembaga pemerintah, organisasi pekerja, dan perusahaan, untuk meningkatkan kesadaran dan penerapan penggunaan APD di sektor informal. Kata Kunci: Alat Pelindung Diri (APD); Pekerja; Sektor Informal.
Continuous glucose monitoring for hypoglycemia and diabetic ketoacidosis risk reduction among diabetic patient using insulin: A literature review Assyfa Siti Rohmah; Tuti Herawati
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 10 (2024)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i10.13305

Abstract

Background: Hypoglycemia and diabetic ketoacidosis (DKA) are the two most common complications in diabetes patients. Monitoring blood glucose levels to prevent acute complications is an important part of diabetes management. In the era of increasingly advanced technology, technology can be used to monitor blood glucose, namely continuous glucose monitoring (CGM).Purpose: To provide an overview of the effectiveness of using CGM devices as diabetes management to reduce the incidence of hypoglycemia and DKA in diabetes patients receiving insulin therapy.Method: Literature review research to identify through a database all articles related to the topic of the effectiveness of continuous glucose monitoring (CGM). Literature search using boolean search with population "Diabetes Type 1" OR "Diabetes Patients" OR "Diabetes Type II", Intervention "Flash Glucose Monitoring" OR "Continuous Glucose Monitoring" OR "Real Time Glucose Monitoring", and outcome: "Hypoglycemia" OR “Diabetic Ketoacidosis” OR “Complications” OR “Diabetes Management”.Results: Identified 360,710 articles and found 15 suitable articles, of which 7 articles discussed that CGM can reduce the incidence of hypoglycemia, 7 articles discussed that CGM installation was related to reducing HbA1C, and 2 articles proved that CGM was related to reducing the incidence of DKA.Conclusion: The use of CGM effectively and efficiently helps nurses in monitoring blood glucose levels while in the inpatient room in the management of diabetes patients so that it is easier to detect the possibility of hypoglycemia and prevent DKA due to ongoing hyperglycemia.Suggestion: It is hoped that further research can compare the effectiveness of using CGM equipment based on various types or models. Keywords: Blood Glucose Monitoring; Continuous Glucose Monitoring; Diabetic Ketoacidosis; Hyperglycemia. Pendahuluan: Hipoglikemia dan diabetic ketoacidosis (DKA) merupakan dua komplikasi paling sering terjadi pada pasien diabetes. Pemantauan kadar glukosa darah sebagai pencegahan komplikasi akut menjadi bagian penting dalam manajemen diabetes. Di era teknologi yang semakin maju, penggunaan teknologi dapat digunakan sebagai pemantauan glukosa darah yaitu continuous glucose monitoring (CGM).Tujuan: Untuk memberikan gambaran efektivitas penggunaan alat CGM sebagai manajemen diabetes untuk menurunkan kejadian hipoglikemia dan DKA pada pasien diabetes yang mendapat terapi insulin.Metode: Penelitian literature review untuk melakukan identifikasi melalui basis data dari semua artikel berkaitan dengan topik efektivitas continuous glucose monitoring (CGM). Pencarian literatur menggunakan boolean search dengan population “Diabetes Type 1” OR “Diabetes Patient” OR “Diabetes Type II”, Intervention “Flash Glucose Monitoring” OR “Continuous Glucose Monitoring” OR “Real Time Glucose Monitoring”, dan outcome: “Hypoglycemia” OR “Diabetic Ketoacidosis” OR “Complications” OR “Diabetes Management”.Hasil: Mengidentifikasi sebanyak  360.710 artikel dan mendapatkan 15 artikel yang sesuai dimana 7 artikel membahas CGM dapat menurunkan kejadian hipoglikemia, 7 artikel membahas pemasangan CGM berkaitan dengan penurunan HbA1C, dan 2 artikel membuktikan CGM berkaitan dengan penurunan kejadian DKA.Simpulan: Penggunaan CGM efektif dan efisien membantu perawat dalam melakukan pemantauan kadar glukosa darah selama di ruang rawat inap dalam manajemen penanganan pasien diabetes sehingga lebih mudah dalam mendeteksi kemungkinan terjadinya hipoglikemia dan pencegahan DKA akibat hiperglikemia berkelanjutan.Saran: Diharapkan penelitian selanjutnya dapat membandingkan efektivitas penggunaan alat CGM berdasarkan dari berbagai jenis atau modelnya. Kata Kunci: Continuous Glucose Monitoring; Diabetic Ketoacidosis; Hiperglikemia; Pemantauan Glukosa Darah.
Workshop Basic Trauma & Cardiac Life Support (BT&CLS) terhadap pengetahuan dokter kecil pelajar SMA di Kota Bengkulu Yance Hidayat; Danur Azissah Roesliana Sofais; Dilfera Hermiati; Emi Pebriani; Meri Epriana Susanti
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 10 (2024)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i10.13176

Abstract

Background: Indonesia is one of the countries that faces a double nutritional problem (double burden). Nutritional problems are an indicator that leads to non-communicable diseases that begin with obesity, especially at a young age. The problem of obesity among teenagers has increased quite significantly with prevalence findings reaching 34%. In other words, teenagers are a group of people who are at risk of developing diseases such as high blood pressure, heart attacks, and so on. Another problem that must be faced is the limited number of health workers. To overcome this, the government created a small doctor program to deal with health problems in schools.Purpose: To utilize a demonstration model involving pediatricians to increase knowledge in basic life support (BT) and cardiac life support (CLS).Method: Experimental study to analyze the effects of each treatment using two experimental concepts, namely small doctors in public and private high schools. Participants were divided into two groups, namely pre and post-test. This study took participants from high school students who had duties as junior doctors in high school and did not have skills in BT&CLS practice. The total number of schools taken was 60 schools, consisting of 30 private and 30 state high schools.Results: The demonstration model was more effective in small private school doctors. This means that this concept can be easily applied in private schools. The 95% Confidence Interval (CI) for public high schools is -12.3 to 2.24 and for private high schools is -15.64 to 2.77.Conclusion: Little doctors in private schools are more skilled than little doctors in public schools. However, overall using demonstration techniques in minor doctor training can increase students' BT&BLS knowledge.Suggestion: Public schools should provide more training to minor doctors to increase the life expectancy of patients in schools. This can help and save the patient's life. Keywords: Basic Life Support (BT); Cardiac Life Support (CLS); Little Doctor; Workshop. Pendahuluan: Indonesia merupakan salah satu negara yang menghadapi masalah gizi ganda (double burden). Masalah gizi merupakan indikator yang mengarah pada penyakit tidak menular yang diawali dengan obesitas, terutama pada usia muda. Masalah obesitas di kalangan remaja mengalami peningkatan yang cukup signifikan dengan temuan prevalensi mencapai 34% dengan kata lain, remaja merupakan kelompok masyarakat yang memiliki risiko terkena penyakit seperti tekanan darah tinggi, serangan jantung, dan sebagainya. Masalah lain yang harus dihadapi adalah terbatasnya tenaga kesehatan. Dalam mengatasinya, pemerintah membuat program dokter kecil untuk menangani masalah kesehatan di sekolah.Tujuan: Untuk memanfaatkan model demonstrasi yang melibatkan dokter kecil untuk meningkatkan pengetahuan dalam basic life support (BT) dan cardiac life support (CLS).Metode: Studi eksperimen untuk menganalisis efek dari setiap perlakuan menggunakan dua konsep eksperimen yaitu dokter kecil di SMA negeri dengan swasta. Partisipan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu pra dan post-test. Penelitian ini mengambil partisipan dari siswa sekolah menengah atas yang memiliki tugas sebagai dokter junior di sekolah menengah atas dan tidak memiliki keterampilan dalam praktek BT&CLS. Total sekolah yang diambil adalah 60 sekolah, terdiri atas 30 SMA swasta dan 30 negeri.Hasil: Model demonstrasi lebih efektif pada dokter kecil sekolah swasta. Artinya, konsep ini dapat dengan mudah diterapkan di sekolah swasta. Confidence Interval (CI) 95% pada SMA Negeri adalah -12.3 sampai 2.24 dan pada SMA Swasta adalah -15.64 sampai 2.77.Simpulan: Dokter kecil di sekolah swasta lebih terampil daripada dokter kecil di sekolah negeri. Namun secara keseluruhan dengan menggunakan teknik demonstrasi dalam pelatihan dokter kecil dapat meningkatkan pengetahuan BT&BLS para siswa.Saran: Sekolah negeri harus memberikan lebih banyak pelatihan kepada dokter kecil untuk meningkatkan harapan hidup pasien di sekolah. Hal ini dapat membantu dan menyelamatkan nyawa pasien. Kata kunci: Basic Life Support (BT); Cardiac Life Support (CLS); Dokter Kecil; Workshop.
Pemberian sari kacang hijau (vigna radiata) terhadap kadar hemoglobin dalam upaya pencegahan anemia pada remaja putri Mochamad Budi Santoso; Dedi Supriadi; Devi Puspitasari
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 10 (2024)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i10.12931

Abstract

Background: Teenagers are the next generation of the nation who are able to develop better than the previous generation with an intelligent mentality and mindset, so that they can develop into good individuals. A health problem that often occurs in young women is anemia. The prevalence of anemia in Indonesia is 32% at the age of 15-24 years, while the prevalence of anemia in adolescents in Cimahi City is 37.99%. Efforts to overcome anemia are by consuming blood supplement tablets. Apart from that, increase foods that contain high iron from animal or vegetable sources. One type of food that contains high iron from vegetable elements is green beans because they contain ingredients that can help the formation of red blood cells.Purpose: To determine the effect of giving green bean juice (vigna radiata) on hemoglobin levels in adolescent girls.Method: Quasi-experimental design research with a non-equivalent control group design. The research was carried out on 23-26 May 2023. The population in this study was teenage girls in class X of SMAN 6 Cimahi, totaling 255 students. The sampling technique used was purposive sampling technique so that the sample in this study was 24 people who were divided into two, namely the intervention and control groups. The statistical test in this study used the Independent T-test.Results: Statistical tests using the Independent T-test resulted in p value = 0.001 (p<0.05), meaning that Ha accepted there was a difference in hemoglobin levels in the intervention group and the control group. These results indicate that there is an effect of giving green bean juice (vigna radiata) on hemoglobin levels in adolescent girlsConclusion: There is an effect of giving green bean juice (vigna radiata) on hemoglobin levels in adolescent girls.Suggestion: Young women must pay attention to their lifestyle, such as consuming foods that contain iron and avoiding foods that contain iron inhibitors such as tea, coffee and chocolate. Keywords: Green Bean Juice; Hemoglobin Levels; Teenage Girl. Pendahuluan: Remaja adalah generasi penerus bangsa yang mampu berkembang lebih baik dari generasi sebelumnya dengan mental dan pola pikir yang cerdas, sehingga dapat berkembang menjadi individu yang baik. Masalah kesehatan yang sering terjadi pada remaja putri yaitu anemia. Prevalensi anemia di Indonesia yaitu 32% pada usia 15-24 tahun sedangkan prevalensi anemia remaja di Kota Cimahi yaitu 37.99%. Upaya untuk mengatasi anemia yaitu dengan mengkonsumsi tablet tambah darah. Selain itu, menaikkan makanan yang mengandung zat besi tinggi dari sumber hewani ataupun sumber nabati. Salah satu jenis makanan yang mengandung zat besi tinggi dari unsur nabati yaitu kacang hijau karena mempunyai kandungan yang bisa membantu pembentukan sel darah merah.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh pemberian sari kacang hijau (vigna radiata) terhadap kadar hemoglobin pada remaja putri.Metode: Penelitian desain quasi eksperimen dengan rancangan non-equivalent control group. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 23-26 Mei 2023. Populasi pada penelitian ini merupakan remaja putri kelas X SMAN 6 Cimahi yang berjumlah 255 siswa. Teknik sampel yang digunakan yaitu teknik purposive sampling sehingga sampel dalam penelitian ini sebanyak 24 orang yang terbagi menjadi dua, yaitu kelompok intervensi dan kontrol. Uji statistik pada penelitian ini menggunakan uji T-Independen.Hasil: Uji statistik dengan menggunakan uji T-Independen diperoleh hasil p value = 0.001 (p<0.05) artinya Ha diterima terdapat perbedaan kadar hemoglobin pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil ini menyebutkan bahwa terdapat pengaruh pemberian sari kacang hijau (vigna radiata) terhadap kadar hemoglobin pada remaja putriSimpulan: Terdapat pengaruh pemberian sari kacang hijau (vigna radiata) terhadap kadar hemoglobin pada remaja putri.Saran: Bagi remaja putri harus memperhatikan pola hidup, seperti mengkonsumsi makanan yang mengandung zat besi dan menghindari makanan yang memiliki kandungan penghambat zat besi seperti, teh, kopi, dan coklat. Kata Kunci: Kadar Hemoglobin; Remaja Putri; Sari Kacang Hijau.
Analisis faktor kecenderungan perilaku mengakses situs porno pada pelajar Novita Putri; Mala Kurniati; Nurul Aryastuti
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 10 (2024)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i10.13280

Abstract

Background: Pornography has many negative impacts on teenagers, such as many teenagers engaging in deviant behavior. The results of the Health Research and Development survey in collaboration with UNESCO in 2018 showed that as many as 5.6% of Indonesian teenagers had engaged in free sex before marriage. A pornography addiction survey conducted in the capital city of Jakarta and Pandeglang showed that as many as 96.7% had been exposed to pornography and 3.7% had experienced pornography addiction.Purpose: To determine the factors that influence student behavior in accessing pornographic sites.Method: Quantitative research with a cross sectional approach, the population of this study was 148 students from SMA X, Bandar Lampung City, class X-XI, the total sample population. Bivariate analysis uses the chi square test and multivariate analysis uses logistic regression.Results: There is a relationship between knowledge (p = 0.004; OR=3.4), attitude (p = 0.004; OR = 4), friend influence (p = 0.000; OR= 6.8), parental influence (p = 0.000; OR 4.8), social media (p = 0.009; OR = 2.7) with student behavior in accessing pornographic sites.Conclusion: All variables influence students' behavioral tendencies in accessing pornographic sites, such as peers, parents, social media, knowledge, attitudes (p value <0.05. The influence of friends is the most dominant factor (p value 0.000).Suggestion: It is recommended that you do not access films or things related to pornography because it can have an impact on damaging your mindset and destroying your future. Keywords: Friends Of The Same Age; Porn Sites; Student Behavior. Pendahulaun: Pornografi memberikan banyak dampak negatif bagi remaja seperti banyaknya remaja yang melakukan perilaku menyimpang. Hasil survei Litbang Kesehatan bekerjasama dengan UNESCO tahun 2018, menunjukan sebanyak 5.6% remaja Indonesia sudah melakukan seks bebas pra nikah. Survei ketergantungan pornografi yang dilakukan di daerah ibu kota Jakarta dan Pandeglang menunjukan sebanyak 96.7% telah terpapar pornografi dan 3.7% mengalami adiksi pornografi.Tujuan: Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pelajar dalam mengakses situs porno.Metode: Jenis penelitian kuantitatif dilaksanakan di SMA X Kota Bandar Lampung dengan periode penelitian Juni 2023. Rancangan survey analitik dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Total sampel adalah seluruh populasi sejumlah 148 orang. Variabel bebas (independentI) yaitu pengetahuan, sikap, teman sebaya, peran orang tua, dan media massa. Variabel terikat (dependent) yaitu perilaku pelajar dalam mengakses situs porno. Analisis bivariat menggunakan uji chi square dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik.Hasil: Adanya hubungan pengetahuan (p = 0.004; OR=3.4), sikap (p = 0.004; OR = 4), pengaruh teman (p = 0.000; OR= 6.8), pengaruh orang tua (p = 0.000; OR 4.8), media sosial (p = 0.009; OR = 2.7) dengan perilaku pelajar dalam mengakses situs porno.Simpulan: Semua variabel berpengaruh terhadap kecenderungan perilaku pelajar dalam mengakses situs porno seperti teman sebaya, orang tua, media social, pengetahuan, sikap (nilai p value <0.05. Pengaruh teman merupakan faktor yang paling dominan (nilai p value 0.000).Saran: Diharapkan agar tidak mengakses film ataupun hal-hal yang berbau pornografi karena dapat berdampak pada rusaknya pola pikir dan menghancurkan masa depan. Kata kunci: Perilaku Pelajar; Situs Porno; Teman Sebaya.
Korelasi stres subjektif dan strategi koping mahasiswa keperawatan di masa pandemi Covid-19 Ferdy Lainsamputty; Metty Wuisang
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 10 (2024)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i10.13772

Abstract

Background: Stress is common among nursing students, especially those in their final year. If it is not handled properly, in the long term it will disrupt physical health and the clinical learning process will be hampered. This condition is exacerbated by the pandemic situation which increases the risk of students contracting infectious diseases during clinical practice. Various factors are also potentially related to nursing students' coping strategies.Purpose: To examine the correlation between stress and nursing students' coping strategies during the Covid-19 pandemic, along with the factors related to it.Method: A descriptive analytical design with a cross-sectional approach was used in this study involving 104 nursing students. The measuring instruments used are Depression Anxiety Stress Scale-42 (DASS-42) and Coping Strategies Inventory-Short Form (CSI-SF). Statistical tests use Independent T-Test, One-way ANOVA, and Pearson Correlation.Results: There was a difference in the average score of the coping strategy component involvement (t=-3.01; p=0.01) and disinvolvement (t=-0.26; p=0.01) based on the use of personal protective equipment (PPE). There was a difference in scores for the components of engagement coping strategies based on knowledge and prevention about Covid-19 (t=-2.45; p=0.02). There was a significant correlation between age and disengagement (r=-0.32; p<0.01) and emotion-focused disengagement (r=-0.41; p<0.001). Stress was significantly correlated with the emotion-focused component of disengagement (r=0.33; p<0.01).Conclusion: Students who are older, who use PPE have sufficient knowledge and prevention regarding Covid-19, and who experience more severe stress tend to use better coping strategies.Suggestion: Students should be able to manage stress and use positive coping strategies. Assessment of the student's psychological condition can be considered to continue during the study. Future research can develop interventions for the use of appropriate coping strategies in nursing students. Keywords: Coping Strategy; Nursing Students; Subjective Stress. Pendahuluan: Stres umum didapati pada mahasiswa keperawatan, khususnya yang berada di tahun terakhir. Apabila tidak tertangani dengan baik, dalam jangka panjang maka akan mengganggu kesehatan fisik dan proses pembelajaran klinik menjadi terhambat. Kondisi ini diperparah dengan keadaan pandemi yang meningkatan resiko mahasiswa tertular penyakit infeksius selama praktik klinik. Berbagai faktor juga berpotensi berhubungan dengan strategi koping mahasiswa keperawatan.Tujuan: Untuk menguji korelasi antara stres dan strategi koping mahasiswa keperawatan di masa pandemi Covid-19, beserta faktor-faktor yang berhubungan dengannya.Metode: Desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional digunakan dalam penelitian ini yang melibatkan 104 mahasiswa keperawatan. Alat ukur yang digunakan yaitu Depression Anxiety Stres Scale-42 (DASS-42) dan Coping Strategies Inventory-Short Form (CSI-SF). Uji statistik menggunakan Independent T-Test, One-way ANOVA, serta Korelasi Pearson.Hasil: Terdapat perbedaan skor rata-rata komponen strategi koping keterlibatan (t=-3.01; p=0.01) dan ketidakterlibatan (t=-0.26; p=0.01) berdasarkan penggunaan alat pelindung diri (APD). Ada perbedaan skor komponen strategi koping keterlibatan berdasarkan pengetahuan dan pencegahan tentang Covid-19 (t=-2.45; p=0.02). Ada korelasi yang signifikan antara umur dengan ketidakterlibatan (r=-0.32; p<0.01) dan ketidakterlibatan berfokus emosi (r=-0.41; p<0.001). Stres berkorelasi signifikan dengan komponen ketidakterlibatan berfokus emosi (r=0.33; p<0.01).Simpulan: Mahasiswa yang berusia lebih tua, pengguna APD memiliki pengetahuan dan pencegahan terkait Covid-19 yang cukup, serta mengalami stres yang lebih parah cenderung menggunakan strategi koping yang lebih baik.Saran: Mahasiswa agar dapat mengelola stres dan menggunakan strategi koping yang positif. Pengkajian terhadap kondisi psikologis mahasiswa dapat dipertimbangkan untuk terus dilakukan selama studi. Penelitian selanjutnya dapat mengembangkan intervensi terhadap penggunaan strategi koping yang tepat pada mahasiswa keperawatan.Kata Kunci: Mahasiswa Keperawatan; Strategi Koping; Stres Subjektif.
Konsumsi yogurt untuk penanganan konstipasi pada ibu hamil trimester III Yulistiana Evayanti; Suryo Ediyono
Holistik Jurnal Kesehatan Vol 17, No 10 (2024)
Publisher : Program Studi Ilmu Keperawata Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/hjk.v17i10.13121

Abstract

Background: Constipation is a common problem encountered in the last trimester of pregnancy. As gestational age increases, the size of the fetus can cause obstruction which will prevent the release of feces. As a result, pregnant women often experience permanent hemorrhoids because they often push during defecation. The normal frequency of defecation in a day is three times a day to three times a week.Purpose: To determine the effect of yogurt consumption on the incidence of constipation in pregnant women in the third trimester (TM III).Method: Quantitative research using quasi-experimental design with a one group pre and post-test design. This research was conducted to determine the effect of yogurt consumption on the incidence of constipation in pregnant women in the third trimester (TM III). The intervention carried out was giving 142 ml of yogurt twice a day for 5 days. This research was conducted in June-July 2023, the population in this study was all TM III pregnant women with complaints of constipation at the Banjar Baru Community Health Center, totaling 50 respondents with sampling using total sampling.Results: The frequency of defecation has an average score of 1.57 with a minimum score of 1 and a maximum of 2, meaning that if the frequency of defecation is less than 3 times a week, it can be categorized as constipation. After the intervention, participants' defecation frequency increased with an average score of 3.4, while the minimum score was 3 and the maximum was 4. It is known that the p-value before and after the intervention was 0.000.Conclusion: Yogurt consumption in third trimester pregnant women has a very significant effect on the incidence of constipation in third trimester pregnant women. This is proven by the difference in the average score of defecation frequency before and after the intervention.Suggestion: For pregnant women, especially TM III, mothers are expected to increase their knowledge by looking for information about pregnancy problems and how to overcome them by regularly attending classes for pregnant women. So it can overcome discomfort during pregnancy, one of which is constipation. Keywords: Constipation; Consume Yogurt; Pregnant Women. Pendahuluan: Konstipasi adalah masalah umum yang ditemui pada kehamilan trimester akhir. Seiring bertambahnya usia kehamilan, ukuran janin dapat menyebabkan obstruksi yang akan menghambat pengeluaran feses. Akibatnya ibu hamil sering mengalami hemoroid permanen karena sering mengejan saat defekasi. Normalnya frekuensi buang air besar dalam sehari adalah tiga kali sehari hingga tiga kali seminggu.Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh konsumsi yoghurt terhadap kejadian konstipasi pada ibu hamil trimester (TM III).Metode: Penelitian kuantitatif menggunakan quasi-experimental dengan rancangan one group pre and post test design. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsumsi yogurt terhadap kejadian konstipasi pada ibu hamil trimester (TM III). Intervensi yang dilakukan yakni pemberian yogurt 2 kali dalam sehari sebanyak 142 ml selama 5 hari. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2023, populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil TM III dengan keluhan konstipasi di Puskesmas Banjar Baru yang berjumlah 50 responden dengan pengambilan sampel menggunakan total sampling.Hasil: Frekuensi BAB memiliki skor rata-rata 1.57 dengan skor minimal 1 dan maksimal 2, artinya jika frekuensi BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu dapat dikategorikan konstipasi. Setelah dilakukan intervensi, frekuensi BAB partisipan meningkat dengan skor rata-rata 3.4, sedangkan skor minimum 3 dan maksimum 4. Diketahui p-value sebelum dan sesudah intervensi adalah 0.000.Simpulan: Konsumsi yogurt pada ibu hamil trimester III sangat berpengaruh signifikan terhadap kejadian konstipasi pada ibu hamil trimester III. Hal ini dibuktikan dengan adanya perbedaan skor rata-rata frekuensi buang air besar sebelum dan sesudah intervensi.Saran: Bagi ibu hamil khususnya TM III diharapkan ibu lebih meningkatkan menambah pengetahuan dengan mencari informasi seputar masalah kehamilan dan cara mengatasinya dengan rutin mengikuti kelas ibu hamil. Sehingga dapat mengatasi ketidaknyamanan saat kehamilan salah satunya konstipasi. Kata Kunci: Wanita Hamil; Konstipasi; Konsumsi Yogurt.

Page 1 of 1 | Total Record : 10