Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis-jenis penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa dan penyebab penyimpangannya. Jenis penelitian ini tergolong penelitian kualitatif. Teori utama yang digunakan untuk menganalisis data hasil penelitian adalah teori pragmatik, Geoffrey Leech tentang prinsip kesantunan berbahasa. Data dalam penelitian ini adalah seluruh tuturan siswa atau wacana percakapan lisan dan informasi situasi tutur. Adapun sumber datanya diperoleh dari siswa kelas XI SMA Negeri 2 Panca Rijang Sidenreng Rappang. Penelitian ini difokuskan pada tuturan yang terjadi dalam interaksi belajar-mengajar untuk mengetahui wujud jenis dan penyebab penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa di kelas XI SMA Negeri 2 Panca Rijang Sidenreng Rappang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik rekam, teknik catat, dan wawancara tidak terstruktur. Analisis data melalui empat tahapan,yakni pengumpulan data, reduksi data, penyajian sekaligus penganalisisan data dengan teori pragmatik, Geoffrey Leech tentang prinsip kesantunan berbahasa, dan penyimpulan /verifikasi. Keabsahan data diperoleh melalui ketekunan pengamatan, perpanjangan pengamatan, pemeriksaan dan diskusi sejawat, serta triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa yang terjadi dalam interaksi belajar-mengajar bahasa Indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 2 Panca Rijang Sidenreng Rappang, yakni penyimpangan tunggal dan penyimpangan ganda. Penyimpangan tunggal meliputi (1) penyimpangan maksim kearifan, (2) penyimpangan maksim kedermawanan, (3) penyimpangan maksim pujian, (4) penyimpangan maksim kerendahan hati, dan (5) penyimpangan maksim kesepakatan serta (6) penyimpangan maksim kesimpatian, sedangkan penyimpangan ganda meliputi (1) penyimpangan maksim kearifan dan maksim kedermawanan, (2) penyimpangan maksim kearifan dan maksim kesepakatan, (3) penyimpangan maksim kearifan dan maksim pujian, (4) penyimpangan maksim kearifan dan maksim kerendahan hati, (5) penyimpangan maksim kedermawanan dan maksim pujian, (6) penyimpangan maksim kearifan dan maksim kesimpatian, (7) penyimpangan maksim kedermawanan dan maksim kesepakatan, dan (8) maksim kerendahan hati dan maksim kesepakatan. Jenis penyimpangan yang paling sering muncul yaitu maksim kearifan, yaitu sebanyak 39 kali dengan persentase 30%. Penyebab penyimpangan prinsip kesantunan berbahasa dalam interaksi belajar-mengajar bahasa Indonesia siswa kelas XI SMA Negeri 2 Panca Rijang Sidenreng Rappang meliputi (1) penyimpangan disebabkan oleh penutur sengaja menuduh mitra tutur, (2) sengaja berbicara tidak sesuai dengan konteks, (3) protektif terhadap pendapat, (4) dorongan rasa emosi penutur, (5) kritik secara langsung dengan kata-kata kasar, dan (6) mengejek serta (7) tidak memberikan rasa simpati kepada mitra tutur. Penyebab penyimpangan yang paling sering muncul yaitu kritik secara langsung dengan kata-kata yang kasar, dorongan rasa emosi penutur, dan mengejek. Oleh karena itu, peserta tutur hendaknya dapat memahami dan menerapkan prinsip kesantunan berbahasa sebagai wujud ekspresi dengan cara yang baik atau beretika. Kata Kunci : interaksi belajar-mengajar; kesantunan berbahasa; prinsip kesantunan. Abstract. The research aims to describe the types of deviation of language politeness principle and the cause of deviation. The research was qualitative. The main theory employed to analyze the data of the results of the research was Geoffrey Leech pragmatics theory about language politeness principle. The data of the research were all of the students? speeches or oral conversation discourse and speech information situation. The data source was obtained from the students of class XI at SMAN 2 Panca Rijang Sidenreng Rappang. The research was focused on speeches occurred in learning-teaching interaction to discover the from, types, and cause of the deviation of language politeness principle in class XI at SMAN 2 Panca Rijang Sidenreng Rappang. The data of the research were collected by recording, note-king, and unstructured interview technique. The data of the research were analyzed through four stages, namely data collections, data reduction, presentation, as well as data analysis with Geoffrey Leech pragmatics theory, and conclusions/verification. The data validity was obtained through perseverance observation, extension observation, examination, and peer discussion as well as triangulations. The results of the research reveal that the deviations of language politeness principle which were occurred in learning-teaching interaction in Bahasa Indonesia of class XI students at SMAN 2 Panca Rijang Sidenreng Rappang are single and double deviation. Single deviation covered (1) wisdom maxim deviation, (2) generosity maxim deviation, (3) praise maxim deviation, (4) modesty maxim deviation, (5) deal maxim deviation, and (6) sympathy maxim deviation, while double deviation covered (1) wisdom and generosity maxim deviation, (2) wisdom and deal maxim deviation, (3) wisdom and praise maxim deviation, (4) wisdom and modesty maxim deviation, (5) generosity and praise maxim deviation, (6) wisdom and sympathy maksim deviation, (7) generosity and deal maxim deviation, and (8) modesty and deal maxim deviation. The types of deviation which most often appeared str wisdom maxim which appeared 39 times with percentage by 30%. The causes of the deviation of language politeness principle in learning-teaching interactions in Bahasa Indonesia of class XI students at SMAN 2 Panca Rijang Sidenreng Rappang cover (1) deviation caused by the speakers intentionally accused the speaking partner, (2) intentionally speak not accordance with the context, (3) protective on opinion, (4) the speaker?s emotional impulse, (5) direct critic with harsh words, (6) mocking, and (7) no sympathy given to the speaking partner. The causes of deviations which most often appeared are direct critic with harsh words, the speaker?s emotional impulse, and mocking. Therefore, the speakers should understand and apply language politeness principle as a from of expression in good or ethical ways. Keywords: learning-teaching interaction; language politeness; politeness principle.