cover
Contact Name
Zuliati
Contact Email
zuliati@isi-ska.ac.id
Phone
+6281804209909
Journal Mail Official
texture@isi-ska.ac.id
Editorial Address
FSRD Institut Seni Indonesia Surakarta Jalan Ring Road Mojosongo Km. 5,5 Jebres, Surakarta, Jawa Tengah
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Texture : Art and Culture Journal
ISSN : 2655676     EISSN : 26556758     DOI : 10.33153
Texture art and culture journal, memuat artikel hasil penelitian ilmiah dalam spektrum penciptaan dan pengkajian seni rupa dan budaya. Lokus seni rupa berfokus pada praktik artistik dalam beragam medium ungkap, baik dua dimensi, tiga dimensi, hingga ragam praktik seni intermedia. Budaya dilihat dalam konteks praksis, berikut ragam produk budaya visual yang tumbuh dan berkembang di masyarakat. Kajian terkait seni rupa dan budaya dalam jurnal ini menggunakan pendekatan kritis dalam perspektif keilmuan interdisipliner.
Articles 99 Documents
CERITA ARJUNA WIWAHA DIVISUALKAN DALAM BENTUK RELIEF WAYANG BEBER PADA MEDIUM SELONGSONG PELURU Yoga Pradana Aditya Putra; Basuki Teguh Yuwono
TEXTURE : Art and Culture Journal Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2923.156 KB) | DOI: 10.33153/texture.v1i2.2440

Abstract

ABSTRACTThe story of Arjuna Wiwaha is visualized in the form of metal reliefs using the main material of bullet casings and supported by additional materials. Arjuna Wiwaha story is a story that tells the journey of Arjuna alienated to Cave Indrakila, to undergo tapa brata with the aim of asking for directions and ask the magic weapons to God. Until the crowning of Arjuna became King with the title of King Kariti and married to seven angels for seven days at Heaven.The character in Arjuna Wiwaha’s story on this work is the result of the transformation of the shadow puppet face shape with the Beber puppet, became the new character of the Beber puppet character and focused on the main character. The main materials used in the manufacture of this final project are bullet shell (brass metal), brass plate, copper plate, copper pipe and supported by additional material. In its embodiment, This final project works using several workmanship techniques and some finishing techniques.Keywords: Arjuna Wiwaha, Beber Puppet, Bullet Cartridges
DESAIN INTERIOR DALAM KAITANNYA DENGAN SISTEM PELAYANAN PADA RESTORAN GAMBIR SEKETHI DI KUSUMA SAHID PRINCE HOTEL SURAKARTA Intan Rizki Aprilya; Joko Budiwiyanto
TEXTURE : Art and Culture Journal Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2581.647 KB) | DOI: 10.33153/texture.v1i2.2436

Abstract

ABSTRACTKusuma Sahid Prince Hotel is one of the hotels with Javanese-style interiors. Before becoming Kusuma Sahid Hotel, this place was the residence of Prince Kusumoyudo. There are rooms that are still preserved at this hotel, including pendapa functioned as a lobby, pringgitan functioned as the Pantiarjo Room, dalem and krobongan functioned as the Sriwedari Room, four main rooms next to the left and right of the krobongan function as Royal Suites (Presidential Suite ), and left Gandhok functioned as Gambir Sekethi Restaurant. The object of this research is Gambir Sekethi Restaurant which is inside Kusuma Sahid Prince Hotel. Before being used as a restaurant, this space is used for family rooms or dining rooms. The interior design of this restaurant is specially designed with Javanese nuances. This study aims to determine the restaurant service system in relation to spatial layout and interior design of Gambir Sekethi Restaurant in Kusuma Sahid Prince Hotel Surakarta. To achieve the goal, a qualitative descriptive method with an interior design approach is needed. Data sources are informants, literature and objects / artifacts. Data collection techniques using in-depth interviews, literature studies, and observations. The analytical model used is an interactive analysis model. The results of this study indicate that the Gambir Sekethi Restaurant service system can form a layout and circulation that is a unified interior design. This restaurant service system for American service is served by a waiter or waitress and self service. Restaurant layout is made in groups, with the aim of giving guests the freedom to choose the menu served and form regular circulation. The interior design of this restaurant is Javanese style which can be seen from some traditional elements.Keywords: Restaurant Service System, Interior Design of Gambir Sekethi Restaurant, Kusuma Sahid Prince HotelABSTRAKKusuma Sahid Prince Hotel merupakan salah satu hotel dengan interior bergaya Jawa. Sebelum menjadi Hotel Kusuma Sahid, tempat ini merupakan kediaman Pangeran Kusumoyudo. Terdapat ruangan-ruangan yang masih lestari pada hotel ini, di antaranya pendapa dialih fungsikan sebagai lobi, pringgitan difungsikan sebagai Ruang Pantiarjo, dalem dan krobongan difungsikan sebagai Ruang Sriwedari, empat kamar utama di sebelah dalem kiri dan kanan krobongan difungsikan sebagai Royal Suite (Presidential Suite), serta gandhok kiri difungsikan sebagai Restoran Gambir Sekethi. Objek penelitian ini adalah Restoran Gambir Sekethi yang berada di dalam Kusuma Sahid Prince Hotel. Sebelum diguankan sebagai restoran, ruang ini digunakan untuk ruang keluarga atau ruang makan. Desain interior pada restoran ini di desain khusus bernuansa Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pelayanan restoran dalam kaitannya dengan tata ruang dan desain interior Restoran Gambir Sekethi di Kusuma Sahid Prince Hotel Surakarta. Untuk mencapai tujuan dibutuhkan penelitian dengan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan desain interior. Sumber data berupa narasumber/informan, literature dan benda/artefak. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan wawancara mendalam, studi literature, dan observasi. Model analisis yang digunakan dengan menggunakan model analisis interaktif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sistem pelayanan Restoran Gambir Sekethi dapat membentuk suatu tata letak dan sirkulasi yang menjadi satu kesatuan desain interior. Sistem pelayanan restoran ini american service dilayani oleh waiter atau waitress dan self service. Layout restoran dibuat perkelompok, dengan tujuan untuk memberikan kebebasan pada tamu dalam memilih menu yang dihidangkan serta membentuk sirkulasi yang teratur. Desain interior restoran ini bergaya Jawa yang dapat dilihat dari beberapa elemen unsur tradisional.Kata Kunci: Sistem Pelayanan Restoran, Desain Interior Restoran Gambir Sekethi, Kusuma Sahid Prince Hotel
DAUN PISANG SEBAGAI SUMBER INSPIRASI PENCIPTAAN DHAPUR TOMBAK Intan Anggun Pangestu; Basuki Teguh Yuwono
TEXTURE : Art and Culture Journal Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3087.984 KB) | DOI: 10.33153/texture.v1i2.2437

Abstract

ABSTRAC Banana leaves are part of a banana tree that can be used as a decorative material in various religious activities, as well as being used as food wrappers. Banana leaves have a body structure consisting of wide and long leaves, fibrous leaf bones with compact leaf edges. Banana leaf was chosen as the idea of creating a final project which was visualized into the work of the Dhapur Tombak. It was hoped that it could give beauty value to each of its blades. The results are interpreted as the human life cycle. The method of creating the uses is the criteria for evaluating the keris bar formulated in the book “Javanese Keris between Mystic and Reason” by Haryono Haryoguritno, namely the criteria of physical, emotional criteria, and spiritual criteria. The results are three blades named Dhapur Tombak Godong Gedang Pupus, Dhapur Tombak Godong Gedang, Dhapur Tombak Godong Gedang Klara.KeyWords : Banana leaves, dhapur tombak.ABSTRAK Daun pisang adalah bagian dari pohon pisang yang dapat digunakan sebagai bahan dekoratif pada berbagai kegiatan keagamaan, serta digunakan sebagai pembungkus makanan. Daun pisang memiliki struktur tubuh yang terdiri dari daun yang lebar dan panjang, tulang daun yang berserat dengan bagian tepi daun yang kompak. Daun pisang dipilih sebagai ide penciptaan karya tugas akhir yang divisualkan menjadi karya Dhapur Tombak diharapkan dapat memberi nilai keindahan pada setiap bilahnya. Hasilnya dimaknai sebagai siklus hidup manusia. Metode penciptaan yang menggunakan adalah kriteria penilaian bilah keris yang dirumuskan pada buku “Keris Jawa antara Mistik dan Nalar” oleh Haryono Haryoguritno, yaitu kriteria lahiriah, kriteria emosional, dan kriteria spiritual. Hasilnya adalah tiga bilah yang diberi nama DhapurTombak Godong Gedang Pupus, Dhapur Tombak Godong Gedang, Dhapur Tombak Godong Gedang Klara.Kata kunci: daun pisang, dhapur tombak.
SURYA MAJAPAHIT SEBAGAI HIASAN JAKET DAN TAS Fitria Wahyunida; kUSMADI Kusmadi
TEXTURE : Art and Culture Journal Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (3087.984 KB) | DOI: 10.33153/texture.v1i2.2438

Abstract

ABSTRACTDescription This Final Project discusses about how to create jackets and bags of animal skin tanned and apply Surya Majapahit. Surya Majapahit is one of the hallmark of Majapahit kingdom artifacts that on the inside there are nine gods guard the direction of the wind called “Dewata Nawa Sanga”. Surya Majapahit is also called the sun as a symbol of life. Most Surya Majapahit can be found in the sky temple relics Majapahit kingdom, museum Trowulan, and on the graves of Islamic leaders in the tomb of Troloyo. The manifestation of the work through 3 stages of exploration, design, and embodiment. The purpose of the creation of the work is to create a design jacket and bag which then apply Surya Majapahit. Application of Majapahit Surya shape applied to sheep skin and cow skin by color. Both types of fashion that are worn together are expected to add value in appearance. Approach method used is approach of iconography of Ratnaesih Maulana theory and Metamorphosis approach of Cassirer theory. The Majapahit Solar form on jackets and bags is a stylization/development. Creation of bag and jacket work with the source of Surya Majapahit idea in addition to producing artwork then indirectly preserve the one of culture that remains of the Majapahit kingdom that still exists today. Keywords: Surya Majapahit, Leather, Bag, JacketABSTRAKDeskripsi Tugas Akhir ini membahas tentang bagaimana menciptakan jaket dan tas dari kulit hewan tersamak dan menerapkan Surya Majapahit. Surya Majapahit merupakan salah satu ciri khas kesenian peninggalan kerajaan Majapahit yang pada bagian dalamnya terdapat sembilan dewa penjaga arah mata angin yang disebut “Dewata Nawa Sanga”. Surya Majapahit juga disebut dengan sinar matahari sebagai simbol kehidupan. Kebanyakan Surya Majapahit bisa ditemui pada langit candi peninggalan kerajaan Majapahit, museum Trowulan, dan pada makam pemuka agama Islam di makam Troloyo. Perwujudan karya melalui 3 tahapan yaitu tahap eksplorasi, tahap perancangan, dan tahap perwujudan. Tujuan dari terciptanya karya adalah menciptakan desain jaket dan tas yang kemudian menerapkan Surya Majapahit. Penerapan bentuk Surya Majapahit diaplikasikan pada kulit domba dan kulit sapi dengan cara warna/sungging. Kedua jenis fashion yang dipakai secara bersama diharapkan menambah nilai dalam berpenampilan. Metode pendekatan yang digunakan adalah pendekatan ikonografi teori Ratnaesih Maulana dan pendekatan Metamorfosis teori Cassirer. Bentuk Surya Majapahit pada jaket dan tas merupakan stilasi/pengembangan. Penciptaan karya tas dan jaket dengan sumber ide Surya Majapahit selain menghasilkan karya seni maka secara tidak langsung melestarian budaya salah satunya peninggalan kerajaan Majapahit yang masih ada hingga kini.Kata Kunci: Surya Majapahit, Kulit, Tas, Jaket
KEMUNCULAN KOMIK ADIPAHLAWAN INDONESIA DAN FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA Rendya Adi Kurniawan
TEXTURE : Art and Culture Journal Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (992.106 KB) | DOI: 10.33153/texture.v2i1.2628

Abstract

ABSTRACTComic is a visual product that is quite popular in Indonesia. The popularity of comics in Indonesia cannot be separated from the development of comics in the West. One effect felt was the emergence of comics with the superhero genre. However, superheroes in the West and adipahlwan in Indonesia are the result of a dynamism of very different creative processes. Superheroes emerged in the West as a new form of mythology for their people, while the Indonesian adpahlawan emerged precisely by exploring the values of classical mythology that had long existed in Indonesia. These traditional values are explored to be used as basic ideas for the design of a super hero character in Indonesia. This research tries to apply the visual methodology of Gillian Rose to examine how this super hero emerged as a comic genre in Indonesia and what factors influence it.Keyword : Comics, Superhero, Character Design, Mithology, Visual MethodologyABSTRAKKomik merupakan suatu bacaan yang cukup popular di Indonesia. Kepopuleran komik di Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan perkembangan komik di Barat. Salah satu pengaruh yang dirasakan adalah munculnya komik dengan genre superhero. Namun begitu, superhero di Barat dan adipahlwan di Indonesia merupakan hasil dari suatu dinamika proses kreatif yang sangat berbeda. Superhero muncul di Barat sebagai suatu bentuk mitologi baru bagi masyarakatnya, sedangkan adipahlawan Indonesia muncul justru dengan menggali nilai-nilai mitologi klasik yang sudah lama ada di Indonesia. Nilai-nilai tradisi tersebut digali untuk dijadikan gagasan dasar perancangan desain karakter adipahlawan di Indonesia. Penelitian ini mencoba mengaplikasikan metodologi visual dari Gillian Rose untuk mengkaji bagaimana adipahlawan ini muncul menjadi genre komik di Indonesia dan faktor apa saja yang mempengaruhinya. Keyword : Komik, Superhero, Desain Karakter, Mitologi, Metodologi Visual
TATA CAHAYA LOW KEY DALAM FILM ANIMASI STOP-MOTION CORPSE BRIDE KARYA TIM BURTON Dedi Eko Nurcahyo
TEXTURE : Art and Culture Journal Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1545.254 KB) | DOI: 10.33153/texture.v2i1.2629

Abstract

ABSTRACTCorpse Bride is a film by British director Tim Burton. This film is a stop-motion animated film that has a unique and somewhat sinister gothic style.The film tells the story of Victor, an awkward young man who is an arranged marriage to a nobleman named Victoria. When getting married, Victor is always wrong in taking an oath and screwing up a marriage because of his nervousness. Victor practiced by himself taking an oath in the forest, accidentally taking an oath and wearing his wedding ring on a branch which turned out to be an arm. After that came Emily the owner of the arm. Years ago Emily was killed and sued Victor, who had put a ring on his finger to marry her.In this paper the author wants to analyze the lighting elements used and their uses. The theories used in this article come from film studies, books and other articles about lighting in film. The screenshots will be shown to support the lighting observations of this film.Keywords: Film, Lighting, Corpse Bride, Tim BurtonABSTRAKCorpse Bride adalah sebuah film karya sutradara Tim Burton asal inggris. Film ini merupakan film animasi stop-motion yang memiliki cerita yang unik dan agak seram bergaya gothic.Film ini bercerita tentang victor, seorang pemuda canggung yang dijodohkan dengan seorang bangsawan bernama Victoria. Ketika melangsungkan pernikahan, Victor selalu salah dalam mengucapkan sumpah dan mengacaukan pernikahan karena kegugupannya. Victor berlatih sendiri mengucapkan sumpah di hutan, tanpa disengaja mengucapkan sumpah dan mengenakan cincin perkawinannya pada sebuah ranting yang ternyata itu adalah sebuah lengan. Setelah itu muncullah Emily pemilik lengan tersebut. Bertahun-tahun yang lalu Emily terbunuh dan menuntut Victor yang telah memasangkan cincin di jarinya untuk menikahinya.Dalam makalah ini penulis ingin menganalisis usur-unsur tata cahaya yang digunakan dan kegunaannya. Teori-teori yang digunakan dalam artikel ini berasal dari studi film, buku, dan artikel lain mengenai tata cahaya dalam film. Gambar-gambar screenshot akan ditunjukkan untuk mendukung pengamatan tata cahaya dari film ini.Kata Kunci : Film, Tata Cahaya, Corpse Bride, Tim Burton.
KISAH KELUARGA YANG TERPISAH AKIBAT PEMANASAN GLOBAL SEBAGAI IDE PENCIPTAAN DALAM PENULISAN NASKAH FILM FIKSI ILMIAH “ING KALA” Priyagung Nur Ariyanto; Titus Soepono Adji
TEXTURE : Art and Culture Journal Vol 1, No 2 (2018)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (571.659 KB) | DOI: 10.33153/texture.v1i2.2605

Abstract

ABSTRAC “Ing Kala” is a science fiction film script that presents the phenomenon of family separation and global warming. It tells about family separation due to drought caused by global warming. The science fiction film script is realized by describing the impact of global warming in the form of drought in the future. In addition, it features characters of science fiction such as cyborg (human robots) and mutants. The story begins with a village hit by a drought caused by global warming. The disaster then separated a father from his child and wife. The premise of this story is “a disaster can separate someone from his family”. The process of making this manuscript goes through two stages, namely the preparation stage and the cultivation stage. The target of this script story is for teens (13+) and adults (17+). This text has three concepts, namely global warming, a separate family, and science fiction. The result is a 100-minute film scenario with 106 scenesKeywords: global warming, drought, separate family, science fiction scenario, Ing KalaABSTRAK“Ing Kala” adalah naskah film fiksi ilmiah yang mengangkat fenomena perpisahan keluarga dan pemanasan global. Mengisahkan tentang perpisahan keluarga akibat bencana kekeringan yang disebabkan oleh pemanasan global. Naskah ini bergenre fiksi ilmiah yang diwujudkan dengan penggambaran dampak pemanasan global yang berupa kekeringan di masa depan. Selain itu, karakter-karakter fiksi ilmiah seperti cyborg (manusia robot) dan mutan juga akan diwujudkan dalam naskah ini. Kisah berawal dari sebuah desa yang dilanda bencana kekeringan akibat pemanasan global. Bencana tersebut kemudian memisahkan seorang ayah dengan anak dan istrinya. Premis dari cerita ini adalah “sebuah bencana dapat memisahkan seseorang dengan keluarganya”. Proses pembuatan naskah ini melewati dua tahap, yaitu tahap persiapan dan tahap penggarapan. Sasaran cerita naskah ini ditujukan untuk remaja (13+) dan dewasa (17+). Naskah ini memiliki tiga konsep yaitu pemanasan global, keluarga yang terpisah, dan fiksi ilmiah. Hasil dari karya ini berupa naskah film berdurasi 100 menit dengan 106 scene.Kata kunci: pemanasan global, bencana kekeringan, keluarga yang terpisah, skenario fiksi ilmiah, Ing Kala
EKSISTENSI KERIS JAWA DALAM KAJIAN BUDAYA Kuntadi Kuntadi
TEXTURE : Art and Culture Journal Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1281.235 KB) | DOI: 10.33153/texture.v2i1.2630

Abstract

AbstractKeris as a cultural product whose existence in addition has a beauty value is also loaded with meaning and function that are so important in society. Kris is a masterpiece of indigenous Indonesian cultural heritage that has a beautiful and unique form. So that the kris has been recognized as the World Heritage of Humanity from the world body, UNESCO.The main objective of this research is to find out the description of the existence and development of Javanese kris through a cultural perspective. This research is qualitative research, to reveal the existence of Javanese kris in a cultural context using qualitative interactive analysis with hegomoni and constructive approaches.The results of this study are the discovery of two categories of Javanese kris, namely: tangguh kris, with the concept of working on mutrani, and kamardikan kris, where artists / masters in free work are not bound by the hegemony of the king’s power, they have an ideology by prioritizing creativity as self-expressionKeywords: kris, culture, tangguh and kamardikanAbstrakKeris sebagai produk budaya keberadaannya di samping memiliki nilai keindahan juga sarat dengan makna dan fungsi yang begitu penting dalam masyarakat. Keris merupakan karya agung warisan budaya asli Indonesia yang memiliki bentuk indah dan uniq. Sehingga keris telah diakui sebagai World Heritage of Humanity dari badan dunia yaitu UNESCO.Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui gambara tentang eksistensi dan perkembangannya keris Jawa melalui perspektif budaya. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, untuk mengungkap eksistensi keris Jawa dalam konteks budaya menggunakan analisis interaktif kualitatif dengan pendekatan hegomoni dan deskontruksi.Hasil penelitian ini adalah ditemukannya dua kategori keris Jawa yakni: keris tangguh, dengan konsep garap mutrani, dan keris kamardikan, dimana seniman/empu dalam kekaryaan bebas tidak terikat oleh hegomoni kekuasaan raja, mereka dalam berkarya memiliki idiologi dengan lebih mengutamakan kreativitas sebagai ungkapan aktuali diri.Kata Kunci: keris, budaya, tangguh dan kamardikan
PENERAPAN MODEL BENTUK TRANFORMASI MENGGUNAKAN TEKNIK KARAKTER TERKUAT UNTUK MENGHASILKAN MOTIF BATIK Aan Sudarwanto
TEXTURE : Art and Culture Journal Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1777.538 KB) | DOI: 10.33153/texture.v2i1.2626

Abstract

“Producing Batik Motives” is the result of research that focuses primarily on the application of the strongest character techniques. Utilized to answer the problems of craftsmen who have only been able to imitate in making motives. In addition to solving the problem of batik practitioners, where they always have difficulty in bringing up new motifs. Most batik artisans and practitioners must pay a special designer to bring up new motifs.The purpose of this research is to develop the batik handicraft industry as a labor-intensive small business by diversifying the motives, so that it will indirectly increase the selling value while providing many alternative choices for consumers. In addition, it also contributes to the preservation and enrichment of batik motifs, as well as being a model of development for batik artisans.The research will be conducted using experimental methods. It starts by looking for possible uses using the design of a computer graphics program. The research target is limited to the problem of visual images of popular artificial objects (Motor Scoopy) and fauna (lovebird birds). The object of his research is transformational motives for Alusan written batik products. Whereas the research area was conducted in the former Surakarta residency. The design steps to produce a prototype model begins with conducting research on ethics and emic, then experimenting with artificially created popular objects and unique fauna by searching for the strongest character into a batik motif and ending with the formationIt is hoped that with this application a technical model will emerge related to the strongest character in making batik motifs, which can be used as a learning reference for batik craftsmen, students and the general public.Keywords: Motive, Character, shape transformation, modelABSTRAKArtikel dengan judul “Penerapan Bentuk Transformasi Menggunakan Teknik Karakter Terkuat Untuk Menghasilkan Motif Batik” ini, merupakan hasil penelitian yang fokus utamanya pada aplikasi teknik karakter terkuat. Dimanfaatkan untuk menjawab permasalahan pengrajin yang selama ini hanya bisa meniru dalam membuat motif. Selain itu juga untuk memecahkan permasalahan praktisi batik, dimana mereka selalu kesulitan dalam memunculkan motif baru. Rata-rata sebagaian pengrajin dan praktisi batik harus membayar seorang desainer khusus untuk memunculkan motif baru. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengembangkan industri kerajinan batik sebagai usaha kecil padat karya dengan cara penganeka ragaman motif, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan nilai jual sekaligus memberi banyak alternatif pilihan kepada konsumen. Selain itu juga untuk memberi kontribusi terhadap pelestarian dan memperkaya motif batik, sekaligus dapat menjadi model pengembangan bagi para pengrajin batik.Penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode eksperimental. Dimulai dengan mencari kemungkinan pemanfaatan menggunakan rancangan dari program komputer grafis. Dengan sasaran penelitian dibatasi pada masalah citra visual benda artifisial populer (Motor Scoopy) dan fauna (Burung lovebird). Objek penelitiannya adalah motif tranformasi untuk produk batik tulis alusan. Sedangkan wilayah penelitian dilakukan di eks-karisidenan Surakarta. Adapun langkah-langkah perancangan untuk menghasilkan model yang berupa prototipe diawali dengan melakukan riset emik dan etik kemudian melakukan eksperimen dengan mereka-reka benda artifisial populer dan fauna khas dengan mencari karakter terkuatnya menjadi motif batik dan diakhiri dengan pembentukanDiharapkan dengan aplikasi ini muncul model keteknikan terkait dengan karakter terkuat dalam membuat motif batik, yang dapat digunakan sebagai acuan pembelajaran bagi pengrajin batik, mahasiswa maupun masyarakat pada umumnya.Kata kunci: Motif, Karakter, tranformasi bentuk, model
GAYA DESAIN COVER BUKU KARYA DJENAR MAESA AYU TAHUN 2016 Tias Puji Astuti; Ana Rosmiati
TEXTURE : Art and Culture Journal Vol 2, No 1 (2019)
Publisher : Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1599.492 KB) | DOI: 10.33153/texture.v2i1.2656

Abstract

ABSTRACTThe cover of Djenar Maesa Ayu’s literary book, released in 2016 entitled They Say I’m a Monkey!, Nayla, Don’t Play (Gently), and Short Stories About Love Stories Short, the illustrations that appeared in 2016 were a redrawing of the cover design in 2012. The visualization comparison displayed by the two covers in 2012 and 2016 are radically different. The main body of this research is an analysis of the design style in 2016. The research was conducted two stages, comparing the two covers and describing the concept of design style in the form of ilustration, typography, and color.Key Words: Design Style, Cover Design, Djenar Maesa AyuABSTRAKCover buku karya sastra Djenar Maesa Ayu tahun 2016 berjudul Mereka Bilang, Saya Monyet!, Nayla, Jangan Main-Main (Dengan Kelaminmu), Cerita Pendek Tentang Cerita Cinta Pendek merupakan penggambaran ulang dari desain cover tahun 2012. Perbandingan visualisasi kedua cover tahun 2012 dan 2016 memiliki gaya desain yang signifikan. Gaya desain cover tahun 2016 menjadi fokus utama analisis penelitian. Penelitian dilakukan dengan dua tahapan yakni membandingan kedua cover dan mendeskripsikan konsep gaya desain berupa ilustrasi, tipografi dan warna.Kata Kunci: Gaya Desain, Desain Cover, Djenar Maesa Ayu

Page 2 of 10 | Total Record : 99