cover
Contact Name
Agus Mailana
Contact Email
agus.mailana@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
agus.mailana@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota bogor,
Jawa barat
INDONESIA
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
ISSN : 24069582     EISSN : 25812564     DOI : -
Core Subject : Education, Social,
Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Quran dan Tafsir: is a peer review of a national journal published by the Tarbiyah Department of Al Hidayah Islamic High School in Bogor in an Islamic Education study program. This journal focuses on issues of Qur'anic science and interpretation.
Arjuna Subject : -
Articles 139 Documents
KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA PERSPEKTIF AL-QUR‟AN DAN AL-HADITH zakaria, aceng
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 03 (2017): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (686.47 KB) | DOI: 10.30868/at.v2i03.197

Abstract

Tulisan ini mendiskusikan tentang hubungan antara agamaIslam dengan agama lainnya. Selain itu, tulisan ini juga menawarkan konsep kerukunan antar umat beragama yang dewasa ini mulaimemudar. Islam sebagai agama wahyu telah dengan sangatkomprehensif menjelaskan dan memberikan rambu-rambu kepadapemeluknya dalam berinteraksi kehidupan beragama dengan umatlainnya. Hal ini tentu sangat sejalan dengan visi misi Islam yangdibawa oleh Nabi Muhammad sebagai agama rahmatan lil „alamin(rahmat bagi alam semesta). Kata Kunci: Agama, Islam, kerukunan, dan rahmat.
TAFSIR AYAT-AYAT JIHAD DALAM AL-QUR'AN Triana, Rumba
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 02 (2015): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (640.219 KB) | DOI: 10.30868/at.v2i02.102

Abstract

Tema jihad menjadi sesuatu yang kontroversial pada dekade akhir ini,  pada  saat  terjadi  kekisruhan  yang  dilakukan  oleh  para muslim Indonesia yang menghendaki tegaknya Negara Islam di Indonesia. Para cendikiawan kemudian menempatkan dirinya sebagai pembuat teori- teori untuk melegitimasi baik yang pro maupun yang kontra tentang permasalahan jihad.
AL-QUR´AN DAN TEOLOGI (Studi Perspektif Sarjana Muslim tentang Sifat Allah) Zakaria, Aceng
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 01 (2014): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Quran dan Tafsir Vol 1 No. 01 Juli 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (803.622 KB) | DOI: 10.30868/at.v1i01.174

Abstract

Tulisan    ini    mendiskusikan   tentang    al-Qur´an    dan    teologi(ketuhanan)  serta  penafsiran  para  sarjana  muslim terhadap  ayat-ayat yang menjelaskan sifat Allah .   Artikel ini juga membuktikan bahwapara  sarjana  muslim (klasik dan  kontemporer) telah  melakukan usahapenafsiran   terhadap   ayat-ayat   teologis  dengan  sudut  pandang   yang berbeda sesuai dengan latar belakang, di antara mereka ada yang melakukan  pembacaan  al-Qur´an   (khususnya  ayat-ayat  yang berhubungan dengan sifat Allah) dengan cara pandang tekstualis berdasarkan  dzahir  teks dan  ada  pula  yang kontekstualis, bahkan  ada juga  yang  menafikan  sifat  Allah     karena  khawatir  terjebak  pada penyamaan Allah  dengan makhluk-Nya. Kata Kunci: Al-Qur´an, Tafsir, Teologi, Sifat Allah, Ta’wi>l
KONSEP AL-ṢIRᾹṬ AL-MUSTAQĪM DALAM AL-QUR`AN (Studi Tafsir Tematik Ayat-ayat yang Menjelaskan Term Al-Ṣirāṭ Al-Mustaqīm) Rahman, Arief; Maya, Rahendra; Sholahudin, Sholahudin
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 3, No 02 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1066.599 KB) | DOI: 10.30868/at.v3i02.317

Abstract

Tulisan ini mendiskusikan tentang salah satu term dalam al-Qur’an yaitu kata  Al-Ṣirāṭ Al-Mustaqīm yang diungkapan Allah dalam banyak surat.  Untuk menggali makna tersebut penulis menelusuri dan mengkajinya berdasarkan pandangan mufassir dan sarjana muslim terhadapnya. Secara ringkas penulis simpulakan bahwa Al-Ṣirāṭ Al-Mustaqīm adalah satu-satunya jalan kebenaran yang dapat menghantarkan seseorang menuju Allah dan surga-Nya. Jika ditelusuri melalui lembaran sejarah, akan didapati bahwa penyimpangan dari  Al-Ṣirāṭ Al-Mustaqīm disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya syubhat/kebodohan, shahwat/hawa nafsu, dan juga dikarenakan peranan setan dalam menjerumuskan manusia sangat dominan. Adapun pendekatan dalam penulisan artikel ini adalah melalui pendekatan kepustakaan dengan mengkaji  dan menelaah sumber data yang berkaitan dengan kata Al-Ṣirāṭ Al-Mustaqīm dalam al-Qur’an. Dalam artikel ini penulis mendapatkan adanya perbedaan pemaknaan antar mufassir terhadap kata al-Ṣirāṭ al-Mustaqīm yang terdapat dalam al-Qur’an. Sebagian mereka ada yang menyatakan bahwa Al-Ṣirāt al-Mustaqīm adalah Islam, ada yang menyatakan Al-Ṣirāt al-Mustaqīm adalah al-ḥaqq (kebenaran), lainnya lagi berkata bahwa al-Ṣirāṭ al-Mustaqīm, adalah Nabi Muhammad  dan kedua sahabatnya, Abu Bakar dan Umar rodhiallahu an’hu.
METODOLOGI TAFSIR FAKHRU AL-DIN AL-RAZI: Telaah Tafsir QS. Al-Fatihah dalam Mafatih al-Ghayb Khalid, Anas Shafwan
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 3, No 01 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (954.605 KB) | DOI: 10.30868/at.v3i01.257

Abstract

AbstractThe interpretive methodology is closely related to the background of the exegete. Tafsir Mafatih al-Ghayb by Fakhruddin Al-Razi proves thisconclusion. He comes from the Ash'ariyah-Syafi'iyah. The style and theinterpretation tools he uses in this work is very strong with the study of kalam,linguistic aspects and legal-fiqh side. The distinguishing characteristic ofearlier scholars is its status as the final generation of tariqat al-muta'akkhirin,which colored his work with philosophical studies, mysticism and Aristotelianlogic.AbstrakMetodologi tafsir berhubungan erat dengan latar belakang si mufassir.Tafsir Mafatih al-Ghayb karya Fakhruddin Al-Razi membuktikan kesimpulanini. Ia berasal dari kalangan Asy‟ariyah-Syafi‟iyah. Corak dan perangkat tafsiryang ia gunakan dalam karya ini sangat kental dengan kajian kalam, aspekkebahasaan dan sisi legal-fiqh. Karakteristik yang membedakan dari ulamasebelumnya adalah statusnya sebagai generasi akhir tariqat al-muta’akkhirin,yang mewarnai karyanya dengan kajian filsafat, tasawuf dan logikaAristotelian. Keywords: tafsir bi ar-ra'y, tariqat al-muta'akkhirin, mantiq, asy'ariyah
TINJAUAN KRITIS METODE HERMENEUTIKA (Studi Komparatif antara Salaf al-Shalih dan Kaum Liberal) *, Casnadi
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 1, No 01 (2014): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Quran dan Tafsir Vol 1 No. 01 Juli 2014
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (784.558 KB) | DOI: 10.30868/at.v1i01.169

Abstract

Al-Qur’an adalah  sumber hukum utama dalam Islam. Keagungan kedudukan al-Qur’an menjadikan metode tafsir memiliki peranan pentingdalam memahami makna-maknanya. Metode terbaik dalam menafsirkan al-Qur’an adalah menafsirkan al-Qur’an dengan al-Qur’an, menafsirkanal-Qur’an  dengan al-Sunnah, dan menafsirkan al-Qur’an  dengan perkataan  sahabat.  Metode tersebut dikenal dengan istilah Tafsîr bi al- Matsȗr. Selain metode Tafsîr bi al-Matsȗr, dibolehkan juga menafsirkanal-Qur’an  dengan  akal  atau  pendapat  yang  berlandaskan  ilmu  yang benar  sesuai  dengan  kaidah-kaidah  ilmu tafsir.  Pembolehan  tersebutsesuai dengan tujuan diturunkannya  al-Qur’an,  yaitu untuk ditadaburi. Adapun menafsirkan al-Qur’an  tanpa dasar  ilmu yang benar hukumnya haram  dalam  Islam. Tafsir yang dibangun  di atas  akal  atau  pendapattanpa dasar ilmu termasuk berkata tentang Allah  tanpa ilmu. Di antara bentuk penyelewengan dalam menafsirkan al-Qur’an  tanpa ilmu adalah menafsirkan  al-Qur’an  menggunakan  hermeneutika.  Metode hermeneutika adalah metode tafsir yang berasal dari kaum di luar Islam, di antaranya  digunakan untuk menginterpretasi Bibel. Dampak dari penggunaan metode tersebut adalah penyelisihan terhadap kaidah-kaidah umum Islam,    relatifisme  tafsir,  mencerca  ulama  Islam,  dekonstruksikonsep wahyu, dan  juga mereduksi sisi kerasulan  Muhammad  yang menyampaikan wahyu. Oleh kaum Liberal, hermeneutika digunakan untuk menafsirkan al-Qur’an. Sehingga, apa yang dilakukan oleh kaum Liberal semakin mengaburkan dan menghancurkan ajaran-ajaran Islam. Penggunakan   hermeneutika   juga   termasuk   tindakan   yang   menodai kaidah-kaidah ‘ilmiyyah yang disepakati ulama tafsir dalam menafsirkan al-Qur’an kalâmullah. Kata kunci: Tafsîr bi al-Matsȗr, hermeneutika, liberal
KEADILAN JENDER DALAM SOROTAN AL-QUR‟AN Solahudin, Solahudin
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 03 (2017): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (547.74 KB) | DOI: 10.30868/at.v2i03.198

Abstract

Makalah ini mendiskusikan tentang keadilan gender yang terdapatdalam tafsir Alquran. Isu gender sampai saat ini masih menjadi isuyang banyak dibicarakan di kalangan akademisi. Sebagian merekamembahas masalah kesetaraan gender yang biasanya menyoalperbedaan antara hak dan kewajiban seorang lelaki dan wanitakemudian mencoba untuk menyetarakannya.Alquran adalah kitab suci yang diturunkan oleh Allah agar dijadikanpijakan oleh manusia. Orang beriman meyakini bahwa seluruh ajaranAlquran adalah ajaran yang adil serta selalu relevan untuk diamalkan disetiap tempat dan waktu. Alquran pun menjelaskan bahwa kemuliaanseseorang terletak pada ketakwaannya bukan karena jenis kelaminnya.Alquran tidak selalu menggunggulkan kaum lelaki di atas kaum wanita.Bahkan kandungan Alquran secara esensial selalu memandang adilantara kaum lelaki dan perempuan, terutama ketika menerangkanbalasan kebaikan dan keburukan baik di dunia maupun di akherat. JikaAlquran menggunggulkan kaum lelaki dalam satu tempat, maka ditempat lain pasti ada ayat yang menggunggulkan wanita sebagai bentukkeadilan.Jika Alquran mengunggulkan lelaki dalam masalah waris dengankeunggulan satu berbanding dua, maka dalam masalah mahar Alquranmenggunggulkan wanita. Sebab lelaki harus membayar maharsedangkan wanita menerimanya. Ketika seorang wanita harus taat padasuaminya dalam masalah yang makruf, maka di saat yang sama Allahmewajibkan seorang lelaki untuk menafkahi istrinya dengan makruf.Ini adalah beberapa contoh keadilan gender dalam Alquran. Ketikasemua ayat Alquran ditelusuri maka akan didapatkan bahwa Alquranadalah kitab suci yang sangat adil pada lelaki dan wanita.Seluruh ayat yang ada dalam Alquran menggambarkan keadilan Allahsebagai Tuhan yang Maha Adil dan keadilan Islam sebagai agama yangditurunkanNya. Keyword: tafsir, keadilan, gender.
KARAKTERISTIK PARA SAHABAT DALAM PERSPEKTIF AL-QUR'AN Bafadhol, Ibrahim
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 02 (2015): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (759.93 KB) | DOI: 10.30868/at.v2i02.103

Abstract

Yang dimaksud dengan sahabat adalah siapa saja yang pernah bertemu  atau  melihat  Nabi          dalam  keadaan  beriman  dan  ia meninggal di atas Islam. Al-Qur'an al-Karim sebagai kitab suci yang tidak mengandung keraguan sedikitpun, telah mengungkapkan karakteristik  para sahabat tersebut  dalam banyak ayat-ayatnya.  Dari deksripsi  al-Qur'an  tentang  karakteristik  para sahabat  tersebut  kita dapat  mengetahui  bahwa  mereka  adalah  sosok-sosok  teladan  bagi umat Islam sepanjang zaman. Bahkan tidak hanya dalam kitab suci al- Qur'an, tetapi dalam kitab-kitab suci terdahulu pun, ya’ni Taurat dan Injil, karakteristik para sahabat ini juga dicantumkan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: ‚Tanda-tanda  mereka tampak  pada  muka  mereka dari  bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu  seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya  maka  tunas  itu  menjadikan tanaman  itu  kuat  lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu   menyenangkan  hati   penanam-penanamnya karena  Allah Subhanahu wa Ta’ala hendak menjengkelkan hati  orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mukmin). (QS. al-Fath [48]:29) Artikel ini memaparkan bagaimanakah karakteristik para sahabat dalam  perspektif  al-Qur'an  serta  bagaimana  penjelasan  para  ulama tafsir tentang ayat-ayat tersebut? Kata kunci: sahabat, karakteristik sahabat
PENAFSIRAN AL-SA‟DÎ TENTANG KONSEP AL-TASKHÎR Maya, Rahendra
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 2, No 03 (2017): Al-Tadabbur: Jurnal Ilmu Quran dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.267 KB) | DOI: 10.30868/at.v2i03.192

Abstract

Allah S.W.T. menciptakan dan mempersiapkan alamsemesta serta kemudian menundukkan dan memudahkannya untuk seluruh kepentingan, kebutuhan,dan kemashlahatan hamba-hamba-Nya, spesifiknya untukdan bagi umat manusia seperti yang telah dideskripsikanAllah S.W.T. dalam banyak ayat Al-Qur„an. Konsep inikemudian dikenal dan dinyatakan sebagai konsepketundukan atau pengendalian alam semesta (nazhariyyahal-taskhîr). Konsep ini ternyata sangat terkait dengan relasieksploratif antara manusia sebagai hamba Allah S.W.T.dengan alam semesta yang melingkupi dan ada di sekitarmereka (‟alâqah al-taskhîr, ‟alâqah baina al-insân wa alkaun);yang juga terkait erat dengan relasi antara merekadengan-Nya sebagai Rabb, yaitu dalam bingkai peribadatankepada-Nya (‟alâqah al-‟ibâdah, ‟alâqah baina al-insân waAl-Khâliq). Untuk mengetahui dan memahami tentangkonsep al-taskhîr tersebut dapat ditempuh melaluipenafsiran salah seorang ahli tafsir terhadap ayat-ayat altaskhîrdalam karya tafsirnya. Di antaranya melaluipenafsiran salah satu ulama kontempor yaitu Al-Sa‟dîdalam karyanya, kitab Taisîr Al-Karîm Al-Rahmân fî TafsîrKalâm Al-Mannân. Keyword: penafsiran, al-taskhîr, konsep al-taskhîr.
MANHAJ TAFSIR AL-MIZAN FI TAFSIR AL-QUR’AN Karya Muhammad Husain Tabataba’i Fauzan, Ahmad
Al - Tadabbur: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol 3, No 02 (2018)
Publisher : Sekolah Tinggi Agama Islam Al Hidayah Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (728.677 KB) | DOI: 10.30868/at.v3i02.262

Abstract

Secara teologis-normatif, kebenaran al-Qur’an adalah mutlak, sebab ia berasal dari Dzat Yang Maha Benar dan Mutlak. Namun demikian, setelah yang mutlak itu dipahami, dan dimasukkan dalam disket pemikiran manusia (mufassir), ia berubah menjadi relatif kebenarannya, karena tidak mungkin yang relatif itu (yaitu pemikiran manusia) akan mampu menangkap seratus persen dari yang Maha Mutlak tersebut. Oleh sebab itu, meskipun teks al-Qur’an itu tunggal, namun pada kenyataannya hasil dari pemahaman dan penafsiran terhadap teks itu akan mengalami keragaman, bahkan kadang tampak ada kontradiksi antara satu dengan lainnya. Seperti dalam kitab tafsir al-Mi>za>n karya T{aba>t}a>ba’i yang penafsirannya dengan cara menjelaskan ayat dengan ayat, riwayat. Kemudian beliau juga menjelaskan ayat dengan berbagai pendekatan, seperti filsafat (falsafy), sosiologis (ijtima’i), historis (ta>rikhy), ilmiah (‘ilmy), ilmiah dan etika (‘ilmy wa akhlaqy), ilmiah dan filosofis (‘ilmy wa falsafy), dan rassional dan qur’ani (‘aqly wa qur’any).

Page 1 of 14 | Total Record : 139