cover
Contact Name
Pendidikan Sosiologi
Contact Email
sosiologi@untirta.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
yustikairfani@untirta.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. serang,
Banten
INDONESIA
Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika
ISSN : 24773514     EISSN : 26140055     DOI : -
Core Subject : Social,
“Hermeneutika”memuat hasil penelitian yang berkaitan dengan pengembangan sains dan teknologi dalam bidang sosiologi.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 4, No 1 (2018)" : 5 Documents clear
Gambaran Perilaku Menyimpang Mahasiswa Indekost dan Upaya Pencegahannya Nurul Hayat
Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Pendidikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (104.06 KB) | DOI: 10.30870/hermeneutika.v4i1.4825

Abstract

AbstrakPara siswa yang indekost kebanyakan berasal dari daerah yang jauh, seperti mengakses film negatif, hingga jatuh ke dalam hubungan negatif dengan para mitranya, dampaknya adalah untuk menjangkau orang tua, pemilik rumah kost, dan pengembangan media dari media telekomunikasi yang disalahgunakan, ini harus dicegah pendekatan oleh semua pihak.Kata kunci: siswa, ruang, perilaku menyimpangAbstractStudents who are boarding houses are mostly from distant regions, the behavior of daily life of students is sametimes deviant such as accessing negative film, until falls into a negative relationship with its partner, the impact is in addition to the reach of parents, boarding house owners, and the development media of misused telecommunications media, this must be prevented approach by all parties.Keyword : students, space, deviant behavior
Dinamika Pengembangan Pariwisata Pantai Goa Cemara di dusun Patihan Yustika Irfani Lindawati
Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Pendidikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (188.402 KB) | DOI: 10.30870/hermeneutika.v4i1.4803

Abstract

AbstrakPengembangan pariwisata berbasis masyarakat atau Community Based Tourism (CBT) merupakan bentuk pariwisata yang memberikan kesempatan kepada masyarakat lokal untuk mengontrol dan terlibat dalam manajemen dan pengembangan pariwisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dinamika pengembangan pariwisata Pantai Goa Cemara yang dilakukan oleh masyarakat dusun Patihan sebagai masyarakat lokal. Metode penelitian yang digunakan adalah indigeneous methodologies. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa ide pengembangan pariwisata berasal dari individu dalam masyarakat lokal. Perkembangan pariwisata Pantai Goa Cemara hanya meliputi dua tahap yaitu discovery dan local response and initiative. Keterlibatan masyarakat dusun Patihan sebagai perencana, pelaksana, pengelola dan pemantau serta evaluator sesuai dengan prinsip pengembangan pariwisata berbasis masyarakat atau Community Based Tourism (CBT). Kata kunci: dinamika pengembangan pariwisata, fase perkembangan pariwisata, community based tourismAbstract Community based tourism is a form of tourism that provide opportunities for local communties to control and involve the management and development of tourism. This study aims to determine the dynamics of the development of Goa Cemara Beach tourism carried out by the community of Patihan hamlet as a local community. The research method used is independent methodologies. Data collection is done by observation, in-depth interviews and literature studies. The results of the study show that the idea of tourism development comes from individuals in the local community. The development of Goa Cemara Beach tourism only includes two stages, namely discovery and local response and initiative. The involvement of the Patihan hamlet community as planners, implementers, managers and monitors and evaluators is in accordance with the principles of community-based tourism development (CBT). Key word: the dynamics of tourism development, the phase of development of tourism, community based tourism, community based tourism
Spiral of silence theory dalam Pemilihan Kepala Daerah Rahmawati Rahmawati; Bangun Yoga Wibowo; Musahwi Musahwi
Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Pendidikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.13 KB) | DOI: 10.30870/hermeneutika.v4i1.4819

Abstract

AbstrakPemilihan kepala daerah yang bersifat langsung, mempengaruhi para calon berusaha mendapatkan popularitas untuk mendulang suara dengan melakukan kampanye atau pengenalan diri ke masyarakat dengan media. Pengenalan diri melalui media digunakan untuk membangun persepsi positif publik akan dirinya. Media menjadi alat yang digunakan dalam mengarahkan pengetahuan dan sikap masyarakat untuk menentukan pilihan. Pada penelitian ini, bertujuan mengetahui bagaimana konsep spiral of silence theory memandang bahwa orang-orang yang memiliki sudut pandang minoritas mengenai isu-isu publik akan tetap berada pada kondisi suara mereka akan dibatasi. Metode penelitian yang digunakan adalah  yang digunakan adalah studi kualitatif dengan survey langsung dan studi literatur. Dari hasil studi didapatkan bahwa ada 3 asumsi dari spiral of silence theory bahwa masyarakat akan mengancam individu yang menyimpang dengan adanya isolasi; perasaan takut akan isolasi menyebabkan individu untuk setiap saat mencoba iklim opini; perilaku publik dipengaruhi oleh opini publik. Pembangunan opini publik melalui media akan membangun iklim ganda dari opini (dual climates of opinion) yaitu iklim yang dipersepsikan secara langsung oleh populasi dan iklim dari liputan media. Pada kondisi tersebut the train test dapat dilakukan untuk menguji sejauh mana orang akan mengemukakan opini mereka, dengan mengajukan beberapa tema percakapan kepada orang lain, jika terlihat interest dan mengikuti alut pertanyaan maka dianggap ada ketercapaian pembanguna opini publik. Pada orang-orang yang bertahan tidak mau mengemukakan opininya memilih menjadi the hard core.  The hard core merupakan kelompok yang yang tetap berada pada titik akhir dari proses spiral of silence  tanpa memperdulikan ancaman isolasi. Kondisi the hard core ditunjukkan dalam sikap diam, tidak memilih apapun tanpa menunjukan sikap agresi kepada lawan politik yang tidak dipilihnya. Kata Kunci : Spiral of silence theory, the train test, the hard coreAbstractDirect regional head elections affect candidates trying to gain popularity to gain votes by campaigning or introducing themselves to the public with the media. Self-recognition through media is used to build a positive public perception of him. Media becomes a tool used in directing the knowledge and attitudes of the community to make choices. In this study, it aims to find out how the concept of a spiral of silence theory views that people who have a minority viewpoint on public issues will remain in the condition of their voices to be limited. The research method used is the qualitative study with direct surveys and literature studies. From the results of the study it was found that there are 3 assumptions of the spiral of silence theory that society will threaten individuals who deviate in the presence of isolation; fear of isolation causes individuals to at any time try the climate of opinion; public behavior is influenced by public opinion. The development of public opinion through the media will build dual climates of opinion, namely the climate that is directly perceived by the population and the climate of media coverage. In these conditions, the train test can be done to test the extent to which people will express their opinions, by proposing several conversational themes to others, if interest is seen and following questions, then there is an achievement of the development of public opinion. People who persevere do not want to express their opinions choosing to be the hardcore. The hardcore is a group that remains at the end point of the spiral of silence process regardless of the threat of isolation. The condition of the hardcore is shown in silence, not choosing anything without showing an attitude of aggression to political opponents who are not chosen.Key word : Spiral of silence theory, pilkada
Transmigrasi dan Pembangunan di Indonesia Wika Hardika Legiani; Ria Yunita Lestari; Haryono Haryono
Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Pendidikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (191.778 KB) | DOI: 10.30870/hermeneutika.v4i1.4820

Abstract

AbstractUndang-Undang No. 15 tahun1997 concerning transmigration aims to improve the welfare of transmigrants and the surrounding community, as well as improve and make equitable development in the regions and also strengthen the unity and unity of the nation. Transmigration as a government program is very wise in overcoming population problems.Judging from the agrarian politics the transmigration program is still far from a sense of justice where 2% of Indonesia's population controls more than 90% of the territory of the Republic of Indonesia. This transmigration program is a program carried out by the government since the old order and the new order, but the process of land ownership is still not finished. Many migrants who do not yet have certificates on land that should be theirs are marked with certificates. There are still around 2 million hectares of transmigration lahars that have not been certified by the national land agency. Agrarian reform is basically a state program that is run with certain objectives, both economic (social) goals and other political and social goals. The main argument of the implementation of agrarian reform is injustice: inequality in land tenure that gives birth to poverty and leads to social injustice.Key word : transmigration and development AbstrakUndang-Undang Nomor. 15 tahun 1997 tentang ketransmigrasian bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan transmigran dan masyarakat sekitarnya, serta meningkatan dan melakukan pemerataan pembangunan di daerah dan juga memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa. Transmigrasi sebagai program pemerintah yang sangat bijak dalam mengatasi masalah kependudukan. Menilik dari politik agraria program transmigrasi masih jauh dari rasa keadilan dimana 2% dari penduduk Indonesia menguasai lebih dari 90% luas lahan wilayah Republik Indonesia. Program transmigrasi ini sebagai program yang dilakukan pemerintah sejak orde lama dan orde baru, namun proses kepemilikan lahan masih belum selesai. Banyak tansmigran yang belum memiliki sertifikat atas lahan yang seharusnya menjadi milik mereka dengan ditandai adanya setifikat. Masih ada sekitar 2 juta hektar lahar transmigrasi yang belum tersetifikat oleh badan pertanahan nasional. Reforma agraria pada dasarnya adalah program negara yang dijalankan dengan tujuan-tujuan tertentu, baik tujuan (pembangunan) ekonomi maupun tujuan politik dan sosial lainnya. Argumen pokok dari pelaksanaan reforma agraria adalah ketidakadilan: ketimpangan dalam penguasaan tanah yang melahirkan kemiskinan dan berujung pada ketitakadilan sosial.Kata Kunci : transmigrasi dan pembangunan
Dampak Perubahan Global terhadap Nilai-nilai Budaya Lokal dan Nasional Subhan Widiansyah; Hamsah Hamsah
Hermeneutika : Jurnal Hermeneutika Vol 4, No 1 (2018)
Publisher : Pendidikan Sosiologi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (216.652 KB) | DOI: 10.30870/hermeneutika.v4i1.4822

Abstract

ABSTRAKDalam dekade terakhir abad ke-21 dengan arus globalisasi yang sangat cepat mengakibatkan berbagai konteks budaya dalam tradisi di Indonesia mengalami pergeseran nilai-nilai budaya lama dan menghadirkan nilai-nilai budaya baru, nilai-nilai budaya baru tersebut secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kehidupan individu, masyarakat, lingkungan sosial maupun lingkungan tradisi, baik dalam skala lokal khususnya konteks masyarakat Bugis Makasar secara mikro, maupun nasional serta global. Tulisan ini bertujuan untuk merefleksi tentang hakikat nilai-nilai budaya lokal (kasus Bugis-Makasar), nasional dan global serta langkah yang harus dilakukan terhadap arah perubahan nilai-nilai budaya tersebut, agar kita dapat menselaraskan kebudayaan masing-masing daerah dalam kaitan dengan perubahan zaman. Sehingga dalam dimensi aksiologi perubahan nilai-nilai budaya tersebut tetap berjalan secara positif sebagaimana yang diharapkan. Kata Kunci:  perubahan nilai-nilai budaya lokal, nasional dan global, Bugis-Makasar. ABSTRACTComplete information about the 21st with a very rapid flow of globalization Various cultures in tradition in Indonesia Changes in old cultural values and new cultural values, new and indirect cultural values, society, social or environmental environment tradition, both on a local scale and the Bugis people of Makassar became micro and global. This paper is intended to reflect on the nature of local cultural values (the Bugis-Makassar case), national and global as well as steps that must be taken towards the direction of the culture, so that we can harmonize each other's sources in time. In economic dimensions.Keywords: Local, national and global cultural values, Bugis-Makassar

Page 1 of 1 | Total Record : 5