cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
MUWAZAH: Jurnal Kajian Gender
ISSN : 20858353     EISSN : 25025368     DOI : -
Core Subject :
Muwazah adalah jurnal kajian gender dengan ISSN Print: 2085-8353; Online: 2502-5368 yang diterbitkan oleh Pusat Studi Gender (PSG) IAIN Pekalongan. Kata Muwazah berasal dari bahasa Arab yaitu (??????) yang memiliki arti kesetaraan. Jurnal ini fokus pada isu-isu aktual dan kontemporer yang berkaitan dengan kajian gender lokalitas dalam berbagai perspektif. Redaksi mengundang para ilmuwan, sarjana, professional, praktisi dan peneliti dalam berbagai disiplin ilmu yang konsern terhadap kajian gender berupa analisis, aplikasi teori, hasil penelitian, terjemahan, resensi buku, literature review untuk mempublikasikan hasil karya ilmiahnya setelah melalui mekanisme seleksi naskah, telaah mitra bebestari, dan proses penyuntingan. Jurnal ini terbit setahun dua kali setiap bulan Juni dan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 10 No 2 (2018): Desember 2018" : 7 Documents clear
Peningkatan Peran Masyarakat dalam Pencegahan KDRT Melalui Penyuluhan Anti Kekerasan Berbasis Gender Farmawati, Cintami
MUWAZAH Vol 10 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1071.376 KB) | DOI: 10.28918/muwazah.v10i2.1779

Abstract

Riset partisipatoris ini bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan KdRT, melalui penyuluhan anti kekerasan berbasis gender. Lokasi penelitian di Semarang. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan observasi langsung, wawancara dengan peserta penyuluhan, pre test dan post test. Hasil analisis menunjukkan bahwa, ada peningkatan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang Undang-undang Penghapusan KDRT, situasi kekerasan berbasis gender dan problematika pendampingan serta program-program pemerintah dalam penghapusan kekerasan berbasis gender. Selain itu, adanya perubahan sikap yang ditunjukan melalui partisipasi peserta dalam kegiatan, kemampuan menjelaskan dan menguraikan tentang materi yang telah disampaikan oleh narasumber, menyampaikan ide dan pemikiran mengenai langkah dan solusi yang dapat dilakukan dalam menghapus kekerasan berbasis gender, dus KDRT. Oleh karena itu,seharusnya dikembangkan pendekatan keagamaan untuk mengurangi fundamentalisme agama yang merugikan kaum perempuan dalam berbagai kegiatan penyuluhan, sosialisasi, kampanye dan lain-lain.
Perempuan dalam Jaringan Radikalisme vis a vis Terorisme Global Rosyid, Moh.
MUWAZAH Vol 10 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1196.936 KB) | DOI: 10.28918/muwazah.v10i2.1782

Abstract

Abstrak: Paper ini mengekplorasi tentang perempuan dalam kerangka  jaringan radikal global yang mengatasnamakan Islam sebagai basis perjuangannya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan sumber data dari media massa maupun media elektronik ( Koran, Televisi, Media Sosial, dan lain-lain). Teknik pengumpulan data menggunakan studi dokumen. Teknik analisis menggunakan analisis konten. Hasil penelitian menunjukan bahwa, Keterlibatan perempuan dalam gerakan teroris teridentifikasi sejak tahun 1970-an , dimana perempuan menjadi pelaku pengeboman setelah dicuci otaknya oleh teroris lelaki. Faktor yang menyebabkan keterlibatan kaum perempuan, yaitu: 1) sebagai pelarian akibat perlakuan diskriminatif yang menimpanya; 2) alasan  kepedulian terhadap ketimpangan yang diderita masyarakat muslim global; 3)  kesadaran beragama yang sempit sehingga dengan menjadi pelaku teroris mereka merasa mendapatkan posisi sosial yang setara dengan teroris lelaki dalam berjihad; 4) psikologis yang sedang labil karena ada masalah, dan mereka berselancar di media social, sehingga rentan terjebak menjadi pelaku terror dan; 5) perempuan yang suaminya menjadi teroris dilibatkan pula sebagai teroris. Strategi yang dilakukan kelompok teroris dalam menaklukkan perempuan adalah dengan menikahi mereka, bahkan menikahi mereka melalui Media Sosial yang dihalalkan dan/atau disahkan, agar menurut kehendak suami.
Perempuan Difabel Berhadapan Hukum Julijanto, Muhammad
MUWAZAH Vol 10 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1113.589 KB) | DOI: 10.28918/muwazah.v10i2.1785

Abstract

Paper ini memaparkan tentang perempuan difabel yang berhadapan dengan hokum yang sebagian besar terkait kasus kekerasan seksual. Penanganan kasus perempuan  difabel, mengalami kendala, antara lain: para penegak hokum belum mempunyai pemahaman yang maksimal terhadap difabel; 2) akses terbatas; 3) bukti terbatas: 4) kesulitan berkomunikasi ; 5) masyarakat tidak mau menjadi saksi; 6) lamanya proses hukum ; 7) minimnya pengetahuan tentang hukum; 8) di kepolisian tidak ada pendampingan saat pemeriksaan, ruang pemeriksaan tidak mudah diakses, dan minimnya informasi untuk korban; 9) jaksa tidak memberi informasi jika berkas sudah dilimpahkan dan; 10) hakim kesulitan berkomunikasi.Oleh karena itu, para penegak hukum harus memiliki persepsi yang sama terhadap difabel, sehingga mereka mendapatkan  keadilan hukum
Partisipasi Perempuan Dalam Penyusunan Reusam Perlindungan Anak Di Tingkat Gampong Di Aceh Besar Mansari, Mansari
MUWAZAH Vol 10 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1155.083 KB) | DOI: 10.28918/muwazah.v10i2.1780

Abstract

Partisipasi perempuan dalam penyusunan reusam gampong (aturan desa) yang mengatur tentang perlindungan anak relatif sedikit dibandingkan laki-laki. Padahal keikutsertaan perempuan memiliki peran penting supaya aturan yang dihasilkan dapat mewakili perannya.Tanpa keterlibatan perempuan berimplikasi pada reusam yang tidak berperspektif gender. Penelitian bertujuan menjawab permasalahan tentang, mekanisme dan partisipasi perempuan dalam perumusan reusam gampong di Kabupaten Aceh Besar, dan proses pelibatan perempuan dalam penyusunan reusam gampong. Penelitian empiris ini dilakukan di Kabupaten Aceh Besar di tiga gampong, yaitu Gampong Lambirah Kecamata Suka Makmur, Gampong Neusok Kecamatan Darul Kamal dan Gampong Neuheun Kecamatan Mesjid Raya. Data penelitian diperoleh melalui wawancara dengan keuchik gampong (kepala desa), tokoh perempuan dan Tuha Peut Gampong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mekanisme penyusunan reusam dilakukan dengan cara bermusyawarah di meunasah dan balee (balai) pengajian dengan melibatkan berbagai unsur dalam masyarakat, terutama tokoh-tokoh gampong, perempuan bahkan anak-anak turut dilibatkan. Pelibatan perempuan biasanya dilakukan dengan cara diundang dengan pengeras suara di meunasah dan juga disampaikan secara lisan oleh Keuchik. Kehadiran perempuan belum maksimal dalam proses penyusunan reusam gampong dikarenakan penyusunannya dilakukan pada malam hari, waktunya istirahat, menjaga anak-anak di rumah, cuaca yang tidak mendukung karena hujan. Peran perempuan dalam reusam gampong telah tewakili dalam konteks penanganan anak berhadapan dengan hukum.
Diskriminasi Gender Dalam Pendidikan Handayani, Wuri
MUWAZAH Vol 10 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1004.302 KB) | DOI: 10.28918/muwazah.v10i2.1784

Abstract

Artikel ini adalah analisis wacana diskriminasi gender dalam pendidikan. Dengan menggunakan metode kualitatif, studi telaah pustaka ini bertujuan menghasilkan formasi teoritis secara substantif berdasarkan konseptualisasi wacana gender dan pendidikan. Permasalahan yang diulas adalah apa, bagaimana terjadinya  dan  apa dampak diskriminasi gender di dalam pendidikan. Studi ini mengaji literatur mengenai tema terkait, dokumen-dokumen formal tentang pengarusutamaan gender serta data kualitatif lainnya dan data sekunder tentang wacana gender. Studi ini menggunakan pendekatan mikro yaitu ?wilayah? proses atau interaksi sosial antara individu-individu dalam proses pembelajaran yaitu siswa dan guru. Hasil kajian adalah diskriminasi gender dalam pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran sebagai kurikulum tersembunyi.Diskriminasi gender dalam pendidikan terjadi karena adanya proses sosialisasi (internalisasi, eksternalisasi dan objektivasi) nilai-nilai gender dalam proses pembelajaran sehingga menguatkan identitas peran  gender siswa, yang selanjutnya dapat berdampak pada pencapaian pendidikan yang tidak optimal (shortchanged).
Perempuan dalam Kungkungan Budaya Politik Patriarkhis Yuwono, Nurbaity Prastyananda
MUWAZAH Vol 10 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1089.454 KB) | DOI: 10.28918/muwazah.v10i2.1781

Abstract

Partisipasi politik perempuan di Indonesia tergolong masih rendah, meskipun pemerintah telah mengeluarkan kebijakan khusus bagi perempuan. Budaya politik patriarkhis menjadi hambatan utama dalam peningkatan partisipasi politik perempuan, karena membangun presepsi bahwa perempuan tidak pantas, tidak cocok dan tidak layak masuk ke ranah politik.  Anggapan bahwa perempuan lebih pantas berada di wilayah domestic, politik identik dengan hal yang bersifat maskulin, sehingga perempuan tidak cocok masuk ke wilayah politik dan, perempuan lemah akalnya dan tidak memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin, adalah hasil konstruksi budaya politik patriarkhi. Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan partisipasi perempuan, antara lain: penyadaran politik perempuan; pendidikan politik berwawasan gender;  membangun dan memperkuat hubungan antar jaringan dan organisasi perempuan; menjaring kader partai politik perempuan yang berkualitas; rekonstruksi budaya dan reinterprestasi pemahaman agama yang bias gender; gerakan merubah struktur organisasi partai politik dan; mengefektifkan peraturan perundang-undangan.
PERAN PEREMPUAN MESIR DALAM KONSTRUK SOSIAL PASCAKOLONIAL Mooduto, Dzulkifli M.
MUWAZAH: Jurnal Kajian Gender Vol 10 No 2 (2018): Desember 2018
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (758.221 KB) | DOI: 10.28918/muwazah.v10i2.2227

Abstract

This study discusses about the resistance of Egyptian women against social inequality that occurred in two different places with different problems, as depicted in the novel Ar-Rihlah Ayyamu Talibah Misriyyah fi Amrika Radwa 'Asyur?s work. The study reveals the forms of social inequality and also explains clearly the forms of resistance by using the post-colonial theory of Spivak and Homi K. Bhabha which is presented descriptively by deconstructing every fact in this fiction work of Ar-Rihlah Ayyamu Talibah Misriyyah fi Amrika. The result of this study indicated that the resistance to social inequality in terms of gender could be done by frontal. In addition, it also could be done by distorting the common view of women in the social construct of patriarchal society by demonstrating the self capacity and capability. As for the resistance to social inequality in terms of racism also be done in two ways: the first is frontal; and the second is in a way of imitation or mimicry about the West. The forms of imitation are displayed innovel Ar-Rihlah Ayyamu Talibah Misriyyah fi Amrika namely: the first is mimicry about the way of dressing; the second is mimicry to taste the food; and the third is mimicry towards a language. The mimicry toward the West that is done by a leader; Radwa apart as a form of equalization himself with the West to be "objectionable", and also becomes a form of banter (Mockery) against the West for being "inappropriate". Thus, the mimicry efforts undertaken Radwa into a form of resistance because impersonation he did not mimic entirely because he was different from the West.

Page 1 of 1 | Total Record : 7