cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota denpasar,
Bali
INDONESIA
ISM (Intisari Sains Medis) : Jurnal Kedokteran
Published by Universitas Udayana
ISSN : 25033638     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Intisari Sains Medis is published by Medical Scientific Community, Indonesia. Intisari Sains Medis is an international, multidisciplinary, peer-reviewed, open access journal accepts papers for publication in all aspects of Science Digest, Medical Research Development, Research Medical Field and Theory. We also publish cases from third world country, that is considered very rare and special cases.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol. 8 No. 3 (2017): (Available online: 1 December 2017)" : 7 Documents clear
Gambaran tingkat pengetahuan terhadap hipertensi dan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas kintamani I Jaeynisha Mathavan; Gde Ngurah Indraguna Pinatih
Intisari Sains Medis Vol. 8 No. 3 (2017): (Available online: 1 December 2017)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.964 KB) | DOI: 10.15562/ism.v8i3.121

Abstract

Hipertensi seringkali disebut silent killer karena tidak adanya gejala dan tanpa disadari penderita mengalami komplikasi pada organ-organ vital. Seseorang dikatakan menderita hipertensi apabila tekanan darah sistolik >140 mmHg dan tekanan diastolik >90 mmHg. Dari data di Puskesmas Kintamani I masih banyak terdapat warga yang menderita hipertensi, kebanyakan dari mereka adalah pasien yang sering berkunjung untuk melakukan kontrol. Kepatuhan dalam pengobatan hipertensi sangat penting untuk mengontrol gejala hipertensi dan komplikasi yang dapat ditimbulkannya. Pengetahuan pasien mengenai penyakitnya sangatlah berpengaruh terhadap keputusannya dalam menjalani pengobatan. Kepatuhan pasien dalam menjalani pengobatan juga dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal pasien.  Tujuan penelitian ini dilaksanakan agar dapat melihat gambaran tingkat pengetahuan terhadap hipertensi dan kepatuhan minum obat pada penderita hipertensi di wilayah Kintamani I. Penelitian ini merupakan studi deskriptif cross-sectional. Jumlah sample pada penelitian ini sebanyak 50 orang responden yang merupakan penduduk penderita hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kintamani I. Teknik pengambilan sample yang digunakan merupakan teknik simple random sampling. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 22 - 29 Mei 2015 menggunakan kuesioner kepatuhan minum obat Morisky Medicaton Adherence Scale (MMAS-8). Penelitian ini mendapatkan hasil, Responden dengan tingkat pengetahuan tinggi sebesar 48,0%, sedangkan tingkat pengetahuan rendah sebesar 52,0%. Sebanyak 70% pasien mempunyai kepatuhan rendah terhadap minum obat hipertensi, sedangkan 30% pasien mempunyai kepatuhan tinggi.  Untuk mendukung angka keberhasilan pengobatan hipertensi perlu dilakukan penyuluhan terkait penyakit hipertensi sehingga kepatuhan minum obat penderita hipertensi dapat meningkat.
Tingkat Kecemasan Antara Mahasiswa Kedokteran dari Universitas Udayana dan Implikasinya Pada Hasil Ujian Mirulalini Thinagar; Wayan Westa
Intisari Sains Medis Vol. 8 No. 3 (2017): (Available online: 1 December 2017)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (185.09 KB) | DOI: 10.15562/ism.v8i3.122

Abstract

Kecemasan merupakan masalah yang sering dihadapi individu di seluruh dunia. Namun kelompok yang menjalani pendidikan tinggi cenderung lebih rentan mengalami kecemasan karena stress yang dihadapi untuk menyelesaikan tugas tepat waktu. Kecemasan merupakan suatu proses yang normal namun akan menjadi masalah ketika kecemasan tersebut mengganggu kehidupan sehari-hari. Hal ini  harus segera diatasi karena dapat menyebabkan berbagai efek seperti menurunnya konsentrasi mahasiswa dalam proses pendidikan, hal ini juga berkaitan dengan pencapaian prestasi belajar yang rendah yang kemudian dapat memicu terjadinya depresi.  Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Subjek merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang berumur antara 20-22 tahun. Kuesioner GAD-7 digunakan untuk menilai adanya kecemasan pada mahasiswa. Dari 130 orang responden, didapatkan 76,9% mahasiwa mengalami kecemasan sedang dan 23,1% mengalami kecemasan ringan. Tidak ada mahasiwa dengan kecemasan berat. Proporsi kecemasan ringan lebih tinggi dibanding kecemasan sedang pada kelompok yang lulus ujian (92% dan 8%), sementara proporsi kecemasan ringan lebih rendah dibanding kecemasan sedang pada kelompok yang gagal dalam ujian (6,7% dan 93,3%). Hal ini menujukkan bahwa kecemasan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil ujian. 
Gambaran tingkat pengetahuan dan perilaku tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada remaja putri di wilayah kerja UPT Puskesmas Blahbatuh II Gianyar Bali Indonesia Karen Singam; I B Wirakusuma
Intisari Sains Medis Vol. 8 No. 3 (2017): (Available online: 1 December 2017)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.754 KB) | DOI: 10.15562/ism.v8i3.135

Abstract

Worldwide, breast cancer is amongst the leading cause of morbidity and mortality in women.  Early detection and diagnosis is key in acquiring a better prognosis and can be achieved through self breast examination (SADARI). This was a cross sectional descriptive study. A senior high school was chosen at random to select samples from and that is SMA PGRI Blahbatuh and 50 samples were chosen at random. The instrument used to conduct this study was a questioner that was adapted from a few different questioners of the same nature. From the collected data, there were 0% teenage girls at the work territory of UPT Kesmas Blahbatuh II that has good knowledge about breast cancer and self breast examination. The majority has lesser (88%) knowledge and (98%) practice about self breast examination (SADARI). Also, there is a possibility for 100% of teenage girls that have inadequate SADARI knowledge to have inadequate SADARI practice. Teenage girls at the age ≤16 years old have 89.7% of inadequate SADARI knowledge and 96.6% have the possibility to have inadequate SADARI practice. Because of the low and inadequate knowledge and practice in regards to SADARI, it is hoped that the Puskemas provide enlightment and awareness towards breast cancer and self breast examination (SADARI) for teenage girls and women in the working district of the health centre. 
Gambaran perilaku masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah dengue (PSN DBD) dan kemampuan mengamati jentik di wilayah kerja Puskesmas Banjarangkan II Rubagan Chelvam; I Gede Ngurah Indraguna Pinatih
Intisari Sains Medis Vol. 8 No. 3 (2017): (Available online: 1 December 2017)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (225.756 KB) | DOI: 10.15562/ism.v8i3.136

Abstract

Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a disease caused by dengue virus infection which transmitted through Aedes aegypti mosquito bite and still a public health problem in tropical or subtropical areas worldwide.  One of the efforts which are considered appropriate in the prevention and eradication of DHF through cut the chain of transmission and controlling the vectors by eradication of mosquito nest caused Dengue Hemorrhagic Fever (PSN DBD). This study used cross sectional design in Puskesmas Banjarangkan II to describe the people’s behavior in eradicating mosquito nest caused DHF. Minimum sample size is 35 people which cover 6 villages and 26 hamlets (banjar)/environments in it. The results showed respondents who have poor PSN DBD behavior aound 57.1% and good around 42.9%. Based on the ability to monitor larvaes, respondents who have poor capabilities to observing it around 62.9% whereas who having good capabilitiesapproximately 31.1%. Accordingly, it can be concluded most of the people who included within the scope of Puskesmas banjarangkan II have poor PSN DBD capabilities as well as observing larvae so that it is necessary to do some attempts to overcome it. 
Faktor resiko terjadi infestasi kutu pada anak-anak di panti asuhan Haritharan Ganesan; Putu Ayu Asri Damayanti
Intisari Sains Medis Vol. 8 No. 3 (2017): (Available online: 1 December 2017)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (668.875 KB) | DOI: 10.15562/ism.v8i3.137

Abstract

Infestation with lice is most common among preschool- and elementary school-age children and their household members and caretakers hence becoming an increasing problem in orphanage because of the poor hygiene and knowledge of children on lice. This study explores about the risk factor of knowledge, social risk and personal risk among the students who are living in the orphanage. Study design chosen for this research is descriptive study with 98 student from two orphanages home as respondents. Questionnaires were given to answer to all the 98 respondents. The questionnaire were subdivided into three section to determine the respondent’s knowledge, social and personal risk. Later on the risk factors were evaluated according to the score and categorized into categories to determine the risk level. Among all the 98 respondents it is known most of the students have adequate knowledge about lice and infestation of lice shows that the students knows about lice, and average risk in social history which shows there is a chance of infestation from this risk factor because of the close living conditions, it was also show that the students have good personal history which shows that the responders have good personal behavior and hygiene, the risk factors was also researched using the difference between the orphanages and the age of the responder for a better understand of the risk factor. Thus, it is concluded that lice infestation risk in the orphanage is low considered as the students have adequate knowledge, social and personal risk. The results of this research could be applied as an analytical studies for further research in lice infestation.
Skor kualitas hidup dermatologi berkorelasi positif dengan Melasma Area And Severity Index IGAA Praharsini; Nyoman Suryawati; Hasri Dewi
Intisari Sains Medis Vol. 8 No. 3 (2017): (Available online: 1 December 2017)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (260.641 KB) | DOI: 10.15562/ism.v8i3.142

Abstract

Melasma adalah gangguan hiperpigmentasi yang terjadi pada kulit di daerah paparan sinar matahari. Kondisi ini seringkali memberikan dampak yang besar akibat lesi wajah yang sangat jelas dan dapat mempengaruhi  kualitas hidup pasien  seperti: menurunnya fungsi sosial, produktivitas serta hilangnya rasa percaya diri. Penelitian cross sectional bertujuan membuktikan adanya pengaruh melasma terhadap kualitas hidup dengan menggunakan nilai  Melasma Area and Severity Index (MASI)   yang dihubungkan dengan skor kualitas hidup dermatologi. Empat puluh enam orang sampel  pasien melasma   yang memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi diikutsertakan dalam penelitian, yang diperoleh dari pasien rawat jalan  poli kulit dan kelamin RSUP Sanglah  periode  Agustus–Desember 2016. Sampel diambil secara   consecutive sampling. Selanjutnya dilakukan penilaian derajat keparahan melasma dengan skor MASI dan pengisian kuisioner kualitas hidup dermatologi . Data terkumpul  dianalisis dengan SPSS 20 dengan uji korelasi  Spearman-rho. Subyek penelitian terdiri dari 42 perempuan dan 4 laki-laki, dengan rata-rata umur 43.9± 6.2. Melasma yang berdistribusi sentrofasial dan tipe melasma campuran mendominasi karakteristik subyek penelitian. Pada penelitian ini didapatkan adanya korelasi positif  kuat antara skor kualitas hidup dermatologi dengan nilai MASI (r = 0.856; p < 0.05). Melasma memberi efek yang besar pada kualitas hidup pasien melasma.
Hubungan pola jajan kariogenik dengan karies pada siswa sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas III Denpasar Selatan, Bali 2016 Ni Made Sirat; Asip Arifin Senjaya; I Nyoman Wirata
Intisari Sains Medis Vol. 8 No. 3 (2017): (Available online: 1 December 2017)
Publisher : DiscoverSys Inc.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (207.441 KB) | DOI: 10.15562/ism.v8i3.146

Abstract

Karies gigi merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang paling sering dijumpai di masyarakat. Karies gigi erat hubungannya dengan konsumsi makanan yang kariogenik. Pola jajan terdiri dari jenis dan frekuensi konsumsi makanan. Anak-anak memiliki kegemaran untuk mengkonsumsi jenis makanan jajanan manis secara berlebihan, khususnya anak-anak usia sekolah dasar (6-12 tahun). Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis hubungan pola jajan kariogenik  dengan karies pada siswa sekolah dasar di wilayah kerja Puskesmas III Denpasar Selatan Tahun 2016. Desain penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling yang berjumlah 550 responden. Analisis data menggunakan uji Chi Square. Hasil penelitian diperoleh 363 orang kariogenik (66%) dan tidak kariogenik 187 orang (34%), Rerata pola jajan kariogenik sebesar 1,93 ± 3,02 jajan setiap hari, 369 orang karies (67,1%) dan 181 orang tidak karies (32,9%) serta Rerata karies gigi sebesar 3,20 ± 3,45 karies. Kesimpulan yaitu terdapat hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dengan karies gigi dengan p = 0,000. Diharapkan pihak sekolah mengetahui dampak dari konsumsi makanan kariogenik dan mengurangi penjualan makanan yang bersifat kariogenik di area sekolah

Page 1 of 1 | Total Record : 7