cover
Contact Name
Prama Wahyudi
Contact Email
pramawahyudi@lptik.unand.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnaltpa@fateta.unand.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas
Published by Universitas Andalas
ISSN : 14101920     EISSN : 25794019     DOI : -
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas (JTPA) adalah publikasi ilmiah di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian. Artikel yang dimuat berupa hasil penelitian terkait ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian yang belum pernah dipublikasikan di media lain (kecuali dalam bentuk abstrak atau karya ilmiah akademik atau dipresentasikan dalam seminar atau konferensi). JTPA diterbitkan dua kali setahun pada bulan Maret dan September oleh Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Andalas. Cakupan artikel Jurnal Teknologi Pertanian Andalas adalah: Teknologi Pertanian, Teknik Pertanian, Teknologi Hasil Pertanian, Pertanian Agro-Industri, Teknologi Pangan dan Gizi.
Arjuna Subject : -
Articles 211 Documents
IDENTIFIKASI CHILLING INJURY PADA CABAI (Capsicum annum L) BERDASARKAN SIFAT FISIK DAN ION LEAKAGE Ashadi Hasan; Omil Charmyn Chatib; Khandra Fahmy; Aulia Rahman Zulmi
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 23, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25077/jtpa.23.1.1-9.2019

Abstract

Cabai termasuk pada produk hortikultura yang mudah rusak (perishable) dan busuk. Suhu yang rendah dapat mempertahankan kesegaran, tapi suhu rendah juga menyebabkan chilling injury. Chilling injury terjadi ditandai dengan terjadinya kebocoran pada ion buah (electrolyte leakage) dan terjadi perubahan fisik. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengidentifikasi perubahan sifat fisik dan ion leakage dari cabai akibat chilling injury. Pengidentifikasian dilakukan dengan mengamati perubahan warna, susut bobot, dan nilai ion leakage yang terjadi selama 30 hari pada penyimpanan suhu 10oC. Pengidentifikasian dilakukan setiap 4 hari selama 16 hari dan setiap 2 hari hingga hari ke 30. Chilling injury mulai terjadi pada penyimpanan hari ke 18, dengan nilai slope dari ion leakagenya sebesar 0,1153. Nilai slope tertinggi menandakan bahwa cabai pada hari itu mulai mengalami chilling injury. Pada hari ke 18, nilai susut bobot mulai memingkat dan perubahan warna terutama pada nilai chroma dan hue mengalami perubahan daripada sebelum penyimpanan.
CARA PENAMBAHAN PALA BUBUK (Myristica fragrans Houtt) PADA PROSES PENGOLAHAN GULA SEMUT TEBU BERCITA RASA PALA Neswati Neswati
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 20, No 1 (2016)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.788 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.20.1.9-16.2016

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui  cara  penambahan pala bubuk  yang  terbaik  sehingga diperoleh  rendemen, sifat kimia dan sensoris gula semut tebu bercita rasa pala yang terbaik. Perlakuan yang diberikan pada penelitian ini adalah  penambahan pala bubuk pada awal pemasakan nira, saat nira mendidih, sebelum penggerusan dan setelah terbentuk gula semut. Hasil penelitian  menunjukkan bahwa cara penambahan pala bubuk setelah terbentuknya gula semut menghasilkan rendemen 12,03%, aktifitas antioksidan 28,5%, total fenol 19,5 mg GAE/g, warna cokat muda, bentuk serbuk dan aroma tajam khas pala.
IDENTIFIKASI KAWASAN RAWAN KONVERSI PADA LAHAN SAWAH DI KECAMATAN 2 X 11 ENAM LINGKUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN BERBASIS GIS (GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM) Feri Arlius; Eri Gas Ekaputra; Ghani Tasrif
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 21, No 2 (2017)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (276.544 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.21.2.93-102.2017

Abstract

Lahan sawah Kecamatan 2x11 Enam Lingkung merupakan kawasan rawan konversi, hal ini dikarenakan wilayah Kecamatan 2x11 Enam Lingkung dilewati oleh jalan utama Padang– Bukittinggi dengan potensi terjadinya tingkat konversi lahan tinggi. Laju pertumbuhan penduduk setiap tahunnya meningkat dan letak daerah Kecamatan 2x11 Enam Lingkung berdekatan dengan pusat Kabupaten Padang Pariaman juga faktor yang mengakibatkan lahan sawah yang ada menjadi rawan konversi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kawasan rawan konversi pada lahan sawah di Kecamatan 2x11 Enam Lingkung Kabupaten Padang Pariaman. Hasil pengolahan data spasial dan citra Kecamatan 2x11 Enam Lingkung diperoleh luas areal sawah untuk Kecamatan 2x1 Enam Lingkung tahun 2016 sebesar  886,66 Ha. Lahan sawah di Kecamatan 2x11 Enam Lingkung dibagi menjadi 4 kelas berdasarkan kriteria kualitas lahan sawah. Lahan sawah rawan konversi dibagi mejadi 4 tipe konversi lahan. Berdasarkan hasil pengolahan data didapatkan lahan rawan konversi pada lahan sawah di Kecamatan 2x11 Enam Lingkung seluas 185,83 Ha. Luas lahan sawah tipe konversi sistematik berpola enclave (K2) sebesar 55,81 Ha, tipe konversi lahan sebagai respon atas pertumbuhan penduduk (K3) sebesar 55,65 Ha, tipe konversi multi bentuk atau tanpa bentuk (K7) sebesar 2,22, dan tipe konversi kawasan jalan (K8) sebesar 72,15 Ha. Prediksi kehilangan produksi padi jika semua lahan sawah rawan konversi mengalami konversi lahan sebesar ± 1405,99 Ton/Tahun.
PENGARUH UKURAN PARTIKEL AMPAS SAGU DALAM PRODUKSI PIGMEN ANGKAK MENGGUNAKAN Monascus purpureus Alfi Asben; Deivy Andhika Permata
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 22, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (489.92 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.22.2.111-117.2018

Abstract

Angka pigment is one of food colorants that safe to used. It can be produced by subtrate that contain of sago hampas. The objective of the research was to get the appropriate of sago hampas particle size to produce the angkak pigment. The steps to produce of angkak pigment were (a) Preparation of raw materials (sago hampas and rice flour substrate with comparison 1:1 (12.5 : 12.5). This research used  three treatments of sago hampas particle size (40-60 mesh, 60-80 mesh, and >80 mesh) with 3 replications, (b) Preparation of Monascus purpureus culture, (c) Solid state fermentation to produce angkak pigment using M. purpureus. The results of the research showed that the substrate with hampas sago particle size 40-60 mesh produced  the best angkak pigment. The angkak pigment obtain the highest color intensity on λ 400 nm, λ 470 nm, λ 500 nm were 6004, 5110 and 3650 respectively, the highest used starch, antioxidant, toxicity, lovastatin and spore of  M.  purpureus were 11.07%, 45.95%, 1719.86 (LC50), 79 ppm, and 3.4 x 103 CPU/g respectively.
PENGEMBANGAN ALAT PENGHASIL ASAP CAIR DARI SEKAM PADI UNTUK MENGHASILKAN INSEKTISIDA ORGANIK Renny Eka Putri; Mislaini Mislaini; Lisa Silvia Ningsih
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 19, No 2 (2015)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.848 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.19.2.29-36.2015

Abstract

Sekam padi merupakan salah satu limbah pertanian yang pemanfaatannya masih sedikit. Limbah sekam padi dapat dimanfaatkan dalam proses pembuatan asap cair dengan proses pirolisa. Asap cair yang dihasilkan dari proses pirolisa ini dapat digunakan sebagai insektisida organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase asap cair yang dihasilkan setiap kilogram sekam padi, melakukan pengujian asap cair sebagai insektisida dan mengetahui pengaruh variasi lama waktu pirolisa terhadap volume asap cair yang dihasilkan. Lama waktu pirolisa yang dilakukan yaitu 1, 1.5, dan 2 jam dengan massa sekam padi 2 kg pada setiap ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lama pirolisa yang optimum adalah 2 jam pada suhu berada dalam interval 380-430 °C, dimana rata-rata volume asap cair yang dihasilkan sebanyak 25,83 ml, rata-rata sekam padi setelah pirolisa 83,3 %, kinerja alat 1,24 gr/jam.m kondensor, dan komponen yang hilang sebesar 13,45 %. Asap cair dapat membunuh serangga yang ada pada pohon kakao. Lama pirolisa berpengaruh terhadap asap cair yang dihasilkan. Semakin lama waktu pirolisa, maka semakin banyak asap cair yang dihasilkan.Kata Kunci : Pirolisa; Insektisida; Sekam padi.
ANALISIS KUALITAS SALA TERI Rahmi Holinesti; Anni Faridah; Wirnelis Syarif; Lucy Fridayati
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 21, No 1 (2017)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (220.628 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.21.1.33-39.2017

Abstract

Peningkatan kualitas dari sala lauak yang bisa dilakukan adalah dengan cara memvariasikan rasa, salah satunya menggunakan teri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan teri sebanyak 0gr, 20gr, 40gr, 60gr dan80gr terhadap kualitas bentuk, warna, aroma, tekstur dan rasa pada salateri yang dihasilkan. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis eksperimen murni (trueeksperimen) dengan metode Rancangan Acak Lengkap.Penelitian ini dilakukan di workshop Tata Boga, Jurusan IKK, FPP, UNP. Variabel dalam penelitian terbagi dua yaitu, variabel X (penggunaan teri) dan variabel Y (kualitas sala teri). Data yang digunakan adalah data primer yang didapat langsung dari 30 orang panelis dengan cara mengisi angket. Data yang sudah diperoleh kemudian ditabulasikan dalam bentuk tabel dan dilakukan AnalisaVarian (ANAVA), jika berbeda nyata dilanjutkan dengan Uji Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pengaruh terhadap penggunaan teri dengan kualitas warna kulit, warna isi, aroma teri, dan rasa gurih. Sedangkan untuk kualitas bentuk bulat, bentuk seragam, aroma harum,tekstur kulit dan tekstur isi tidak terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan karena Fh<Ft. Hasil analisis data diperoleh skor pencapain tertinggi secara keseluruhan yaitu kualitas bentuk (bulat) 3,19 (X3),  kualitas bentuk (seragam) 2,98 (X3), kualitas warna kulit (kuning keemasan) 3,08 (X1), kualitas warna isi (kuning) 3,17 (X1), kualitas aroma (teri) 3,44 (X4), kualitas aroma (harum) 3,07 (X4), kualitas rasa (gurih) 3,22 (X4) kualitas tekstur  kulit (renyah) 2,98 (X3) dan kualitas tekstur isi (berongga) 2,78 (X3). Sala teri memiliki kadar karbohidrat 36,37%; kadar protein 3,11%; kadar lemak 14,05%; kadar air 45,19%; dan kadar abu 1,70%. 
PERUBAHAN KOMPONEN KIMIA BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) SELAMA PEMBUATAN ASAM SUNTI Murna Muzaifa
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 22, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (403.321 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.22.1.37-43.2018

Abstract

Telah dilakukan penelitian untuk menganalisis perubahan komponen kimia belimbing wuluh selama fermentasi asam sunti. Asam sunti dibuat dalam skala laboratorium dengan merujuk pada pembuatan asam sunti yang dilakukan oleh masyarakat Aceh. Sampling dilakukan pada 3 tahap yaitu sebelum fermentasi, setelah fermentasi awal dan setelah fermentasi lanjutan. Parameter yang dianalisis adalah kadar air, kadar gula reduksi, kadar garam, total asam tertitrasi dan kandungan asam organik. Analisis data dilakukan dengan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik kimia belimbing wuluh mengalami perubahan yang signifikan selama pengolahan belimbing wuluh menjadi asam sunti: kadar air belimbing wuluh segar 95,62 %, mengalami penurunan setelah pengolahan dan pemeraman menjadi 47,73% dan 46,07%. Total asam tertitrasi belimbing wuluh segar 69,08% mengalami penurunan, setelah pengolahan menjadi 17,37% kemudian meningkat kembali setelah pemeraman selama menjadi 21,05%. Kadar gula reduksi belimbing wuluh segar 51,19%, mengalami penurunan setelah pengolahan dan pemeraman menjadi 26,69% dan 19,20%. Kadar garam belimbing wuluh segar 2,84 %, mengalami kenaikan setelah pengolahan dan pemeraman menjadi 36,89 % dan 48,00 %. Asam oksalat merupakan asam organik tertinggi yang terdapat pada belimbing wuluh maupun asam sunti. Seluruh asam organik yang terkandung dalam asam sunti menurun setelah pemeraman kecuali asam laktat.
APLIKASI SIG UNTUK PEMETAAN DAN PENYUSUNAN BASISDATA RUANG TERBUKA HIJAU (RTH) PERKOTAAN (STUDI KASUS: KOTA BANDA ACEH) Dewi Sri Jayanti; Siti Mechram
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 19, No 1 (2015)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.785 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.19.1.27-23.2015

Abstract

Kota Banda Aceh memiliki jumlah penduduk besar dan pertambahan penduduk yang tinggi dan terus meningkat akan memberikan implikasi pada tingginya tekanan terhadap pemanfaatan ruang kota. Beberapa tahun terakhir, kualitas ruang terbuka hijau (RTH) Kota Banda Aceh mengalami penurunan akibat menurunnya kualitas lingkungan perkotaan seperti terjadi banjir, tingginya polusi udara, menurunnya keserasian lingkungan perkotaan serta terbatasnya ruang yang tersedia untuk interaksi sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui luasan RTH Kota Banda Aceh; membuat aplikasi program basisdata RTH serta menyediakan informasi persebaran RTH Kota Banda Aceh. Proporsi Kota Banda Aceh yang harus dijadikan kawasan RTH minimal seluas 1.799,37 ha. Total RTH Kota Banda Aceh eksisting yang tersedia 2.136,79 ha (35,63%) dari luas kota. RTH publik eksisting yang tersedia 651,53 ha dari luas wilayah sehingga mengalami kekurangan 548,05 ha. RTH privat yang tersedia 1.485,26 ha sehingga kondisi RTH privat memenuhi standar kecukupan yang ditetapkan. Aplikasi program berjalan dan terkoneksi dengan baik sehingga dapat memberikan informasi Ruang Terbuka Hijau di Kota Banda Aceh kepada pengguna informasi.Kata kunci: Basisdata, Kota Banda Aceh, Ruang Terbuka Hijau (RTH), Sistem Informasi Geografis, Visual Basic.Net 2008
APLIKASI KINETIN UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN CABAI MERAH (Capsicum annuum L.) Edo Saputra; Santosa Santosa; Andasuryani Andasuryani
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 20, No 2 (2016)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (405.201 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.20.2.39-49.2016

Abstract

Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman pertanian yang strategis untuk dibudidayakan karena permintaan cabai yang sangat besar dan banyak konsumen yang mengkonsumsi cabai. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penambahan kinetin terhadap kesegaran cabai merah dengan jenis kemasan yang berbeda.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap A×B×C. Parameter kualitas yang diamati adalah susut berat, kadar air, kekerasan, vitamin C, dan klorofil, diamati selama 30 hari penyimpanan. Hasil penelitian terbaik yang didapatkan adalah penyimpanan cabai menggunakan kinetin pada suhu dingin (8 °C) dapat mempertahankan kesegaran cabai muda dan cabai tingkat kematangan 50 % dengan menggunakan kemasan PP, LDPE, dan tanpa kemasan selama 30 hari penyimpanan. Penggunaan kinetin dapat menekan susut berat cabai merah selama penyimpanan pada suhu dingin dan suhu ruang. Penggunaan kemasan, suhu penyimpanan, dan tingkat kematangan cabai merah tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap penurunan kadar air, kekerasan, vitamin C, dan klorofil cabai merah selama penyimpanan.
KARAKTERISTIK FISIK JAGUNG P21 (Zea mays L.) TERMODIFIKASI MENGGUNAKAN METODE NIKSTAMALISASI DENGAN FORMULASI KALSIUM HIDROKSIDA Ca(OH)2 DAN LAMA PERENDAMAN Syarifah Dewi Noor Safitri; M. Khoiron Ferdiansyah; Enny Purwati Nurlaili
Jurnal Teknologi Pertanian Andalas Vol 23, No 1 (2019)
Publisher : Universitas Andalas

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (893.892 KB) | DOI: 10.25077/jtpa.23.1.49-55.2019

Abstract

Jagung merupakan salah satu serealia yang memiliki nilai ekonomi. Jagung dapat diolah menjadi produk setengah jadi yaitu tepung. Tepung jagung perlu dimodifikasi untuk memperbaiki sifat fisik sehingga mempunyai prospek sebagai bahan pangan dan bahan baku industri. Salah satu modifikasi yang digunakan adalah metode nikstamalisasi menggunakan kalsium hidroksida (Ca(OH)2). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kalsium hidroksida (Ca(OH)2) dan lama perendaman terhadap karakteristik fisik tepung jagung P21 nikstamal. Rancangan yang digunakan yaitu metode faktorial dengan dasar Rancangan Acak Lengkap (RAL). Faktor yang digunakan yaitu konsentrasi kalsium hidroksida 20%; 40% dan 60%, serta lama perendaman 8 jam; 16 jam dan 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tepung jagung P21 yang dimodifikasi menggunakan metode nikstamal pada konsentrasi 60% dan lama perendaman 24 jam dapat meningkatkan nilai daya serap air sebesar (2,18 g/g), dan kelarutan (13,04 %) serta dapat menurunkan nilai tekstur  (493,19 gr force), swelling power (8,23 g/g), mengurangi tingkat kecerahan (L*) (60,33), mengurangi tingkat kuning pada tepung jagung (53,33).

Page 1 of 22 | Total Record : 211