cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota singkawang,
Kalimantan barat
INDONESIA
JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia)
Published by STKIP Singkawang
ISSN : 24778370     EISSN : 24775916     DOI : -
Core Subject : Education,
Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia is an-Opened Access journal and published twice a year every Maret and August. It publishes the research (no longer than 5 years after the draft proposed) in term of school counselling, career counselling, higher educational counselling. all finding in the scientific paper can be published in this journal.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 2 (2018): volume 3 Number 2 September 2018" : 6 Documents clear
MENINGKATKAN PEMAHAMAN RESIKO PERILAKU SEKSUAL PRA NIKAH MELALUI LAYANAN INFORMASI DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA SMA NEGERI 2 MEMPAWAH Hendrik Hendrik; Ratini Ratini
JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia) Vol 3, No 2 (2018): volume 3 Number 2 September 2018
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (298.501 KB) | DOI: 10.26737/jbki.v3i2.713

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui pemahaman resiko perilaku seksual pra nikah sebelum diberikan layanan informasi dengan media audio visual siswa SMA Negeri 2 Mempawah, 2) mengetahui pelaksanaan layanan informasi dengan media audio visual meningkatkan pemahaman resiko perilaku seksual pra nikah siswa SMA Negeri 2 Mempawah, 3) peningkatan pemahaman resiko perilaku seksual pra nikah melalui layanan informasi dengan media audio visual siswa SMA Negeri 2 Mempawah. Metode penelitian ini adalah penelitian tindakan Bimbingan dan Konseling. Subjek uji coba terbatas terdiri dari 33 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman resiko perilaku seksual pra nikah melalui layanan informasi dengan media audio visual siswa SMA Negeri 2 Mempawah meningkatkan pemahaman resiko perilaku seksual pra nikah, melalui 4 tahapan dalam penelitian tindakan bimbingan dan konseling, yaitu: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan skor awal 57% mengalami peningkatan setelah dilaksanakan tindakan siklus I menjadi 65% dan  dilaksanakan tindakan siklus II meningkat lagi dengan persentase 77%. Dari peningkatan hasil penelitian di atas disarankan guru bimbingan dan konseling dapat menggunakan layanan informasi dengan media audio visual untuk meningkatkan pemahaman resiko perilaku seksual pra nikah.
MODEL INTEGRATED COUNSELING PROBLEM SOLVING MAHASISWA BERBASIS LAYANAN SISTEM INFORMASI Sudarmaji Sudarmaji; Hadi Pranoto
JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia) Vol 3, No 2 (2018): volume 3 Number 2 September 2018
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (346.223 KB) | DOI: 10.26737/jbki.v3i2.755

Abstract

Studi ini meneliti  tentang model integrasi konseling problem solving mahasiswa berbasis sistem informasi.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengetahui 1) Gambaran yang dialami subjek dari dua program studi, 2) Dampak psikologi yang dirasakan subjek, 3) Pengaruh konseling problem solving mahasiswa terhadap pemecahan masalah subjek.  Subjek penelitian  ini terdiri atas 20  mahasiswa 10 Mahasiswa Bimbingan dan Konseling dan 10 Mahasiswa Imu Komputer masing-masing memiliki latar belakang permasalahan yang berbeda. Subjek tujuan tersebut mempunyai permasalahan dan dengan keikhlasan hati untuk dapat menuangkan ke dalam forum layanan konseling mahasiswa berbasis sistem informasi. Metode dalam penelitian ini adalah Mix Method dengan Rancangan Metode Campuran Convergen. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan sistem informasi layanan konseling mahasiswa dengan penanganan secara langsung oleh dosen yang ditugaskan. Data kemudian diolah dengan menggunakan kaedah-kaedah penelitian kualitatif. Hasil analisis menunjukkan  bahwa ketiga subjek memberikan  respon positif terhadap konseling mahasiswa berbasis sistem informasi. Ketiga subjek mengakui bahwa konseling layanan berbasis sistem informasi  memberikan solusi atas permasalahan mahasiswa alami. Ini menunjukkan bahwa sistem layanan konseling mahasiswa dengan menggunakan teknologi memberikan pengaruh terhadap pemecahan masalah, disamping itu mahasiswa lebih nyaman dalam menyampaikan permasalahan yang tengah dihadapi.
IDENTIFIKASI NILAI KEARIFAN LOKAL (LOCAL WISDOM) PIIL PESENGGIRI DAN PERANNYA DALAM DALAM PELAYANAN KONSELING LINTAS BUDAYA Hadi Pranoto; Agus Wibowo
JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia) Vol 3, No 2 (2018): volume 3 Number 2 September 2018
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (265.948 KB) | DOI: 10.26737/jbki.v3i2.714

Abstract

Tingkat social crime pada suku lampung terkategorikan cukup tinggi, hal ini sangat miris dikarenakan suku lampung sebenarnya memiliki nilai agung yang sangat dijunjung tinggi yaitu nilai kearifan lokal. Permasalahan sosial yang ada harus dilakukan upaya penentasan masalah salah satunya melalui konseling lintas budaya. Untuk mencapai efektivitas pelayanan konseling, maka perlu dianalisis tentang makna piil pesenggiri sebagai pembentuk karakter suku lampung, sehingga upaya pelayanan konseling dapat menjadi lebih tepat dan sesuai dengan nilai luhur budaya lampung. Mengetahui nilai kearifan lokal piil pesenggiri mewarnai karakter suku lampung, dan  menginternalisasikan nilai kearifan lokal piil pesenggiri dalam pelaksanaan konseling lintas budaya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskripsi kualitatif, informan penelitian adalah tokoh adat lampung di kelurahan Hadimulyo Timur dan Tejo Sari Kota metro. Pengumpulan data menggunakan wawancara dan observasi. Data dianalisis secara kualitatif dengan tahapan mereduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini Nilai kearifan lokal Piil Pesenggiri dalam mewarnai karakter suku Lampung, yaitu: (1) Nilai kearifan lokal Piil Pesenggiri menjadikan masyarakat suku Lampung sebagai masyarakat yang memiliki motivasi yang tinggi untuk maju dan tidak mau tertinggal dengan masyarakat lain, (2) Nilai kearifan lokal Piil Pesenggiri menjadikan masyarakat suku Lampung sebagai masyarakat yang terbuka, dan suka bergotong royong, (3) Nilai kearifan lokal suku Lampung Piil Pesenggiri membentuk karakter masyarakat suku Lampung sebagai masyarakat yang menghormati orang lain, dan bertoleransi.
FAKTOR – FAKTOR YANG MENGHAMBAT SISWA DALAM MEMANFAATKAN LAYANAN INFORMASI KARIR DI SMP NEGERI 6 PALANGKA RAYA Dony Apriatama
JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia) Vol 3, No 2 (2018): volume 3 Number 2 September 2018
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (177.882 KB) | DOI: 10.26737/jbki.v3i2.735

Abstract

Layanan informasi merupakan salah satu dari beberapa kegiatan dalam rangka pelaksanaan program bimbingan di sekolah untuk membantu siswa mengenal lingkungannya yang di manfaatkan baik saat ini maupun dimasa yang akan datang. Tujuan Penelitian ini yaitu ingin mengetahui faktor-faktor yang menghambat siswa dalam memanfaatkan layanan informasi karier di SMP Negeri 6 Palangka Raya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu, suatu metode penelitian yang memusatkan pemecahan masalah-masalah yang digunakan untuk membuat gambaran tentang suatu keadaan secara objektif pada situasi sekarang. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka dapat diketahui bahwa secara umum faktor-faktor penghambat siswa kelas VIII dalam memanfaatkan layanan informasi karier di SMP Negeri 6 Palangka Raya tahun ajaran 2016/2017 berada pada tingkat kategori Cukup dominan dengan persentase rata-rata 70,45%. Peneliti menyarankan Hendaknya digunakan sebagai bahan acuan dan pertimbangan dalam penyusunan program pendidikan selanjutnya untuk membantu faktor penghambat siswa dalam memanfaatkan layanan informasi karier. Dapat sebagai masukan untuk mendukung guru bimbingan konseling dalam meningkatkan pemahaman dan peran guru bimbingan dalam memberikan bimbingan yang berkaitan dengan faktor-faktor yang menghambat siswa dalam memanfaatkan layanan informasi karier. Hendaknya selalu bekerja sama dengan pihak sekolah untuk mengatasi penyebab faktor-faktor yang menghambat siswa dalam memanfaatkan layanan informasi karier.
MENINGKATKAN PEMAHAMAN INTEGRITAS DIRI MELALUI LAYANAN INFORMASI DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SUNGAI PINYUH Riki Maulana; Novi Wahyu Hidayati; Desy Allmahny
JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia) Vol 3, No 2 (2018): volume 3 Number 2 September 2018
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (264.396 KB) | DOI: 10.26737/jbki.v3i2.738

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman integritas diri siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sungai Pinyuh, metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian tindakan, dengan bentuk penelitiannya adalah Penelitian Tindakan Bimbingan Dan Konseling (PTBK). Untuk mengumpulkan data penelitian, digunakan teknik pengumpul data yaitu (1) Teknik observasi langsung, (2) Teknik komunikasi tidak langsung, (3) Teknik komunikasi langsung, (4) Teknik Studi Dokumenter, sedangkan alat pengumpul datanya yaitu (1) Pedoman observasi, (2) Panduan wawancara, dan (3) Skala psikologis, (4) Dokumentasi. Penelitian dilakukan dikelas VIII D Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sungai Pinyuh dengan jumlah subyek penelitian 32 orang siswa. Teknik Analisis Data berarti proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari wawancara, observasi, Skala Psikologi dan dokumentasi Hasil pelaksanaan layanan informasi dengan media audio visualuntuk meningkatkan pemahaman integritas diri siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Sungai Pinyuh mendapat presentase rata-rata 77% dengan kategori baik.
MODEL BIMBINGAN KELOMPOK DENGAN TEKNIK SELF CONTROL UNTUK MEREDUKSI PERILAKU MENYONTEK SISWA SMP NEGERI DI KOTA SINGKAWANG Dian Mayasari; Iip Istirahayu
JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia) Vol 3, No 2 (2018): volume 3 Number 2 September 2018
Publisher : STKIP Singkawang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (165.833 KB) | DOI: 10.26737/jbki.v3i2.754

Abstract

Siswa yang duduk di bangku SMP merupakan siswa yang berada pada usia remaja. Usia dimana terjadi perubahan dalam aspek biologis, psikologis, dan sosial. Dalam menghadapi perubahan yang terjadi siswa harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi dan lingkungan yang ada. Akan tetapi tidak semua siswa dapat menyesuaikan diri dengan tuntutan dan perubahan lingkungan. Ketidakmampuan siswa dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan akan menyebabkan timbulnya perilaku bermasalah. Perilaku bermasalah yang dilakukan siswa pada saat proses pembelajaran salah satunya adalah perilaku menyontek. Perilaku menyontek bersifat destruktif dan apabila tidak ditangani akan berdampak pada munculnya masalah dalam belajar maupun kebiasaan siswa untuk menyontek. Mengingat akibat yang akan ditimbulkan dari perilaku menyontek tersebut, membawa pemikiran bahwa perilaku menyontek perlu diatasi agar siswa tidak mengalami akibat serius dari perilaku tersebut. Salah satu usaha yang dilakukan adalah melalui bimbingan kelompok dengan teknik self control. Tujuan dari penelitian ini untuk menemukan model bimbingan kelompok dengan teknik self control untuk mereduksi perilaku bermasalah siswa SMP Negeri Di Kota Singkawang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development (R&D). Populasi penelitian ini adalah siswa SMP Negeri Di Kota Singkawang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan ini adalah data kualitatif yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi, DCM, dan validasi ahli. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan prosedur kualitatif. Model bimbingan kelompok dengan teknik self control untuk mereduksi perilaku bermasalah tersusun atas 7 komponen: (1) Rasional; (2) Visi dan misi; (3) Tujuan; (4) Isi bimbingan kelompok; (5) Dukungan sistem yang teridiri dari: (a)  pengembangan program, (b) pengembangan staf, dan (c) penataan kebijakan, prosedural, dan petunjuk teknis; (6) Peran, fungsi dan kualifikasi konselor, serta (7) Tahapan bimbingan kelompok yang terdiri dari (a) tahap awal, (b) tahap peralihan, (c) tahap kegiatan, (d) tahap pengakhiran, serta (e) evaluasi dan tindak lanjut.

Page 1 of 1 | Total Record : 6