cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kab. jember,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Inovasi
ISSN : 14115549     EISSN : 25276220     DOI : -
The Journal contains the original article of the research related to the problem areas of Agricultural Production, Animal Production, Agribusiness Management, and Agricultural Technology.
Arjuna Subject : -
Articles 14 Documents
Search results for , issue "Vol 14 No 1 (2014): April" : 14 Documents clear
PREFERENSI KONSUMEN TERHADAP KONSUMSI EDAMAME DI KABUPATEN JEMBER Bambang Poerwanto
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 14 No 1 (2014): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v14i1.87

Abstract

Penelitian bertujuan : (a) Untuk mengetahui faktor yang membentuk preferensi konsumen  terhadap edamame curah (segar) dan kemasan (beku). (b) Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi edamame curah (segar) dan kemasan (beku); (c) Untuk mengetahui strategi pengembangan pasar lokal produk edamame. Teknis Analisis data meliputi (a) Untuk mengetahui faktor – faktor yang membentuk preferensi konsumen terhadap edamame edamame curah (segar) dan kemasan (beku) digunakan analisis faktor ; (b) Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi edamame edamame curah (segar) dan kemasan (beku) digunakan uji regresi linier berganda; (c) Untuk mengetahui strategi pengembangan pasar lokal produk edamame dipergunakan analisis medan kekuatan atau Force Field Analysis. Hasil penelitian menunjukkan edamame dalam kemasan (beku) preferensi konsumen dalam pembelian di pengaruhi variable produk dan promosi, sedangkan harga edamame dan distribusi tidak memiliki pengaruh nyata. Edamame curah (segar)  dalam pembelian di pengaruhi oleh promosi sedangkan harga edamame, produk dan distribusi tidak memiliki pengaruh secara nyata. Faktor-faktor yang membentuk preferensi konsumen edamame dalam kemasan (beku) yaitu kualitas edamame meliputi variabel rasa, aroma, warna. Faktor bauran pemasaran meliputi harga, distribusi/pengecer. Faktor kehandalan meliputi kebersihan, daya tahan produk, cepat saji. Faktor desain kemasan meliputi kapasitas isi dan merek. Faktor yang membentuk preferensi konsumen edamame curah segar yaitu  faktor eksternal meliputi variabel pengecer, ukuran, jumlah polong, kecacatan dapat di beri identitas yang mewakili seluruh variabel dengan nama faktor eksternal. Faktor internal meliputi variabel : daya tahan produk, rasa, warna dan aroma.  Hasil analisis force field analysis menyatakan factor pendorong utama dalam pengembangan edamame di Kabupaten Jember adalah kualitas ekspor edamame dan kedua adalah produk edamame yang tergolong baru dan belum banyak diketahui masyarakat. Sedangkan factor penghambat utama adalah promosi edamame  yang memang belum dilaksanakan secara optimal dan kedua ketersediaan outlet produk edamame yang hanya terkonsentrasi di Jember. 
PEMETAAN DAN RENCANA AKSI PENGEMBANGAN INDUSTRI KARET DI PROPINSI JAWA TIMUR Nanang Dwi Wahyono
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 14 No 1 (2014): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v14i1.92

Abstract

Karet merupakan komoditas perkebunan yang sangat penting. Selain sebagai sumber lapangan kerja, komoditas ini juga memberikan kontribusi yang signifikan sebagai salah satu sumber devisa non-migas. Pertumbuhan industri karet akan secara nyata meningkatkan devisa khususnya bagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Indonesia pada umumnya. Penelitian ini ditujukan untuk menentukan bentuk rencana aksi pengembangan industri  karet di Provinsi Jawa Timur berdasarkan hasil dari pemetaan yang telah dibuat. Metodologi penelitian dilakasanakan dengan tiga tahap yaitu tahap pengumpulan dan kompilasi data primer, tahap survey lapangan dan tahap evaluasi dan analisa. Luas total tanaman karet di Provinsi Jawa Timur adalah 25.180 ha dan produktivitasnya per tahun adalah 23.963 ton tersebar di 10 (sepuluh) kabupaten, yaitu Kabupaten Banyuwangi, Jember, Lumajang, Malang, Jombang, Ngawi, Madiun, Tulungagung, Kediri, dan Blitar. Rendahnya produktivitas kebun karet rakyat di Jawa Timur disebabkan oleh banyaknya areal tua, rusak dan tidak produktif, penggunaan bibit bukan klon unggul serta kondisi kebun yang menyerupai hutan. Oleh karena itu perlu upaya percepatan peremajaan karet rakyat dan pengembangan industri hilir.
PENGARUH TEKNIK BUDIDAYA KUBIS TERHADAP DIVERSITAS ARTHROPODA DAN INTENSITAS SERANGAN Plutella xylostella L. (LEPIDOPTERA: PLUTELLIDAE) M Syarief
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 14 No 1 (2014): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v14i1.83

Abstract

Penelitian ini dilaksanakan di desa Balung Lor, kecamatan Balung, kabupaten Jember, selama tiga bulan dimulai September sampai dengan Nopember 2013, bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik budidaya kubis terhadap diversitas arthropoda dan intensitas serangan P. xylostella L. Indeks keanekaragaman arthropoda dianalisis menggunakan indeks keanekaragaman Shanon-Wiener (H'), indeks domonansi  Simpson (D) dan indeks kemerataan jenis (E). Untuk membedakan  intensitas serangan P. xylostella L.   menggunakan       uji T pada taraf 5%. Kesimpulan penelitian ini sebagai berikut: diversitas arthropoda pada agroekosistem kubis yang dibudidayakan secara organik maupun konvensional menunjukkan jumlah kelas, ordo, famili dan spesies yang sama yaitu dua kelas,  tujuh ordo, empat belas famili dan enam belas spesies. Status dalam jaring makanan meliputi hama terdiri atas sembilan spesies yaitu Oxya chinensis (Orthoptera: Acrididae), P. xylostella L. (Lepidoptera: Plutellidae), Agrotis ipsilon Hufnage (Lepidoptera: Noctuidae), Crocidolomia pavonana Zell. (Lepidoptera: Pyralidae), Myzus persicae Sulz. (Homoptera: Aphididae), Spodoptera litura F.( Lepidoptera: Noctuidae), Chrysodeixis chalcites Esp. (Lepidoptera: Noctuidae), Gryllus assimilis (Orthoptera: Gryllidae) dan Phyllotretta cruciferae (Coleoptera: Chrysomilidae). Lima spesies predator meliputi: Leptogaster sp (Diptera: Asilidae), Oxyopes javanus (Araneae: Oxyopidae), Lycosa sp. (Araneae: Lycosidae), Mantis religeosa (Araneae: Mantidae) dan Solenopsis geminata F. (Hymenoptera: Formicidae), satu parasitoid Diadegma semiclausum Hellen.  (Hymenoptera: Ichneumonidae) dan satu detrivora Musca domestica (Diptera: Muscidae). Jumlah individu hama, predator, parasitoid maupun detrivora pada agroekosistem kubis yang dibudidayakan secara organik menunjukkan lebih besar dibanding konvensional. Indeks diversitas arthropoda pada teknik budidaya organik lebih tinggi dibanding konvensional. Intensitas serangan  P. xylostella F. pada teknik budidaya organik dibanding konvensional menunjukkan berbeda tidak nyata.
PEMANFAATAN BENALU KAPAS SEBAGAI SALAH SATU SUMBER BAHAN ANTIMIKROBA ALAMI : KAJIAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA Niken Widya Palupi; Ari Satria Nugraha
Jurnal Ilmiah Inovasi Vol 14 No 1 (2014): April
Publisher : Politeknik Negeri Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25047/jii.v14i1.88

Abstract

Benalu kapas telah lama dikenal sebagi anti radang dan anti bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan penghambatan terhadap pertumbuhan mikroba Bacillus subtilis, Escherichia coli, Staphylococcus aureus dan Salmonella typhymurium. Ekstrak benalu dilarutkan dalam pelarut heksana, etanol, metanol, dan akuades, yang ditambahkan ke dalam media pertumbuhan mikroba sebanyak 100uL dan 200uL. Hasil pengujian menunjukkan bahwa ekstrak benalu mempunya kemampuan penghambatan yang kuat terhadap pertumbuhan keempat mikroba yang dimaksud. Hal ini terutama ditunjukkan oleh ekstrak benalu yang dilarutkan dalam etanol dan metanol. Konsentrasi ekstrak benalu sebanyak 200uL memberikan diameter penghambatan yang lebih luas. Namun pada B.subtilis konsentrasi ekstrak benalu sebanyak 200uL malah mendukung pertumbuhannya. Hal ini diduga pada konsentrasi tinggi B.subtilis menjadi resisten terhadap ekstrak benalu.

Page 2 of 2 | Total Record : 14