cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
-
Editorial Address
-
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
JURNAL FARMASI GALENIKA
ISSN : 24069299     EISSN : 25794469     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Farmasi Galenika merupakan Jurnal ilmiah yang menerbitkan paper hasil penelitian di bidang sains dan teknologi farmasi.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue " Vol 4 No 2 (2017): Jurnal Farmasi Galenika Volume 4 No. 2, 2017" : 5 Documents clear
PENETAPAN KADAR OKTILMETOKSI SINAMAT DALAM KRIM TABIR SURYA MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV Abdillah, Muhammad Nur; Sunarti, Fuji; Idar, Idar
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 4 No 2 (2017): Jurnal Farmasi Galenika Volume 4 No. 2, 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.743 KB)

Abstract

Tabir surya yang mengandung  oktilmetoksi sinamat melindungi kulit dari sinar UV B. Berdasarkan Food and Drug Administration (FDA),  konsentrasi maksimum oktilmetoksi sinamat yang diizinkan  sebagai tabir surya adalah 7,5%. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kadar oktilmetoksi sinamat dalam sediaan krim tabir surya yang beredar di perdagangan. Penetapan kadar oktil metoksisinamat ini dilakukan menggunakan spektrofotometri UV. Akurasi dan presisi untuk validasi metode dengan sampel simulasi. Persen perolehan kembali pada simulasi konsentrasi 80%; 100% dan 120% masing-masing adalah 94,55%; 104,06%; 110,58%; serta pada pengukuran hari ke-1 hingga ke-3 adalah masing-masing 100,30%; 100,43%; 100,74%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat satu sampel krim yang mengandung oktilmetoksi sinamat melebihi konsentrasi yang ditetapkan yaitu sampel B sebesar 10,5%  (b/b), sampel A mengandung oktil metoksisinamat sebesar 3,9% (b/b), sedangkan sampel C mengandung oktil metoksisinamat sebesar 3,7% (b/b).
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI ETIL ASETAT DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata (Burm.f) Wallich ex Nees) TERHADAP BAKTERI Bacillus subtilis ATCC 6633 Mulqie, Lanny; Hazar, Siti; Septian, Agytesa Ficri
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 4 No 2 (2017): Jurnal Farmasi Galenika Volume 4 No. 2, 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (206.143 KB)

Abstract

Telah dilakukan uji aktivitas antibakteri fraksi etil asetat daun sambiloto terhadap bakteri Bacillus subtilis ATCC 6633 melalui penentuan konsentrasi hambat minimum (KHM) dan nilai kesetaraan fraksi etil asetat terhadap antibiotika pembanding, serta kromatografi lapis tipis (KLT) Bioautografi. Fraksinasi dilakukan dengan cara ekstraksi cair-cair menggunakan pelarut n-heksan, etil asetat, dan air. Penentuan KHM dilakukan dengan metode difusi agar, kemudian ditentukan nilai kesetaraan fraksi etil asetat daun sambiloto terhadap antibiotika pembanding (tetrasiklin). Nilai KHM fraksi etil asetat daun sambiloto terhadap Bacillus subtilis ATCC 6633 sebesar 16%. Aktivitas 1 mg fraksi etil asetat daun sambiloto terhadap Bacillus subtilis ATCC 6633 setara dengan 4,457 × 10-5 mg tetrasiklin. Golongan senyawa fraksi etil asetat daun sambiloto yang diduga memiliki aktivitas antibakteri adalah monoterpen dan seskuiterpen.
ANALISIS KADAR KALIUM DAN DAYA LARUT KALSIUM OKSALAT OLEH INFUSA SELADA (Lactuca sativa L.) SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Permata, Yade Metri; Angkat, Lisbeth; Wahyuni, Henny Sri
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 4 No 2 (2017): Jurnal Farmasi Galenika Volume 4 No. 2, 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (375.213 KB)

Abstract

Obat-obatan dari bahan tumbuhan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Selada (Lactuca sativa L.) merupakan sayuran yang sudah lama dikonsumsi oleh masyarakat karena mempunyai penampilan yang menarik dengan warna hijau yang segar, dapat digunakan sebagai lalapan, dan mempunyai nilai tambah terhadap kesehatan. Selada mempunyai kandungan gizi yang tinggi terutama mineralnya seperti kalium, natrium, magnesium, kalsium, fosfor, dan zat besi, vitamin A, vitamin B, dan vitamin C. Tumbuhan yang mempunyai kandungan kalium yang tinggi mempunyai daya larut yang baik terhadap kalsium oksalat, sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan kalium dan kemampuan daya larutnya terhadap kalsium oksalat. Daun selada dibuat dalam sediaan infusa dengan prosedur menurut Farmakope Indonesia edisi IV dan kelarutan kalsium oksalat di dalam infusa dilakukan dengan inkubasi selama 4 jam, selanjutnya kadar kalium dan kalsium sebelum dan sesudah inkubasi pada infusa dianalisis secara kuantitatif dengan metode spektrofotometri serapan atom. Hasil analisis kalium dan kalsium pada infusa selada sebelum inkubasi adalah (486,2133±7,8057) μg/ml dan (152,0783±4,0871) μg/ml, sedangkan kadar setelah inkubasi adalah (492,4833±3,5438) μg/ml dan (192,2367±4,0249) μg/ml, dengan konsentrasi ion kalsium terlarut sebesar (4,0158±0,5641) mg/100ml.
UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI HERBA KITOLOD (Isotoma longiflora (L.) C. Persl) TERHADAP Bacillus cereus Hazar, Siti; Putrid, Della D.; Fitrianingsih, Sri Peni
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 4 No 2 (2017): Jurnal Farmasi Galenika Volume 4 No. 2, 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.209 KB)

Abstract

Kitolod (Isotoma longiflora (L) C. Persl) merupakan tanaman yang secara empiris memiliki banyak khasiat dalam mengobati berbagai penyakit. Penelitian ini dilakukan untuk menguji aktivitas antibakteri fraksi herba kitolod (Isotoma longiflora (L) C. Persl) terhadap bakteri Bacillus cereus secara in vitro menggunakan metode difusi agar. Fraksinat diperoleh menggunakan metode Ekstraksi Cair-Cair (ECC) menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat dan air. Konsentrasi uji yang digunakan adalah 5, 10, 15, 20, 25, 50 dan 75%. Antibiotik pembanding yang digunakan adalah Ciprofloksasin dengan konsentrasi 100 ppm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa pada konsentrasi terendah yaitu 5%, fraksi n-heksana dan fraksi air tidak menunjukkan adanya aktivitas penghambatan pertumbuhan bakteri, sedangkan pada fraksi etil asetat menunjukkan adanya diameter hambat sebesar 4,89 mm. Pada konsentrasi tertinggi yaitu konsentrasi 75% diameter hambat fraksi n-heksana, fraksi etil asetat dan fraksi air yaitu 2,79 mm, 8,81 mm, dan 6,35 mm. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dari ketiga fraksinat yang diuji, fraksi etil asetat menunjukkan hasil penghambatan pertumbuhan bakteri yang lebih baik dibandingkan fraksi n-heksana dan fraksi air.
FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS PENCERAH KULIT DARI PAPAIN DALAM SEDIAAN DEODORAN ROLL ON Azhary, Deny Puriyani; Rum, Ira Adiyati; Mardhiani, Yanni Dhiani; Jannati, Nurullyta
JURNAL FARMASI GALENIKA Vol 4 No 2 (2017): Jurnal Farmasi Galenika Volume 4 No. 2, 2017
Publisher : Sekolah Tinggi Farmasi Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (565.9 KB)

Abstract

Deodoran merupakan kosmetik yang dapat mengurangi bau badan dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri penyebab bau badan. Tapi penggunaan deodoran dapat membuat kulit menjadi gelap karena adanya kandungan alkohol, yang menyebabkan iritasi kulit pada ketiak. Pencerah kulit (anti hiperpigmentasi) dari bahan alam dapat diperoleh diantaranya dari buah pepaya (Carica papaya L.) Pepaya ini mengandung papain, yang dapat menghambat aktivitas  enzim tirosinase. Enzim tirosinase merupakan salah satu enzim yang berperan dalam pembentukan melanin pada kulit. Jumlah melanin yang banyak menyebabkan warna kulit menjadi gelap.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk formulasi sediaan deodoran roll on dan uji aktivitas pencerah kulit dari papain. Deodoran roll on diformulasi dengan variasi konsentrasi HPMC 1% (FI); 1,5% (FII) dan 2% (FIII) dengan konsentrasi papain 1,5% dan  kitosan 1%. Evaluasi sediaan deodoran roll on meliputi uji organoleptis, pengukuran pH, viskositas dan daya sebar. Uji stabilitas dilakukan pada tiga suhu yang berbeda, yaitu suhu 40°C, suhu ruangan dan  4°C, serta dilakukan uji freeze and thaw selama 4 siklus. Uji aktivitas pencerah kulit dilakukan dengan metode uji penghambatan enzim tirosinase secara in vitro serta dilakukan uji antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus epidermidis. Hasil penelitian menunjukkan papain dapat menghambat kerja enzim tirosinase dengan nilai log IC50 sebesar >15000 ppm dibandingkan dengan bahan standar kojic acid, log IC50 33,85 ppm. Formulasi terbaik adalah FI yang memberikan nilai pH dan viskositas mendekati sediaan deodoran roll on yang ada di pasaran. Deodoran roll on yang dihasilkan stabil pada penyimpanan dan efektif dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus epidermidis dengan diameter hambat sebesar 15 mm.

Page 1 of 1 | Total Record : 5