cover
Contact Name
arief yanto
Contact Email
arief.yanto@unimus.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
henni.kusuma85@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. semarang,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah
ISSN : 23382058     EISSN : 26212986     DOI : -
Core Subject : Health,
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah (JIKMB) (p-ISSN 2338-2058 | e-ISSN 2621-2986 ) is an open access journal which publishes the scientific works for nurse practitioners and researchers. The articles of this journal are published every six months, that is on June and December (2 issues per year), and developed by the Persatuan Perawat Nasional Indonesia Jawa Tengah. The focus and scopes of the journal include adult nursing or medical surgical nursing.
Arjuna Subject : -
Articles 58 Documents
Efektivitas Akupresur Titik Hegu-Sangciu dan Kompres Air Hangat pada Leher terhadap Nyeri Post Intubasi di RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Arif Mubarok; Asep Hidayat; Suryo Febriyanto
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 1 No. 2 (2018): September 2018
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.923 KB) | DOI: 10.32584/jikmb.v1i2.190

Abstract

Intubasi merupakan prosedur yang sering dilakukan di ruang Intensive Care Unit (ICU). Adanya intubasi juga mengakibatkan nyeri, prevalensi nyeri post intubasi terjadi sebesar 90% (Suhera Beevi, 2010). Beberapa penelitian menunjukkan stigma yang kurang baik pada penggunaan terapi farmakologi dalam mengatasi nyeri (Brown, 2014). Akupresur salah satu teknik pengobatan tradisional Cina yang dapat digunakan untuk menurunkan nyeri. Kompres hangat juga merupakan salah satu teknik dalam menurunkan intesitas nyeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas akupresur titik hegu-sangciu dan kompres air hangat pada leher, terhadap penurunan nyeri pasien post intubasi. Metode penelitian ini adalah quasy experiment dengan desain non equivalen pre and post control. Pengambilan sampel menggunakan consecutive sampling. Sejumlah 20 responden yang telah memenuhi kriteria inklusi untuk masing-masing kelompok perlakuan. Instrumen yang digunakan adalah skala Non Verbal Pain Scale (NVPS). Pada analisis univariat data disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Pada Analisis bivariat digunakan uji T berpasangan dengan nilai kemaknaan p < 0,05. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh intensitas nyeri yang bermakna sebelum dan sesudah dilakukan kompres hangat p=0.00 (p<0.05). Sebaliknya, didapatkan tidak ada pengaruh intensitas nyeri yang bermakna antara pengambilan data sebelum dan sesudah pada kelompok akupresur p=0.074 (p>0.05). Oleh karena itu, kompres hangat lebih disarankan untuk digunakan dalam mengatasi nyeri pasien post intubasi.
Hubungan antara Lama Menjalani Terapi Hemodialisis dengan Kepatuhan Asupan Cairan pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik Ahmad Nurudin; Dwi Retno Sulistyaningsih
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 1 No. 1 (2018): Mei 2018
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (197.523 KB) | DOI: 10.32584/jikmb.v1i1.74

Abstract

Hemodialisis adalah salah satu terapi pengganti ginjal tetap, yang berfungsi untuk mengeluarkan cairan yang berlebihan di dalam tubuh. Asupan cairan pada pasien penyakit ginjal kronik sangat dibatasi, agar tidak terjadi penumpukan cairan di dalam tubuh yang bisa mengakibatkan edema dan sesak nafas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara lama menjalani terapi hemodialisis dengan kepatuhan asupan cairan pada pasien penyakit ginjal kronik.  Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif observasional analitik dengan pendekatan yang dipakai menggunakan desain penelitian cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Jumlah responden sebanyak  24 orang dengan teknik pengambilan sampling jenuh.  Data yang diperoleh diolah secara statistik dengan menggunakan uji Fisher. Hasil penelitian : Tidak ada hubungan antara lama menjalani terapi hemodialisis dengan kepatuhan asupan cairan pada pasien penyakit ginjal kronik, p value 0,351 (p value > 0,05).  Institusi pelayanan kesehatan lebih meningkatkan kualitas asuhan keperawatan pada klien penyakit ginjal kronik dalam meningkatkan kepatuhan terhadap intake cairan melalui edukasi dan konseling
Efektivitas Edukasi Manajemen Mandiri dalam Pengendalian Kadar Glukosa Darah Diabetisi Tipe 2 Diana Tri Lestari; Tuti Anggarawati
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 1 No. 2 (2018): September 2018
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (801.612 KB) | DOI: 10.32584/jikmb.v1i2.186

Abstract

Diabetes mellitus merupakan masalah yang kompleks karena berdampak pada aspek fisik, psikologi, dan sosial diabetesi. Salah satu upaya untuk merubah perilaku diabetesi adalah memberikan informasi yang adekuat tentang manajemen mandiri seperti pengaturan diet, latihan fisik, manajemen terapi, pemantauan kadar glukosa darah mandiri serta manajemen stress. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas edukasi manajemen mandiri dalam mengendalikan kadar glukosa darah pada diabetesi tipe 2. Penelitian ini menggunakan pendekatan eksperimen kuasi dengan pendekatan pretest-posttest control group. Analisis bivariat dilakukan dengan menggunakan uji paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa edukasi manajemen mandiri DM berpengaruh terhadap pengendalian kadar glukosa darah pada diabetesi tipe 2 kelompok intervensi dengan nilai ???? = 0,004, ∝ < 0,05. Sementara pada hasil pengukuran pre dan post test kadar glukosa darah pada diabetesi tipe 2 kelompok kontrol tidak menunjukkan perbedaan signifikan dengan nilai ???? =0.09, ∝>0,05. Rumah sakit dan layanan kesehatan primer disarankan untuk menerapkan edukasi manajemen mandiri supaya kualitas hidup diabetesi menjadi semakin lebih baik.
Efektivitas Pemberian Konseling Keperawatan terhadap Penurunan Tingkat Kecemasan Pasien Pre Operasi Mayor di Ruang Mawar RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan M. Projo Angkasa; Isrofah Isrofah; Rustono Rustono
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 1 No. 1 (2018): Mei 2018
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (278.308 KB) | DOI: 10.32584/jikmb.v1i1.94

Abstract

Konseling merupakan proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan paduan keterampilan komunikasi interpersonal, dengan teknik pengajaran, bimbingan dan penguasaan pengetahuan, yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini. Masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian konseling keperawatan terhadap penurunaan tingkat kecemasan pasien pre operasi mayor (besar) di ruang Mawar RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan. Penelitian ini menggunakan desain Quasi-eksperimen dengan one group pre test-post test yang dilakukan pada pasien pre oprasi mayor di ruang mawar RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan dengan teknik sampling kuota dengan jumlah responden sebanyak 45 yang menjalani operasi mayor. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil dari penelitian untuk perlakuan pada uji statistik Wilcoxon  signed ranks test ρ value sebesar 0,001 < 005, yang berarti ada perbedaan yang bermakna antara pre dan post. (H1diterima) artinya ada pengaruh konseling terhadap kecemasan pasien pre oprasi mayor. Dari hasil penelitian bahwa terdapat ada efektif antara pemberian konseling keperawatan terhadap penurunan tingkat kecemasan pada pasien pre operasi mayor. RSUD Kajen Kabupaten Pekalongan dan perawat di rumah sakit lain, diharapkan dapat menerapkan program pemberian konseling keperawatan pada pasien pre operasi, terutama operasi mayor.
Pengaruh Emotional Freedom Technique (EFT) terhadap Tingkat Kecemasan Pasien Pre Percutaneous Coronary Intervention (PCI) di SMC RS Telogorejo Aola Isnadiya; Felicia Risca Ryandini; Taufiq Priyo Utomo
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 1 No. 2 (2018): September 2018
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (606.68 KB) | DOI: 10.32584/jikmb.v1i2.187

Abstract

Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung akibat otot jantung kekurangan darah karena adanya penyempitan pembuluh darah koroner. Salah  satu tindakan invasif yang biasa dilakukan untuk menangani PJK adalah Percutaneous Coronary Intervention (PCI). Masalah yang sering muncul pada pasien pre PCI adalah kecemasan. Kecemasan tersebut harus ditangani, karena dapat mengganggu kondisi hemodinamik pasien menjadi tidak stabil. Salah satu upaya untuk mengatasai kecemasan adalah Emotional Freedom Technique (EFT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh EFT terhadap kecemasan pasien yang akan menjalani PCI di SMC RS Telogorejo. Rancangan penelitian ini menggunakan quasi experiment dengan pendekatan one group pre-post test with control group. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 24 responden yang terbagi menjadi 2 kelompok, sehingga 12 responden menjadi kelompok intervensi dan 12 responden menjadi kelompok  kontrol dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Uji statistik yang digunakan adalah Paired T-Test untuk membandingkan nilai pre test dan post test pada masing-masing kelompok dan Independent T-Test digunakan untuk membandingkan selisih kecemasan antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian EFT memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani PCI dengan selisih skor 2.833 dan p-value ≤0.05 (0.0001). Rekomendasi penelitian ini adalah supaya EFT dapat menjadi salah satu intervensi tambahan untuk mengatasi kecemasan pasien pre PCI.
Faktor Penyebab Penundaan Operasi Elektif di Rumah Sakit Pemerintah di Semarang Fitria Siswi Amurwani; Muhamad Rofi'i
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 1 No. 1 (2018): Mei 2018
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (217.543 KB) | DOI: 10.32584/jikmb.v1i1.95

Abstract

Angka penundaan operasi elektif di Rumah Sakit Pemerintah Di Semarang masih tinggi dan kurang sesuai dengan indikator mutu klinis rumah sakit. Penundaan operasi elektif disebabkan karena faktor medis, faktor pasien, faktor logistik dan administrasi dan faktor lain-lain. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran penyebab penundaan operasi elektif di Rumah Sakit Pemerintah di Semarang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskripsi kuantitatif dengan metode survei. Pengumpulan data dilakukan dengan lembar observasi dan check list. Jumlah responden sebanyak 54 orang dengan teknik sampling jenuh. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisa univariat untuk mengetahui distribusi dan persentase masing-masing variabel. Karakteristik responden  sebagian besar adalah laki-laki (53,7%), usia paling banyak 41-60 tahun (40,7%),  tingkat pendidikan paling banyak SMA (25,9%), pekerjaan lain-lain berjumlah (53,7%), paling banyak dirawat di kelas III  (66,7%) dengan fasilitas Jamkesmas (42,6%). Lama penundaan operasi elektif paling banyak >5 hari (38,9%). Penundaan operasi elektif di Rumah Sakit Pemerintah di Semarang disebabkan karena faktor medis (48,1%), faktor pasien (14,8%), faktor logistik dan administrasi (27,8%) dan faktor lain-lain  (9,3%). Penundaan operasi elektif paling banyak disebabkan karena faktor medis dan sebagian besar disebabkan karena perubahan akut fungsi kardiovaskuler dan pernapasan, nilai laboratorium tidak normal dan pasien menolak operasi. Perawat diharapkan melakukan monitoring lebih intensive terhadap fungsi kardiovaskuler dan pernapasan, nilai laboratorium  dan memberikan edukasi serta motivasi pasien pre-operasi.
Efektivitas Latihan Kegel dalam Penurunan Kejadian Inkontinensia Urin pada Lansia di Unit Pelayanan Sosial Lansia Purbo Yuwono Klampok Brebes Uswatun Insani; Evi Supriatun; Ani Ratnaningsih
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 1 No. 2 (2018): September 2018
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (676.196 KB) | DOI: 10.32584/jikmb.v1i2.188

Abstract

Dampak proses menua pada lansia diantaranya inkontinensia urin. Pada studi pendahuluan, sebagian besar dari lansia (87,5%) mengakui kadang sering mengalami inkontinensia urin, 10 lansia (12,5%) memiliki ketergantungan penuh. Desain penelitian ini adalah eksperimen kuasi  menguji pengaruh latihan Kegel terhadap kejadian inkontinensia pada lansia. Populasinya semua lansia usia > 60 tahun yang tinggal di Panti Purboyuwono Klampok, Brebes. Sampel merupakan lansia yang masih memiliki tingkat kognitif baik dan bisa melaksanakan aktivitas secara mandiri. Jumlah sampel yakni 38 orang. Uji inferensial yang dipakai dengan menggunakan uji paired t-test. Interpretasi dilakukan dengan membandingkan nilai p dengan nilai alpha (α = 0.05). Bila nilai p  ≤  α, maka keputusannya Ha diterima sedangkan bila nilai  p > α, maka keputusannya Ha ditolak. Distribusi lansia dalam kemampuan pengontrolan eliminasi urin sebelum latihan Kegel : tidak dapat 25 lansia (65,79%), jarang 4 lansia (10,53%), kadang-kadang 8 lansia (21,05%), dan sering 1 lansia (2,63%). Adapun distribusi lansia dalam kemampuan pengontrolan eliminasi urin setelah latihan Kegel : jarang 2 lansia (5,26%), kadang-kadang 12 lansia (31,58%), dan sering 24 lansia (63,16%). Uji statistik one group sample paired t-test menunjukkan signifikansi 0.000. Nilai signifikansi 0.000  ≤ 0.05, sehingga Ha diterima. Latihan Kegel dilakukan selama 28 hari, 33 orang (86,84%) melaporkan adanya penurunan keluhan inkontinensia. Uji statistik didapatkan hasil adanya pengaruh latihan Kegel terhadap penurunan terjadinya inkontinensia urin pada lansia di Panti Wreda Purbo Yuwono Brebes. Penelitian selanjutnya dapat melakukan penelitian inkontinensia urin pada lansia di setting keluarga agar dapat mengetahui faktor lain dapat meningkatkan efektivitas latihan Kegel terhadap inkontinensia urin. Selain itu, penelitian selanjutnya dapat melakukan intervensi latihan Kegel dalam waktu yang lebih lama lagi.
Dukungan Keluarga dan Kualitas Hidup Orang dengan HIV/AIDS di Lantera Minangkabau Support Dwi Novrianda; Yonrizal Nurdin; Gusnita Ananda
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 1 No. 1 (2018): Mei 2018
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.985 KB) | DOI: 10.32584/jikmb.v1i1.96

Abstract

Pendahuluan: Permasalahan yang timbul akibat HIV/AIDS sangat kompleks, diantaranya masalah fisik, psikologis, sosial dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup. Ini dapat mempengaruhi kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS (ODHA) sehingga memerlukan dukungan keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan kualitas hidup pada ODHA. Metode: Jenis penelitian deskriftif analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian dilakukan di Lantera Minangkabau Support Padang selama 18 hari dari tanggal 23 Desember 2014 – 09 Januari 2015. Besar sampel 106 orang yang diambil secara accidental sampling. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 63 orang (59,4%) responden mendapatkan dukungan yang baik dari keluarga dan 61 orang (57,5%) responden memiliki kualitas hidup yang baik. Uji chi-square menunjukkan terdapat hubungan antara dukungan keluarga dengan kualitas hidup ODHA (p=0,000). Diskusi: Maka disimpulkan jika dukungan keluarga baik, kualitas hidup ODHA juga baik. Oleh karena itu perlu melibatkan keluarga dalam pertemuan-pertemuan untuk memotivasi.
Studi Kasus: Upaya Penurunan Nyeri pada Klien Post Hemoroidektomi di RSK Ngesti Waluyo Parakan Temanggung Agustinus Kri Ediyanto
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 1 No. 2 (2018): September 2018
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (573.943 KB) | DOI: 10.32584/jikmb.v1i2.189

Abstract

Hemoroid atau yang sering dikenal dengan penyakit wasir atau ambeien merupakan penyakit yang sangat umum terjadi di masyarakat dan sudah ada sejak jaman dahulu. Saat ini tindakan penyembuhan hemoroid yang menjadi gold standart adalah operasi hemoroidektomi. Namun nyeri  post  operasi  hemoroidektomi  masih  menjadi  masalah  besar  yang  disebabkan  oleh spasme perianal. Tujuan dari penulis dapat memahami asuhan keperawatan pada pasien dengan nyeri post hemoroidektomi dengan melaporkan tindakan nonfarmakologi terhadap penurunan nyeri. Metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif dengan pemaparan studi kasus melalui pendekatan asuhan keperawatan yakni pengkajian, penegakan diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi, dan evaluasi keperawatan. Tindakan keperawatan 3x24 jam yang dilakukan pada klien dengan post hemoroidektomi adalah mengajarkan teknik non- farmakologi untuk menurunkan nyeri yaitu menganjurkan klien untuk memilih posisi yang nyaman  dan  memberikan  bantalan  flotasi  saat  duduk,  mengajarkan  klien  relaksasi  nafas dalam, dan mengajarkan klien teknik distraksi. Masalah nyeri  akut  teratasi  sebagian sehingga  membutuhkan perawatan  lebih  lanjut  dan kerjasama dengan tim medis lain, klien dan keluarga sangat diperlukan untuk keberhasilan asuhan keperawatan.
Hubungan Sikap dan Pengalaman Pelaksanaan Manajemen Nyeri pada Perawat terhadap Pelaksanaan Manajemen Nyeri Pasien Paska Operasi Bella Arinda Mashita Dewi; Chandra Bagus Ropyanto
Jurnal Ilmu Keperawatan Medikal Bedah Vol. 1 No. 1 (2018): Mei 2018
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (154.052 KB) | DOI: 10.32584/jikmb.v1i1.97

Abstract

The Ameican Society of Anastheiologists (ASA) mendefiniskan nyeri pasca operasi sebagai nyeri yang timbul pada pasien karena prosedur bedah yang dilakukan. Nyeri pasca operasi yaang tidak  ditangani dapat berefk secara fisiologis dan psikologis pada pasien. Manajemen nyeri penting untuk mengurangi nyeri dan memberikan kenyamanan pada pasien sehingga peningkatan manajemen nyeri merupakan kebutuhan mendesak. Faktor yang mempengaruhi perawat pada pelaksanaan manajemen nyeri yaitu sikap dan pengalaman perawat. Penelitian bertujuan mengidentifikasi hubungan sikap dan pengalaman terhadap pelaksanaa manajemen nyeri. Desain penelitian adalah kuantitatif korelasi dengan pendekatan cross sectional dengan sampel non probability sampling berupa tehnik total sampling dan jumlah responden 45 perawat di ruang perawatan bedah. Hasil penelitian didapatkan perawat dengan sikap positif sebnyak 62,2 % dengan pengalaman kurang sebanyak 55,6 %, dan manajemen nyeri kurang baik 51,1 %. Hasil uji statistik didapakan nilai p=0,003 sehingga didapatkan hubungan antara sikap terhadap pelaksanaan manajemen nyeri. Terdapat hubungan antara pengalaman terhadap manajemen nyeri dengan nilai p=0,025. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan kajian untuk pelaksanaan manajemen nyeri dengan menambah wawasan perawat, sementara sikap positif perawat harus dipertahankan dan menambajh pengalaman perawat dengan memberikan pelatihan serta seminar tentang manajemen nyeri.