cover
Contact Name
Ahmad Ihwanul Muttaqin
Contact Email
ihwanmuttaqin@gmail.com
Phone
+6285258606162
Journal Mail Official
tarbiyatunaiais@gmail.com
Editorial Address
Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang Jl. Pondok Pesantren Kiai Syarifuddin Kedungjajang
Location
Kab. lumajang,
Jawa timur
INDONESIA
TARBIYATUNA
ISSN : 20856539     EISSN : 24424579     DOI : DOI: 10.36835/tarbiyatuna
Core Subject : Education,
Tarbiyatuna adalah jurnal ilmiah yang memuat artikel-artikel tentang pendidikan Islam, pendidikan Agama Islam dan bahkan manajemen Pendidikan Islam. Dimaksudkan sebagai wahana pemikiran kritis dan terbuka bagi semua kalangan baik akademisi, agamawan, intelektual, mahasiswa dengan spesifikasi kajian dan penelitian di bidang Pendidikan Islam.
Arjuna Subject : -
Articles 7 Documents
Search results for , issue "Vol 14 No 2 (2021): AGUSTUS" : 7 Documents clear
Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia Perspektif TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Adet Tamula Anugrah
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 14 No 2 (2021): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v14i2.1026

Abstract

Nama TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tidak sebesar tokoh-tokoh pendidikan lain di Indonesia, sehingga beliau jarang dikenal oleh rakyat Indonesia khususnya mereka yang berada di luar Pulau Lombok. Padahal TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid memiliki pemikiran yang progresif dalam mengembangkan pendidikan Islam di Indonesia. Oleh sebab itu penulisan artikel ini bertujuan untuk menganalisis pemikiran TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mengenai pendidikan Islam. Artikel ini menggunakan pendekatan kepustakaan. Kesimpulan artikel ini mengungkapkan bahwa kunci berhasilnya pendidikan Islam menurut TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah profesionalisme guru, akhlak siswa, dan kualitas lembaga pendidikan Islam. Beliau berpendapat bahwa Ilmu agama dan ilmu umum harus terintegrasi, kemudian beliau realisasikan dalam harmonisasi sistem pendidikan modern dan klasikal yang beliau konsepsikan. Beliau memperjuangkan hak-hak wanita untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, melepas wanita dari belenggu keterbelakangan. Pemikiran cemerlang TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dalam mengkonsepsikan pendidikan Islam, menjadi refleksi terhadap pengembangan pendidikan Islam di Indonesia saat ini.
Perbandingan Pemikiran Ibnu Khaldun dan Al-Ghazali tentang Pendidikan Islam dan Relevansinya Terhadap Pendidikan dI Indonesia Shirley Khumaidah; Rachma Nika Hidayati
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 14 No 2 (2021): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v14i2.861

Abstract

Ibnu Khaldun dan al-Ghazali adalah dua pemikir Islam yang sangat masyhur dikalangan masyarakat luas, dari pemikir muslim sampai non muslim. Pemikiran Ibnu Khaldun yang tertuang dalam kitabnya, yaitu Muqaddimah banyak menjadi referensi orang-orang dalam menetapkan sistem pendidikan Islam yang ideal. Corak pemikirannya yang mengalami percampuran antara al-Ghazali dan Ibnu Rusyd membuatnya mempunyai pemikiran baru yaitu rasionalisti-sufistik. Dalam pemikiran tersebut Ibnu Khaldun secara proporsional mendudukan wahyu sama atau setara dengan rasio. Kemudian, pemikiran-pemikiran al-Ghazali yang telah dituangkan di setiap karyanya, membuat banyak pemikir lainnya baik muslim maupun non muslim menjadikannya rujukan dan juga menerjemahkan karyanya dalam bahasa mereka. Corak pemikirannya yang berupa sufistik banyak mempengaruhi karya-karyanya juga mempengaruhi pemikirannya tentang pendidikan yang ideal menurutnya. Kedua pemikiran tokoh tersebut jika dikaitkan dengan pendidikan Islam di Indonesia baik di madrasah-madrasah negeri ataupun di pondok pesantren masih memiliki kesesuaian serta hubungan. Hal tersebut dikarenakan para guru-guru atau kyai di Indonesia juga menggunakan dasar pemikiran dua tokoh tersebut dalam mendidik murid atau santrinya.
Society's Diversity in Influencing Education (Kudus Tower Case Study in Influencing Islamic Education) Muhammad Arief Nugroho; Ashif Az Zafi
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 14 No 2 (2021): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v14i2.1043

Abstract

The purpose of this article is to find out how Islamic education in the area around the Kudus Tower is influenced religious community, as well as to find out the influence in Islamic education. The process of compiling this study used a qualitative approach. The data collection was done by conducting a literature study. It is known that the influence of a religious community for Islamic education in the area around the Kudus tower includes making students more familiar with Islam, as well as the special attitude of Islamic education institutions in educating their students. The results obtained from this study are Islamic educational institutions around the Kudus tower are growing rapidly and these educational institutions form students who excel in academics and have noble character. The main factor in the formation of the noble character of students is caused by the kiai who become teachers in educational institutions, a religious community environment, upholding the teachings of Islam and also side by side with the tomb of Sunan Kudus which is its own value.
Model Pengembangan Kurikulum pada Perguruan Tinggi Berbasis Pesantren Siti Aimah
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 14 No 2 (2021): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v14i2.1130

Abstract

Kurikulum notabene terwujud atas pemikiran idealis, harapan, pemenuhan kebutuhan pengguna jasa dan pengguna lulusan. Tujuan dirumuskannya kurikulum yakni sebagai arah kegiatan pendidikan mulai dari perencanaan sampai pada evaluasi dan penilaian. Oleh sebab itu kurikulum disebut: the heart/core of education, sedangkan pendidik menjadi the prominent role of education, maka kurikulum yang baik disusun dan dikembangkan dan muranya ditentukan pada pelaksana pendidikan yakni pendidik. Maka dalam artikel ini membahas: (1) Landasan atas Pengembangan Kurikulum; (2) Posisi keberadaan Kurikulum serta Model Pengembangannya; (3) Pengembangan dari Rencana Pembelajaran; (4) Integrasi antara ilmu-ilmu agama dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang tertuang pada Rencana Pengembangan RPS (5) Implementasi Pengembangan Kurikulum di IAIDA Blokagung Banyuwangi sebagai perguruan tinggi berbasis pesantren. Artikel ini merupakan hasil penelitian studi kasus yang menggunakan; deep interview, observasi partisipan dan dokumentasi dalam pengumpulan datanya, sedangkan analisis datanya menggunakan inetraktif tiga model Miles and Huberman yakni reduksi data, penyajian data, pendeskripsian hasil penelitian berupa kesimpulan. IAIDA Blokagung Banyuwangi dalam implementasi model pengembangan kurikulum menggunakan integrasi model kurikulum serta menerapkan integrasi agama dan iptek yang diwujudkan dalam Rencana Pembelajaran Semester (RPS), yaitu menerapkan model informatif, model korektif, model komplementasi dan model verifikasi serta integrasi agama, ilmu pengetahuan dan teknologi digital dalam rangka mengakomodir kebutuhan dan keinginan masyarakat era milenial yang tidak bisa lepas dari teknologi digita;, gadget dan media sosial.
Nahdlatul Ulama dan Perannya dalam Menyebarkan Nilai-Nilai Pendidikan Aswaja An-Nahdliyah pada Masyarakat Plural Ilma Kharismatunisa'; Mohammad Darwis
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 14 No 2 (2021): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v14i2.1094

Abstract

Artikel ini hendak menjelaskan tentang penanaman nilai-nilai pendidikan Aswaja untuk melihat tumbuh kembangnya kehidupan keberagamaan. Proses penanaman nilai-nilai pendidikan Islam Aswaja sejatinya tidak hanya terjadi di lingkungan pendidikan formal saja. Lebih dari itu, nilai-nilai pendididikan aswaja sudah menjadi tradisi kuat yang terus dipertahankan masyarakat Nahdlatul Ulama. Artikel ini ditulis dengan menggunakan pendekatan kualitatif dengan lokasi penelitian di Kecamatan Senduro Lumajang. Kesimpulan menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan Aswaja An-nahdliyyah yang ditanamkan pada masyarakat plural di Kecamatan Senduro mencakup beberapa aspek yaitu tawasuth, tasamuh, i'tidal dan tawazun. Peran Nahdlatul Ulama dalam proses penanaman nilai-nilai tawasuth dilakukan dengan metode pemahaman dan metode pembiasaan. Sedangkan penanaman nilai-nilai tasamuh dilakukan melalui program-program kegiatan MWCNU Senduro dengan metode pemahaman. Untuk penanaman nilai-nilai i’tidal dilakukan dengan metode pemahaman dan metode pembiasaan dan nilai-nilai tawazun dikemas dengan metode pemahaman dan metode pembiasaan.
The Metode Pendidikan Keteladanan Relevansi antara Qasidah Burdah dengan Teori Belajar Sosial Albert Bandura Intan Budiana Putri; Abdul Muhid
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 14 No 2 (2021): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v14i2.1111

Abstract

Dalam pendidikan Islam, keteladanan merupakan metode yang paling banyak terlihat hasilnya dan terbukti bersifat influentif di dalam membentuk moral, spiritual maupun sosial seorang anak. Qashidah Burdah melalui sya’ir-sya’ir nya yang begitu indah, yang menceritakan kisah Rasulullah yang terpilih, ditulis oleh seorang penyair yang alim. Teori belajar sosial menjelaskan bahwa, perilaku dibentuk oleh hubungan yang terjadi antara klien dengan lingkungannya. Modeling adalah salah satu teknik yang disusun oleh Albert Bandura. Tujuan dari riset ini merupakan sebagai sarana untuk menganalisis nilai-nilai pendidikan keteladanan dalam syair-syair qasidah burdah dan relevansinya terhadap teori belajar sosial Albert Bandura. Harapan dari riset ini adalah agar dapat dijadikan sebagai gagasan pendekatan dalam proses pembelajaran untuk mengembangkan kapasitas belajar dengan metode keteladanan. Bentuk riset ini adalah riset kualitatif yang menggunakan metode riset pustaka (library research). Di dalam riset ini ditemukan bahwa di dalam qasidah burdah terdapat kisah-kisah Rasulullah yang dapat kita jadikan sebagai salah satu metode pembelajaran, yaitu metode keteladanan. Hal yang demikian itu sinkron dengan teori belajar sosial Albert Bandura.
Hukuman dalam Pendidikan Islam Samsudin Samsudin; Muhammad Asrofi
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 14 No 2 (2021): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v14i2.892

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengetahui hukuman dalam perspektif Islam dan dampak hukuman bagi anak usia Sekolah Dasar (Madrasah Ibtidaiyah) dan citra guru disertai dengan uraian beberapa solusi dalam pembelajaran tanpa hukuman. Jenis artikel ini adalah library research dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Hasil artikel ini menunjukkan bahwa hukuman dalam konteks pendidikan Islam tidak mutlak diberikan kepada anak, tetapi hukuman bisa dijatuhkan kepada mereka dalam upaya memperbaiki perilaku menyimpang, khususnya dalam konteks syariat Islam. Dampak hukuman bagi psikologis anak adalah menimbulkan rasa benci anak terhadap guru, membentuk jiwa pemberontak, dan tidak antusias anak dalam belajar, sedangkan dampak hukuman terhadap citra guru adalah profesi guru yang dipandang mulia akan memudar dan guru tidak lagi menjadi teladan bagi anak. Maka dari itu, diperlukan upaya guru secara profesional dalam mendidik tanpa menggunakan hukuman, yakni dengan memahami perkembangan anak, membuat kontrak belajar, mengapresiasi, menasihati, menjelaskan letak kesalahan, memberi keteladanan, mengajar secara pendekatan personal, dan menyadari kewibawaan seorang pendidik.

Page 1 of 1 | Total Record : 7