cover
Contact Name
Ahmad Ihwanul Muttaqin
Contact Email
ihwanmuttaqin@gmail.com
Phone
+6285258606162
Journal Mail Official
tarbiyatunaiais@gmail.com
Editorial Address
Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang Jl. Pondok Pesantren Kiai Syarifuddin Kedungjajang
Location
Kab. lumajang,
Jawa timur
INDONESIA
TARBIYATUNA
ISSN : 20856539     EISSN : 24424579     DOI : DOI: 10.36835/tarbiyatuna
Core Subject : Education,
Tarbiyatuna adalah jurnal ilmiah yang memuat artikel-artikel tentang pendidikan Islam, pendidikan Agama Islam dan bahkan manajemen Pendidikan Islam. Dimaksudkan sebagai wahana pemikiran kritis dan terbuka bagi semua kalangan baik akademisi, agamawan, intelektual, mahasiswa dengan spesifikasi kajian dan penelitian di bidang Pendidikan Islam.
Arjuna Subject : -
Articles 127 Documents
Pendidikan Karakter Dalam Kitab Al-Hikam Al-Atha’iyyah Karya Syekh Ibnu Atha’illah As-Sakandari Nurhafid Ishari; Ahmad Fauzan
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 10 No 1 (2017): FEBRUARI
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam kajian ini dilatarbelakangi oleh sebuah fenomena bahwa di era yang semakin global ini tuntutan adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan berwawasan tidak hanya dalam bidang ilmu pengetahuan umum saja, tetapi juga harus didasari dengan karakter yang sempurna, sehingga mampu mengendalikan diri dari pengaruh budaya yang serba membolehkan mengiringi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut. Adapun fokus yang diteliti dalam penelitian ini meliputi bagaimana hakikat, metode dan tujuan pendidikan karakter dalam kitab Al-Hikam Al-Atha’iyyah karya Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hakikat, metode, dan tujuan pendidikan karakter dalam kitab Al-Hikam Al-Atha’iyyah karya Syekh Ibnu Atha’illah as-Sakandari. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa pendidikan karakter yang dipaparkan dalam kitab Al-Hikam Al-Atha’iyyah adalah proses penanaman nilai agama dalam upaya menjadi pribadi yang dekat dan baik disisi Allah swt. Dan strategi yang dilakukan adalah dengan melalui tahap penanaman dan penyebaran. Hal ini dilalui dengan pembekalan lima konsep utama, yaitu : al-‘illah (keburukan), at-taqwa (keta’atan), al-ma’rifah (pengetahuan), al-hal (keadaan), dan al-‘amal (perbuatan). Sedangkan tujuan pendidikan karakter yang dikehendaki beliau adalah bertujuan untuk mencetak pribadi yang dekat dan baik di sisi Allah SWT.
Implementasi Metode Al-Miftah Lil Ulum dalam Pembelajaran Kitab Kuning di Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan Choirul Mala Muzaky; Nurhafid Ishari
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 13 No 1 (2020): FEBRUARI
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v13i1.607

Abstract

Kitab kuning merupakan literatur pembelajaran yang menjadi khas pesantren, akan tetapi dalam mempelajari literatur tersebut membutuhkan pemahaman dari gramatika Arabnya. Metode al-Miftah Lil Ulum dapat mengantarkan para santri yang baru mengenal dunia pesantren untuk dapat lebih cepat dalam memahami kaidah-kaidah nahwu dengan mudah. Artikel penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskritif dengan pendekatan studi kasus. Kesimpulan penelitian ini membutuhkan banyak persiapan. Karenanya membutuhkan strategi untuk mencapai tujuan dimaksud. Untuk mencapai impact yang diharapkan berkenaan dengan pemahaman gramatika bahasa Arab, dibutuhkan persiapan-persiapan teknis dalam proses pembelajaran, antara lain guru harus diberikan pembinaan sebelum proses KBM, dan bagi santri diberikan tes dan pembinaan belajar tulisan pego arab. Beriutnya, dalam proses pelaksanaannya yang menggunakan sistem modul 4 jilid al-Miftah, para santri diwajibkan untuk menghafal nadzam yang ada dalam al-Miftah. Dari hasil implementasi yang dilakukan, dalam waktu yang relatif singkat santri dapat membaca kitab gundulan (tanpa harakat dan tanpa makna) beserta dengan tarkib (susunan) serta dalilnya (dasar-dasarnya).
SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM KREDIBILITAS KOMPETENSI TENAGA PENDIDIK Eva Maghfiroh
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 7 No 2 (2014): AGUSTUS (Terbit secara daring sejak Februari, 2015)
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap kegiatan organisasi sekolah haruslah dilakukan pengawasan oleh kepala sekolah. Hal tersebut penting karena tanpa pengawasan maka seluruh kegiatan program sekolah tidak akan berhasil secara baik. Dalam hal ini, apabila terdapat penyimpangan-penyimpangan tidak dapat diketahui secara dini dan detail. Peran dari Kepala Sekolah dalam hal ini menjadi sangatlah penting, dengan kata lain bahwa keberhasilan dalam melaksanakan supervisi sangat ditentukan oleh keterampilan-keterampilan supervisor. Supevisi berasal dari kata “super” dan “visi” yang mengandung arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan oleh atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kinerja bawah
Kajian Konseptual: Keterampilan Sosial Dalam Strategi Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Moh. Sutomo
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 9 No 2 (2016): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pola-pola pembelajaran tradisional merupakan pola pembelajaran yang mudah diwarisi secara turun temurun daam praktek pembelajaran di sekolah-sekolah. ciri utama pola pembelajaran ini adalah target penyelesaian pada buku ajar/ paket yang utama. Kenyataan ini membuat guru kurang memberdayakan kompetensi siswa, salah satunya keterampilan sosial sebagai motor internal siswa dalam belajar. Keterampilan sosial teruji secara empiris teruji mampu mendorong siswa berprestasi secara akademik dan sosial, oleh karena itu perlu kajian dalam pemilihan strategi pembelajaran yang mampu menumbuhkan keterampilan sosial. Strategi pembelajaran kooperatif jigsaw, merupakan salah satu alternative pilihan sebagai strategi pembelajaran yang mampu menumbuhkan keterampilan sosial siswa.
Strategi Image Branding Universitas Nurul Jadid di Era Revolusi Industri 4.0 Abu Hasan Agus R; Barirotul Ummah
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 12 No 1 (2019): FEBRUARI
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v12i1.352

Abstract

Tulisan ini ingin melihat sejauh mana respon lembaga pendidikan terhadap perubahan zaman dengan revolusi industri 4.0 sebagai penandanya. Sebagaimana diketahui, revolusi industri menuntut perubahan dalam aspek kehidupan manusia dari manual menjadi basis teknologi.Semua kegiatan manusia akan menjadi lebih mudah untuk dijangkau. Era industri 4.0 membawa perubahan dalam segala hal tak terkecualidalam dunia pendidikan, dengan demikian pengelola lembaga pendidikan dituntut untuk selalu berinovasi dalam mengembangkan lembaga pendidikan, tidak hanya cukup menghasilkan output yang dibekali dengan pengetahuan ilmiah tapi juga mampu mencetak lulusan yang kreatif, terampil, dan mampu bersaing serta dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini. Lembaga pendidikan yang sudah tidak terhitung jumlahnya menjadikan persaingan sangat ketat.Untuk menyikapi hal itu lembaga pendidikan perlu memiliki image branding yang mapan karena mayoritas masyarakat mengambil keputusan dalam memilih lembaga pendidikan dengan memandang branding yang di miliki lembaga.Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin baik branding yang dimiliki lembaga maka semakin baik pula minat dan perhatian masyarakat untuk memilih lembaga tersebut.
Refleksi Historis Konversi STI ke UIN Suheri Suheri
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 7 No 1 (2014): FEBRUARI (Terbit secara daring sejak Februari, 2015)
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kehadiran lembaga pendidikan Islam yang berawal dari Pesantren yang melahirkan Madrasah hingga kemudian dilanjutkan kehaliran Sekolah sebenarnya merupakan upaya untuk menjawab tuntutan dan kebutuhan zaman yang kian berkembang. Namun sejak kehadiran Kolonial melumpuhkan bahkan merombak performa pendidikan Islam di Indonesia. Kehadiran Belanda dengan pendidikan umumnya menyebabkan pergeseran orientasi bangsa Indonesia dalam menjalani pendidikan yakni belajar sebagai sebuah ibadah karena didasari nilai ibadah akhirnya beralih belajar demi mendapatkan pekerjaan. Rentetan pergolakan politik menarik Pendidikan Islam dalam pusaran tarik ulur kepentingan tentang konstruksi pendidikan Islam di Indonesia. Bahkan eksistensinya dari kaca mata Undang-undang menjadi perdebatan yang baru usai. Termasuk format perguruan Tinggi yang diharapkan menjadi solutis atas kegelisahan intelektual yang terjadi dimasyarakat, dimana kehadiran lembaga non formal (pesantren) mengantarkan alumninya memiliki ruang gerak yang sempit dalam berkiprah. Sehingga kelahiran Institut dan Universitas Islam diharapkan menjadi solusi cerdas dalam menjawab perubahan zaman. Meskipun menyandang Status baru bukan berarti mereka terbebas dari persolan. Justru kehadiaran status perguruan tinggi baru mendatangkan persoalan dan tantangan baru untuk disikapi dengan cerdas. Oleh karena itu, mengetahui secara historis genealogi kelahiran perguruan tinggi menjadi kajian yang menarik untuk dicermati.
Transformasi dan Inovasi Manajemen Pendidikan Islam Eva Maghfiroh
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 8 No 2 (2015): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di era reformasi di butuhkan sebuah transformasi dan inovasi ini sudah dapat dipastikan bahwa akan terjadi berbagai perubahan dalam masyarakat, baik dalam aspek pendidikan sosial maupun budaya masyarakat yang semakin berkembang. Perubahan tersebut sebagai efek dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin kompleks, yang pada akhirnya membentuk karakteristik masyarakat sebagai “mega kompetisi”. Sehingga tidak ada tempat dilapisan masyarakat tanpa adanya kompetisi. Kompetisi merupakan prinsip hidup baru, karena dunia terbuka dan bersainglah yang dapat membentuk sesuatu untuk lebih baik. sehingga di butuhkan sebuah perubahan dan pembaharuan dalam manajemen pendidikan islam.
Multikulturalisme dalam Pendidikan Agama Islam dan Implementasinya di SMA Negeri 3 Lumajang Ubaidillah Ubaidillah; Khilmiyatul Khumidat
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 11 No 2 (2018): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v11i2.334

Abstract

Tulisan ini ingin melihat bagaimana implementasi nilai-nilai multikulturalisme dikembangkan terutama dalam pendidikan agama di Sekolah Menengah Atas Negeri 3 di Lumajang. Seperti diketahui, di sekolah terdapat mata pelajaran pendidikan agama dan terdapat peserta didik yang memiliki perbedaan agama. Multikulturalisme merupakan realitas kehidupan masyarakat dan bangsa, meskipun tidak setiap subyek masyarakat atau bangsa ini mau mengakui dan menerimanya, namun semua meyakini bahwa multikulturalisme sebagai sebuah ideologi akan mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara kultural dan kelompok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, data dikumpulkan dengan observasi, interview dan dokumentasi. Penelitian dilakukan di Bulan Maret dan April 2018. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai multikultural yang ada di SMA Negeri 3 Lumajang mengacu pada nilai-nilai universal dalam masing-masing agama seperti kebersamaan, keadilan, kesetaraan dan kesamaan, sekalipun terdapat berbagai perbedaan agama, suku, dan budaya. Selain itu, implementasi nilai multikultural dalam pendidikan agama Islam dilakukan melalui kegiatan pembiasaan.Salah satu faktor pendukung implementasi multikultural di SMA Negeri 3 adalahadanya antusias peserta didik dan kesadaran peserta didik tentang pentingnya implementasi nilai multikulturalisme.
Implementasi Pembentukan Karakter Multikultural Santri Pondok Pesantren Riyadlus Sholihin Kota Probolinggo Ach Muzairi Amin
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 14 No 1 (2021): FEBRUARI
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36835/tarbiyatuna.v14i1.841

Abstract

Artikel ini akan menguraikan tentang implementasi pembentukan karakter multikultural santri di Pondok Pesantren Riyadlus Sholihin Kota Probolinggo. Pesantren ini menerapkan sistem pengajaran tradisional dan campuran dengan mengintegrasikan atau memadukan sistem kurikulum diniyah dengan sistem pendidikan nasional (sisdiknas). Dengan latar belakang santri yang multikultural, pesantren terus berupaya melakukan langkah-langkah variatif mewujudkan SDM berkualitas, terutama dalam memformulasikan implementasi pembentukan karakter multikultural dari generasi ke generasi. Pendekatan deskriptif kualitatif dipilih dalam penelitian ini. Pengumpulan data diperoleh melalui observasi, dokumentasi, wawancara, dan triangulasi. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa pertama; perencanan pembentukan karakter multikultural santri di Pondok Riyadlus Sholihin direncanakan berdasarkan tujuan, visi dan misi pesantren yang jelas, serta terintegrasi dengan muatan kurikulum pesantren berbasis kitab salaf dalam semua proses pembelajaran baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Kedua; implementasi pembentukan karakter multikultural dikalangan santri dilakukan secara masif dan intensif (istiqamah) melalui pendidikan formal dan non formal serta kegiatan ekstrakurikuler dan takhassus baik secara harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Hal inilah yang menjadi ciri khas terwujudnya karakter multikultural santri pesantren Riyadlus Sholihin. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dimaksudkan selalu menunjang penguatan religiusitas dan spiritualitas, serta selaras dengan nilai-nilai pendidikan karakter.
Dinamika Kekerasan Antara Guru dan Siswa Imron Fauzi
Tarbiyatuna: Jurnal Pendidikan Islam Vol 10 No 2 (2017): AGUSTUS
Publisher : Lembaga Penelitian, Penerbitan dan Pengabdian Masyarakat Institut Agama Islam Syarifuddin Lumajang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Guru dan siswa bagaikan dua sisi mata uang yang keduanya tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan. Interaksi antara keduanya kadang berjalan harmonis, namun tidak jarang bersifat kontradiktif. Pihak guru yang melakukan tindak kekerasan terhadap siswa dengan dalih untuk menegakkan kedisiplinan bagi siswa yang berpayung pada Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2008 dan Permendikbud No. 10 Tahun 2017. Pihak siswa pun juga melakukan perlawanan bahkan kekerasan terhadap guru dengan andalan payung UU No. 23 Tahun 2002 jo UU No. 35 Tahun 2014. Artikel ini mengungkap bagaimana bentuk kekerasan yang dilakukan baik oleh guru maupun siswa. Serta mencoba mencari ‘benang merah’ untuk menengahi kontroversi tersebut. Kajian ini menggunakan metode kualitatif berupa studi descriptive dan explorative, dengan mengungkap fenomena-fenomena berdasarkan data yang beredar di media cetak dan elektronik. Hasil kajian ini mengungkap bahwa meskipun secara normatif perlindungan guru dan perlindungan anak sudah memiliki payung hukum yang jelas, tetapi belum dapat diimplementasikan secara optimal. Bentuk kekerasan yang terjadi di sekolah pada umumnya yaitu kekerasan fisik dan kekerasan psikis. Kekerasan terhadap siswa maupun terhadap guru kerap dipicu oleh adanya sikap egosentris masing-masing pihak. Oleh karena itu, seharusnya guru dan orangtua harus bersinergi dalam membina anak didik serta mengedepankan cara damai dan kekeluargaan untuk mengatasi setiap masalah yang terjadi. Jika tidak, kasus kekerasan akan terus menumbuhkan kebencian, dendam, ketidakpercayaan, dan kecurigaan orangtua dan masyarakat terhadap pihak sekolah.

Page 1 of 13 | Total Record : 127