cover
Contact Name
Muh. Subair
Contact Email
ingatbair@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
abumuslim@kemenag.go.id
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Pusaka : Jurnal Khazanah Keagamaan
ISSN : 23375957     EISSN : 26552833     DOI : -
Core Subject : Religion, Social,
Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan memiliki Periode penerbitan 2 kali dalam setahun yakni pada bulan Juni dan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 2 No 1 (2014): Pusaka jurnal" : 9 Documents clear
Standarisasi Pengelolaan Perpustakaan Madrasah Aliyah di Kabupaten Gorontalo Muhammad Subair
PUSAKA Vol 2 No 1 (2014): Pusaka jurnal
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (418.149 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v2i1.115

Abstract

Seiring semakin bertambah banyaknya madrasah di tanah air, madrasah pun semakin dituntut untuk menghadirkan kualitas pendidikan yang lebih baik bagi masyarakat. Karena itu, dukungan terhadap program pengembangan madrasah pun harus semakin ditingkatkan. Demi terciptanya madrasah yang dapat menjalankan fungsi pendidikan secara lebih optimal, termasuk fungsi perpustakaan sebagai penyedia informasi ilmu pengetahuan. Fungsi madrasah dalam penyelenggaraan perpustakaan tersebutlah yang menjadi sasaran dalam penelitian ini, dengan menggali fakta-fakta keberadaan perpustakaan yang ada di sekolah Madrasah Aliyah Kabupaten Gorontalo, dan mengungkap pengelolaannya melalui pendekatan deskreptif kualitatif berdasarkan Standar Nasional Perpustakaan RI (SNP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi ke 14 perpustakaan Madrasah Aliyah di Kabupaten Gorontalo Provinsi Gorontalo tidak satu pun yang memenuhi Standar Nasional Perpustakaan RI. Tidak ada perpustakaan yang mempunyai tenaga perpustakaan yang dipersyaratkan minimal alumni dari diploma ilmu perpustakaan. Selain itu, pengadaan persyaratan untuk berdirinya suatu perpustakaan madrasah tidak ada yang sesuai dengan SNP, yang berarti pengelolaannya secara otomatis berada di bawah standar. Bahkan terdapat dua madrasah yang belum memiliki perpustakaan.
Lasadindi: Ulama Pejuang Islam Dan Tokoh Gerakan dari Tanah Kaili Ilyas, Husnul Fahimah
PUSAKA Vol 2 No 1 (2014): Pusaka jurnal
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31969/pusaka.v2i1.116

Abstract

Artikel ini mengungkap tentang kehidupan dan peran Lasadindi di Tanah Kaili sebagai ulama lokal yang berasal dari Sulawesi Tengah, yang memainkan peran dalam mempertahankan kemerdekaan, sekaligus mengembangkan agama Islam di daerahnya. Selain itu tokoh lokal ini juga melibatkan dirinya ke dalam organisasi gerakan Syarikat Islam untuk memperjuangkan kemerdekaan. Keberhasilannya dalam mengemban misi Islam dianggap bisa membumikan nilai-nilai ajaran Islam ke dalam kehidupan suku Kaili yang tradisional. Kehadirannya di tanah Kaili juga dikenal sebagai salah seorang Raja di Kerajaan Sindue, suatu kerajaan yang saat ini wilayahnya berada dalam Kabupaten Donggala. Data tersebut diperoleh dengan teknik wawancara, studi dokumen, kajian pustaka, dan observasi terhadap lingkungan tempat ulama semasa hidupnya.
Kesantunan dan Hubungan Sosial dalam Masyarakat Bugis di Sulsel Andi Hasrianti
PUSAKA Vol 2 No 1 (2014): Pusaka jurnal
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (455.968 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v2i1.119

Abstract

Sebagai masyarakat yang dikenal dengan budaya santunnya, Bugis seyogyanya selalu dipersepsikan santun di mana pun mereka berada. Tak terkecuali jika mereka berada di tanah rantau. Karena itu, tulisan ini berupaya mengungkap model kesantunan Bahasa Bugis di Tanah rantaua dengan pendekatan desriptif kualitatif. Hasil menunjukkan bahwa; Strategi kesantunan berbahasa direpresentasikan secara deskriptif melalui dua kategori strategi yaitu strategi positif dan strategi negatif. Komunikasi dalam masyarakat diketahui bahwa Bahasa diciptakan dan dipertahankan melalui aktivitas komunikasi para individu anggotanya. Secara kolektif, perilaku mereka secara bersama-sama menciptakan realita yang mengikat dan harus dipenuhi oleh individu agar dapat menjadi bagian dari kebudayan. Etiket dan kesantunan melalui penggunaan piranti sistem kekerabatan, bahasa Bugis juga menyediakan kosa kata, partikel, dan afiks-afiks yang lazim digunakan untuk menyatakan etiket dan kesantunan dalam komunikasi sehari-hari. Katakata „ie‟, „idi‟, „puang, „pung‟, „petta‟ merupakan sistem leksikal yang memiliki makna sosial kesantunan.
Jejak Naskah Kuno di Negeri Kopra Abu Muslim
PUSAKA Vol 2 No 1 (2014): Pusaka jurnal
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (454.634 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v2i1.120

Abstract

Naskah Kuno adalah khazanah nusantara yang hingga kini, masih banyak tersimpan secara konvensional di masyarakat. Tidak terkecuali di Pulau Halmahera. Kebertahanan naskah yang usianya sudah lebih dari 50 tahun umumnya karena adanya sakralisasi terhadap naskah yang telah berlangsung secara turun temurun. Jika penyimpanan konvensional ini tidak dilakukan semacam reproduksi dalam bentuk digitalisasi, maka dalam kurun waktu yang singkat, naskah akan musnah termakan rayap. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan melakukan pelacakan naskah, untuk selanjutnya dipetakan berdasarkan jenis dan kandungannya, setelah itu dilakukan alih media (digitalisasi) sebagai bagian awal dari konservasi naskah kuno agar tetap bertahan dan isinya bisa menjelaskan sejarah dan perjalanan khazanah pernaskahan nusantara. Di Pulau Halmahera naskah yang ditemukan 59 Naskah yang umumnya berupa naskah tarikat dengan model penyebaran dari guru ke murid. Naskah tersebar di 1 buah Bacan Halmahera Selatan, Oba Utara 30 buah, dan Oba Tengah di Fanaha 28 buah. Kategorisasi naskah berdasarkan isi berturut-turut: Tasawuf sebanyak 41, Dzikir dan Doa 9, Fiqih 3, Khutbah 2 buah, Kutika 2, Nahwu Saraf 1, dan Kisah Nabi 1.
Menakar Eksistensi Estetika Ornamen Makam Kuno Meisar Ashari
PUSAKA Vol 2 No 1 (2014): Pusaka jurnal
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (733.206 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v2i1.121

Abstract

Artikel ini adalah hasil penelitian tentang peninggalan warisan kebudayaan fisik yang juga merupakan produk kesenian peninggalan kejayaan kerajaan Islam abad XVII-XIX. Oleh karena itu ada dua aspek kesenian yang perlu diperhatikan dalam menakar eksistensi estetika ornamen makam kuno. Pertama konteks estetika yang mencakup bentuk, keahlian dan gaya. Kedua adalah konteks makna (meanings), yang mencakup pesan dan kaitan lambang-lambangnya (symbolic value). Penelusuran nilai estetika pada bentuk dan fungsi ornamen makam adalah untuk menggali makna yang mengendap dibalik sebuah karya, dengan demikian eksistensi ornamen dianalisis berdasarkan interaksi dan interpretasi analisis melalui pendekatan estetika arkeologi. Interaksi analisis dilakukan untuk mendapatkan intersubjektif dari data-data yang dihasilkan dengan menggunakan riset etik atau berdasarkan data pada kajian pustaka atau berdasarkan pengetahuan dan pendapat dari peneliti. Hasil analisis diketahui bahwa eksistensi ornamen makam adalah selain sebagai identitas budaya masyarakat setempat juga sebagai gudang informasi yang dikomunikasikan melalui simbol-simbol visual dalam pola atau motif pada ornamen makam.
Arkeologi Makam Syech Abdul Mannan di Salabose La sakka
PUSAKA Vol 2 No 1 (2014): Pusaka jurnal
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (689.439 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v2i1.122

Abstract

Ketokohan ulama terdahulu adalah hal yang tak terbantahkan, apatah lagi jika dapat dibuktikan dengan fakta arkeologis. Karena itu penelitian ini dilakukan dengan pendekatan arkeologi. Makam Syech Abdul Mannan merupakan salah satu situs purbakala dari beberapa situs yang ada di kabupaten Majene, terletak di lingkungan Salabose Kelurahan Pangali Ali Kecamatan Banggae Majene. Makam Syech Abdul Mannan tidak memiliki inskripsi, tapi memiliki dua nisan yaitu satu pada posisi kepalanya yang berbentuk gada dan satu nisan pada posisi kakinya berbentuk hulu keris. Makam berada di perbukitan yang tinggi. Secara kontekstual, situs ini tidak dapat dipisahkan dari situs purbakala lainnya dalam hal ini Masjid tua Syeh Abdul Mannan, lokasi bekas istana Kerajaan Banggae serta Kompleks makam Raja-raja Banggae. Syech Abdul Mannan penganjur agama islam pertama di kerajaan banggae. Syech Abdul Mannan mengajarkan agama islam dibantu oleh Tuang Daeng dan Tuang di Colang; Syech Abdul Mannan mengajarkan agama islam di wilayah Poralle dan Tande, sedangkan Tuang Daeng di wilayah Arulele dan sekitarnya , dan Tuang di Colang di wilayah Totoli dan sekitarnya. Kehadiran beliau mendapat bantuan dan dukungan dari raja banggae. Keywords: Arkeologi Makam, Syekh Abdul Mannan, Salabose
Eksistensi Komunitas Salafi di Makassar Wardiah Hamid
PUSAKA Vol 2 No 1 (2014): Pusaka jurnal
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (577.822 KB)

Abstract

Tulisan ini mengulas tentang komunitas salafi di kota Makassar dan sekitarnya. Merinci karakteristik ajaran salafi dalam cara memahami dan mengamalkan Islam. Komunitas Salafi hadir di Makassar dan bagaimana komunitas salaf ini membentuk eksistensi dengan memasuki elemen-elemen masyarakat dengan beragam status sosial. Mahasiswa, pelajar, masyarakat umum adalah bagian dari komunitas ini. Penulis menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data berupa wawacara, observasi di lapangan dan menggunakan data sekunder pustaka dan elektronik. Hasil penelitian dalam dua dasawarsa terakhir mengalami perkembangan yang cukup signifikan utamanya dalam pemahaman memahami agama dengan bermanhaj (metode) salaf.
MORFOLOGI DAN MAKNA SEMANTIK MASJID DAN MUSALA DI KOTA PADANG Yufni Faisol
PUSAKA Vol 2 No 1 (2014): Pusaka jurnal
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (488.795 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v2i1.123

Abstract

Seiring perjalanan waktu, di Minangkabau pola dan sistem penamaan masjid dan musala telah mengalami perubahan. Jika dulu, masyarakat memberikan nama masjid dengan nama daerah atau mengambil nama dari nama-nama orang terkenal, saat sekarang penamaan masjid dan musala diambilkan dan berasal dari kata-kata nuansa Islam dan menggunakan bahasa Arab. Fenomena ini muncul disebabkan semakin kuatnya motivasi kehidupan beragama masyarakatnya, khususnya di masyarakat perkotaan. Namun demikian, peningkatan motivasi dan semangat keberagamaan ini tidak diimbangi dengan peningkatan pengetahuan keislaman khususnnya tentang bahasa Arab. Akibat kekurangan pengetahuan tentang bahasa Arab ini, terdapat kesalahan-kesalahan dalam menggunakan bahasa Arab untuk penamaan masjid dan musala. Salah satunya seperti terdapat sebuah masjid yang diberi nama ―al-Mu'atabah‖. Penamaan nama ini merupakan contoh dari kesalahan besar dalam konteks semantik, karena ―al-mu‘atabah berarti ―orang yang dicela‖. Artikel ini mencoba untuk menjelaskan kesalahan dalam penamaan masjid pada aspek morfologi, aspek semantik dan aturan penulisan (al-imla‟). Penelitian ini mengambil populasi semua nama masjid di kota Padang, Sumatera Barat. Hasil penelitian akan memberikan kontribusi kepada beberapa pihak seperti pemerintah, pengurus-pengurus masjid, dan umat Islam secara keseluruhan.
Lasadindi: Ulama Pejuang Islam dan Tokoh Gerakan dari Tanah Kaili Husnul Fahima Ilyas; Jefrianto Jefrianto
PUSAKA Vol 2 No 1 (2014): Pusaka jurnal
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (396.983 KB)

Abstract

Artikel ini mengungkap tentang kehidupan dan peran Lasadindi di Tanah Kaili sebagai ulama lokal yang berasal dari Sulawesi Tengah, yang memainkan peran dalam mempertahankan kemerdekaan, sekaligus mengembangkan agama Islam di daerahnya. Selain itu tokoh lokal ini juga melibatkan dirinya ke dalam organisasi gerakan Syarikat Islam untuk memperjuangkan kemerdekaan. Keberhasilannya dalam mengemban misi Islam dianggap bisa membumikan nilai-nilai ajaran Islam ke dalam kehidupan suku Kaili yang tradisional. Kehadirannya di tanah Kaili juga dikenal sebagai salah seorang Raja di Kerajaan Sindue, suatu kerajaan yang saat ini wilayahnya berada dalam Kabupaten Donggala. Data tersebut diperoleh dengan teknik wawancara, studi dokumen, kajian pustaka, dan observasi terhadap lingkungan tempat ulama semasa hidupnya.

Page 1 of 1 | Total Record : 9