cover
Contact Name
Muh. Subair
Contact Email
ingatbair@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
abumuslim@kemenag.go.id
Editorial Address
-
Location
Kota makassar,
Sulawesi selatan
INDONESIA
Pusaka : Jurnal Khazanah Keagamaan
ISSN : 23375957     EISSN : 26552833     DOI : -
Core Subject : Religion, Social,
Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan memiliki Periode penerbitan 2 kali dalam setahun yakni pada bulan Juni dan Desember.
Arjuna Subject : -
Articles 185 Documents
Toleransi yang Canggung; Menyingkap Toleransi Beragama Kelompok Kristen di Samarinda Syamsurijal ijal
PUSAKA Vol 6 No 1 (2018): Pusaka jurnal
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (309.26 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v6i1.31

Abstract

Perspektif dan praktik toleransi agama Kristen selama ini dianggap bisa menjadi contoh dalam membangun relasi yang harmoni antara pemeluk agama yang berbeda. Pemeluk agama Kristen diasumsikan bisa menerima perbedaan agama dengan cukup baik. Landasannya adalah ajaran cinta kasih yang kemudian diimplementasikan dalam bentuk “mencintai untuk semua”. Namun acap kali landasan cinta kasih tidak bisa diterapkan dengan baik. Faktor di luar agama, seperti persoalan budaya, politik, dan ekonomi membuat ajaran cinta memiuh menjadi sikap yang intoleran. Penelitian yang bertujuan mengungkap perspektif dan praktik toleransi Agama Kristen dengan metode kualitatif ini, menemukan kasus perspektif dan praktik toleransi umat Kristen di Samarinda justru berjalan canggung. Di satu sisi mereka meyakini ajaran cinta dan kasih tapi dalam praktiknya mereka dibatasi oleh persoalan hubungan kuasa mayoritas-minoritas. Hal ini setidaknya terlihat pada Gereja Kemah Injil dan Saksi Yehuwa di Samarinda. Kedua kelompok ini tidak bisa membangun hubungan yang lebih dalam dan aktif dengan kelompok agama yang berbeda. Mereka merasa bahwa kelompok lain, khususnya kelompok agama mayoritas (muslim) membatasi berbagai ekspresi keagamaan mereka atas nama dominasi mayoritas. Jadilah perspektif dan praktik toleransinya tidak seideal yang dibayangakan. Saksi Yehuwa misalnya cenderung melihat kebenaran semata hanya pada dirinya. Sementara jemaat Gereja Kemah Injili kesulitan membangun hubungan yang lebih akrab dengan agama lain, khususnya Islam.
Organisasi Aisyiah di Kabupaten Majene (1934-1990) Rismawidiawati Wati
PUSAKA Vol 6 No 1 (2018): Pusaka jurnal
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (219.333 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v6i1.36

Abstract

Selama ini tidak banyak kita dengar tentang organisasi besar yang didirikan oleh kaum wanita, apalagi di bidang agama. Organisasi Asyiyah adalah salah satu organisasi wanita Islam yang mempunyai peranan penting dalam pembinaan kesadaran beragama, khususnya di kalangan kaum wanita itu sendiri. Berdasar hal tersebut maka tulisan ini bertujuan untuk mengetahui alasan didirikannya organisasi Aisyiah di Kabupaten Majene dan perkembangannya. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode sejarah dengan menempuh tahapan-tahapan heuristik, kritik (sejarah), interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Kehadiran Aisyiah di Daerah Tingkat II Majene sebagai organisasi pembaharu menginginkan pelaksanaan keyakinan keagamaan (Islam) tanpa campur aduk dengan kepercayaan dan kebiasaan yang tidak sesuai dengan Al Qur'an dan Hadist. Di samping itu menginginkan pemahaman masyarakat tentang Aisyiah dan pengelolaan dalam bentuk organisasi. 2) Perkembangan Aisyiah menunjukkan perubahan yang cukup pesat, perkembangan ini ditandai dengan semakin meningkatnya kemampuan para pendukung dalam membentuk cabang dan ranting organisasi serta pertumbuhan amal usaha yang dikelolanya.
Refleksi Pembelajaran Kitab Kuning Pada Pondok Pesantren di Balikpapan Abu Muslim
PUSAKA Vol 6 No 1 (2018): Pusaka jurnal
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (360.384 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v6i1.37

Abstract

Penelitian ini memaparkan tentang pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren, yang dilakukan pada dua pondok pesantren bergenre salafiyah di kota Balikpapan, yakni pondok pesantren Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjary dan pondok pesantren salafiyah subulussalam Balikpapan. Penelitian ini mengoperasionalkan metode kualitatif dengan mengandalkan wawancara dan observasi langsung di pesantren yang bersangkutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran kitab kuning di pondok pesantren terlihat menggunakan model halaqah/sorogan. Pada setiap tingkatan terlihat perbedaan cara belajar kitab dimana pada fase awal terlihat pola pembelajaran kitab yang sangat mengandalkan kiai/ustad untuk membacakan dan menjelaskan keseluruhan, sementara santri cukup mengulang-ulanginya. Sementara pada fase yang lebih tinggi diskusi dan pengkajian mendalam terhadap materi sudah dilakukan, termasuk pada pemaknaan kontekstual dan perbandingannya dengan kitab-kitab lainnya. Hal lain yang mengemuka dalam setiap dominasi pemaparan materi kitab kuning oleh kiai itu adalah asa berkah yang diharapkan santri tertular dalam setiap pembelajaran yang diikutinya. Sementara itu problem kepemilikian kitab kuning menjadi salah satu yang cukup menonjol dalam temuan penelitian ini, yang hanya mengandalkan lapak-lapak kitab yang disiapkan oleh ustad, sementara dalam konteks bantuan pemerintah, hampir tidak ada. Di Balikpapan, dalam beberapa tahun terakhir, kitab kuning belakangan menjadi bagian penting dalam pelaporan pemutakhiran data pesantren, yang keberadaannya menjadi wajib, sebagai pertimbangan perpanjangan ijin operasional pesantren. Kata Kunci: Kitab Kuning, Pembelajaran, Santri, Kiai, Pesantren
Geliat Kampung Arab Gorontalo dan Pertumbuhan Pendidikan Keagamaan La mansi
PUSAKA Vol 6 No 1 (2018): Pusaka jurnal
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.248 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v6i1.38

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui memahami dan mendalami tujuan pendidikan keagamaan sebagaimana tercermin dalam cita-cita dalam lingkup perorangan, keluarga, komunitas, kelompok, atau lembaga pendidikan di kalangan Orang Arab dalam konteks ke-Indonesiaan. Mendeskripsikan sistem kelembagaan yang ada sebagai bagian dari strategi untuk mewujudkan cita-cita atau tujuan pendidikan keagamaan baik dalam skala perorangan, keluarga, kelompok, atau lembaga pendidikan. Memahami konten ajaran perorangan, keluarga, kelompok, atau materi pelajaran lembaga pendidikan atau jenis-jenis aktifitas dalam bidang sosial, ekonomi dan politik. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi. Jajaran Kementerian Agama dan instansi lainnya yang berkepentingan sebagai data keagamaan yang dapat dijadikan dasar pertimbangan dalam pengambilan kebijakan pembangunan di bidang agama Para akademisi, pencinta ilmu, serta pihak-pihak lainnya sebagai informasi faktual untuk kepentingan pengembangan pengetahuan. Kepustakaan masyarakat sebagai pengayaan khazanah keagamaan yang dapat berguna sebagai acuan moral dan intelektual. Kata Kunci: Peran Orang Arab, Pendidikan Keagamaan,Kota Selatan, Gorontalo
Implementasi Pendidikan Agama Islam Pada Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Wahab wahab
PUSAKA Vol 6 No 1 (2018): Pusaka jurnal
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (249.664 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v6i1.39

Abstract

Program pendidikan anak usia dini (PAUD) memiliki fungsi utama dalam mengembangkan semua aspek perkembangan anak. Pada masa ini dimana peran stimulasi lingkungan yang kondusif dengan cara bermain akan dapat mengembangkan pertumbuhan otak dan seluruh potensi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan, menganalisis, dan menyimpulkan tentang: nilai-nilai agama Islam yang dikembangkan dan implementasi nilai-nilai agama Islam pada anak usia dini usia 5-6 tahun pada TK ABA Al-Islah dan TK Laboratori Pedagogia Kota Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan model studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: nilai-nilai agama Islam dan moral yang dikembangkan berbasis pada kurikulum tahun 2013 untuk PAUD. Pada kedua sekolah tersebut juga ada beberapa materi yang diprogramkannya, yaitu: (1) hafalan doa sehari-hari, (2) hafalan surat-surat pendek dari Alquran, (3) ayat-ayat pilihan, kalimah thayyibah, (4) Alquran dan Hadis, (5) ibadah praktis, (6) iqra’, dan (7) pembiasaan-pembiasaan perilaku. Sedikit yang agak membedakan antara kedua TK tersebut adalah bahwa TK ABA Al-Islah juga menggunakan materi ke-Aisyiyah-an dan ke-Muhammadiyah-an. Di samping itu pada kedua sekolah tersebut implementasi nilai-nilai agama Islam dan moral pada peserta didik lebih cenderung kepada pembiasaan-pembiasaan dalam perilaku sehari-hari di sekolah. Kata kunci: Implementasi, Pendidikan Agama, PAUD
Noerhasjim Gandhi dan Peran Tokoh Agama dalam Perjuangan Integrasi Papua Paisal Paisal
PUSAKA Vol 6 No 1 (2018): Pusaka jurnal
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (243.628 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v6i1.41

Abstract

Kemunculan Noerhasjim Gandhi sebagai tokoh pejuang dari tanah Papua, menjadi pemicu untuk memunculkan tokoh-tokoh lain yang diyakini berperan besar dalam membangun keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Artikel ini merupakan sebuah kajian tentang biografi singkat yang mengulas satu sisi kehidupan seorang tokoh, yaitu salah seorang sukarelawan pejuang integrasi tanah Papua yang bernama Drs. KH. Noerhasyim Gandhi bin Ghozali. Lahir di Banyuwangi 11 Agustus 1935 dan wafat di Sorong 12 Oktober 2013. Awalnya ia merupakan utusan Departemen Agama untuk memenuhi permintaan Komando Tertinggi Pembebasan Irian Barat untuk mengirimkan sukarelawan Guru Agama Islam. Ia tiba di Papua pada 5 Desember 1962 beberapa bulan pasca peristiwa Macan Tutul yang menewaskan Komodor Yos Sudarso. Dalam riwayat pendidikannya beliau menimba ilmu dari ayahnya (angkat) Kyai Moh. Shodiq di Banyuwangi, belajar Qira’ah Sab'ah pada KH. Abd. Karim di Gresik, santri KH. Ahmad Damanhuri di Malang. Noerhasjim Gandhi tergabung dalam laskar kesatuan yang bersifat rahasia dan bergerak di bawah tanah bernama OPI (Organisasi Pemuda Irian/Indonesia). Ia mempersiapkan dan mengawal PEPERA tahun 1969. Di Kota Sorong beliau konsentrasi di bidang Keagamaan dan Pendidikan. Sebagai anggota gerakan dari organisasi pejuang yang tugas utamanya sebagai guru Noerhasjim dan kawan-kawannya diawasi diam-diam oleh otoritas UNTEA yang masih ditunggangi Belanda. Peran sebagai guru agama yang dihormati cukup membantu dalam mendekati tokoh agama dan masyarakat setempat dan hal tersebut memudahkan dalam mengemban tugas mempengaruhi pilihan dalam Pepera di kemudian hari.
Pembelajaran Kitab Kuning pada Pondok Pesantren Hidayatullah Ternate Faizal Bachrong
PUSAKA Vol 6 No 1 (2018): Pusaka jurnal
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (315.433 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v6i1.43

Abstract

Pengkajian kitab kuning di Pesantren merupakan unsur penting dari padanya, dan hal ini secara umum cenderung mengalami kemunduran, karena berbagai hal. Karena itu pengkajian tentang pemanfaatan kitab kuning di pesantren penting dilakukan. Penelitian ini menyoroti realitas pengkajian kitab kuning di pesantren. Fokus penelitian ini adalah PP HIdayatullah Ternate. Karena penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, maka teknik pengumpulan datanya adalah wawancara, observasi dan studi dokumen dan pustaka. Analisis datanya adalah deskreprif kualitatif. PP Hidayatullah Ternate termasuk pondok pesantren kombinasi yang selain membina satuan pendidikan formal berupa sekolah dan madrasah, juga membina kepesantrenan, termasuk pengajian kitab. Santri yang dibina di dalamnya laki-laki dan perempuan. Dalam program kepesantrenan selain salat berjemaah, hafalan Al Alquran dan hadits, juga ada taklim diniyah (pengkajian kitab) dan ada halaqah diniyah. Pengkajian kitab memilih 5 kitab yang digariskan oleh Pengurus Pusat Hidayatullah berkaitan dengan Aqidah, Fiqih, Tafsir. Sirah dan Bahasa Arab. Para pengajarnya adalah kader-kader Hidayatullah sendiri dan lainnya. Pengkajian kitab ini dengan metode ceramah dan kitab pegangannya adalah terjemahannya. Santri hanya mendengar tanpa memiliki kitabnya. Kendala utama adalah kemampuan berbahasa Arab uantuk pengkajian kitab, terutama bagi santri yang dapat digolongkan tidak memilikinya. Kata Kunci: Pondok Pesantren, Hidayatullah Ternate, Pengkajian kitab.
Penerapan Aspek Yuridis, Sosial dan Ekonomi Pengelolaan Zakat di Kota Palopo untuk Kesejahteraan Masyarakat Muhammad Abduh Halid
PUSAKA Vol 6 No 1 (2018): Pusaka jurnal
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.005 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v6i1.45

Abstract

Penelitian ini bertujuan memberikan pemahaman lebih kongkret tentang pengelolaan zakat dalam penerapan aspek hukum, aspek sosial dan aspek ekonomi sebagai salah satu rukun Islam, yang merupakan suatu kekuatan raksasa dalam Islam di bidang ekonomi dan sosial, di samping sebagai kekuatan spiritual dalam beribadah kepada Allah swt., yang wajib dilaksanakan oleh umat Islam sebagai wujud pernyataan keimanannya. Apabila ini dilaksanakan dengan baik, sungguh-sungguh, transparan, dan bertanggung jawab, akan berdampak positif dalam kehidupan manusia, baik bagi yang menunaikannya maupun kepada yang menerimanya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif yang ditunjang dengan data dan informasi dalam penelitian lapangan yang dilakukan di Kota Palopo sebagai sebuah kota yang menjadi obyek penelitian dalam hal pengelolaan zakat, dengan berusaha mengungkap sejauh mana pengaruh yang ditimbulkan dalam kehidupan masyarakat dalam penerapan aspek yuridis (hukum) terhadap lembaga pengelola zakat, aspek sosial dan ekonomi dalam perwujudan kesejahteraan serta peningkatan kualitas hidup masyarakat dalam pengelolaan zakat berdasarkan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat dan berbagai peraturan lainnya yang berkaitan dengan pengelolaan zakat di Indonesia. Dengan pengelolaan zakat yang baik, profesional, transparan dan akuntabel akan menjadikan zakat lebih berdaya guna dan berhasil guna, dalam mewujudkan kesejahteraan, terutama bagi kaum duafa yang sangat membutuhkannya, sehingga zakat akan dirasakan kemanfaatannya sebagai suatu ajaran Islam yang dapat mengangkat harkat dan martabat manusia di sisi Tuhannya, maupun dalam pandangan manusia. Kata Kunci : Zakat, Hukum, dan Kesejahteraan
AGH. Huzaifah dalam Pusaran Tradisi Santri di Qismul Huffadz Pesantren Biru Bone Muhammad Subair
PUSAKA Vol 6 No 2 (2018): Pusaka jurnal
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (399.012 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v6i2.48

Abstract

Menyorot perilaku ulama sesungguhnya tidak melulu harus memusatkannya pada sosok ulama itu sendiri, tetapi bagaimana pengikut ulama tersebut mengartikulasikan perbawa keulamaannya dalam suatu tradisi. Sehingga penelitian ini pun hadir mengetengahkan hasil wawancara, observasi dan studi dokumen, yang diolah secara dekripsitif dalam prinsip penelitian kualitatif dengan pendekatan biografi kehidupan. Pemilihan ulama AGH. Huzaifah sebagai fokus gagasan dilakukan untuk menunjukkan bagaimana kuatnya pengaruh ulama tersebut bagi pengikutnya, khususnya atas lahirnya tradisi santri dalam menghafal Alquran di Lembaga Penghafal Alquran (Qismul Huffadz) Biru Bone. Tradisi tersebut secara filosofis bukan hanya erat kaitannya dengan proses penghafalan Alquran semata, tetapi juga menjadi penguat jati diri santri selaku anak bangsa yang ikut mewujudkan cita-cita pendidikan nasional dalam menjadi masyarakat yang bertakwa kepada Allah dan berakhlak mulia. Sebagaimana terkesan dalam tradisi mangolo yang mengandung aroma perbawa keulamaan yang menghadirkan nuansa makkanre guru (menimba ilmu dari sang guru) yang menjadi ijab qabul (proses serah terima) bahwa seorang santri telah memperoleh restu dan ridha dari sang guru akan ilmu yang diperolehnya. Di mana untuk sampai ke tingkatan mangolo seorang santri terlebih dahulu harus melalaui fase mappalolo, yang prakteknya juga sangat sarat dengan makna dan pesan untuk pengenalan diri. Proses mappalolo diapit oleh appejeppu dan mappalengngo. Appejeppu adalah kata kedalaman sebuah proses pengenalan diri yang hakikatnya mengenal Sang Pencipta. Kata Kunci: AGH. Huzaifah, Tradisi Santri, Qismul Huffadz, Pesantren Biru.
Problematika Pemanfaatan Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di Sekolah Dasar Kota Kendari Syarifuddin Syarifuddin
PUSAKA Vol 6 No 2 (2018): Pusaka jurnal
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (296.747 KB) | DOI: 10.31969/pusaka.v6i2.51

Abstract

Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, keberadaan buku menjadi urgen oleh karena itu, penelitian ini mencoba memotret problematika pemanfaaan PAI Sekolah Dasar di Kota Kendari. Sekolah Dasar yang menjadi sasaran yaitu satu Sekolah Dasar unggulan diwakili oleh SDN 12 Baruga dan Sekolah Dasar non unggulan yaitu SDN 12 Mandonga.Temuan penilitain ini yaitu; Kurikulum yang digunakan di SDN 12 Baruga yaitu Kurikulum 2013 untuk Kelas 1, Kelas 2, Kelas 4 dan Kelas 5, dipadukan dengan materi Kurikulum KTSP 2006. Sementara buku yang digunakan yaitu buku terbitan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk kelas 1 dan kelas 4 serta buku terbitan Tiga Serangkai untuk yang lainnya. Sementara buku PAI yang digunakan di SDN 12 Mandonga yaitu buku kurikulum KTSP 2006 dari penerbit Erlangga untuk Kelas 1, Tiga Serangkai untuk Kelas 2. Kelas 3 dan Kelas 5, sertaYudhistira untuk Kelas 4 dan Kelas 6. Problem pemanfaatan buku PAI di sekolah secara umum yaitu kurangnya peran pengambil kebijakan dalam penyediaan buku sehingga belum mencapai rasio 1:1. Disamping itu, kurangnya diklat, bimbingan teknis maupun sosialisasi yang dapat mengkatkan kompetensi bagi guru PAI. Dari sisi konten buku problem yang dikeluhkan yaitubahasa yang digunakan oleh \masih kurang sederhana serta materi masih dianggap kurang.

Page 1 of 19 | Total Record : 185