cover
Contact Name
Muh. Ilham Bakhtiar
Contact Email
ilhambakhtiar86@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnalagrokompleks@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Unknown,
Unknown
INDONESIA
Jurnal Agrokompleks
ISSN : 23017678     EISSN : -     DOI : -
Core Subject : Agriculture,
Jurnal Agrokompleks merupakan Jurnal Ilmiah yang dikelola oleh Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IX Sulawesi dengan proses Peer Review dengan ISSN: 2301-7678. terbit dua kali dalam setahun. Jurnal Agrokompleks menerbitkan artikel bidang pertanian, peternakan, perikanan dan teknologi pangan.
Arjuna Subject : -
Articles 25 Documents
PEMBERIAN DOSIS MOL BUAH MAJA (Aegle marmelos) YANG BERBEDA TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN RUMPUT LAUT (Kappaphycus alvarezii) Samsu Adi Rahman; Yanti Mutalib
Jurnal Agrokompleks Vol 4 No 9 (2015): Desember
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IX Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (377.351 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan efektivitas pemberian dosis mol buah maja yang berbeda terhadap pertumbuhan rumput laut K. alvarezii. Kegunaan penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi untuk meningkatkan produksi rumput laut khususnya K. Alvarezii. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga September 2014 di Perairan Desa Jaya Bakti, Kecamatan Pagimana, Kabupaten Banggai Propinsi Sulawesi Tengah. Data dianalisis Analisis Ragam (Anova) dengan menggunakan program SPSS. Bila terjadi perbedaan diantara perlakuan dilanjutkan dengan uji BNT atau LSD. Semakin tinggi dosis mol semakin tinggi pertumbuhan rumput laut, Pertumbuhan berat mutlak yang tertinggi terdapat pada perlakuan C memberikan laju pertumbuhan sebesar 262.67 ± 5.69 gram, kemudian diikuti perlakuan B 227.00 ± 6.08 dan A 209.33 ± 29.87C. Pertumbuhan spesifik harian pada perlakuan C (mol 1,5 L/10 L air) memiliki nilai persentase tertinggi, kemudian diikuti perlakuan B (mol 1 L/10 L air) dan perlakuan A (mol 0,5 L/10 L air) dengan persentase pertumbuhan masing-masing yaitu (2.010 ± 0.036%), (1.758 ± 0.004%) dan (1.662 ± 0.199%). Parameter kualitas air yang terdapat pada perairan budidaya masih berada pada ambang batas kelayakan.
IPTEKS BAGI MASYARAKAT KELOMPOK USAHA TAPIOKA RAKYAT DESA TODDOTOA KECAMATAN PALLANGGA KABUPATEN GOWA Andi Tenri Fitriyah
Jurnal Agrokompleks Vol 4 No 9 (2015): Desember
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IX Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.502 KB)

Abstract

Proses produksi gula dari singkong dapat dibuat dengan teknologi sederhana di pedesaan hasilnya berupa sirup glukosa dan tepung glukosa yang terutama digunakan untuk keperluan usaha makanan dan minuman. Gula singkong dapat tersedia dengan mudah dan murah , maka minuman dan jajanan pun bisa menggunakan gula singkong sebagai pemanis dari pada pemanis buatan yang tidak sehat. Satu fakta teramat penting , tentang gula yang harganya melambung terus. Kebutuhan gula Indonesia mencapai 3,3 juta ton/tahunsementara produksi dalam negeri hanya 1,7 juta ton atau 51,5 persen dari kebutuhan nasional. Dalam upaya membuka peluang produksi glukosa di pedesaan , pengembangan produksi sirup glukosa dan fruktosa untuk skala pedesaan yang dapat diaplikasikan pada tapioca rakyat. Pada usaha tapioka rakyat , pengeringan tapioka sering menjadi masalah karena masih mengandalkan sinar matahari. Pada musim hujan pengeringan tentu akan terganggu sehingga mutu pati yang dihasilkan kurang baik dan harga jualnya rendah . Dengan demikian upaya mengembagkan produksi sirup glukosa dan fruktosa dari pati basah diharapkan dapat menin gkatkan nilai tambah bagi petani. Rendemen pati ubi kayu sekitar 15-25 persen dan rendemen menjadi sirup glukosa 80-95 persen dari pati kering. Mutu proses produksi sirup glukosa dapat ditingkatkan dengan cara peruses likuifikasi, sakarifikasi, penjernihan dan penetralan, serta evaporasi. Tujuan kegiatan pengabdian pangan ipteks bagi masyarakat adalah untuk meningkatkan mutu tapioka rakyat dan sirup glukosa / gula cair yang dihasilkan dari pengolahan pati tapioka, dengan menggunakan teknologi tepat guna. Sirup glukosa secara enzimatis dapat dikembangkan di desa Toddotoa, karena tidak banyak menggunakan bahan kimia sehingga aman dan tidak mencemari lingkungan. Kelompok masyarakat program pangan ipteks bagi masyarakat (IbM) sebagai mitra dalam kegiatan pengabdian ini adalah kelompok usaha Tapioka Rakyat “Tapioka Jaya” dan kelompok tani ubi kayu “Sinar Jaya” Desa Toddotoa Kecamatan Palangga Kabupaten Gowa. Rencana kegiatan pengabdian ini berupa penggalangan kelompok sasaran yaitu kelompok usaha Tapioka Rakyat dan kelompok Tani Ubi kayu “Sinar Jaya” sebagai produsen ubi kayu. Kegiatan pengabdian ini diawali dengan mengadakan survey kelokasi dimana industry mitra selama ini melakukan kegiatan. Penyuluhan tentang fungsi dan pentingnya teknologi tepat guna yang akan diterapkan , khususnya kepada kelompok usaha tapioka rakyat “Tapioka Jaya” yaitu perbaikan teknologi tepat guna ( proses likuifikasi, sakarifikasi, penjernihan, penetralan dan evap orasi ) dan perbaikan proses pasca panen ubi kayu yaitu : menghilangkan susut hasil, dan pengupasan dilakukan dengan alat mekanis yang sebelumnya harus dicuci bersih untuk menghilangkan kandungan silicon
ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN PRODUKSI JAGUNG MARNING Andi Hafidah
Jurnal Agrokompleks Vol 4 No 9 (2015): Desember
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IX Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (593.288 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui berapa besar biaya yang dikeluarkan dan pendapatan yang diperoleh pada produksi jagung marning (Studi kasus pada Usaha Idaman di Kabupaten Bulukumba Sulawesi Selatan). Dengan parameter pengamatan dengan melihat Modal, Biaya Tetap, Biaya Variabel, Biaya Penyusutan Alat, Total Biaya, penerimaan dan pendapatan yang diperoleh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Besarnya biaya yang dikeluarkan pada produksi Jagung Marning Usaha Idaman Kabupaten Bulukumba untuk biaya tetap sebesar Rp.6.710.125,- dan biaya tidak tetap sebesar Rp. 574.000,- sehingga total biaya sebesar Rp. 11.302.125,- per bulan. Jumlah penerimaan sebesar Rp. 1.920.000,- dan Pendapatan bersih yang diperoleh pada produksi Jagung Marning Usaha Idaman Kabupaten Bulukumba sebesar Rp 4.057.875,- per bulan. Kata Kunci : Biaya, Pendapatan, Jagung Marning
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill) PADA BERBAGAI DOSIS BOKASHI KOTORAN SAPI DAN VOLUME PENYIRAMAN Abdul Rahim; Wa Ode Ernawati Marfi; La Sinaini
Jurnal Agrokompleks Vol 4 No 9 (2015): Desember
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IX Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (653.649 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk untuk mempelajari pengaruh pemberian bokashi kotoran sapi dan volume penyiraman terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman tomat. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Parida Kecamatan Lasalepa Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Penelitian ini dilaksanakan selama empat bulan yaitu mulai Juli sampai dengan November 2012. Penelitian disusun berdasarkan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dalam pola faktorial yang terdiri atas dua faktor. Faktor pertama adalah bokashi kotoran sapi (K) yang terdiri atas empat taraf yaitu : bokashi kotoran sapi dosis 0 t ha-¹ (K0), 10 t ha-¹ setara dengan 5 kg petakˉ¹ (K1), 20 t ha-¹ setara dengan 10 kg petakˉ¹ (K2), dan 30 t ha-¹ setara dengan 15 kg petakˉ¹ (K3). Faktor kedua adalah volume penyiraman (V) yang terdiri atas tiga taraf yaitu : volume pemberian air 0 l petakˉ¹ (V0), 15 l petakˉ¹ setara 3 mm (V1) dan 30 l petakˉ¹ setara 6 mm (V2). Variabel pengamatan meliputi : tinggi tanaman, jumlah cabang, luas daun, jumlah bunga, jumlah buah pertanaman, bobot per buah, dan Produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara bokashi kotoran sapi dan volume penyiraman berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman 2 dan 6 MST, jumlah cabang 6 MST, luas daun 6 MST, jumlah bunga 45 HST, Berat buah pertanaman dan produksi tanaman tomat. Bokashi kotoran sapi dan volume penyiraman secara mandiri berpengaruh terhadap tinggi tanaman 2 MST, jumlah cabang 2 dan 4 MST, luas daun 4 MST, jumlah bunga 50 HST dan jumlah buah 50, 55 dan 60 HST. Pemberian bokashi kotoran sapi dosis 30 t haˉ¹ memberikan produksi rata-rata buah segar 904,16 g tanˉ¹ atau 37,52 t haˉ¹ dan volume penyiraman 30 l petakˉ¹ memberikan produksi buah segar rata-rata 872,50 g tanamanˉ¹ atau 36, 21 t haˉ¹.
PRODUKSI LIMA KLON UBIKAYU YANG DIAPLIKASI PUPUK MIKROBA DAN DIPANEN PADA UMUR YANG BERBEDA Hanafi Hanafi; Jamila Jamila; Irmayaningsih Irmayaningsih
Jurnal Agrokompleks Vol 4 No 9 (2015): Desember
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IX Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (624.106 KB)

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh klon, konsentrasi pupuk mikroba, umur tanaman saat dipanen terhadap produksi tanaman ubikayu. Dilaksanakan di desa Moncongloe Kecamatan Moncongloe Kabupaten Maros, berlangsung dari Juni 2013 sampai April 2014. Penelitian dilaksanakan dalam bentuk percobaan faktorial tiga faktor yang disusun berdasarkan rancangan acak kelompok. Faktor pertama adalah klon ubikayu, yaitu: Lokal, Malang 6, UJ-3, MLG10311, dan Adira 4. Faktor kedua adalah konsentrasi pupuk mikroba Organox, yaitu: Kontrol, 40, dan 60 ml L-1 air. Faktor ketiga adalah umur ubikayu saat dipanen, yaitu: 9, 8, dan 7 bulan . Terdapat 45 kombinasi perlakuan yang diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara klon MLG10311 dengan pupuk mikroba Organox 40 ml L-1 air dan umur 9 bulan ubikayu saat dipanen memberikan pengaruh terbaik terhadap bobot umbi per pohon (4.87 kg), bobot umbi kupas per pohon (4.22 kg), dan bobot kulit per pohon (650.00 g). Interaksi antara klon Adira-4 dengan pupuk mikroba Organox 40 ml L-1 air dan umur 9 bulan ubikayu saat dipanen memberikan pengaruh terbaik terhadap bobot umbi per petak (47.34 kg), dan produksi ubikayu ha-1 (52.60 t).
PENGUJIAN KETERTARIKAN LALAT BUAH Bactrocera dorsalis (DIPTERA:TEPTHRITIDAE)PADA TANAMAN CABAI (Capsicum frutescens, sp) TERHADAP EKSTRAK TANAMAN KEMANGI MERAH DAN DAUN CENGKEH Citra Waniada
Jurnal Agrokompleks Vol 4 No 9 (2015): Desember
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IX Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.92 KB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek jenis bahan alami bioaktif tanaman yang bersifat attraktan terhadapBactroceradorsalis.Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan informasi dalam upaya memanfaatkan bahan alami tanaman Kemangi Merah dan daun Cengkeh untuk mengurangi kerusakan pada buah Cabai yang disebabkan olehBactroceradorsalsis. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAK) perlakuan P0 (kontrol), P1 (ekstrak daun kemangi merah), P2 (ekstrak daun cengkeh), P3 (ekstrak daun kemnagi merah dan daun cengkeh). Setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali sehingga terdapat 16 unit percobaan. Parameter yang diamati adalah Jumlah imago Bactroceradorsalsis yang terdapat pada perangkap yang digunakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan alami yang P3 ekstrak daun kemangi merah dan daun cengkeh yang memberikan pengaruh sangat nyata terhadap hama yang banyak terperangkap sebesar 118.75 % dan terendah adalah perlakuan P0 sebesar 9.37 %.
NILAI TAMBAH EKONOMI TEPUNG BERAS INSTAN Mariani Mansyur
Jurnal Agrokompleks Vol 4 No 9 (2015): Desember
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IX Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (404.641 KB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah menghitung nilai tambah ekonomi produk tepung beras biasa dan tepung beras instan.. Data yang diperlukan dalam penelitian ini terbagi atas dua kategori, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yang diperoleh secara langsung melalui pengamatan di lapangan. Data sekunder berupa segala bahan tertulis yang memiliki kaitan dengan daerah produksi beras, teknologi pengolahan tepung beras, produk pangan dari tepung beras dan nilai tabah ekonomi. Proses pembuatan tepung beras instan dilakukan dengan beberapa tahap yaitu, Penyortian dan pencucian, pemasakan, Pengeringan, Penyangraian, Penggilingan /Penghalusan, dan Pengemasan. Nilai tambah ekonomi tepung beras biasa adalah 16.47% atau Rp 1,713,-/kg, sedangkan nilai tambah ekonomi tepung beras instan 20.49% atau Rp 2,613/kg.
KELAYAKAN FINANSIAL USAHATANI KEDELAI KECAMATAN RANDANGAN Indriana Indriana
Jurnal Agrokompleks Vol 4 No 9 (2015): Desember
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IX Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (698.999 KB)

Abstract

Tanaman kedelai memiliki potensi dan prospek yang baik untuk diusahakan, karena tanaman ini relatif mudah dibudidayakan. Selain itu permintaan terhadap produksi kedelai terus meningkat baik untuk kebutuhan pangan maupun untuk industri. Provinsi Gorontalo usahatani kedelai tersebar di beberapa Kabupaten, salah satunya Kabupaten Pohuwato yang juga merupakan sentra produksi kedelai di Provinsi Gorontalo. Di Kabupaten Pohuwato sendiri yang paling banyak mengusahakan kedelai yaitu di Kecamatan Randangan. Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data cross section yaitu data yang menggambarkan keadaan pada satu waktu tertentu. Sumber data pada penelitian ini berupa data primer dan sekunder. Dalam pelaksanaannya, akan dilakukan observasi langsung, wawancara kepada petani sampel. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Randangan Kabupaten Pohuwato. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 30 orang petani. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan kuantitatif. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis keuntungan dan analisis kelayakan dengan menggunakan kriteria penilaian yaitu R/C ratio dan break event poin (BEP). Hasil penelitiaan menunjukkan bahwa keuntungan yang diperoleh petani dalam berusahatani kedelai di Kecamatan Randangan adalah sebesar Rp. 6.148.962/petani.Usahatani kedelai layak dikembangkan, karena : − Produksi kedelai di daerah penelitian adalah 1587 kg/petani dan telah melampaui masing-masing titik impas (BEP) volume produksi yaitu sebesar 839 kg/petani. − Harga kedelai di daerah penelitian adalah sebesar Rp. 7.520/kg, telah melampaui titik impas (BEP) harga produksi sebesar Rp. 4.512/kg Nilai R/C pada usahatani wortel di daerah penelitian sebesar 1,75. Dimana R/C ≥ 1.
ANALISIS PELUANG DAN TANTANGAN JASA KEUANGAN DALAM PENGEMBANGAN KAPASITAS KOPERASI DI INDONESIA La Sinaini
Jurnal Agrokompleks Vol 4 No 9 (2015): Desember
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IX Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (303.858 KB)

Abstract

Koperasi merupakan salah satu unit ekonomi yang didasarkan atas asas kekeluargaan. Pengelolaan koperasi yang baik akan sangat menentukan kemajuan koperasi dan berdampak pada kesejahteraan anggota dan kemajuan ekonomi Bangsa. Tujuan daripada penulisan paper ini adalah untuk menganalisis perkembangan koperasi serta menganalis peluang dan tantangan jasa keuangan dalam pengembangan kapasitas koperasi di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui angka-angka laju pertumbuhan, daya serap, daya aktif dan korelasi antar variabel dengan menggunakan bantuan micrasoft office excel 2007 dan SPSS 16. Hasil penelitian menunjukkan koperasi di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun dengan laju pertumbuhan rata-rata sebesar 4,25%. Keaktifan koperasi di Indonesia rata-rata sebesar 70,68%. Daya serap anggota rata-rata sebesar 4,63% dan daya serap karyawan rata-rata sebesar 13,05%. Laju pertumbuhan modal sendiri koperasi di Indonesia rata-rata sebesar 38,72% dan laju pertumbuhan modal luar rata-rata sebesar 29,64%. Wilayah penyumbang terbesar dalam peningkatan koperasi di Indonesia adalah Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Implikasi dari perkembangan koperasi di Indonesia akan terus mendorong kinerja perekonomian Bangsa, sehingga berdampak juga pada terbukanya peluang besar bagi lembaga jasa keungan untuk berperan aktif dan sekaligus menjadi tantangan dalam menghadapi persaingan pasar global.
STRUKTUR KOMUNITAS MAKROZOOBENTOS SEBAGAI INDIKATOR BIOLOGI KUALITAS PERAIRAN SUNGAI TALLO, KOTA MAKASSAR Mesalina Tri Hidayani
Jurnal Agrokompleks Vol 4 No 9 (2015): Desember
Publisher : Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi Wilayah IX Sulawesi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (872.544 KB)

Abstract

Sungai mempunyai peranan yang sangat penting bagi masyarakat dan makhluk hidup lainnya dan salah satunya Sungai Tallo di Kota Makassar, namun berbagai aktivitas di sepanjang Sungai Tallo dapat mencemari sungai dan mengancam kelangsungan hidup berbagai macam organisme yang terdapat di perairan sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem sungai termasuk makrozoobentos.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis struktur komunitas makrozoobentos di Sungai Tallo Kota Makassar.Penelitian ini dilaksanakandi Sungai Tallo pada bulan Maret-April 2014. Metode yang digunakan adalah purposive random sampling dengan menetapkan empat (4) stasiun penelitian, pengumpulan data primer yang meliputi pengambilan sampel air, sedimen dan makrozoobentos, analisis laboratorium untuk mengindentifikasi jenis makrozoobentos dan pengukuran parameter fisika kimia perairan, sedimen.Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur komunitas makrozoobentos terdiri dari filum Molusca, Annelida dan Crustacea dengan 5 kelas yaitu 16 jenis yang termasuk ke dalam kelas Gastropoda, 11 jenis kelas Bivalvia, 2 jenis kelas Oligochaeta, 1 jenis kelas Polychaeta dan 1 jenis kelas Malacostraca.Kepadatan individu tertinggi terdapat pada stasiun III (Kera-kera) yaitu jenis Melanoides tuberculata (1938,89 ind/m2) dan pada stasiun II (PLTU Tello), stasiun I (Bukit Baruga) dan stasiun IV (PT. KTC) yaitu jenis Melanoides granifera dengan kepadatan individu berturut-turut 924,07 ind/m2, 1114,81 ind/m2 dan 887,04 ind/m2. Kisaran nilai indeks keanekaragaman 1,05-2,89 dengan nilai tertinggi terdapat di stasiun IV (PT. KTC) dan terendah di stasiun III (Kera-kera), indeks keseragaman berkisar antara 0,45-0,76 dengan nilai tertinggi di stasiun IV dan terendah di stasiun III. kisaran nilai indeks dominansi 0,07-0,59 dengan yang tertinggi di stasiun III dan terendah di stasiun IV. Kualitas perairan Sungai Tallo berdasarkan indeks keanekaragaman Shannon Wiener pada semua stasiun dikategorikan tercemar ringan-sedang (H’ = 1,05-2,89) ditandai dengan tingkat kekeruhan, kandungan COD,TOMpada air dan sedimen yang cukup tinggi. Selain itu, kehadiran jenis makrozoobentos Melanoides tuberculata, Thiara scabra,Melanoides granifera, Branchiura sp dan Lumbriculus sp juga mengindikasikan adanya pencemaran. Kesimpulan penelitian ini, kualitas air Sungai Tallo dapat dikategorikan tercemar ringan-sedang.

Page 1 of 3 | Total Record : 25