cover
Contact Name
Vincent Wenno
Contact Email
vincentkalvin@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal.kenosis@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kota ambon,
Maluku
INDONESIA
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi
ISSN : 24606901     EISSN : 26564483     DOI : -
Jurnal Kenosis bertujuan untuk memajukan aktifitas dan kreatifitas karya tulis ilmiah melalui media penelitian dan pemikiran kritis analitis di bidang kajian Teologi serta ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan Teologi yang diterbitkan oleh Fakultas Ilmu Sosial Keagamaan Institut Agama Kristen Negeri Ambon.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2015): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI" : 6 Documents clear
KRITIK TERHADAP IDEOLOGI IMPERIAL Memaknai Simbol Yerusalem Baru dan Fungsinya dalam Wahyu 21:9-27 FEBBY NANCY PATTY
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 1, No 1 (2015): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v1i1.19

Abstract

Apakah Yerusalem Baru merupakan sebuah utopi?Sebuah imaginasi tentang sebuah tempat di mana tak ada lagi isak tangis dan air mata?Lewat tulisan ini, saya hendak memperlihatkan bahwa Yerusalem Baru merupakan konstruksi penulis Kitab Wahyu pada masanya dengan muatan atau kandungan ideologi.Ideologi tersebut dibangun tatkala penulis berhadapan dengan lingkungannya di mana terjadi sebuah krisis yang mengakibatkan penderitaan dalam kehidupan umat.Imperialisme dan kekuasaannya membawa dampak kekerasan,  ketidakadilan, kemiskinan dan marginalisasi dalam kehidupan manusia dan ciptaan,  mesti dilawan atau ditentang. Dengan menggunakan retorika apokaluptik yang kaya dengan simbol-simbol yang bermakna, penulis Wahyu melakukan sebuah perlawanan dalam upaya mengkritik penggunaan kekuasaan dan pelaku kekuasaan yang manipulatif dan anarkhis.Hal ini bertujuan untuk menciptakan sebuah kehidupan yang damai dan sejahtera, adil, solider dan terbuka bagi kehidupan kemanusiaan dan seluruh ciptaan.
YESUS SEBAGAI HAMBA Kajian Kristologi Dan Relevansinya Pada Pelayan Gereja Di Jemaat GPM Nehemia Sektor Petra MARLEN TINEKE ALAKAMAN
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 1, No 1 (2015): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v1i1.20

Abstract

Konsep Yesus sebagai hamba adalah sebuah konsep Kristologi yang mewarnai konsep Kristologi Yesus lainnya dalam teologi Perjanjian Baru. Dalam konsep ini Yesus menunjukkan sebuah teladan yang baik dalam melayani banyak orang dimana, menyadari dirinya sebagai Anak Allah dan tahu benar bahwa Ia memiliki kekuasaan tetapi Ia rela mengosongkan diri-Nya dan menjadi sama dengan manusia melayani dengan setia dan taat bahkan ketaatan itu ditunjukkan-Nya lewat pengorbanan dan mengambil keputusan untuk meyerahkan diri-Nya disalibkan demi  banyak orang. Menjadi seorang hamba yang memimpin dan menjadi seorang pemimpin yang menghamba, itulah yang dilakukan Yesus.Dengan demikian, realita ini menjadi menarik jika dilihat dan direlevansikan pada semua pelayan atau pun pemimpin umat yang melayani dan mewartakan Injil Kerajaan Allah, khusunya pelayan gereja sektor Petra Jemaat GPM Nehemia.
FALSAFAH HIDUP ORANG FAKFAK SATU TUNGKU TIGA BATU [TOROMIT WAR ISTERY] MARTHINUS NGABALIN
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 1, No 1 (2015): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v1i1.21

Abstract

Satu tungku tiga batu adalah bagian dari sistem kerjasama antar institusi di Kabupaten Fak-fak.Tetapi di dalamnya juga mengandung nilai-nilai kemanusiaan yang bermuara pada hubungan antar agama, tolong-menolong, saling mempedulikan dalam kesusahan dan kekurangan tanpa menjadikan agama sebagai sumber konflik ataupun alasan untuk tidak saling menolong sehingga basis budaya masyarakat membawa dampak perubahan yang signifikan bagi hubungan antar agama dan kemanusiaan di Fak-fak. Artinya bahwa ikatan budaya masyarakat lebih terbuka memandang satu dengan yang lain sebagai saudara, sementara agama justru sering terjebak dalam membedakan sesama saudaranya sebatas mereka yang seagama. Budaya satu tungku tiga batu menjadi kritik atas cara dan paham beragama yang eksklusif.
KAJIAN FILSAFAT PANCASILA DALAM PENDIDIKAN MLTIKULTURAL DI INDONESIA HERLY JENET LESILOLO
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 1, No 1 (2015): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v1i1.22

Abstract

Pendidikan multikultural di Indonesia pada prinsipnya menanamkan keyakinan bahwa keragaman budaya yang ada di Indonesia adalah anugerah yang patut mendapat penghargaandalam rasa kesatuan, kebersamaan dan simpati.Bahwa dalam keberagaman terdapat kehidupan yang selaras dan berbuat baik terhadap sesama manusia dalam keberagaman. Masyarakat dalam konteks multikultural berlajar hidup dalam perbedaan, membangun saling percaya (mutual trust),memelihara saling pengertian (mutual understanding), dan menjunjung sikap saling menghargai.Menjunjung sikaptoleransi sebagai perwujudan mengakui dan menghormati hak-hak asasi manusia. Wujud secara kongkrit kehidupan dalam multikultural adalah setiap individu mengakui relasi antara sesama manusia dibangun berdasarkan persaudaraan sebangsa dan persaudaraan sesama manusia. Lebih jauh lagi rasa kesatuan, kebersamaan dan simpati dalam pendidikan diharapkan dapat memberdayakan individu atau kelompok membangun kehidupan dalam lingkungan manusia bersesama, cinta damai dan membangun sebuah masa depan yang bersatu dalam keberagaman.Bersatu dalam keberagaman bagi masyarakat Indonesia dapat lebih dijiwai secara kritis melalui Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia.Pancasila diyakini memiliki norma-normadan nilai-nilai yang benar, adil, dan bijaksana. Kekhasan norma dan nilai yang diyakini melekat dalam Pancasilayaitunilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan sosial sebagai satu kesatuan. Sejalan dengan prinsip pendidikan multikultural maka Pancasila memiliki sinergi yang kuat dengan pendidikan multikultural karena sama-sama memaknai keberagaman dalam nilai yang berketuhanan, yang berkemanusiaan, yang berpersatuan, yang berkerakyatan dan yang berkeadilan sosial.
EKOSPIRITUALITAS YANG HOLISTIK Weldemina Yudit Tiwery
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 1, No 1 (2015): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v1i1.17

Abstract

Persoalan ekologi merupakan sesuatu yang telah mewabah dan memengaruhi beragam sendi kehidupan manusia. Tak jarang ditemui masalah-masalah seputar kehidupan ekologi itu, dampaknya pun tak tanggung-tanggung datang menerpa. Efek negatif dari perusakan alam ciptaan itu menggugat eksistensi manusia sebagai orang yang bertanggungjawab atas persoalan-persoalan yang timbul akibat dari perbuatannya. Eksploitasi terhadap alam, semisal pertambangan liar, penebangan hutan, dan pengeboman ikan; krisis air bersih; sampah yang bertebaran secara serampangan, juga beragam permasalahan lainnya merupakan segelintir persoalan yang marak terjadi di wilayah kita, belum lagi eksploitasi tempat-tempat tertentu untuk kepentingan politis-parsial. Krisis ekologi bisa terjadi karena faktor alam, namun kebanyakan krisis itu justru disebabkan oleh perbuatan manusia. Ternyata di daerah di mana manusia tempati, tak pernah luput dari terjadinya berbagai macam krisis ekologis sebagai dampak buruk dari konsumerisme manusia. Manusia menyerap sumber-sumber daya bumi tanpa terkendali, berlebihan, dan tak teratur. Alam dianggap sebagai obyek yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi hasrat konsumerisme manusia. Di sinilah nampak manusia melakukan pengingkaran akan status quo-nya sebagai kerabat kerja Allah yang seharusnya memanfaatkan dan mengembangkan alam untuk kebutuhannya. Konsumerisme merupakan kebiasaan memenuhi keinginan diri secara berlebihan, sebuah eksploitasi besar-besaran dan tentunya mengandung unsur kenikmatan (pleasure principle). Ini sungguh merupakan suatu keprihatian bersama dan mesti ada kesadaran kolektif untuk memeranginya.
STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKANKREATIVITAS ANAK USIA TAMAN KANAK-KANAK KORI MAKULUA
KENOSIS: Jurnal Kajian Teologi Vol 1, No 1 (2015): KENOSIS : JURNAL KAJIAN TEOLOGI
Publisher : IAKN Ambon

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37196/kenosis.v1i1.23

Abstract

Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik dalam bakat, minat, kreativitas, kematangan emosi, kepribadian keadaan jasmani dan sosialnya.Selain itu juga setiap anak memiliki kemampuan terbatas dalam belajar yang inheren, dalam dirinya untuk dapat berpikir kreatif dan produktif. Anak akan beraktivitas sesuai dengan minat dan potensi yang dimiliki dirinya, sehingga pengembangan kreativitas anak harus dimulai sejak anak usia dini baik dalam pendidikan PAUD non formal (TPA, KB) maupun PAUD Formal (TK). Untuk mencapai pengembangan kreativitas anak yang optimal bagi anak usia taman Kanak-Kanak, diperlukan strategi guru dalam pembelajaran, sehingga anak akan terangsang untuk berpikir kreatif. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru, diantaranya: faktor perkembangan anak Taman Kanak-Kanak, menguasai konsep strategi pembelajaran, memiliki potensi kreatif dalam diri, sehingga dengan potensi kreatif itulah, seorang guru dapat melakukan aktivitas pembelajaran untuk anak usiaTaman Kanak-Kanak, melalui aktivititas atau kegiatan-kegiatan yang dikemas dalam bentuk permainan. Diharapkan dengan strategi guru yang demikian dapat meningkatkan kreativitas anak usia taman kanak-kanak.

Page 1 of 1 | Total Record : 6