cover
Contact Name
Joseph Christ Santo
Contact Email
jurnal@sttberitahidup.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
jurnal@sttberitahidup.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kab. karanganyar,
Jawa tengah
INDONESIA
Jurnal Teologi Berita Hidup
ISSN : 26564904     EISSN : 26545691     DOI : https://doi.org/10.38189
Jurnal Teologi Berita Hidup merupakan wadah publikasi hasil penelitian teologi yang berkaitan dengan kepemimpinan dan pelayanan Kristiani, yang diterbitkan oleh Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup Surakarta. Focus dan Scope penelitian Jurnal Teologi Berita Hidup adalah: Teologi Biblikal, Teologi Sistematika, Teologi Pastoral, Etika Pelayanan Kontemporer, Kepemimpinan Kristen, Pendidikan Agama Kristen.
Arjuna Subject : -
Articles 250 Documents
Problematika Penerapan Hukum Pernikahan Levirat dan Penebusan Tanah Warisan dalam Kitab Rut Sia Kok Sin
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 6, No 1 (2023): September 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v6i1.280

Abstract

AbstrakHukum penebusan tanah warisan (Imamat 25) dan pernikahan levirat (Ulangan 25) merupakan dua hukum yang berkaitan dengan proses penebusan dalam kitab Rut. Pembacaan yang teliti terhadap proses penebusan dalam Rut 4 akan menghasilkan kesimpulan bahwa adanya perbedaan dalam pengaplikasian hukum dalam Imamat 25 dan Ulangan 25. Para ahli cenderung untuk menerima atau menolak kedua hukum ini sebagai latar belakang penebusan dalam kitab Rut, tetapi tidak berupaya untuk menjembatani perbedaan-perbedaan yang ada. Penulis berupaya untuk memberikan pendapatnya tentang alasan dan latar belakang yang dapat menjembatani perbedaan-perbedaan itu. Salah satu faktor yang menjadi penyebab perbedaan itu adalah latar belakang Rut sebagai seorang perempuan Moab. Hal yang sangat penting dalam upaya pengaplikasian hukum-hukum ini adalah hesed (kasih setia). Hesed inilah yang menjadi dasar dan motivasi dalam pengaplikasian hukum-hukum ini, sehingga nampak adanya peluasan, penggabungan dan penyesuaian dalam upaya pengaplikasian hukum-hukum itu. 
Pengembangan Perangkat Pembelajaran Dosen Berbasis TPACK Terhadap Kinerja Dosen PAK Ian Griffin Prawiromaruto; Kalis Stevanus
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 6, No 1 (2023): September 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v6i1.523

Abstract

Peran dosen sangat signifikan terhadap kualitas lulusan yang dihasilkan. Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan dunia pendidikan dibarengi dengan peningkatan kinerja dosen. Tujuan artikel ini adalah untuk mengetahui implementasi pengembangan perangkat pembelajaran dosen berbasis TPACK terhadap kinerja dosen Pendidikan Agama Kristen (PAK) di Institut Teknologi dan Bisnis Kristen (ITBK) Bukit Pengharapan Tawangmangu tahun akademik 2022/2023. Untuk menjawab permasalahan tersebut, penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan studi kepustakaan. Hasilnya adalah (1) desain pembelajaran dosen kurang inovatif dan kreatif terhadap karakteristik mahasiswa di era digitalisasi teknologi yang ada, (2) ada kecenderungan dosen dalam penyusunan rancangan pembelajaran semester (RPS) sekadar sebagai persyaratan administratif belaka tanpa memerhatikan kondisi dan keadaan mahasiswa yang diajarnya. Selain itu, dosen menghadapi tantangan dalam mengadakan pendekatan perkuliahan terutama dalam menjelaskan materi kepada mahasiswa karena latar belakang mayoritas mahasiswa berasal dari 3T (terdepan, terluar, tertinggal) yaitu dari Kalimantan, Nusa Tenggara dan Papua.
Reinterpretasi Teks Kekerasan dalam Teks Suci: Sebuah Interpretasi Emansipatoris melalui Kritik Ideologi Albert Parsaoran Sihotang
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 6, No 1 (2023): September 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v6i1.448

Abstract

Kekerasan mengatasnamakan agama adalah fenomena sosial-politik yang masih terjadi hingga saat ini dalam konteks multi religius dan multi kultur di Indonesia. Jikalau ditelisik lebih jauh, dorongan maupun tindakan kekerasan ini dipengaruhi kuat oleh pemahaman dan pembacaan terhadap teks sucinya masing-masing, terutama terhadap teks-teks yang secara eksplisit (literer) berbicara mengenai isu-isu kekerasan. Pembacaan harfiah cenderung menjadi akar dari sikap eksklusif, dominasi, superioritas yang berujung pada aksi kekerasan. Teks tidak sekadar hadir sebagai otoritas terhadap suatu komunitas itu sendiri tetapi juga komunitas lain melalui klaim-klaim kebenaran yang sangat eksklusif. Untuk itu, diperlukan upaya reinterpretasi terhadap teks-teks suci yang bernuansa kekerasan. Salah satunya dalam konteks Indonesia, di mana hibriditas sosio-kultur atau keterhubungan identitas satu dengan yang lain menjadi dorongan untuk menafsir ulang teks-teks kekerasan dalam semangat pembebasan. Menafsir teks-teks kekerasan tidak lagi sekadar mengupayakan seorang insider yang kritis maupun seorang outsider yang terbuka, melainkan menghadirkan komunitas pembaca yang sadar, peka, dan kreatif dalam konteks kehidupan bersama. Maka, sikap bela rasa (solidaritas), kebersamaan, dan kepercayaan sosial adalah manifestasi dari semangat emasipatoris. Tulisan ini menguak bahwa sikap dan tindak kekerasan dalam agama adalah persoalan interpretasi terhadap teks-teks kekerasan (problematik) dalam teks suci. Melalui sumbangsih dari kritik ideologi, menafsir teks-teks kekerasan dalam teks suci adalah upaya untuk membangun makna (pemulihan makna) dalam konteks bersama yang dialogis, humanis, dan kreatif.
Pemuridan bagi Apologetika Kaum Awam di Era Digital Patar Aprizal Gultom
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 6, No 1 (2023): September 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v6i1.419

Abstract

Apologetika merupakan tanggungjawab setiap orang percaya termasuk generasi yang lahir di era digital. Sebagai kaum awam yang tidak belajar teologi secara formal, mereka tetap diharapkan mampu memberi jawaban secara memadai atas pertanyaan dari pihak luar terhadap apa yang ia imani, bahkan dari orang-orang yang mempolemikkannya. Tantangannya semakin terbuka karena digitalisasi membuka akses seluas-luasnya bagi kelompok siapa saja untuk mengkritisi dan berseberangan dengan orang dari kepercayaan yang berbeda. Untuk memperlengkapi kemampuan apologetika kaum awam khususnya kelompok digital native, penulis berpandangan bahwa sarana pemuridan yang terprogram untuk memenuhi elemen pembelajaran apologetik diperlukan. Hadirnya kelompok-kelompok pemuridan seperti Kelompok Tumbuh Bersama ( KTB) yang selama ini hanya berfokus pada persekutuan dan penelaahan Alkitab (PA) diyakini dapat ditingkatkan menjadi wadah pembentukan para apologis awam.  Dengan metode kualitatif deskriptif melalui kajian literatur yang berkenaan dengan apologetika dan pemuridan dan berdasarkan pengamatan fenomena apologetis di dunia virtual, penulis mencoba menganalisa peran pemuridan yang terprogram dengan baik dengan tujuan agar para murid memiliki 3 hal yang penting, yaitu pemahaman, karakter dan kapablitas yang sangat diperlukan dalam peran mereka sebagai para apologis awam. Dapat disimpulkan peran pemuridan dirasakan sangat signifikan bagi kemampuan apologetis kaum awam di era digital.  
Pengaruh Peran Orang Tua terhadap Kualitas Karakter Anak Sekolah Minggu Grace Febrina; Kalis Stevanus; Tantri Yulia; Eni Rombe
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 6, No 1 (2023): September 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v6i1.505

Abstract

Pembentukan karakter seorang anak tidak dapat dipisahkan dari keterlibatan atau peran orang tua di dalam keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tentang pengaruh peran orang tua terhadap kualitas karakter anak Sekolah Minggu. Untuk menjawab tujuan tersebut, peneliti menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,619 atau 61,9% berada pada kategori kuat. Sedangkan nilai persentase tingkat peran orang tua terhadap perubahan kualitas karakter anak adalah sebesar 86,7% (sangat tinggi). Hal ini membuktikan bahwa kualitas karakter anak kuat dipengaruhi oleh peran orang tua dalam mendidik anak baik melalui keteladanan hidup maupun pengajaran yang berpusat pada kebenaran firman Tuhan. Terbentuknya karakter positif anak, faktor peran orang tua dalam mendidik anak di dalam keluarga tetaplah faktor menjadi faktor yang dominan dan tidak dapat disepelekan.
Penafsiran Hubungan Manusia dengan Ciptaan dalam Kejadian 1:26-28 dan Tri Hita Karana bagi Pengembangan Ekoteologi Kontekstual Bali Natanael Budiman Elia
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 6, No 1 (2023): September 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v6i1.415

Abstract

Kerusakan lingkungan merupakan permasalahan yang sedang dihadapi oleh dunia, terutama oleh wilayah Bali. Pencemaran yang terjadi menjadi sebuah isu ekologis yang perlu diatasi. Dalam mengatasi permasalahan ekologi yang terjadi di Bali, Tri Hita Karana sebagai kearifan lokal masyarakat Bali dapat membantu gereja untuk berperan dalam isu ekologi secara kontekstual. Namun, Tri Hita Karana perlu dimaknai dalam konteks ajaran Kristiani. Oleh karenanya, pertanyaan penelitian yang diajukan dalam tulisan ini adalah bagaimana memaknai Tri Hita Karana dalam konteks ajaran Kristiani. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif-deskriptif tentang keterkaitan Tri Hita Karana dan doktrin Imago Dei dalam Kejadian 1:26-28. Temuan yang diperoleh adalah adanya keterkaitan dengan Imago Dei dengan Tri Hita Karana. Pengaplikasian penelitian ini adalah dengan merumuskan ekklesiologi ekologis dan misi yang berorientasi pada isu ekologi sebagai pengejawantahan spiritualitas ekologi yang kontekstual.
Apologetika Terhadap Pandangan Teologi Feminisme Tentang Otoritas Alkitab Swandriyani Hudianto; Kalis Stevanus; Tan Lie Lie
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 6, No 1 (2023): September 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v6i1.504

Abstract

Salah satu doktrin penting dalam kekristenan yang sering mendapat serangan adalah soal otoritas Alkitab; apakah Alkitab adalah benar-benar Firman Allah. Tujuan artikel ini ialah untuk menanggapi pandangan teologi feminisme dengan menunjukkan bukti-bukti internal terutama  pernyataan Yesus Kristus sendiri. Melalui kajian pustaka dengan menggali informasi dari pelbagai sumber seperti buku maupun artikel dan juga melalui penyelidikan induktif dari Alkitab sendiri sebagai sumber utamanya, simpulannya adalah secara meyakinkan bahwa keseluruhan isi Alkitab baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru adalah hasil karya Allah atau bersumber dari Allah sehingga memiliki otoritas ilahi sebagai Firman Allah yang tanpa salah. Teologi feminisme merupakan pandangan yang keliru dan membahayakan bagi bangunan teologi Kristen dan bahkan berpotensi dapat menyesatkan umat Kristen.
Studi Eksegesis Habakuk 3:17-19: Implementasinya dalam Pendampingan Jemaat yang Menurun Hasil Usahanya pada Masa Pandemi Covid-19 Siti Dewi Sirbulan Gea; Vinus Zai
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 6, No 1 (2023): September 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v6i1.482

Abstract

Berbicara mengenai iman Habakuk ketika dalam pelayanan, maka ada banyak kesulitan yang dihadapi, ada banyak kekecewaan yang tidak menyenangkan hati Habakuk tapi Tuhan izinkan untuk Habakuk alami dan Tuhan memberinya kekuatan, hanya Dia yang menyelamatkan. Maka melalui apa yang dialami oleh Habakuk sebagai orang yang percaya, ada muncul pertanyaan kepada orang-orang percaya ketika dalam keadaan kesulitan atau tidak mengenakan, seberapa besar iman mereka untuk terus memuji Tuhan dan mengatakan bahwa hanya Allah saja penyelamat mereka, atau sebaliknya meninggalkan iman mereka. Begitu dahsyatnya cara Habakuk dalam menghadapi kesulitan meskipun pada awalnya ada banyak pertanyaan yang muncul dalam dirinya untuk diungkapkan kepada Tuhan, tatapi pada akhirnya Tuhan menyadarkannya di dalam Habakuk 3:17-19. Untuk mengetahui seperti apa iman Habakuk kepada Tuhan ketika menghadapi kesulitan, maka langkah yang tepat adalah melakukan eksegesis. Adapun hasil eksegesis Habakuk 3:17-19: 1). Orang beriman selalu bersorak-sorak di dalam Tuhan sekalipun dalam kesulitan; 2). Orang beriman percaya bahwa Allah sanggup menyelamatkan dari kesulitan; 3). Orang beriman percaya bahwa hanya Allah saja kekuatan dalam menghadapi kesulitan. Hasil eksegesis ini harus menjadi pemahaman dalam keteguhan iman sebagai orang-orang percaya ketika diperhadapkan kesulitan. Ketika kita memahami bahwa di dalam iman kita yang teguh kepada Tuhan, maka memiliki kepercayaan yang penuh kepada-Nya bahwa hanya Dia yang mampu menyelamatkan dan memberikan kita kekuatan.
Model Evangelisasi Paulus di Efesus (Kisah Para Rasul 19:1-12) dan Kontribusinya bagi Evangelisasi Modern Nikolas Kristiyanto; Henrikus Suharyono
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 6, No 1 (2023): September 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v6i1.301

Abstract

In the history of Christianity, evangelization is a very important task to develop the Christian community. A prominent evangelist during the early period of Christianity was the Apostle Paul. At first he was a persecutor of the Christians. However, his life changed radically after his encounter with the resurrected Jesus on the way to Damascus. This experience changed his life from a church persecutor to a militant evangelist. One of the missions described in the Acts of the Apostles was the missionary work in Ephesus (Acts 19:1-12). Ephesus was a city that became the center of commerce and rhetoric in Asia Minor. In that place, Paul preached the gospel and developed his congregation. In presenting this article, the author uses a descriptive or narrative method primarily to answer two basic questions: 1) What is the model and process of evangelization that the Apostle Paul carried out in his missionary in Ephesus, especially those narrated in Acts 19:1-12 ?; 2) What is the contribution of Paul's model of evangelization to modern evangelization? The author finds that the model and process of Paul's evangelization in Ephesus includes dialogue about the baptism of the Spirit, preaching in synagogues, teaching in "lecture halls", and proclaiming the Gospel through miracles. While the contributions to the modern model of evangelization include a dialogue model with people who do not know Jesus, a teaching or catechism model, and an evangelization model that relies on the power of God.
Tugas dan Tanggung Jawab Jemaat kepada Gembala Menurut Surat Ibrani 13:17-18 Oral Oko; Lidia Jenrin Filtje Sondakh; Vivi Tangke Datu
Jurnal Teologi Berita Hidup Vol 6, No 1 (2023): September 2023
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berita Hidup

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38189/jtbh.v6i1.497

Abstract

Tugas dan tanggung jawab memegang peranan penting dalam setiap aspek kehidupan manusia. Seseorang akan bertindak seenaknya jika tidak memiliki beban. Sebaliknya, jika memiliki kewajiban maka akan mendorong untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik.  Dalam hal ini akan dipaparkan bagaimana tugas dan tanggung jawab jemaat kepada gembala menurut Ibrani 13:17-18. Untuk memperoleh hasil penelitian dari suatu teks Alkitab, maka peneliti memakai metode eksegesis guna mempelajari Alkitab secara sistematis dan memaknai pesan dari teks yang akan diteliti dengan benar. Kesimpulannya, jemaat memiliki tugas dan tanggung jawab kepada gembala yaitu taat, tunduk, dan berdoa.