cover
Contact Name
Saskiyanto Manggabarani
Contact Email
lppm@helvetia.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
duniafarmasi@helvetia.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota medan,
Sumatera utara
INDONESIA
Jurnal Dunia Farmasi
ISSN : -     EISSN : 25483560     DOI : -
Core Subject : Health, Science,
Jurnal Dunia Farmasi secara resmi yang dikelola oleh Program Studi S1 Farmasi Institut Kesehatan Helvetia (IKH) yang artikelnya dapat diakses dan unduh secara online oleh publik. Jurnal ini adalah jurnal review nasional, yang terbit 3 (tiga) kali dalam setahun pada bulan Desember, April dan Agustus dengan topik-topik keunggulan hasil penelitian di bidang pelayanan dan praktek kefarmasian, pengobatan masyarakat, teknologi kefarmasian serta disiplin ilmu kesehatan yang terkait erat. Jurnal ini memfokuskan pada tema meliputi Farmasi Klinis, Farmasi Komunitas, Farmasetika, Kimia Farmasi, Farmakognosi, Fitokimia.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 1, No 1 (2016): Edisi Desember" : 6 Documents clear
Uji Toksisitas Ekstrak Etanol Daun Sirsak (Annona Muricata L.) Pada Larva Udang (Artemia Salina Leach.) Riva Rainiza Zuddin; Hafizhatul Abadi
Jurnal Dunia Farmasi Vol 1, No 1 (2016): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v1i1.4349

Abstract

Pendahuluan: Sirsak (Annona muricata L.) merupakan salah satu tanaman buah yang berasal dari Karibia, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Daun sirsak mengandung senyawa acetogenin, senyawa yang mengandung furanon dalam gugus hidrofuranon pada C23 memiliki aktivitas sitotoksik. Tujuan: Untuk mengetahui berapakah toksisitas ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) pada larva udang (Artemia salina Leach.). Metode: Penelitian menggunakan metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). Penelitian ini menggunakan empat konsentrasi yaitu 2,5 ppm, 5 ppm, 12,5 ppm dan 25 ppm. Dengan 120 ekor larva Artemia salina Leach. Sebagai uji toksisitas dan 30 ekor untuk kontrol. Pengamatan dilakukan selama 24 jam, dihitung jumlah larva udang yang mati. Hasil: Pada konsentrasi 2,5 ppm total kematiannya 33,33 %, pada konsentrasi 5 ppm total kematiannya 63,33 %, pada konsentrasi 12,5 ppm total kematiannya 76,66% dan pada konsentrasi 25 ppm total kematiannya 93,33 %. Kesimpulan: Hasil C50sebesar 3,9201 ppm. Daun sirsak memiliki potensi sangat toksik, karena memiliki nilai LC50 1000 ppm. Perlu dilakukan pengukuran kadar ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata L.) supaya nilai toksisitas akut LC50 lebih terukur.
Formulasi Sediaan Gel Sari Lidah Buaya (Aloe Vera L.) sebagai Obat Luka Agus Jaya Buulolo; Darwin Syamsul
Jurnal Dunia Farmasi Vol 1, No 1 (2016): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v1i1.4345

Abstract

Pendahuluan: Luka adalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang menyebakan ganguan kontinuitas sehingga terjadinya pemisahan struktur kulit yang semula normal. Bentuk luka ada berbagai macam, mulai dari luka tusuk, luka lecet, luka sayat, luka bakar dan luka gores. Lidah buaya (Aloe vera L.) salah satu tanaman yang dapat digunakan untuk obat luka karena mengandung nutrisi yang dibutuhkan untuk luka, seperti vitamin, protein, asam amino, dan enzim. Lidah  buaya (Aloe vera L.) diformulasikan dalam bentuk sediaan gel dengan cara mengambil sari dari daging lidah buaya (Aloe vera L.). Tujuan: Untuk mengetahui efek daya sembuh Formulasi sediaan gel sari lidah buaya (Aloe vera L.) Sebagai obat luka gores pada mencit. Metode: Metode penelitian ini, menggunakan sediaan gel yang terdiri dari beberapa komponen diantaranya HPMC, metil paraben, dan propilen glikol serta penambahan sari lidah buaya dengan konsentrasi 5%, 10%, 15% dan dilakukan uji daya sembuhnya pada luka gores punggung mencit dengan luka awal 10 mm. Hasil: Mencit dengan pengobatan dasar gel menunjukan kesembuhan dengan panjang luka berkurang menjadi 6,3 mm. Mencit dengan pengobatan menggunakan gel dari sari lidah buaya konsentrasi 5%, 10% dan 15% perubahan luka mengecil dengan rata-rata panjang luka menjadi 5,6 mm, 5,3 mm dan 4 mm. Sedangakan pengobatan menggunakan bioplacenton perubahan luka mengecil denganpanjang luka menjadi 3 mm. Pengolahan data menggunakan uji analisis Anova. Kesimpulan: dari penelitian ini adalah gel sari lidah buaya (Aloe vera L.) memiliki efek daya sembuh yang cepat pada konsentrasi 15% tetapi tidak seefektif kontrol positif yaitu bioplacenton. Diharapkan untuk peneliti berikutnya agar dapat membuat formulasi sediaan obat luka dari sari lidah buaya dalam bentuk krim dan diujikan daya sembuhnya pada luka bakar.
Cream Formulation of Ethanol Extract of Banana Peel (Musa Paradisiaca Var. Sapientum (L)) Idarwati Duha; Adek Chan
Jurnal Dunia Farmasi Vol 1, No 1 (2016): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v1i1.4348

Abstract

Introduction: Musa Paradisiaca Var. Sapientum (L) or know as the banana plants in Indonesia is a herbaceous plants that belongs to the family Musaceaa. Objective: This Study Aims tho determine the rind of banana  (Musa Paradisiaca Var. Sapientum (L)) can be formulated in Cream.Methode: This research the conducted experimental, the sample is extracted by maceration using 70% ethanol. Extract later in pekatkan at temperatrs 400C with a pressure of 100 atm. Viscous extract obtained of used at an concentration of 5%, 10% and 15%. Results: Results showed that banana peel extract can be prepared as a cream and meet the pyshical Evaluation of the stocks. Homogeneity  test result that  the preparation made sufficiently homogeneous, pH 6.5 to 6.9 is obtained cream still meet the skin’s Ph ranging between 6.0 to 7.0 and cream type test. Colculsion: Dosage formulations cream bark ethanol extract banana (Musa Paradisiaca Var. Sapientum (L)) qualified physical evaluation preparations include homogeneity, pH test dan thest type cream. 
Formulasi Sediaan Bedak Kompak Pati Bengkoang (Pachyrizhus Erosus L) Sebagai Pencerah Kulit Wajah Gita Novitri; Afriadi Afriadi
Jurnal Dunia Farmasi Vol 1, No 1 (2016): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v1i1.4347

Abstract

Pendahuluan: Bengkoang (Pachyrhizus erosus) mengandung vitamin C, saponin, flavonoid, pachyrhizon, rotenon, vitamin B1, dan vitamin. Zat fenolida pada bengkuang cukup efektif menghambat pembentukan melanin, sehingga pigmentasi akibat sinar matahari, hormon, dan bekas jerawat dapat dikurangi, memutihkan kulit, sesuai untuk kulit yang berada di daerah tropis seperti di Indonesia. Tujuan: untuk mengetahui apakah pati bengkoang (Pachyrhizus erosus) dapat diformulasikan dalam sediaan bedak kompak sebagai pencerah kulit wajah. Metode: Penelitian ini menggunakan metode penelitian Eksperimental Laboratorium. Bengkoang (Pachyrhizus erosus) diambil pati dengan cara diparut dan dibiarkan mengendap. Pati yang sudah jadi kemudian dikeringkan dan diformulasikan dalam sediaan bedak kompak. Selanjutnya akan dilakukan pengujian mutu sediaan meliputi uji homogenitas, uji poles, uji daya sebar dan uji iritasi pada kulit sukarelawan. Hasil:  Berdasarkan pengujian mutu fisik sediaan masing – masing konsentrasi formula sediaan bedak kompak menunjukkan hasil sediaan yang homogen dan tidak menyebabkan iritasi pada kulit. Kesimpulan: Hasil dari penelitian menyimpulkan bahwa pati bengkoang dapat diformulasikan sebagai pencerah kulit wajah dalam sediaan bedak kompak. Disarankan pada penelitian selanjutya untuk melakukan uji stabilitas bedak, uji keretakan, dan uji kekerasan.   
Formulasi Sediaan Krim Pelembab Ekstrak Kulit Buah Delima (Purica Grantum L) Titisan Airmata Dao; Darwin Syamsul
Jurnal Dunia Farmasi Vol 1, No 1 (2016): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v1i1.4352

Abstract

Pendahuluan: Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksud untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar” gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambahkan daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan penyakit. adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah  kulit buah delima(purica granatum L.) dapat di formulasikan kedalam sediaan krim pelembab. Tujuan: untuk  menguji kestabilan fisik  produk krim dari ekstrak kulit buah delima dimana berdasarkan parameter yang sudah ditentukan. Metode: Penelitian yang dilakukan adalah metodel eksperimental di laboratorium,dengan cara mengeringkan kulit buah delima.  kemudian dilanjutkan dengan membuat formulasi sediaan krim pelembab dari kulit buah delima. penelitian ini  dilakukan di Laboratorium STIKes Helvetia Medan dengan menggunakan konsentrasi  2%, 4%, 6% dengan cara pemeriksaan homogenitas, uji iritasi, uji organoleptik, dan uji pH sediaan. Hasil: Konsentrasi 2%, 4%, 6% kulit buah delima dalam sediaan krim pelembab tidak terjadi iritasi, gatal dan kemerahan pada kulit. sediaan krim pelembab yang dihasilkan semua homogen, memiliki pH 6,5. dari hasil uji iritasi sukarelawan sampel yang dioleskan pada bagian belakang telinga tidak terjadi iritasi. Kesimpuulan: Berdasarkan hasil dapat disimpulkan bahwa kulit buah delima dapat diformulasikan kedalam sediaan krim. disarankan kepada peneliti selanjutnya agar dapat membuat sediaan krim yang lebih menarik lagi dari  kulit buah delima.
Formulasi Sediaan Serbuk Effervescent Sari Buah Jambu Biji (Psidium Guajava) Christina Sihomning; Vivi Eulis Diana
Jurnal Dunia Farmasi Vol 1, No 1 (2016): Edisi Desember
Publisher : Program Studi Farmasi, Fakultas Farmasi dan Kesehatan, Institut Kesehatan Helvetia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33085/jdf.v1i1.4346

Abstract

Pendahuluan: Jambu biji (Psidium guajava) merupakan  salah satu tanaman yang sudah lama dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Buah jambu biji mengandung beta karoten dan vitamin Cyang tinggi sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh dan menyembuhkan sariawan, jambu biji mengandung zat non-gizi yang tinggi dan kaya akan serat pangan. Tujuan: dari penelitian ini untuk mengetahui apakah sari buah jambu biji dapat diformulasikan dalam bentuk sediaan serbuk effervecent. Metode: Penelitian ini menggunakan metode eksperimental, formulasi sediaan serbuk effervecent yang terdiri dari berbagai komposisi diantaranya asam sitrat, asam tartrat, natrium bikarbonat, laktosa, dan serbuk kering sari buah jambu biji. Pengujian terhadap sediaan serbukeffervecent dari sari buah jambu biji  meliputi pengujian waktu dispersi, pH dan pengujian hedonik. Hasil: Uji waktu dispersi pada sediaan serbuk effervecent sari buah jambu biji menunjukkan waktu dispersi yang baik, dimana semua sediaan larut sempurna dalam waktu kurang dari 52-59 detik, dimana formula I memiliki waktu dispersi tercepat yaitu 28,29 detik, formula II dengan waktu 31,58 detik, dan formula III dengan waktu dispersi terlama yaitu 34,08 detik. Pada pengujian pH serbuk effervecent sari buah jambu biji didapatkan pH masing-masing produk dengan jumlah, formula I dengan pH 4,6 dan formula II pH 4,7 sedangkan formula III 4,8. Pada pengujian hedonik yaitu atribut rasa menunjukkan formula III rasa terlalu asam, Formula II memiliki rasa tidak terlalu asam, dan Formula I memiliki rasa lebih manis. Kesimpulan :Sari buah jambu biji (Psidium guajava) dapat diformulasikan kedalam bentuk sediaan serbuk effervecent. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk membuat sediaan serbuk effervecent sari dari sari buah lainnya.  

Page 1 of 1 | Total Record : 6