cover
Contact Name
Fifi Khoirul Fitriyah, S.Pd., M.Pd.
Contact Email
cej@unusa.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
cej@unusa.ac.id
Editorial Address
-
Location
Kota surabaya,
Jawa timur
INDONESIA
Child Education Journal
ISSN : 2685189X     EISSN : 26851903     DOI : https://doi.org/10.33086/cej
Core Subject : Education,
Child Education Journal (CEJ) dikelola oleh Tim Redaksi Jurnal dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidiakn (FKIP) UNUSA yang diterbitkan oleh Unusa Press. Fokus CEJ adalah pada bidang pendidikan yang secara khusus memiliki ketertarikan pada hasil-hasil penelitian pendidikan anak. Tujuan jurnal ini adalah untuk menampung dan menyebarkan informasi hasil-hasil penelitian tentang fenomena, model pembelajaran inovatif, manajemen pendidikan,pendidikan karakter bagi anak-anak dan kebijakan tentang pendidikan anak.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 1 No 2 (2019): Bahasa sebagai Sarana Komunikasi dan Penyaluran Emosi Anak" : 6 Documents clear
Studi Deskriptif Penyebab Bullying di Sekolah Dasar: Refleksi Implementasi Modulab sebagai Model Sekolah Ramah Anak M. Shodiq; Mahmudah
Jurnal Pendidikan Anak Vol 1 No 2 (2019): Bahasa sebagai Sarana Komunikasi dan Penyaluran Emosi Anak
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/cej.v1i2.1314

Abstract

ABSTRAK : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab bullying di Sekolah Dasar. Bisa jadi lingkungan sekolah menjadi penyebab utama tumbuh suburnya kasus bullying. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif kuantitatif. Alat pengumpul data yang digunakan adalah angket. Angket dalam penelitian bertujuan untuk mengungkap kondisi psikologis siswa di SDN III Kecamatan Wonokromo Surabaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lingkungan sekolah yang tidak kondusif menjadi pemicu bullying di lingkungan sekolah. Selanjutnya, rekomendasi penelitian ini adalah perlunya modulab sebagai model sekolah ramah anak. ABSTRACT : The purpose of this study was to determine the results of bullying in elementary schools.It could be that the school environment is a major cause of the proliferation of bullying cases. The research method used in this research is quantitative descriptive. The data collection tool used was a questionnaire. Questionnaire in a study that aims to uncover the psychological problems of students in SDN III Wonokromo District, Surabaya. The results showed that the school environment was not conducive to triggering bullying in the school environment. Furthermore, the recommendation of this research is the need for modulab as a child-friendly school model.
Interaksi Sosial Anak Tunarungu dalam Sekolah Umum di TK Syafina Sidotopo Wetan Surabaya Isnainia Solicha
Jurnal Pendidikan Anak Vol 1 No 2 (2019): Bahasa sebagai Sarana Komunikasi dan Penyaluran Emosi Anak
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/cej.v1i2.1340

Abstract

ABSTRAK : Anak tunarungu adalah anak yang kehilangan kemampuan dalam pendengaran. Kehilangan kemampuan ini apabila terjadi sejak dini akan secara tidak langsung juga mempengaruhi kemampuan berbicaranya. Sedangkan interaksi sosial sangatlah memerlukan komunikasi di dalamnya. Apabila anak tunarungu kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi pasti akan kehilangan juga kesempatan untuk berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Salah satu sekolah umum di daerah penulis yaitu, TK Syafina menerima anak berkebutuhan khusus, yaitu anak tunarungu. Tidak adanya guru pebimbing khusus yang disediakan oleh sekolah sangat menghambat anak tunarungu dalam kegiatan belajar. Dalam penelitian ini menggunakan fenomenologi hermeneutik. Fokus penulis yaitu, perilaku anak tunarungu di kelas, interaksi sosial anak tunarungu dengan teman sebayanya, guru kelas, dan guru pendamping kelas. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan penulis dapat ditarik kesimpulan bentuk perilaku anak tunarungu di kelas menyendiri, pendiam, mudah marah, dan mandiri. Interaksi sosial dengan guru kelas dan guru pendamping kelas terjadi interaksi yang cukup baik, namun terkadang guru kelas dan guru pendamping kelas kurang memahami maksud perkataan anak. Interaksi sosial anak tunarungu dengan anak normal lainnya terjadi cukup baik dengan ditunjukkan mereka saling berbagi, namun terkadang anak tunarungu lebih memilih menyendiri daripada bermain bersama dengan anak normal. ABSTRACT :Deaf children are children who have lost their ability to hear. Loss of this ability if it occurs early will also indirectly affect the ability to speak. Whereas social interaction really requires communication in it. If the deaf child loses the ability to communicate, he will also lose the opportunity to interact with the surrounding environment. One of the public schools in the writer's area is, Syafina Kindergarten accepts children with special needs, namely deaf children. The absence of special mentor teachers provided by schools severely inhibits deaf children from learning activities. In this study using qualitative descriptive. The author's focus is on the behavior of deaf children in class, social interaction of deaf children with their peers, class teachers, and class teacher. Based on the results of research conducted by the author, it can be concluded the form of deaf child behavior in the class of solitude, quiet, irritable, and independent. Social interaction withthe class teacher and the class teacher occur quite well, but sometimes the class teacher and class teacher do not understand the meaning of the child's words. The social interaction of deaf children with other normal children occurs quite well by showingthem sharing, but sometimes deaf children prefer to be alone rather than playing together with normal children.
Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Daerah Melalui Cerita Rakyat Digital pada Siswa Sekolah Dasar: Sebuah Studi Pengembangan Rr. Fadila Kusumaning Ayu; Silvi Puspita Sari; Berliana Yunarti Setiawan; Fifi Khoirul Fitriyah
Jurnal Pendidikan Anak Vol 1 No 2 (2019): Bahasa sebagai Sarana Komunikasi dan Penyaluran Emosi Anak
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/cej.v1i2.1356

Abstract

ABSTRAK : Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media cerita rakyat digital berupa aplikasi “Hikanusa” yang digunakan untuk mempertahankan Bahasa Daerah. Jenis penelitian ini menggunakan Research and Development (R&D). Uji ahli dilakukan oleh dua orang yaitu, ahli Sistem Informasi dan ahli pendidikan Bahasa Daerah. Aplikasi “Hikanusa”dapat dijadikan sebagai media pembelajaran bagi siswa sekolah dasar sehingga siswa mudah belajar bercerita menggunakan Bahasa Daerah. Harapannya jumlah generasi penutur akan bertambah mencegah dari kepunahan Bahasa Daerah. Saran untuk penelitian selanjutnya: untuk menguji efektifitas aplikasi “Hikanusa” menggunakan metode eksperimen. ABSTRACT : This research aims to develop digital folklore media in the form of the "Hikanusa" application that is used to maintain the regional languages. This type of research uses Research and Development (R&D). Expert tests were carried out by two people namely, Information Systems experts and Regional Language education experts. The application "Hikanusa" can be used as a learning medium for elementary school students so that students easily learn to tell stories using the Local Language. It is hoped that the number of speakers generation will increase to prevent the extinction of regional languages. Suggestions for further research: to test the effectiveness of the "Hikanusa" application using the experimental method
Identifikasi Bentuk kekerasan dan Penangannya di Lingkungan Sekolah Dasar Elisabeth Christiana
Jurnal Pendidikan Anak Vol 1 No 2 (2019): Bahasa sebagai Sarana Komunikasi dan Penyaluran Emosi Anak
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/cej.v1i2.1368

Abstract

ABSTRAK : Kekerasan terhadap anak bisa terjadi kapan saja dan dimana saja termasuk pada saat di rumah, tempat bermain bahkan di sekolah. Padahal sekolah merupakan tempat dimana anak menerima  pendidikan  moral,  etika  dan  akademik,  bahkan  menjadi  rumah  kedua bagi  anak. Namun,  kenyataannya  justru  di  sebagian  sekolah  terjadi  kasus  kekerasan. Baik  yang  dilakukan  oleh  teman  sepermainan,  senior,  guru  atau  penjaga  kebersihan sekolah.  Penelitian  ini  bertujuan  untuk  mengungkap  bentuk  kekerasan  yang  terjadi disekolah,  Mengungkap  faktor-faktor  yang  melatarbelakangi  kekerasan  di  sekolah, Mengungkap   dampak   tindakan   kekerasan   di   sekolah,   mengungkap   upaya   yang dilakukan  sekolah  dalam   menangani  kekerasan  di  sekolah. Penelitian ini   adalah penelitian  deskriptif  kuantitatif,  data  diperoleh  melalui  penerapan  sejumlah  teknik pengumpulan  data  dan  dianalisis  dengan  menggunakan rumus statistik deskriptif  dan analisis  naratif untuk dapat  memberikan deskripsi tentang  hal-hal  yang  menjadi  fokus penelitian  ini. Subyek  penelitian  adalah  siswa-siswa  SDN  Kebaraon  1  Surabaya sebanyak 50 siswa. Hasil penelitian  ini didapatkan  bahwasanya, 1)Faktor-faktor yang melatarbelakangi  munculnya kekerasan  di  Sekolah Dasar  berasal dari seringnya melihat  pertengkaran  di  lingkungan  melihat  adegan  pertengkaran  di  TV  ,meniru kalimat  didalam  TV,suka  dianggap  sebagai  jagoan, 2)Dampak  tindak  kekerasan meliputi  takut  mengunkapkanm  pendapat  di  kelas  memilikiki  luka  fisik  tidak  berani memulai  pembicaraan  dengan  teman  tidak  mempunyai  teman  di  sekolah, 3)Upaya yang dilakukan sekolah  dalam  menangani  kekerasan  di  sekolah  meliputi  mendapat hukuman  dari  guru,  mendapatkan  pelajaran  tentang  larangan  melukai  teman,  guru mencontohkan perilaku baik, tidak pernah melanggar aturan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian  tersebut,  maka  sebaiknya  sekolah  berupaya  memberikan  layanan  preventif bagi  siswa untuk mengurangi  perilaku  kekerasan  disekolah  dan  sekolah  memeberikan intervensi bagi siswa korban kekerasan di sekolah. ABSTRACT : Violence against children can occur anytime and anywhere, including at home, playgrounds and even at school. Whereas school is a place where children receive moral, ethical and academic education, and even become a second home for children. Namn, the fact is that in some schools violence cases occur. Whether done by a gamemate, senior, teacher or school janitor.This study aims to uncover the forms of violence that occur in schools, reveal the factors underlying the violence in schools, reveal the impact ofviolence in schools, reveal the efforts made by schools in dealing with violence in schools. This research is quantitative descriptive research, data obtained through the application a number of data collection techniques and analyzed using descriptive statistical formulas and narrative analysis to be able to provide a description of the things that are the focus of this study.The research subjects were 50 students at Kebaraon 1 Surabaya Elementary School. 1) Factors underlying the emergence of violence in elementary schools stem from the frequent viewing of quarrels in the environment watching scenes of contention on TV, imitating sentences on TV, like being considered a hero, 2) The impact of acts of violence includes fear
Tahapan Menggunting dalam Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak Usia Dini Sri Widayati; Kartika Rinakit Adhe; Faradian Nafisa; Ela Faiza Silvia
Jurnal Pendidikan Anak Vol 1 No 2 (2019): Bahasa sebagai Sarana Komunikasi dan Penyaluran Emosi Anak
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/cej.v1i2.1402

Abstract

ABSTRAK : Penelitian ini dilatar belakangi oleh kemampuan menggunting anak yang masih perlu ditingkatkan sehinggapeneliti memberikan tahapan menggunting dalam proses meningkatkan kemampuan motorik halus anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan motorik halus anak dengan tahapan mengunting yang tepat. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Sampel dalam penelitian ini adalah anak kelompok A yang berjumlah 22 anak di TK Dharma Wanita Persatuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh bahwa tahapan menggunting dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak pada siklus I sebesar 81,8% meningkat menjadi 86,4% pada siklus II. Hasil tersebut menunjukkan bahwa tahapan menggunting mampu meningkatkan kemampuan motorik halus anak. ABSTRACT : This research is motivated by the fine motor ability children who still need to be improved so that researchers provide stages of cutting in the process of improving children's fine motor skills. The purpose of this study is to improve children's fine motor skills with the right stages of cutting. This research is a class action research. This class action research was carried out in two cycles. The sample in this study was group A children totaling 22 children in TK Dharma Wanita Persatuan. Data collection techniques used are observation and documentation. Based on the results of data analysis, it was found that the cutting stage could increase the fine motor skills of children in the first cycle by 81.8%, increasing to 86.4% in the second cycle. These results indicate that the cutting stage can improve children's fine motor skills.
Penilaian Keterampilan Bertanya Calon Guru PAUD sebagai Strategi Pengembangan Kognitif Anak Usia Dini Kartika Metafisika
Jurnal Pendidikan Anak Vol 1 No 2 (2019): Bahasa sebagai Sarana Komunikasi dan Penyaluran Emosi Anak
Publisher : Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33086/cej.v1i2.1413

Abstract

ABSTRAK : Keterampilan bertanya adalah teknik yang penting untuk dikuasai oleh guru PAUD agar penalaran dan kemampuan pemecahan masalah AUD dapat berkembang maksimal. Dilakukan asesmen terhadap keterampilan bertanya 23 calon guru PAUD mengacu pada kriteria level pertanyaan Nielsen dengan metode analisis konten. diketahui bahwa sebanyak 68% partisipan masih mengemukakan pertanyaan dalam bentuk Low Order Thinking Skills (LOTS) dan 32% sudah mempraktekkan pertanyaan untuk mengembangkan High Order Thinking Skills (HOTS). Semua partisipan memulai pertanyaan dari pertanyaan deskripsi yakni tentang apa, siapa, dimana, dan kapan. Pertanyaan LOTS yang muncul paling banyak seputar pertanyaan deskripsi mengenai apa, siapa, dimana, dan kapan disertai berhitung jumlah objek. Pada pertanyaan HOTS, pertanyaan yang ideal adalah pertanyaan yang melalui proses penalaran (Q3) atau bagaimana anak bisa mengamati secara detail objek yang dipelajari melalui proses membedakan (Q4). ABSTRACT : Questioning skills are an important technique to be mastered by Early Childhood educators so that Early Childhood reasoning and problem solving skills can develop optimally. An assessment of the questioning skills of 23 prospective Early Childhood educators was conducted referring to the Nielsen question level criteria using the content analysis method. It is known that as many as 68% of participants still raise questions in the form of Low Order Thinking Skills (LOTS) and 32% have practiced questions to develop High Order Thinking Skills (HOTS). All participants started the question from the description question about what, who, where and when. The LOTS questions that appear most revolve around description questions about what, who, where, and when accompanied by counting the number of objects. In HOTS questions, the ideal questions are questions that go through the process of reasoning (Q3) or howchildren can observe in detail the objects learned through the process of differentiating (Q4).

Page 1 of 1 | Total Record : 6