cover
Contact Name
-
Contact Email
-
Phone
-
Journal Mail Official
heme@unbrah.ac.id
Editorial Address
Gedung Dekanat Fakultas Kedokteran Universitas Baiturrahmah Jalan Raya By Pass Km 15 Aie Pacah Padang – Sumatera Barat
Location
Kota padang,
Sumatera barat
INDONESIA
Health and Medical Journal
ISSN : 26852772     EISSN : 2685404X     DOI : https://doi.org/10.33854/heme
Core Subject : Health, Science,
Health & Medical Journal with registered number pISSN: 2685-2772 and eISSN: 2685-404X is a peer-review journal published by Medical Faculty of Universitas Baiturrahmah. The frequency of publishing is two issues in a year. The topics covered include the fields of Allergy and Immunology, Anesthesiology, Cancer and stem cells, Cardiovascular, Cell and Molecular Biology, Children's Health, Dermato-venereology, Geriatrics, Histopathology, Internal Medicine, Neuro-psychiatric treatment, Ophthalmology, Otorhinolaryngology, Physical medicine and rehabilitation, Physio-pharmacology, Pulmonology, Radiology, Surgery includes orthopedics and urology, Obstetrics and Gynecology, Science of nutrition, Clinical Pathology, Anatomy Pathology, Parasitology, Microbiology, Public Health and Medical Education. Submissions are welcome from other clinically relevant areas. However, the Journal emphasizes publishing high-quality and novel research.
Arjuna Subject : -
Articles 10 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 1 (2024): HEME January 2024" : 10 Documents clear
The Role of Physical Exercise in Food Intake Suppression Widia Sari; Neng Tine Kartinah
Health and Medical Journal Vol 6, No 1 (2024): HEME January 2024
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v6i1.1416

Abstract

Obesity is a global health issue since it is related to diseases that are the leading causes of mortality, such as diabetes, stroke, and cardiovascular disease. A long-term imbalance between energy intake and energy expenditure is one of the factors contributing to obesity. In addition to increasing energy expenditure, physical exercise can also aid in weight loss by decreasing food intake. An increase in appetite-regulating hormones (ghrelin, GLP-1, leptin, and adiponectin), myokines (IL-6 and irisin), and lactate mediates the suppression of food intake during physical exercise. These substances function as signals that regulate food intake at the peripheral and/or central nervous system levels. Peripherally, lactate inhibits ghrelin secretion, while IL-6 increases GLP-1 secretion. In the center for regulating food intake, lactate, IL-6, leptin, and adiponectin act by inhibiting the release of orexigenic neuropeptides (NPY/AgRP) and increasing the release of anorexigenic neuropeptides (POMC). This review highlighted the role of physical exercise in overcoming obesity through suppression of food intake mediated by hormones and myokine changes that play a role in regulating food intake either in the periphery or directly in the central nervous system.
Perubahan Histopatologi Jantung Mencit (Mus musculus) Akibat Paparan Asap Model Bakaran Biomassa Gambut Hutan Riau May Valzon; Dona Liazarti; Grace Krisdayanti Sinaga; Uli Astuti Siregar
Health and Medical Journal Vol 6, No 1 (2024): HEME January 2024
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v6i1.1380

Abstract

Latar Belakang: asap kebakaran hutan (biomassa) merupakan salah satu penyebab permasalahan kesehatan masyarakat Provinsi Riau sejak tahun sembilan puluhan. Jenis asap biomassa di Riau berbeda dengan asap biomassa negara lain karena sumber bakaran adalah biomassa gambut. Jenis biomassa yang terbakar menghasilkan emisi dengan jenis partikulat yang berbeda. Penelitian tentang dampak asap biomassa gambut masih sangat terbatas.  Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh asap bakaran model biomassa gambut hutan Riau terhadap perubahan histopatologi jantung mencit (Mus musculus). Metode: Penelitian ini menggunakan 10 ekor mencit yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Kelompok perlakuan akan mendapatkan paparan asap bakaran model biomassa gambut hutan Riau selama 450 detik tiap hari selama 7 hari. Penilaian perubahan histopatologi berupa terjadinya degenerasi miosit, nekrosis miosit, dan hipertropi miokardium. Hasil: Penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan (p<0,05) gambaran histopatologis berupa degenerasi miosit, nekrosis miosit, dan ketebalan miokardium antara kelompok perlakuan dan kontrol. Kesimpulan: Paparan asap bakaran model biomassa gambut hutan Riau memiliki pengaruh terhadap perubahan histopatologis yang diamati dengan adanya degenerasi miosit, nekrosis miosit, dan hipertrofi myocardium.
Pengaruh Pemberian Salep Fraksi Etil Asetat Daun Meniran (Phyllanthus Ninuri L.) Selama 5 Hari Terhadap Penyembuhan Luka Eksisi pada Tikus Putih Jantan Sanubari Rela Tobat; Fatma Sri Wahyuni; Satya Wydya Yenny; Etriyel Etriyel; Ria Afrianti; Durrotul Nisa Rani
Health and Medical Journal Vol 6, No 1 (2024): HEME January 2024
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v6i1.1481

Abstract

Pendahuluan: Proses penyembuhan luka yang tidak tepat dapat menyebabkan luka menjadi kronis dan meningkatkan resiko infeksi sehingga memperburuk keadaan pasien. Terapi herbal merupakan bagian dari terapi tradisional, selain mudah didapat dan harga terjangkau, terapi herbal memiliki kemampuan menyembuhkan karena bekerja dalam lingkup sel dan molekuler. Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian salep fraksi etil asetat daun meniran terhadap penyembuhan luka eksisi tikus putih jantan. Metode: Pada penelitian ini hewan coba dikelompokkan menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 1 kelompok kontrol, 2 kelompok uji dan 1 kelompok pembanding. Kelompok kontrol diberikan basis salep selama 5 hari. Kelompok uji diberikan salep daun meniran fraksi etil asetat konsentrasi 5% dan 10%, dan kelompok pembanding diberikan salep yang beredar yaitu Salep T®. Setiap kelompok diberikan persiapan selama 5 hari. Parameter yang diamati adalah persentase penyembuhan luka dan waktu epitelisasi. Kemudian dilanjutkan uji histopatologi untuk melihat serat kolagen, fibroblas dan re-epitelisasi. Hasil: Hasil uji ANOVA menunjukkan salep daun meniran fraksi etil asetat konsentrasi 10% menunjukkan persentase penyembuhan luka terbaik dengan persentase 33,78% dan waktu epitelisasi terjadi pada hari ke 7. Hasil pemeriksaan histopatologi menunjukkan salep etil asetat fraksi daun meniran 10% hampir mempunyai efek yang sama dengan salep pembanding terhadap proses penyembuhan luka yang ditandai dengan serabut kolagen tampak berdifusi sedang dan tampak menyatu, fibroblas terdiri dari >50 sel dan untuk re-epitelisasi lapisan epidermis mempunyai sudah terbentuk, namun masih ada penebalan. Kesimpulan: Pemberian salep fraksi etil asetat daun meniran (Phyllanthus ninuri L) konsentrasi 5% dapat mempercepat proses penyembuhan luka eksisi tikus putih jantan.
Hubungan Sanitasi Lingkungan, Pola Asuh dan Pola Makan dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sijunjung Yance Komela Sari; Nopan - Saputra; Anggra Trisna Ajani
Health and Medical Journal Vol 6, No 1 (2024): HEME January 2024
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v6i1.1369

Abstract

Pendahuluan: Stunting adalah sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang lebih pendek dibanding tinggi badan orang lain pada umumnya yang seusia. Angka kejadian stunting di Kabupaten Sijunjung sebesar 30,1%. Kabupaten Sijunjung terdapat air yang keruh dan berwarna. Fenomena ini dapat menjadi factor penyebab terjadinya stunting. Begitu juga dengan sanitasi, pola asuh dan pola makan. Tujuan Penelitian: untuk melihat hubungan air, sanitasi, pola asuh dan pola makan dengan kejadian stunting pada balita. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif metode non eksperimental dengan pendekatan korelasional. Adapun desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional . Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 30 orang. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistic Chi-Square. Hasil: Hasil penelitian pada sanitasi lingkungan responden  yang paling banyak adalah baik dengan persentase 66,7%. pola asuh  yang paling banyak dilakukan adalah pola asuh demokratis dengan persentase 83,3%. pola makan pada balita  yang paling banyak adalah tepat dengan persentase70%. Sementara itu kejadian  stunting yang paling banyak adalah tidak stunting dengan persentase 60%.  Secara statistik tidak terdapat hubungan antara sanitasi lingkungan dengan kejadian stunting (p = 0.117), tidak terdapat hubungan antara pola asuh dengan kejadian stunting (p=0.572), dan tidak ada hubungan yang bermakna antara Pola Makan terhadap kejadian Stunting (p = 0.528). Kesimpulan : Faktor kejadian stunting tidak hanya sanitasi lingkungan, pola asuh dan pola makan melainkan banyak faktor yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Indeks Entomologi dan Hubungan Keberadaan Larva Aedes dengan Kejadian Demam Berdarah di Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Munauwarus Sarirah; Nadia Khoiriyah
Health and Medical Journal Vol 6, No 1 (2024): HEME January 2024
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v6i1.1450

Abstract

Latar Belakang: Kecamatan Tanjung Morawa merupakan daerah dengan kasus demam berdarah (DBD) tertinggi di Kabupaten Deli Serdang, yang juga merupakan kabupaten penyumbang angka kejadian DBD tertinggi di Provinsi Sumatera Utara. Salah satu faktor yang mempengaruhi peningkatan kasus DBD adalah peningkatan kepadatan larva Aedes sebagai vektor DBD. Indeks entomologi merupakan indikator yang digunakan untuk memantau kepadatan larva Aedes di pemukiman. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat risiko penularan DBD berdasarkan indeks entomologi dan hubungan antara keberadaan larva Aedes dengan kejadian DBD di wilayah kerja Puskesmas Tanjung Morawa. Metode: Penelitian observasional analitik dengan desain cross-sectional ini melibatkan 100 rumah penduduk di Kecamatan Tanjung Morawa. Analisis deskriptif digunakan untuk menentukan tingkat risiko terjadinya kasus DBD. Uji korelasi kontingensi digunakan untuk mengetahui hubungan antara keberadaan larva dengan kejadian DBD. Hasil: Dari 100 rumah dijumpai 44 rumah merupakan rumah penderita DBD. Nilai House Index (HI), Breteau Index (BI), Container Index (CI) dan Angka Bebas Jentik (ABJ) masing-masing adalah 75%, 235%, 48,1%, dan 25%. Hasil uji kontingensi didapat nilai p=0,001. Kesimpulan: Wilayah kerja Puskesmas Tanjung Morawa berisiko tinggi untuk terjadinya penularan DBD dan ada hubungan antara keberadaan larva Aedes dengan kejadian DBD di wilayah tersebut.
Efek Anti-thrombosis Ekstrak Protease Fibrinolitik Asal Isolat Staphylococcus hominis HSFT-2 Ardi Afriansyah
Health and Medical Journal Vol 6, No 1 (2024): HEME January 2024
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v6i1.1378

Abstract

Latar Belakang: Gangguan trombotik menempati urutan 3 besar penyebab kematian pada kelompok penyakit non infeksi. Telah banyak kasus kematian di seluruh dunia yang disebabkan oleh trombus. Di Amerika Serikat jumlah kematian akibat penyakit trombotik tercatat sebanyak 100.000 orang setiap tahunnya dan terus meningkat 900.000 kasus per tahun. Tujuan: untuk menguji aktivitas protease fibrinolitik dari Staphylococcus hominis yang diisolasi dari jaringan otot teripang (Holothuria scabra) yang difermentasi sebagai agen antitrombotik. Metode: Uji antitrombosis dilakukan dengan metode gravimetri. crude enzim diperoleh dari isolat S.hominis HSFT-2 diuji aktivitasnya dalam melisiskan bekuan darah (anti-trombosis), dan koagulasi darah secara in vitro. Hasil: Ekstrak kasar enzim bakteri memiliki aktivitas trombolitik yang ditunjukkan dengan persentase lisis bekuan sebesar 41,94%. Ekstrak enzim dapat memperpanjang waktu pembekuan darah hingga 16 detik berdasarkan metode aPTT (Activated Partial Thromboplastin Time). Ekstrak enzim memiliki aktivitas retraksi bekuan darah dengan menunjukkan perbedaan 12% (lebih tinggi) dibandingkan kontrol (darah tanpa enzim). Kesimpulan: ekstrak enzim dapat mencegah pembekuan darah secara parsial. Kesimpulannya, ekstra kasar protease fibrinolitik yang diisolasi dari S. hominis merupakan sumber potensial agen antitrombolitik.
The Role of Interleukin 10 Genetic Variations in Pulmonary Tuberculosis: Perspectives of Genetics, Pathogenesis and Immunology Debie Anggraini
Health and Medical Journal Vol 6, No 1 (2024): HEME January 2024
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v6i1.1487

Abstract

Pulmonary tuberculosis remains a significant global public health challenge. In efforts to overcome this disease, a deeper understanding of the role of individual genetics, such as IL-10 genetic variation, in the response to M. tuberculosis infection is critical. Research that has been conducted shows that IL-10, which has an important role in regulating the immune response, can also influence the development of TB. Genetic variations in the IL-10 gene play a role in determining the extent of the immune response to TB infection and an individual's risk of this disease. The interaction between Treg cells, IL-10, and TB is also an important aspect in the pathogenesis and management of TB. Although Treg cells and IL-10 have a role in controlling excessive inflammation, too much of either can dampen the immune response needed to overcome infections. The implication of this research is that the development of more targeted and personalized therapy is an important step in overcoming TB. The use of individual genetic knowledge, such as IL-10 genetic variations, can help design more effective therapies and improve patient prognosis. However, challenges such as drug resistance and the complexity of genetic-immunological interactions remain challenges that need to be overcome in TB management. Overall, this study shows the importance of involving the fields of genetics and immunology in global efforts to address pulmonary tuberculosis. With a deeper understanding of the factors that influence the immune response to TB infection, we can hope to develop more effective strategies in the prevention, diagnosis and treatment of this disease and reduce the burden of TB worldwide.
The Effect of Pre-Anesthesia Assessment on Patient Safety in the Operating Room Nopan Saputra; Yance Komela Sari; Anisa Febristi
Health and Medical Journal Vol 6, No 1 (2024): HEME January 2024
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v6i1.1367

Abstract

Background: The development of the science of anesthesia provides consideration in administering the type of anesthesia used. The pre-anesthesia assessment is the basis for planning the findings on the monitor during and after anesthesia. The completeness of the pre-anesthesia assessment has an important role in patient safety, if the anesthetic assessment is not properly completed it allows errors in the operation process. Patient safety goals are the main requirement to be implemented in all hospitals accredited by KARS. Patient safety goals intend to drive specific improvements in patient safety. This goal highlights problematic areas of health care. The wrong-site, wrong procedure and wrong-patient surgery are something that is worrying and not uncommon in the hospital. This error resulted from ineffective communication between members of the surgical team, not involving the patient in site marking, and no procedure for verifying the surgical site. Objective: The study aims to see the effect of the completeness of the pre-anesthesia assessment on patient safety. Methods: The research design is a cross-sectional study. The population in this study were patients who underwent surgery with a total sample of 70 people. Data processing through the stages of editing, coding, entry, and cleaning. Univariate analysis and bivariate analysis used the chi-square test with a 95% degree of confidence α = 0.05. Results: The results showed that the completeness of the pre-anesthesia assessment was complete with a percentage of 88.6%. Good patient safety with a percentage of 65.7%. There was no significant relationship between the completeness of the pre-anesthesia assessment and patient safety (p=0.076). Conclusions: To improve the implementation of pre-anesthesia assessments, hospitals need to review the completeness of filling out pre-anesthesia assessments by anesthesiologists before patients are operated on, to prevent errors in improving patient safety. Prepare facilities and infrastructure for the needs of patient safety programs by accreditation standards.
Hubungan PHBS dengan Kejadian Diare pada Anak Usia Sekolah di Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Khalipah Maestro Bina Utama Simanjuntak; Ivonne Ruth Situmeang; Paul Lumbantobing
Health and Medical Journal Vol 6, No 1 (2024): HEME January 2024
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v6i1.1406

Abstract

Pendahuluan: Diare masih menjadi salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian yang terjadi hampir di seluruh dunia. Kemenkes RI mengatakan bahwa penderita diare tercatat pada Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019 sebesar 2.549 orang. Kemudian, di Kabupaten Deli Serdang sendiri terdapat kasus sebanyak 15.185 orang. Terjadinya diare disebabkan oleh minimnya berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Tujuan penelitian: Untuk mengetahui pengaruh PHBS dalam pencegahan diare pada anak usia sekolah di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalifa. Metode: Cross sectional study dengan pendekatan metode survei analitik. Populasi sampel sebesar 115 dengan perolehan jumlah sampel sebesar 89 responden. Analisis data dilakukan dengan Chi Square. Hasil: Terdapat hubungan signifikan antara PHBS dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di wilayah kerja Puskesmas Bandar Khalifah (p value= 0,000). Frekuensi sampel yang mengalami diare sebanyak 47 sampel, ditunjukkan dengan sebanyak 48 sampel masuk dalam kategori jarang melakukan PHBS.  Kesimpulan: Tingginya frekuensi kejadian diare disebabkan oleh meningkatnya faktor risiko, seperti kurangnya kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sebelum makan dan setelah BAB.
Skrening Hipertensi dengan Analisa Heart Rate Variability Ronald Winardi Kartika; Yuvensius Gerry Atmaja; Suparto Suparto; Hartanto Hartanto; Yosephin Sri Sutanti
Health and Medical Journal Vol 6, No 1 (2024): HEME January 2024
Publisher : Universitas Baiturrahmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33854/heme.v6i1.1371

Abstract

Latar Belakang:Tekanan darah merupakan pengukuran fundamental bagi kesehatan sistem  kardiovaskular yang dapat menjadi indikator penyakit hipertensi kardiovaskular yang merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan pada tahun 2017. Riset Kesehatan Derah (RISKESDAS) pada tahun 2018 menunjukkan adanya kenaikan prevalensi hipertensi menurut pengukuran pada penduduk yang umurnya >18 tahun di dapatkan 25,8% menjadi 34,1%. Hal tersebut menjadi latar belakang dari penelitian ini untuk skrening hipertensi pada pekerja di Rumah Sakit  Ukrida dengan analisa heart rate variability. Metode: Pengambilan data dengan consecutive  purposive sampling. Didapatkan sebanyak 81 sampel penelitian yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Setiap sampel dilakukan pemeriksaan tekanan darah dan Heart Rate Variability (HRV)  sebanyak tiga kali dan dilakukan nilai rerata. Hasil: Mayoritas subyek penelitian adalah perempuan sejumlah 43 subyek (53,1%) dengan kelompok usia kelompok 20-30 tahun tertinggi, 44 subyek (54,3%). Kategori pekerjaan terbanyak adalah perawat sebanyak 29 subyek (35,8%) Subyek yang   memiliki tekanan darah yang normal, yaitu 41 responden (50,6%), prahipertensi 35 subyek ( (43.2%) dan hipertensi 5 subyek (6.2%). Uji korelesi pada subyek pra hipertensi didapatkan nilai SDNN nilai 20-30 ms (awareness) sebanyak 16 subyek (19,8%) dengan nilai korekasi 0.510 (korelasi sedang). Evaluasi nilai RMSDD pada subyek pra hipertensi didapatkan nilai 10-20 ms (awareness) sebanyak 13 (16,1%) subyek dengan nilai korelasi pearson 0,471( korelasi sedang). Kesimpulan: Tekanan darah mempunyai korelasi positif dengan pengukuran HRV ( nilai SDNN dan RMSDD ) pemeriksaan HRV  dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk deteksi dini pada penderita pra hipertensi pada pekerja RS UKRIDA.  

Page 1 of 1 | Total Record : 10