cover
Contact Name
Hasan Bisyri
Contact Email
-
Phone
+62 (0285) 412575
Journal Mail Official
online.jhi@gmail.com
Editorial Address
Faculty of Islamic Law (Syari'ah), IAIN Pekalongan Jl. Kusumabangsa No. 9 Pekalongan, Central Java, Indonesia
Location
Kota pekalongan,
Jawa tengah
INDONESIA
JURNAL HUKUM ISLAM
ISSN : 18297382     EISSN : 25027719     DOI : https://doi.org/10.28918/jhi
Jurnal Hukum Islam (JHI) (ISSN: 1829-7382 and E-ISSN: 2502-7719) is a peer-reviewed journal published biannually (in June and December) by the Faculty of Sharia, Institut Agama Islam Negeri Pekalongan, Indonesia. The journal specializes in Islamic law studies, including Islamic family law, Islamic economic law, Islamic criminal law, Islamic constitutional law, zakat and waqf law, and thoughts of contemporary Islamic law.
Arjuna Subject : Ilmu Sosial - Hukum
Articles 347 Documents
PEMBERDAYAAN ZAKAT DALAM MENGENTASKAN KEMISKINAN Chaniago, Siti Aminah
Jurnal Hukum Islam Volume 13, Nomor 1, Juni 2015
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jhi.v13i1.495

Abstract

Abstract: Zakat must be spent rich man that aims to reduce poverty. There are some obstacles in gathering the zakat, awareness among the obligatory zakat, facilities, inadequate management of amil and policies that strengthen the rule shar'i not adequate. Likewise sanctions given to the muzaqis directly who do not pay the zakat is not available. These errors must be resolved based on previous experiences, if not the eradication of poverty through the empowerment charity will not be complete. All aspects and institutions should be synergy to solve the problems. Government as regislator and facilitator should be control the activities.Abstrak: zakat yang dikeluarkan oleh orang kaya bertujuan untuk mengurangi kemiskinan. Ada beberapa tantangan dalam mengumpulkan zakat diantaranya kesadaran para muzaki, fasilitas, manajemen yang belum memadai dari para amil zakat dan perangkat hukum positif yang kuat. Disamping itu sangsi secara langsung yang tegas kepada para wajib zakat yang membangkang belum ada. Kesalahan-kesalahan tersebut dapat diselesaikan salah satunya dengan cara pengalaman-pengalaman sebelumnya, jika tidak pemberantasan kemiskinan melalui pemberdayaan zakat akan susah diatasi. Semua aspek dan lembaga terkait harus bersinerji untuk menyelesaikan masalah ini. Pemerintah sebagai legislator dan fasilitator harus secara aktif mengontrol semua aktifitas pemberdayaan zakat ini.
ETIKA ISLAM DALAM MANAJEMEN KEUANGAN Manunggal, Safrudin Arif Marah
Jurnal Hukum Islam Volume 9, Nomor 2, Desember 2011
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article tries to enlighten the Islamic ethical system in finance management. In principle, Islamic finance management has to grip the profits-and-loses sharing as a substitute of interest used by Islamic finance institutions. Now days many “Islamic” bankings are attempting to go behind the system. We study financial instruments used by Islamic finance institutions and find that most are not based on profit-and-loss sharing (equity) but, instead, are very debtlike in nature. We try to understand any departures from traditional Islamic principles in the types of transactions offered. We suggest an economic rationale for the constraints imposed on Islamic finance institutions and try to determine if these constraints are likely to be social welfare improving. We also examine the types of projects in which Islamic institutions invest. In this process we hope to shed some light on the efficiency of Islamic finance management and Islamic economies.
THE IMPACT OF RELIGIOUSITY TO PREFERENCES OF MUSLIM ‘S INVESTOR IN CAPITAL MARKET Asytuti, Rinda
Jurnal Hukum Islam Volume 14, Nomor 2, Desember 2016
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jhi.v0i0.665

Abstract

The current study aims at knowing know how far a religiosity affects a person’s behavior in the capital market. This qualitative research uses the religiosity theory constructed by Glork and Start . These results from the interview to 3 investors as the subjects of the research shows that the religiosity of Muslim investors in Pekalongan is not automatically guarantee their invesment behaviors. This research support the previous research conclusion that religiousity not automaticaly conducted muslim investment behavior in banking and finance. On the other hand there are some research have different conclusion.
التبعية وأثرها في الجوائز الترويجية وضمان صلاحية المبيع من منظور الفقه الإسلامي " دراسة مقارنة " Wahid, Zawawi Abdul
Jurnal Hukum Islam Volume 10, Nomor 2, Desember 2012
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam hukum perjanjian (akad) Islam, rukun ketiga adalah adanya objek akad (mahal al-aqdi). Objek akad tersebut menjadi sasaran yang hendak dicapai oleh para pihak melalui penetapan akad. Objek akad yang terdiri dari beberapa komponen dapat terbentuk dari dua unsur, yaitu unsur utama yang menjadi sasaran & tujuan pokok dari akad dan unsur tabai' berfungsi sebagai pelengkap & penyempurna dari unsur utama. Masing-masing dari dua unsur tersebut mempunyai dampak hukum yang berbeda, di antaranya adalah hal-hal yang menjadi syarat keabsahan akad harus dipenuhi oleh unsur utama, tidak menjadi syarat bagi unsur tabai', begitu juga indikator yang menyebabkan akad menjadi tidak sah seperti riba, gharar, qimar bila terletak pada unsur utama mengakibatkan akad menjadi fasid, namun tidak berpengaruh bila berada pada unsur tabai'. Tentunya semua itu dengan ketentuan (dhawabith) tertentu agar tidak melanggar garis maqashid syariah. Tulisan ini berupaya menjelaskan seberapa jauh dampak hukum dari asas tabai' dalam sistem penjualan produk yang dilengkapi dengan garansi dan promosi hadiah dengan aneka ragam jenis dan bentuknya yang bertujuan meningkatkan hasil penjualan.
ISLAMIC BRANDING, RELIGIUSITAS DAN KEPUTUSAN KONSUMEN TERHADAP PRODUK Nasrullah, Muhammad
Jurnal Hukum Islam Volume 13, Nomor 2, Desember 2015
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jhi.v13i2.487

Abstract

Abstract: Islamic branding practices have recently been the main discussions within practitioners' and academicians' discussions in the recent years. Several experts reported that Islamic branding concept has attracted interests of many companies. Muslim consumers are to be more selective in consuming their products. The labelling of halal may not always guarantee that the product is. This study aims at finding out how Islamic branding influences consumers' decision and whether consumers' religiosity correlates with Islamic branding and their decision in choosing products. The population of this research consists of lecturers, staffs and students of STAIN Pekalongan. The samples of this research are 113 randomly chosen participants. A 5-scale Likert questionnaire was used in this study and was then analysed using double linear regression model. The results indicated that Islamic branded has the power of 9.4 % in influencing customers' decision. Meanwhile, 90.6 % of customers' decision was influenced by other factors. Additionally, religiosity as the moderating variable weakens the correlation between Islamic branding variables and customers' decision. Abstrak: Praktik Islamic branding telah mendapatkan perhatian yang cukup luas di kalangan akademisi dan praktisi dalam beberapa tahun terakhir. Beberapa ahli mengemukakan bahwa konsep Islamic branding semakin diminati oleh para produsen. Konsumen muslim dituntut selektif dalam memilih produk untuk dikonsumsi. Label halal pada bungkus produk belum tentu menjamin kehalalan produk. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah Islamic branding berpengaruh terhadap keputusan konsumen dan apakah religiusitas memperkuat hubungan Islamic branding dan keputusan konsumen dalam mengkonsumsi produk. Populasi penelitian ini adalah civitas akademika (dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa) STAIN Pekalongan. Sampel penelitian diambil secara acak sejumlah 113 responden. Data penelitian berasal dari kuesioner yang dibuat dengan skala Likert dan dianalisis dengan menggunakan regresi linear berganda. Hasil uji regresi sederhana menunjukkan nilai adjusted R square variabel Islamic branding sebesar 0,094, hal ini berarti bahwa Islamic branding memiliki pengaruh kontribusi terhadap keputusan konsumen pada sebuah produk sebesar 9,4%. Sebesar 90,6% keputusan konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Nilai signifikansi 0,01 di bawah 0,05, hal ini berarti bahwa Islamic branding berpengaruh signifikan terhadap keputusan konsumen untuk membeli sebuah produk. Hasil regresi linier berganda dengan religiusitas sebagai variabel moderating menunjukkan bahwa adjusted R square sebesar 0,094, sedangkan nilai adjusted R square pada regresi sederhana menunjukkan nilai 0,082. Hal ini mengindikasikan bahwa religiusitas sebagai variabel moderating memperlemah hubungan antara variabel Islamic branding dengan keputusan konsumen.
Konstruksi Filosofis Fatwa DSN-MUI Fateh, Mohammad
Jurnal Hukum Islam Volume 16, Nomor 2, Desember 2018
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jhi.v16i2.1736

Abstract

This article aims to examine the method of ijtihad (independent reasoning) that is applied in constructing the fatwas issued by the National Sharia Council (DSN) under the Indonesian Ulema Council (MUI) as well as its philosophical values ​​by deeming the use of fiqh (Islamic jurisprudence) rules in terms of maslahah (benefits). A qualitative approach was employed in the study by exploring the DSN-MUI fatwas enacted ranging from 2000 to 2017. This present study highlights that the DSN-MUI used three approaches in establishing its fatwas, namely: naṣ qaṭ’i (definitive Islamic law in the Qur’an and Hadith), qauli (Muslim scholars’ perspectives), and manhaj (methodological interpretation). Additionally, the DSN-MUI completely concerned maṣālih ‘āmmah (public interests) and the objectives of Islamic law (maqāsid ash-shari’ah). Another finding promotes that 37 different types of fiqh rules were applied in the DSN-MUI fatwas, which were repeated 242 times. The Islamic jurisprudence rule that was widely implemented covered “the legal origins of muamalat (transactions) are permissible as there are no Islamic sources (dalil) that forbid them”. The quantity of use was 78 times with a percentage of 32.2. Furthermore, it can be noticed that 11 fiqh rules internalizing philosophical values were repeated 112 times. This study also offers that it is noteworthy to provide more norms of maqāsid ash-shari’a since there are lots of current issues in muamalat that have no legal considerations in the naṣ qaṭ’i.
PELUANG, TANTANGAN DAN STRATEGI ZAKAT DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI UMAT Zumrotun, Siti
Jurnal Hukum Islam Volume 14, Nomor 1, Juni 2016
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jhi.v0i0.669

Abstract

Pada hakikat kewajiban zakat dalam Islam merupakan cara  paling efektif dan strategis yang layak untuk dikembangkan menjadi instrumen penting dalam meningkatkan kesejahteraan orang-orang miskin. Sehingga  mampu memberdayakan ekonomi umat yang selama masih di bawah rata-rata. Potensi zakat ini akan bisa berfungsi secara maksimal dan berdayaguna apabila lembaga pengelola zakat bisa memiliki strategi yang berkualitas dalam menghadapi berbagai hambatan atau kendala-kendala klasik yang masih seringkali dipertahankan oleh para pengelola zakat. Manajemen skil, akuntabilitas, integritas, serta amanah merupakan modal pokok dalam mengelola zakat. Selain itu juga pendayagunaan zakat serta pendampingan ataupun pembinaan terhadap mustahik juga merupakan suatu hal yang tidak kalah urgen. Oleh karena itu lembaga pengelola zakat harus terus melakukan berbagai strategi untuk mewujudkan tujuan zakat dalam merubah mustahik menjadi muzakki. Strategi tersebut antara lain: membudayakan kebiasaan membayar zakat, kreatif dan cerdas dalam penghimpunan zakat,  bentuk penyaluran yang kreatif, SDM yang berkualitas, program yang fokus serta cetak biru pengembangan zakat.
KEBIJAKAN LAYANAN SYARIAH (OFFICE CHANNELLING) DALAM MENINGKATKAN PANGSA PASAR PERBANKAN SYARIAH *, Suryani
Jurnal Hukum Islam Volume 10, Nomor 1, Juni 2012
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This article describes regulations of Bank Indonesia (No. 8/3/PBI/2006) concerning about the conversion of business of conventional commercial banks to commercial banks conducting business based on sharia principle and establishment of bank offices conducting business based on sharia principle by conventional commercial banks (Office Channeling). This regulation is also intended to improve public access to the services of Islamic banking with a new system that Islamic banks do not need to open branch Sharia (UUS) in many places in providing Islamic banking services, so that the cost of the expansion is much more efficient. Office Channeling is also expected to direct the activities of banks to be able to support the growth of the national economy through the activities of Islamic banking. Implementation of this regulation will enable society to Islamic transactions.
Tinjauan Terhadap Perjanjian Baku pada Akad Pembiayaan Syariah Menurut Hukum Islam Zulkifli, zulkifli
Jurnal Hukum Islam Volume 16, Nomor 1, Juni 2018
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jhi.v16i1.1393

Abstract

(Tujuan Penulisan) Beberapa literatur menunjukkan bahwa dalam perbankan Islam, khususnya pada perjanjian pembiayaan selalu menggunakan kontrak standar. Dimana perjanjian tersebut merupakan kesepakatan pada klausul yang sudah ditetapkan secara sepihak oleh salah satu pihak yang memiliki posisi lebih kuat, dalam hal ini adalah bank. Sehingga pada dasarnya pihak lain tidak dapat bernegosiasi atau menawar atau memberiaknn pandangan tentang isi perjanjian. Hal ini tentu bertentangan dengan al-Qur`an surah An-Nisa ayat 29 yang menyatakan bahwa perdagangan harus didasarkan pada konsensus/suka sama suka.Temuan dari field research ini bahwa dapat dibenarkan akad baku tersebut dalam pandangan Islam, karena ia perkara mubah yang tidak dilarang oleh nash secara qath’y, terlebih maqasid dari akad baku tersebut dalam rangka kemudahan dan percepatan dalam terlaksananya akad. Demikian juga akad No.007/WKL/UMS/0117/9310 /IV/2013 BRI Syariah, telah sesuai dengan prinsip syariah, akad tersebut mebahas wakalah tentang pembelian barang dalam rangka pembiayaan murabahah, akan tetapi dalam pelaksanaannya saja yang belum sesuai dengan prinsip syariah.
Gender Mainstreaming dalam al-Qur’an Hadis dan Relevansinya Terhadap Epistemologi Hukum Islam islami, athoillah
Jurnal Hukum Islam Volume 15, Nomor 1, Juni 2017
Publisher : IAIN Pekalongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.28918/jhi.v15i1.974

Abstract

This study explains about principle of gender relation on the main resource of Islamic law (Qur’an-Hadith) and their implications in the epistemology of Islamic law. This study states that the Qur’an and Hadith have the same moral message in respecting and upholding the principle of gender equality in all aspects of life. Therefore, it’s principle should be used as principle on the interpretation of Qur’an and Hadith in finding the contruction of Islamic legal doctrine whic is fair gender.    

Page 2 of 35 | Total Record : 347