cover
Contact Name
Mochamad Rochim
Contact Email
mochammad.rochim@unisba.ac.id
Phone
+62895344820373
Journal Mail Official
mimbar@unisba.ac.id
Editorial Address
Jl. Purnawarman No. 63, Bandung 40116,
Location
Kota bandung,
Jawa barat
INDONESIA
MIMBAR (Jurnal Sosial dan Pembangunan)
ISSN : 02158175     EISSN : 23032499     DOI : DOI: 10.29313/mimbar.v29i2.399
Core Subject : Education, Social,
Artikel tersebut belum termuat didata saya yang diterbitkan GARUDA, dan Jurnal tersebut sudah terakreditasi SINTA 2, terima kasih.
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Volume 17, No. 4, Tahun 2001" : 6 Documents clear
Perlindungan Konsumen Salah Satu Upaya Penegakan Etika Bisnis Pada Masyarakat Islam dalam Era Globalisasi Neni Sri Imaniyati
MIMBAR (Jurnal Sosial dan Pembangunan) Volume 17, No. 4, Tahun 2001
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (200.863 KB) | DOI: 10.29313/mimbar.v17i4.59

Abstract

Di lingkungan masyarakat telah tumbuh etika bisnis – khususnya berkaitan dengan perlindungan konsumen yang pada pokoknya telah cukup memberikan perlindungan kepada konsumen dari tindakan-tindakan pelaku bisnis/pelaku usaha. Namun demikian etika saja masih dianggap kurang tanpa hukum, karena permberlakukan etika perlu ditegakkan secara hukum. Etika, seperti halnya norma kesusilaan, norma kesopanan dan norma agama, kalau belum diterima sebagai norma-norma kehidupan secara hukum, maka sanksi atas pelanggarannya lebih bersifat heteronom atau hanya datang dari diri dan hatinya sendiri, dan agar memiliki daya pengikat sehingga sanksi kepada para pelanggar dapat dipaksakan maka diperlukan hukum (dalam hal ini adalah undang-undang). Negara Indonesia yang sebahagian besar masyarakatnya beragama Islam telah mencoba memfasilitasi upaya perlindungan terhadap konsumen tersebut melalui UURI No.8/1999, yang dalam beberapa hal telah sesuai dengan etika bisnis Islam. Namun, beberapa larangan dan keharusan dalam etika bisnis Islam masih belum termuat, terutama dalam hal larangan jual beli barang/jasa yang haram, larangan riba dan keharusan berzakat, sehingga konsumen muslim merasa belum terlindungi secara kaffah. Untuk itu, maka diperlukan upaya perlindungan konsumen melalui penyusunan peraturan etika bisnis di Indonesia yang aspiratif dengan etika bisnis Islam, yang ditunjang oleh sarana dan prasarana, mental manusia-manusia termasuk aparat penegak hukum dan dukungan di luar hukum, yaitu dukungan berupa kemauan dari pemerintah.
Dakwah Alternatif di Era Global : Suatu Pendekatan Perubahan Sosial Alex Sobur
MIMBAR (Jurnal Sosial dan Pembangunan) Volume 17, No. 4, Tahun 2001
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.01 KB) | DOI: 10.29313/mimbar.v17i4.369

Abstract

Tema-tema dakwah selama ini umumnya muncul dengan pendekatan yang parsial, tidak menyeluruh, tidak sistemik, dan lebih bersifat seremo-nial. Dakwah yang hanya bergerak pada tataran ajaran ritual dan formal, dapat menimbulkan adanya pemahaman keagamaan yang tidak mampu membangun kaitan antar aqidah, ibadah, akhlak, dan muamalah. Sudah saatnya, persepsi masyarakat tentang dakwah harus berubah. Dakwah tidak lagi dipahami hanya sebagai kegiatan menyampaikan ajaran Islam secara lisan, tetapi juga da’wah bil-qalam, lukisan, bahkan dengan da’wah bil-hal. Dalam pemahaman yang mutakhir, dakwah dapat meliputi segala bentuk kegiatan, termasuk kegiatan pendidikan kemasyarakatan dan pembangunan. Islam adalah agama dakwah, karena kebenaran yang terkandung dalam Islam, menurut kodratnya harus tersiar dan harus dapat dihadirkan secara bersahabat. Ini penting, sebab upaya penyebaran pesan-pesan keagamaan harus mampu menawarkan alternatif dalam membangun dinamika masa depan ummat, yaitu melalui cara dan strategi yang lentur, kreatif, dan bijak.  Dalam kondisi masyarakat yang sedang mengalami transisi global, maka dakwah Islam harus diarahkan kedua jurus lapisan masyarakat, yaitu  masyarakat bawah dan atas. Pendekatan dakwah ke lapisan bawah berupa da’wah bil-hal, dengan fokus pada pencegahan kecenderungan masyarakat ke arah kekufuran. Sedangkan dakwah ke lapisan atas dilakukan dengan mempelajari berbagai kecenderungan masyarakat yang tengah berubah ke arah modern-industrial, yang dikhawatirkan menjurus ke proses sekularisasi sebagai akibat dari proses keterasingan dan ketiadaan pegangan. Alternatif dakwah dapat ditempuh dengan pendekatan : ukhuwah, multidialog, dan alternatif media.
Perspektif Religius Bagi Eksistensi Masyarakat Muslim dalam Era Globalisasi Asep Dudi Suharyadi
MIMBAR (Jurnal Sosial dan Pembangunan) Volume 17, No. 4, Tahun 2001
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (224.054 KB) | DOI: 10.29313/mimbar.v17i4.54

Abstract

Bagi kaum muslim, Islam adalah sistem nilai paripurna yang memberinya fondasi, rangka dan orientasi dalam berbagai dimensi kehidupan mereka secara holistik dan integratif. Tidak ada kata usang dan ketinggalan zaman bagi Islam, walaupun ia dibawakan pada belasan abad yang lalu. Bahkan dalam tata nilai imani kaum muslim, Islam adalah agama masa depan, yang akan menegakkan peradaban masa mendatang sebagai sebaik-baik peradaban ummat manusia. Ajaran Islam pada dasarnya merupakan agama fitri manusia, yang mewadahi keseluruhan manifestasi potensi kemanusiannya, Islam memberikan kerangka dasar hakikat masyarakat, melontarkan gagasan-gagasan besar perubahan sosial, serta menyibakkan bagi kaum muslim keyakinan akan pembangunan masa depan mereka, yang harus mereka jemput dengan kegairahan ikhtiar dan tawakkal. Dalam hal globalisasi, ajaran Islam memandu kaum muslim untuk tidak terjebak pada lubang ekstrim apapun, baik ekstrimitas penolakan maupun ekstrimitas peniruan. Ia mengajari kaum muslim untuk bersikap obyektif dalam kerangka subyektifitas komitmennya terhadap sistem nilai Islam, serta dalam batas toleransi dan pemahamannya terhadap realitas. Dalam kredo kaum muslim segala sesuatu dapat menjadi fitnah, baik ia menyenangkan ataupun melukai. Globalisasi dalam hal ini semacam satu bentuk fitnah, yang dapat menjadi wahana bagi lahirnya perbuatan-perbuatan shaleh kaum muslim atau bahkan kuburan yang menyakitinya. Arus globalisasi yang diusung Barat tidak bisa tidak, mengharuskan kaum muslim waspada mengingat pertimbangan ideologis dan historis, serta realitas hegemoni politik dewasa ini. Namun demikian perangkat teknologis globalisasi pada saat yang sama merupakan alat yang dapat dimanfaatkan untuk membangun kekuatan dunia Islam.
Globalisasi Sebuah Skenario Mutakhir Kapitalisme dalam Tinjauan Perspektif Islam Hadi Sutjipto
MIMBAR (Jurnal Sosial dan Pembangunan) Volume 17, No. 4, Tahun 2001
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (168.463 KB) | DOI: 10.29313/mimbar.v17i4.55

Abstract

Ummat Islam yang merupakan sebahagian dari mayoritas penduduk dunia dimanapun, suka atau tidak suka akhirnya akan terlibat dalam arus dan dinamika era globalisasi. Disinyalir bahwa munculnya ide globalisasi yang notabene berasal dari Barat (Amerika) ini, dilatarbelakangi oleh berbagai kepentingan. Akan tetapi sebagian ummat khususnya muslim, pada saat ini belum menyadarinya bahwa mereka tergiring dan terbuat dari dalam perangkap ide globalisasi. Hampir tak ada perlawanan apapun dari ummat Islam terhadap serangan ide globalisasi ini, karena globalisasi saat ini sudah dipersepsi menjadi sebuah pemikiran ideologi kapitalisme yang komprehensif, sekalipun yang menonjol pada aspek ekonominya, namun di dalamnya meliputi segenap aspek kehidupan. Berbagai cara telah ditempuh Barat untuk dapat menyukseskan ide globalisasi, dan hasilnya telah mendorong negara-negara kapitalis mampu  menciptakan kebijakan yang destruktif sebagai upaya pemiskinan ummat bagi negara-negara berkembang yang mayoritas merupakan negara-negara Islam. Karena itu sangat logis apabila ide globalisasi ini mesti dipahami sebagai sebuah “imperialisme” gaya baru, yang pada dasarnya merupakan skenario mutakhir kapitalisme yang harus diwaspadai. Bagaimanapun ide globalisasi ini sudah bergulir, dan untuk menghadapinya, ummat Islam harus bangkit. Kebangkitan ummat Islam disini adalah kembalinya pemahaman seluruh ajaran Islam kedalam diri ummat, dan terselenggaranya peraturan kehidupan masyarakat dengan cara Islam yang meliputi keseluruhan bidang aqidah, ibadah, akhlak, dan muamalah.
Marjinalisasi Masyarakat Islam dalam Konvergensi Globalisasi Ekonomi Atih Rohaeti Dariah
MIMBAR (Jurnal Sosial dan Pembangunan) Volume 17, No. 4, Tahun 2001
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.953 KB) | DOI: 10.29313/mimbar.v17i4.56

Abstract

Globalisasi ekonomi adalah suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negaranya. Sebagai sumber penggerak utama proses globalisasi ini adalah ledakan perkembangan teknologi tinggi yaitu bangkitnya era reformasi elektronika, disebut “triple T” di kelompok negara maju, dan dewasa ini begitu banyak kegiatan ekonomi yang mulai bersifat padat-informasi, bahkan padat pengetahuan, sehingga kompetisi tidak bisa lagi dilakukan hanya sekedar atas persaingan harga, tetapi juga pada kualitas informasi. Dalam proses globalisasi ekonomi tersebut, kelompok negara-negara berkembang yang di dalamnya sebagian besar adalah masyarakat Islam mengalami ‘marjinalisasi’, yakni terpinggirkan, sulit mendapat tempat di tengah-tengah hiruk-pikuk pasar global, tidak ikut serta di dalam proses pengambilan keputusan di bidang ekonomi internasional. Hal ini tercermin dalam pangsa yang sangat rendah terhadap total output dunia dan total perdagangan serta investasi dunia.Dan, globalisasi akan menjadi bencana masa depan bagi masyarakat Islam. Sulit untuk meyakini kebangkitan kejayaan Islam dalam globalisasi ekonomi sekarang, sebagaimana pernah terjadi pada abad ke 14, jika tatanan masyarakat muslim terus terbelenggu dalam kebodohan yang dicirikan oleh lemahnya tatanan sosial-budaya yang tidak dibangun di atas kekuatan aqidah Al-Qur`an. Masih ada relung waktu untuk tetap sadar dan berniat hijrah kepada paradigma bangun Al-Qur`an, untuk itu diperlukan umaro/pemimpin yang dinamik, yang memiliki jiwa pengorbanan dan perjuangan sejati dalam bentuk pernyataan Islam secara praktikal, tidak semata-mata hanya dalam konsep teoritikal yang sempit.
Masyarakat Indonesia dalam Perspektif Teori Adab-Karsa (Suatu Studi Pada Budaya Baca-Tulis Masyarakat Islam Indonesia di Era Globalisasi) Ema Khotimah
MIMBAR (Jurnal Sosial dan Pembangunan) Volume 17, No. 4, Tahun 2001
Publisher : Universitas Islam Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.456 KB) | DOI: 10.29313/mimbar.v17i4.58

Abstract

Rendahnya kesadaran spiritual dan motivasi insani masyarakat Islam Indonesia dalam hal baca-tulis, telah membuat muslim Indonesia tertinggal hampir di segala aspek kehidupan global, dibanding negara-negara lainnya di dunia. Rendahnya adab (nilai moral), dikarenakan kurangnya kesadaran spiritual akan makna pentingnya membaca dan menulis sebagaimana dipertintah Allah (iqra = studi). Kurangnya motivasi untuk membaca dan menulis dalam konteks teori adab-karsa ini, dikarenakan muslim Indonesia kehilangan “human motivation” dengan ciri-ciri (1) kurang berorientasi ke depan, (2) kurang mempunyai growth philosophy, (3) lebih “berpaling” ke akhirat saja, (4) cepat menyerah, dan atau (5) bergerak lamban (inertia). Masyarakat Islam Indonesia hanya akan menjadi korban perubahan, selama masih ada dalam adab-rendah dan karsa-lemah. Oleh karena itu, muslim Indonesia harus kembali kepada kesadaran spiritual dan menemukan/memperoleh kembali “human motivation” yang telah hilang. Hanya dengan mengarah pada adab-tinggi dan karsa-kuatlah (“freedom in sub-missiveness”), secara bertahap muslim Indonesia akan mampu keluar dari posisi lemahnya budaya-baca tulis yang akan mengantarkan masyarakat Indonesia ke arah kualitas yang tinggi dalam sebuah dunia global. Sebab struktur kognisi masyarakat, salah satunya dibentuk oleh bacaan.Adalah menjadi kewajiban kita semua, para pemimpin dan para terpelajar, harus bekerja keras untuk menawarkan sebanyak mungkin tesis budaya kepada seluruh masyarakat melalui multilinier, karena kita harus sekaligus mengembangkan budaya baca-tulis dan budaya informatika.Untuk itu perlu dirumuskan langkah-langkah kongkrit agar terbentuknya iklim yang kondusif bagi terciptanya budaya baca-tulis yang kuat di seluruh lapisan masyarakat Indonesia, tanpa kecuali.

Page 1 of 1 | Total Record : 6


Filter by Year

2001 2001


Filter By Issues
All Issue Volume 38, No. 2, (Desember, 2022) [Accredited Sinta 2] No 10/E/KPT/2019] Volume 38, No. 1, (June, 2022) [Accredited Sinta 2] No 10/E/KPT/2019] Volume 37, No. 2, Year 2021 [Accredited Sinta 2] No 10/E/KPT/2019] Volume 37, No. 1, Year 2021 [Accredited Sinta 2] No 10/E/KPT/2019] Volume 36, No. 2, Year 2020 [Accredited Sinta 2] No 10/E/KPT/2019] Volume 36, No. 1, Year 2020 [Accredited Sinta 2] No 10/E/KPT/2019] Volume 35, No. 2, Year 2019 [Accredited Sinta 2] No 10/E/KPT/2019] Volume 35, No. 1, Year 2019 [Accredited Sinta 2] No 10/E/KPT/2019] Volume 34, No. 2, Year 2018 [Accredited Ranking Sinta 2] Volume 34, No. 1, Year 2018 [Accredited Ranking Sinta 2] Volume 33, No. 2, Year 2017 [Accredited by Ristekdikti] Volume 33, No. 1, Year 2017 [Accredited by Ristekdikti] Volume 32, No. 2, Year 2016 [Accredited by Ristekdikti] Volume 32, No. 1, Year 2016 [Accredited by Ristekdikti] Volume 31, No. 2, Year 2015 [Accredited by Ristekdikti] Volume 31, No. 1, Year 2015 [Accredited by Ristekdikti] Volume 30, No. 2, Year 2014 [Accredited by Ristekdikti] Volume 30, No. 1, Year 2014 [Accredited by Ristekdikti] Volume 29, No. 2, Year 2013 [Accredited by Ristekdikti] Volume 29, No. 1, Year 2013 (Accredited by Dikti) Volume 28, No.2, Year 2012 (Accredited by Dikti) Volume 28, No.1, Year 2012 (Accredited by Dikti) Volume 27, No.2, Year 2011 (Accredited by Dikti) Volume 27, No.1, Year 2011 (Accredited by Dikti) Volume 26, No.2, Year 2010 (Accredited by Dikti) Volume 26, No. 1, Year 2010 Volume 25, No. 2, Year 2009 Volume 25, No. 1, Year 2009 Volume 24, No. 2, Year 2008 Volume 24, No. 1, Year 2008 Volume 23, No. 2, Tahun 2007 (Terakreditasi) Volume 23, No. 1, Tahun 2007 (Terakreditasi) Volume 22, No. 4, Tahun 2006 (Terakreditasi) Volume 22, No. 3, Tahun 2006 (Terakreditasi) Volume 22, No. 2, Tahun 2006 (Terakreditasi) Volume 22, No. 1, Tahun 2006 (Terakreditasi) Volume 21, No. 4, Tahun 2005 (Terakreditasi) Volume 21, No. 3, Tahun 2005 (Terakreditasi) Volume 21, No. 2, Tahun 2005 (Terakreditasi) Volume 21, No. 1, Tahun 2005 (Terakreditasi) Volume 20, No. 4, Tahun 2004 (Terakreditasi) Volume 20, No. 3, Tahun 2004 (Terakreditasi) Volume 20, No. 2, Tahun 2004 Volume 20, No. 1, Tahun 2004 Volume 19, No. 4, Tahun 2003 Volume 19, No. 3, Tahun 2003 Volume 19, No. 2, Tahun 2003 Volume 19, No. 1, Tahun 2003 Volume 18, No. 4, Tahun 2002 Volume 18, No. 3, Tahun 2002 Volume 18, No. 2, Tahun 2002 Volume 18, No. 1, Tahun 2002 Volume 17, No. 4, Tahun 2001 Volume 17, No. 3, Tahun 2001 Volume 17, No. 2, Tahun 2001 Volume 17, No. 1, Tahun 2001 Volume 16, No. 4, Tahun 2000 Volume 16, No. 3, Tahun 2000 Volume 16, No. 2, Tahun 2000 Volume 16, No. 1, Tahun 2000 More Issue