cover
Contact Name
Hedrikson Marnes Ander
Contact Email
pppm.polnustar@gmail.com
Phone
-
Journal Mail Official
pppm.polnustar@gmail.com
Editorial Address
-
Location
Kab. kepulauan sangihe,
Sulawesi utara
INDONESIA
Jurnal Ilmiah Sesebanua
ISSN : 25977105     EISSN : 26552868     DOI : 10.54484
Core Subject : Health,
Tulisan yang diangkat dari hasil penelitian dibidang Kesehatan.
Arjuna Subject : -
Articles 6 Documents
Search results for , issue "Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua" : 6 Documents clear
PERAWATAN PASIEN DENGAN ULKUS KAKI DIABETIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MANGANITU KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE SULAWESI UTARA: STUDI KUALITATIF Yeanneke Liesbeth Tinungki; Nansy Delia Pangandaheng
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ulkus Diabetikum adalah kondisi medis yang ditandai dengan luka cekung yang lama, tidak menyembuh, dengan pembengkakan, berbatas tegas. Di Puskesmas Manganitu jumlah penderita Ulkus Diabetikum semakin bertambah. Ada yang pulang paksa dengan tidak tuntas perawatan luka menyebabkan semakin tinggi derajat ulkus semakin besar risiko amputasi. Tujuan penelitian adalah mengetahui perawatan ulkus kaki diabetik pada pasien. Metode penelitian yang digunakan ialah metode kualitatif dengan 5 orang partisipan yang diwawancara. Partisipan tersebut adalah pasien dengan ulkus kaki diabetik di Puskesmas Manganitu. Penelitian telah berlangsung selama 3 bulan yakni pada bulan Februari s/d bulan Mei 2019. Hasil penelitian ditemukan dua tema besar yakni perasaan tentang pengalaman selama merawat luka ulkus dan makna hidup setelah mendapatkan penyakit diabetes. Kesimpulan penelitian ini adalah sebagian besar partisipan menyatakan puas melakukan perawatan luka di fasilitas pelayanan kesehatan. Dan makna hidup setelah mendapatkan penyakit diabetes adalah partisipan lebih giat mengontrol kesehatan dengan mengontrol asupan makanan, mengontrol kadar glukosa darah, dan rajin meminum obat. Diabetic ulcers are medical conditions that are characterized by long concave sores, not healing, with swelling, well-defined borders. In Manganitu Health Center the number of patients with Diabetic Ulcer was increasing. Some were forced home with incomplete wound care causes the higher the degree of ulcer the greater the risk of amputation. The purpose of the study was to understanding of the care process of diabetic foot ulcer patients in the Manganitu Health Center Work Area Manganitu District, Sangihe Islands Regency, North Sulawesi Province. The research method used qualitative method with five partisipants. The research has been going on for 3 months, from February to May 2019. The results of the recearch showed the two theme were experience of treat ulcer wounds and mean of life after have of diabetes desease. Conclusion of this research is most of the partisipant stated statisfied do care ulcer in aminities cervise of health. And meaning of live partisipants more enterprising control of health with control of suplay food, control of glucose of blood and enterprising suplay of medicine.
THE GAMBARAN KEBUTUHAN RASA NYAMAN NYERI PADA PASIEN DENGAN INFARK MIOKARD AKUT DI RSD LIUN KENDAGE TAHUNA Cynthia Makanaung; Iswanto Gobel; Meistvin Welembuntu
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Gejala yang paling sering dirasakan oleh pasien dengan Infark Miokard Akut (IMA) adalah Nyeri dada. Nyeri dada merupakan salah satu keluhan yang paling banyak dijumpai di Rumah Sakit dan sangat menganggu serta menyulitkan seseorang. Tujuan Studi Kasus ini yaitu diketahuinya gambaran penerapan asuhan keperawatan kebutuhan rasa nyaman nyeri pada pasien IMA. Metode yang digunakan penulis adalah deskriptif yang berfokus pada kebutuhan rasa nyaman nyeri pada pasien infark miokard akut. Penelitian dilaksanakan di RSD liun Kendage Tahuna pada bulan April dan Mei 2018, instrumen yang digunakan yaitu pengkajian Keperawatan Medikal Bedah (KMB) dan pengkajian nyeri Numerik. Data dikumpulkan melalui wawancara, hasil Lab dan rekam medik pasien. Hasil yang didapatkan pada kedua pasien subjek studi kasus setelah dilakukan proses keperawatan yakni nyeri berkurang dari skali 7 menjadi skala 3. Kesimpulan: Semua proses keperawatan dapat dilaksanakan. Saran : Pasien dan keluarga terus melakukan teknik yang sudah diajarkan dalam mengatasi nyeri, untuk perawat agar lebih meningkatkan pelayanan yang ada terutama dalam tindakan mengatasi gangguan rasa nyaman nyeri dan untuk peneliti selanjutnya hasil karya ilmiah ini dapat dijadikan referensi serta acuan untuk dikembangkan. The most common symptom felt by patients with Acute Myocardial Infarction is chest pain. Chest pain is one of the most common complaints in hospitals, very disturbing and complicated. This study aimed to recognize the need for pain reliefs in patients with Acute Myocardial Infarction. The method used in this study was descriptive study which focuses on the need for pain relief in patients with acute myocardial infarction. The study was conducted at Public Hospital Liun Kendage Tahuna on April and May 2018, the instruments used were the Surgical Medical Nursing assessment and Numerical pain assessment. Data was collected through interviews, Lab results and patient medical records. The results obtained from the two patients after received the nursing care was the pain reliefs from scale 7 reduce to scale 3. Conclusions: All nursing processes could be implemented. Suggestion: Patients and families should continue for doing the techniques to reduce pain; The nurses should improve nursing services, especially in pain reliefs; and for further researchers the results of this study can be used as references and the basic knowledge for the development of the futher study.
PENERAPAN TEKNIK RELAKSASI AROMATERAPI LAVENDER PADA KLIEN DENGAN NYERI POST SECTIO CAESAREA Fanda Fransiska Kakuhese; Christien Rambi
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Setiap wanita pada umumnya mengharapkan persalinan yang aman. Salah satu jenis persalinan yaitu Sectio Caesarea (SC). Masalah utama pada klien Post Sectio Caesarea adalah nyeri. Aromaterapi lavender merupakan salah satu terapi non farmakologis. Sudi kasus menerapkan teknik relaksasi aromaterapi lavender pada klien dengan nyeri post Sectio Caesarea. Jenis penelitian deskriptif yang dilaksanakan pada bulan Mei 2019 di RSD Liunkendage Tahuna dengan 3 orang ibu post SC sebagai responden. Instrumen penelitian menggunakan lilin aromaterapi lavender, penilaian skala nyeri 0-10 (0 tidak nyeri, 1-3 nyeri ringan, 4-6 nyeri sedang, 7-9 nyeri berat terkontrol, dan 10 nyeri tidak terkontrol), dan format pengkajian maternitas. Responden diberikan aromaterapi lavender selama ± 30 menit dan dilakukan selama 2 hari perawatan (pagi dan sore hari). Setelah dilakukan teknik relaksasi aromaterapi lavender terjadi penurunan skala nyeri pada ketiga klien. Klien pertama dari skala 6 (sedang) menjadi nyeri 2 (ringan), klien kedua dari skala 6 (sedang) menjadi skala 2 (ringan), dan klien ketiga dari skala 5 (sedang) menjadi skala 1 (ringan). Teknik relaksasi aromaterapi lavender mampu diterapkan pada ketiga klien dan menghasilkan penurunan skala nyeri sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi lavender dari skala nyeri sedang menjadi skala nyeri ringan, sehingga aromaterapi ini dapat dijadikan intervensi perawatan pada klien post sectio caesarea untuk menurunkan nyeri. Every woman in general expects safe delivery. One type of labor is sectio caesarea. The main problem in post sectio caesarea is pain. Lavender aromatherapy is a non-pharmacological therapy. Apply lavender aromatherapy relaxation techniques to clients with post sectio caesarea pain. Descriptive research method was conducted in May 2019 at public hospital Liunkendage Tahuna with three (3) post SC mothers as respondents. Research instrument used lavender aromatherapy candles, observation sheet of pain scale from 0 to10 (0 no pain, 1-3; midle pain, 4-6; severe pain, 7-9; controlled severe pain, 10; uncontrolled severe pain and maternity reasearch format. After applies relaxation techniques by lavender aromatherapy in 30 minutes and two days did treatment (morning and afternoon) scale of pain was down. First client from scale six (midle) to pain scale two (relief) second client from six scale (midle) to two (relief) and thrid client from scale five (midle) to one (relief). Lavender aromatherapy relaxation techniques can be applied to all clients and those was decreased in pain scale before and after applied lavender aromatraphy and from midle to relief scale pain and it mean aromatherapy can be used as a treatment intervention in Post Sectio Caesarea client to reduce pain.
PENERAPAN MOBILISASI DINI PADA IBU POST SECTIO CAESAREA DI RUANGAN DAHLIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LIUN KENDAGE TAHUNA TAHUN 2019 Ridikthan Antameng; Christien Rambi; Yeanneke Lisbeth Tinungki
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Persalinan melalui Sectio Caesarea (SC) dilakukan dengan membuat sayatan di dinding rahim, sehingga menyebabkan adanya luka bekas operasi yang cukup besar. Luka bekas operasi ini seringkali membuat ibu merasa khawatir dan takut untuk melakukan pergerakan, selain itu luka tersebut juga menimbulkan nyeri pada ibu. Akibatnya ibu cenderung lebih memilih berbaring saja dan tidak mau melakukan mobilisasi secara dini setelah operasi. Mobilisasi dini sangatlah penting bagi ibu post Sectio Caesarea karena dapat membantu proses penyembuhan luka operasi. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran penerapan mobilisasi dini pada ibu Post Sectio Caesarea di ruangan Dahlia Rumah Sakit Umum Liun Kendage Tahuna. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan proses keperawatan kepada 3 klien post Section Caesarea yang dilakukan mobilisasi dini dan telah dilaksanakan pada tanggal 10 sampai dengan 19 Mei 2019. Instrumen penelitian menggunakan format pengkajian keperawatan maternitas, lembar observasi, dan SOP penerapan mobilisasi dini. Data penelitian disajikan dalam bentuk tabel disertai dengan penjelasan secara narasi. Hasil penelitian diperoleh bahwa ketiga klien mampu melakukan mobilisasi dini sesuai tahapan mobilisasi, walaupun terdapat sedikit hambatan pada salah satu klien di salah satu tahapan. Dapat disimpulkan bahwa semua klien mampu melakukan mobilisasi dini dengan baik. Perawat sebaiknya selalu menerapkan mobilisasi dini sebagai salah satu perawatan pada ibu post sectio casarea. Delivery through Sectio Caesarean (SC) is done by making an incision in the uterine wall, causing a large enough surgical scar. These scars often make mothers feel worried and afraid to move, in addition to these wounds also cause pain for the mother. As a result, mothers tend to prefer lyingdown and do not want to early mobilization after surgery. Early mobilization is very important for the mothers post SC because it can help the process of healing wound surgery. This research aims to look at the description of the application of early mobilization in 3 mothers post SC as the respondents in the Dahlia Room of Liunkendage Hospital. This research was used a descriptive method wih a nursing process and it was carried out on May, 10 until 19, 2019 used the maternity asseessment, early mobilization procedures format, and observation sheets. The research data was presented into the table with narrative explanation. The results showed that the 3 clients were able to early mobilization according to mobilization steps, althought there were few problems in one of the clients in one of the steps. It can be concluded that all clients were able to early mobilization very well. Nurses should be always implementation early mobilization as one of the threatments for the mothres post SC.
HUBUNGAN JENIS KELAMIN DAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER DI KAMPUNG PETTA SELATAN Jelita Siska Herlina Hinonaung; Iswanto Gobel; Meistvin Welembuntu; conny surudani
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Di dunia setiap 40 detik terdapat satu orang meninggal akibat penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner (PJK) menempati urutan pertama penyakit kardiovaskuler di Indonesia. Faktor risiko PJK yaitu faktor risiko yang dapat dikurangi, diperbaiki atau dimodifikasi dan faktor risiko yang bersifat alami atau tidak dapat dicegah. Jenis kelamin merupakan salah satu faktor risiko yang tidak dapat diubah sedangkan Indeks Massa Tubuh (IMT) merupakan salah satu faktor yang dapat dimodifikasi. Adanya faktor risiko menyebabkan seseorang akan menderita penyakit jantung koroner. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan penelitian tentang faktor risiko yang dapat menyebabkan penyakit jantung koroner. Tujuan: mengetahui jenis kelamin dan Indeks Massa Tubuh (IMT) berisiko terhadap kejadian Penyakit Jantung Koroner. Metode: Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan besar sampel sebanyak 32 responden yang diambil secara total sampling. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas responden berjenis kelamin perempuan (59 persen) dan IMT dalam kategori normal (53 persen). Kesimpulan: jenis kelamin dan IMT tidak berisiko menyebabkan terjadinya penyakit jantung koroner. Saran: Diharapkan masyarakat adanya kesadaran untuk memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan secara teratur. In the world every 40 seconds there be one person dying from coronary heart disease. Coronary heart disease (CHD) ranks first in cardiovascular disease in Indonesia. CHD risk factors are risk factors that can be reduced, corrected or modified and risk factors that are natural or cannot be prevented. Gender is one of the risks factors that cannot be changed while Body Mass Index (BMI) is one of the factors that can be modified. The existence of risk factors causes a person will suffer from coronary heart disease. Therefore, it is important to conduct research on risk factors that can cause coronary heart disease. Objective: To determine sex and body mass index (BMI) at the risk of coronary heart disease. Method: This research design used cross-sectional with a sample size of 32 respondents taken in total sampling. The results showed the majority of respondents were female (59 percent) and BMI in the normal category (53 percent). Conclusion: Gender and BMI have no risk of causing coronary heart disease. Suggestion: Hoped that the community will have awareness to check themselves into health facilities regularly.
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI Andi Suyatni Musrah; Widyawati
Jurnal Ilmiah Sesebanua Vol 3 No 2 (2019): Jurnal Imiah Sesebanua
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat, POLITEKNIK NEGERI NUSA UTARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar di dunia terutama pada remaja putri. Remaja putri mengalami anemia karena perdarahan menstruasi, pola hidup remaja putri seperti pola makan dan pola tidur berubah menjadi kurang teratur misalnya sering terlambat makan atau kurang tidur. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian penyakit anemia pada remaja putri kelas XI Angkatan 2018/2019 di SMKN 16 Bengkuring. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan menggunakan desain Cross Sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling, sampel pada penelitian ini adalah seluruh remaja putri kelas XI angkatan 2018/2019 di SMKN 16 Bengkuring yaitu sebanyak 56 siswi. Pengolahan data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji statistik Chi-Square. Berdasarkan hasil penelitian bahwa sebanyak 41 persen remaja puteri mengalami anemia. kemudian terdapat hubungan antara pola menstruasi (p-value sama dengan 0,000) dan pola makan (p-value sama dengan 0,122) dengan kejadian anemia. Kesimpulan pada penelitian yaitu kejadian anemia lebih banyak terjadi pada remaja putri dengan pola menstruasi yang tidak normal dibanding dengan remaja putri dengan pola mestruasi normal dan disarankan remaja puteri mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) saat menstruasi. Anemia is the biggest public health problem in the world, especially in adolescent girls. Young women suffer from anemia because of bleeding of menstruation, girls life styles uch as diet and sleep patterns turn out to be less regular for example often toolate to eat or sleep deprivation. The purpose of this study was to determine the factors associated with the incidence of anemia in adolescent girls class XI class of 2018/2019 at SMKN 16 Bengkuring. This type of research is quantitativebyusing a crosssectionaldesign. Sampling using total sampling method, thesample in this study were all teenage girls of class XI class of 2018/2019 at SMKN 16 Bengkuring as many as 56 students. Data processing uses univariate and bivariate analysis with Chi-Square statistical tests.The results of this study showed as many as 41 percent of adolescent girls declared anemia. Then there is a relationship between menstrual patterns (p-value same as 0,000) and eating patterns (p-value same as 0,001) with the incidence of anemia in adolescent girls and there is no relationship between sleep patterns (p-value same as 0,122) with the incidence of anemia. The conclusion of the study is that the incidence of anemia is more common in adolescent girls with abnormal menstrual patterns compared to adolescent girls with normal menstrual patterns and it is recommended that adolescent girls consume Tablets Add Blood (during menstruation.

Page 1 of 1 | Total Record : 6