cover
Contact Name
Okta Hadi Nurcahyono
Contact Email
okta.hadi@staff.uns.ac.id
Phone
-
Journal Mail Official
habitus@mail.uns.ac.id
Editorial Address
Pendidikan Sosiologi Antropologi Gedung C FKIP UNS. Jl Ir Sutami No.36A, Surakarta
Location
Kota surakarta,
Jawa tengah
INDONESIA
Habitus: Jurnal Pendidikan Sosiologi dan Antropologi
ISSN : -     EISSN : 25979264     DOI : https://doi.org/10.20961/habitus.v3i2.35716
Core Subject : Education, Social,
Habitus Journal is published by the Sociology-Anthropology Education Study Program, FKIP, Sebelas Maret University (UNS). Published twice a year ie 1st Edition: January-June and 2nd edition: July-December. The Habitus Journal focuses on theoretical studies and analysis of research results in the fields of education, social and culture.
Arjuna Subject : -
Articles 5 Documents
Search results for , issue "Vol 3, No 1 (2019): HABITUS:JURNAL PENDIDIKAN, SOSIOLOGI, DAN ANTROPOLOGI" : 5 Documents clear
MEKANISME BERTAHAN PEDAGANG ANGKRINGAN DI ERA DISRUPSI (STUDI MODAL SOSIAL PADA PEDAGANG ANGKRINGAN DI KAWASAN JL. KI HADJAR DEWANTARA, SURAKARTA) Okta Hadi Nurcahyono
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 3, No 1 (2019): HABITUS:JURNAL PENDIDIKAN, SOSIOLOGI, DAN ANTROPOLOGI
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v3i1.32214

Abstract

Artikel ini merupakan hasil dari penelitian lapangan yang bertujuan untuk mencari bagaimana mekanisme bertahan yang dilakukan oleh para pedagang angkringan di era disrupsi. Perkembangan zaman yang bersifat disruptif mengakibatkan struktur kehidupan masyarakat banyak mengalami perubahan, termasuk dalam hal ini adalah pedagang angkringan atau Hik. Metode yang digunakan dalam penelitian lapangan ini adalah penelitian kualtitatif dengan jenis deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian yaitu disepanjang Jalan Ki Hadjar Dewantara, Kota Surakarta yang terdapat sepuluh warung angkringan atau HIK tiap malam hari. Proses pencarian data pada penelitian ini dilakukan dengan teknik observasi non partisipatif dan wawancara mendalam (in-depth interview). Hasil penelitian menunjukan bahwa para pedagang angkringan di kawasan Jalan Ki Hadjar Dewantara mendayagunakan modal social yang dimiliki untuk mendapatkan keuntungan ekonomi atau dalam rangka mempertahankan usahanya di era disrupsi saat ini. Pertama, membangun trust (kepercayaan) pelanggan dengan memberikan pelayanan maksimal, menjaga cita rasa makanan, dan memberikan tempat yang nyaman untu ngobrol. Kedua, memeperketat aturan atau norma pada para pegawainya dengan jobdesk yang sudah ada. Ketiga, membangun jaringan dengan supplier makanan dan jaringan via online sistem yaitu dengan memasukan kedalam aplikasi seperti gofood atau grabfood sehingga dapat membangun jaringan baru dengan para pengemudi ojek online. 
Cultural Lag Dalam Program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Online Dengan Sistem Zonasi Tahun 2018 Di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sukoharjo Antonius Rahardityo Adiputra; Ravik Karsidi; Bagus Haryono
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 3, No 1 (2019): HABITUS:JURNAL PENDIDIKAN, SOSIOLOGI, DAN ANTROPOLOGI
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v3i1.30906

Abstract

Cultural lag merupakan salah satu peristiwa disintegrasi dari reaksi masyarakat terhadap bentuk perubahan sosial. Program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online dengan sistem zonasi ini memberikan dampak cultural lag bagi peserta didik di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sukoharjo. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan cultural lag yang terjadi dalam program PPDB online dengan sistem zonasi tahun 2018 di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sukoharjo. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus pada peserta didik baru di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sukoharjo. Sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara mendalam secara langsung kepada informan. Sumber data sekunder diambil dari buku, jurnal maupun dokumen-dokumen resmi lainnya dari informan. Pemilihan informan dipilih dengan cara purposive non-probability sampling. Tehnik pengumpulan data menggunakan observasi langsung, wawancara mendalam dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi sumber. Teori yang digunakan adalah teori Ogburn tentang kecenderungan dari kebiasaan-kebiasaan sosial dan pola-pola organisasi yang tertinggal di belakang perubahan kebudayaan materiil. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada tahun 2017 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online dengan sistem zonasi. Hal yang ingin dicapai pemerintah adalah ingin melakukan reformasi sekolah secara menyeluruh. Sistem zonasi dalam program Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) online ini menjadi salah satu strategi yang digunakan pemerintah untuk mencapai pemerataan pendidikan secara cepat dan berkualitas. Meskipun saat ini model pendidikan dan pembelajaran sudah masuk di era globalisasi, namun fakta di lapangan menunjukkan bahwa minimnya penguasaan digital dan sosialisasi yang kurang maksimal menyebabkan terjadinya cultural lag pada kalangan peserta didik baru di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sukoharjo yaitu terhambatnya proses pendaftaran dan banyaknya kesalahan dalam pemilihan sekolah. Hal tersebut mengakibatkan proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dengan sistem zonasi yang dilakukan secara online di Sekolah Menengah Atas Negeri 2 Sukoharjo tidak maksimal.
PRAKTIK MULTIKULTURALISME DALAM DUNIA PENDIDIKAN (ANALISIS KEKUASAAAN, WACANA, PENGETAHUAN PADA PRAKTIK TOLERANSI DI SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBASIS AGAMA KOTA SURAKARTA) Dwi Astutik
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 3, No 1 (2019): HABITUS:JURNAL PENDIDIKAN, SOSIOLOGI, DAN ANTROPOLOGI
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v3i1.31936

Abstract

Artikel ini bertujuan untuk mengidentifikasi praktik multikulturalisme di Sekolah Menengah Atas Berbasis Agama di Kota Surakarta yang dijalankan oleh pengetahuan yang terdisiplinkan menurut Foucault. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sekolah berbasis agama di Kota Surakarta yang dipilih menggunakan kriteria yang sudah ditentukan (keragaman agama, suku dan ras, kurikulum dan muatan local). Data diperoleh melalui observasi yang bersifat nonpartisipatif, wawancara mendalam (in-depth interview). Analisis yang dilakukan meliputi pengumpulan data, triangulasi, penyajian data, dan penarikan kseimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kekuasaan yang dimiliki oleh institusi pendidikan mampu menciptakan suatu pengetahuan terkait praktik toleransi di sekolah. Akan tetapi, hal ini cenderung kontradiktif dengan praktik yang ada. Sekolah justru menjadi tempat berkembangnya wacana dan pengetahuan (mendewakan satu identitas diantara identitas yang lain) yang dibangun dan disiplinkan kepada siswa. Peran pengetahuan yang dibangun di sekolah menunjukkan bahwa pengaruh elit sekolah berperan sebagai pembuat dan pelestari pengetahuan yang secara sistematis menanamkan nilai dan paham terkait dengan sikap toleransi terhadap sesama dalam kondisi keberagaman melalui pendidikan di sekolah. Penanaman yang terus menerus oleh sekolah akan memunculkan kebiasaan-kebiasaan yang tertanam pada diri siswa melalui sebuah peraturan. Pengembangan nilai-nilai keagamaan dalam konteks multikulturalisme yang ada bersifat top-down dari elit sekolah. Kepentingan pihak sekolah secara tuntutan institusional maupun pribadi mencerminkan bagaimana sekolah dikomidifikasi menjadi arena produksi wacana dan pengetahuan yang akhirnya mampu menguasai sebuah institusi pendidikan.
PEMBELAJARAN SOSIOLOGI BERBASIS MEDIA SOSIAL SEBAGAI BENTUK PEMBELAJARAN ABAD 21 Ghufronudin Ghufronudin
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 3, No 1 (2019): HABITUS:JURNAL PENDIDIKAN, SOSIOLOGI, DAN ANTROPOLOGI
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v3i1.31938

Abstract

Perkembangan teknologi digital khususnya media sosial membawa dampak signifikan terhadap perubahan revolusioner dalam pola komunikasi. Media sosial menjadi bagian dari perubahan pola komunikasi yang berimplikasi besar terhadap gaya hidup masyarakaat kini Kehadiran media sosial bagi dunia pendidikan turut memberikan warna bagi variasi media pembelajaran bagi guru. Dalam pembelajaran sosiologi, media sosial dapat dimanfaatkan dalam mendukung tercapainya kompetensi dasar pembelajaran melalui pemanfaatan fitur aplikasi seperti instgram, youtube maupun facebook. Berbagai fitur yang ada dapat dimanfaatkan melalui aksesibilitas yang menarik dan dekat dengan keseharian kehidupan siswa. Melalui pembelajaran Sosiologi berbasis media sosial dapat mengatasi keterbatasan pengalaman siswa dalam mengakses pemahaman materi, meningkatkan pemahaman aplikasi konseptual teoritis, memudahkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungan sosial, memberikan pengalaman kepada siswa baik abstrak maupun konkrit serta meningkatkan minat dan motivasi belajar Sosiologi. Dengan pemanfaatan secara maksimal dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sosiologi untuk meingkatkan prestasi belajar siswa.
KARTINI DAN POTRET PEREMPUAN INDONESIA MASA KINI (Sebuah Tinjauan Antropologis) Siany Indria Liestyasari
Habitus : Jurnal Pendidikan, Sosiologi, dan Antropologi Vol 3, No 1 (2019): HABITUS:JURNAL PENDIDIKAN, SOSIOLOGI, DAN ANTROPOLOGI
Publisher : Program Studi Pendidikan Soiologi Antropologi, FKIP-UNS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20961/habitus.v3i1.31940

Abstract

Pemahaman mengenai Kartini harus dilihat dalam konteks lebih satu abad yang lalu. Orang sering salah mengartikan dengan mengatakan bahwa cita-cita Kartini sudah berhasil. Perempuan sudah sejajar dengan laki-laki, paling tidak perempuan sudah boleh mengenyam pendidikan yang sama seperti laki-laki. Kartini sebagai sosok ‘ibu’ dengan identitas kultural Jawa yang melekat pada sosoknya. Yang menjadi urgensi adalah melihat bagaimana pemikiran dan gagasan Kartini tentang perempuan dan tentang pembebasan perempuan. Kartini jelas telah berusaha mendobrak tatanan kultur yang ada patriarkal meskipun negara telah menyembunyikannya sedemikian rupa. Apabila gagasan dan pemikiran Kartini didengungkan baik di tingkat pendidikan maupun dalam masyarakat luas maka yakinlah bahwa Kartini bisa tersenyum melihat perempuan-perempuan dan bangsa Indonesia yang kritis, berpemikiran tajam, lepas dari bentuk penjajahan yang dilakukan oleh kapitalisme dan neoliberal. Perempuan Indonesia akan menjadi Kartini baru, atau mungkin serupa dengan sosok Nyai Ontosoroh dalam novel tetralogi Pramoedya, perempuan yang kritis, tajam dan tak kenal ampun dengan kultur yang menindas perempuan.

Page 1 of 1 | Total Record : 5